Anda di halaman 1dari 3

Around Adelaide in 21 Days

Salah satu buku karya Jules Verne yang mengilhami penulisan essei ini adalah
Around The World in 80 Days dimana pada salah satu cuplikan Jules Verne
menceritakan kisah berikut ini

Maka dengan tambahan dua hari ekstra, Fogg dan Passepartout


berganti naik kereta api di Bombay menuju Calcutta. Sekarang Fix
mengikuti mereka secara rahasia. Namun ternyata pembangunan
jalur kereta api belum selesai sehingga mereka terpaksa naik gajah
untuk berjalan antara dua jalur kereta api yang terpisah ini. Gajah
ini dibeli oleh Phileas Fogg dengan harga sebesar £ 2.000.

Selama berjalan menggunakan gajah ini, mereka melihat seorang


wanita Parsi bernama Aouda yang akan dibakar hidup-hidup pada
sebuah upacara sati. Wanita muda ini merupakan istri seorang
maharaja yang telah meninggal dunia. Maka merekapun berhenti
dan ingin menyelamatkan wanita ini.

Cuplikan tersebut seperti bukan kisah sebuah novel karena di India salah satu
bentuk kesetiaan seorang istri ketika suaminya meninggal adalah dengan cara di
bakar. Lebih hebatnya Jules Verne tidak pernah ke tempat tersebut sebelumnya.
Novel fiksi karya Jules Verne terasa sangat nyata ketika dibaca karena beliau
sangat memperhatikan setiap detail kondisi geografis suatu tempat untuk
mendapatkan keakuratannya.

Jika Jules Verne mempelajari, menganalisa kemudian menulis novel, maka saya
kebalikan dari Jules Verne. Sebagai guru IPS, saya mempelajari materi geografi
suatu negara dan mengajarkan kepada anak didik mulai dari kondisi geografis
sampai kondisi sosial ekonomi penduduk. Walapun berbagai media pembelajaran
mulai dari gambar, foto dan media lainnya berbasis IT mendukung dan
memperkuat materi tersebut namun kurang lengkap rasanya bila tidak
mengunjungi tempat atau negara tersebut untuk membuktikan apa yang selama ini
dipelajari.

Around Adelaide in 21 Days merupakan pembuktian dari apa yang saya pelajari
dan diajarkan kepada anak didik serta memahami sistem dan lingkungan
pendidikan yang berbeda dengan yang selama ini saya lakukan. Terbukanya
kesempatan untuk mengembangkan wawasan internasional melalui pengalaman
hidup dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara. Kemampuan
berbahasa asing akan meningkat karena secara tidak langsung saya akan
menggunakan bahasa negara tujuan belajar serta mengejar kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi mengingat negara barat dianggap sebagai pusatnya
perkembangan iptek.

Hal lain yang memperkuat saya untuk belajar di luar negeri adalah keinginan
untuk mengembangkan karier. Dengan adanya pembelajaran ke luar negeri
diharapkan jenjang karir sebagai guru akan lebih terbuka lebar mengingat begitu
banyak kesempatan untuk meningkatkan karier terutama menjadi guru luar biasa
di sekolah-sekolah menegah yang ada di negara tujuan.

Studying is not for the sake of itself. Pepatah mengatakan belajar tidak hanya
untuk kepentingan diri sendiri, namun harus menjadikan ilmu yang kita peroleh
bermanfaat bagi kepentingan umum terutama untuk kepentingan anak didik kita.
Walaupun terasa sangat pendek hanya 21 hari, namun banyak manfaat yang kita
peroleh apabila kita memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya untuk menyerap
ilmu baik teoritis maupun praktek. Apa yang kita peroleh selama magang di
Austalia kita terapkan di lingkungan bekerja. Dalam kegiatan belajar mengajar
mereka pada umumnya lebih disiplin pada pemanfaatan waktu, menekankan
belajar mandiri serta menyeimbangkan antara teori dan praktek. Di sisi lain,
dalam kehidupan bermasyarakat banyak perlu saya terapkan diantaranya taat
pada peraturan, lebih menekankan penciptaan udara bersih dengan menimalisir
penggunaan kendaraan bermotor dan mengefektifkan berjalan kaki serta
menekankan pada lingkungan yang indah dan terjaga kebersihannya.

Dan pada akhirnya walaupun tulisan ini tidak semenarik karya Jules Verne, saya
berharap agar mampu menulis seperti Jules Verne minimal saya mampu
mengungkapkan sesuatu yang saya pelajari dalam bentuk tulisan. Sesuai dengan
aturan kenaikan pangkat yang mensyaratkan guru untuk mampu menulis baik
dalam penelitian tindakan kelas maupun karya ilmiah lainnya, suasana akademik
yang melingkungi umumnya akan memacu untuk menghasilkan karya-karya tulis
yang layak disajikan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah internasional, maupun di
jurnal-jurnal ilmiah terkemuka di dunia. Hal tersebut dapat terjadi karena
umumnya para akademisi di negara maju sangat menyadari pentingnya publikasi,
dan sudah terbiasa melakukannya. Hal ini bisa jadi amat berbeda dengan suasana
pendidikan di dalam negeri. Oleh karena itu kita harus memanfaatkan
sarana/fasilitas yang disediakan seoptimal mungkin. Saya menargetkan untuk
mendapatkan kesempatan meningkatkan karier kepangkatan ke jenjang
selanjutnya setelah belajar cara menulis karya ilmiah serta mempublikasikannya
lewat media internasional. Kalau pun kesempatan tersebut akan sulit untuk
tercapai, saya ingin melanjutkan pendidikan saya di negara Indonesia untuk lebih
memperluas wawasan keilmuan saya.

Anda mungkin juga menyukai