Anda di halaman 1dari 1

Natural dimension of urban design

Menurut McHarg (1989), Lewis, proses ekologis memberikan dasar yang sangat diperlukan
untuk perencanaan dan desain.

Ketergantungan antara satu proses kehidupan dengan yang lainnya. Perkembangan yang
saling berhubungan antara kehidupan dan proses fisik dari bumi, iklim, air, tumbuhan, dan
hewan. Transformasi berkelanjutan dari daur ulang bahan hidup dan tidak hidup. Elemen-
elemen dari biosfer inilah yang menopang kehidupan di bumi dan yang mengangkat lansekap
fisik. Mereka menjadi penentu utama bentuk untuk semua kegiatan manusia di darat.

Prinsip “Form Follow Function” tidak bisa menjadi satu-satunya dasar untuk desain
lingkungan. Saat ini, prinsip “Design with Nature” adalah bagian dari praktik desain yang
lebih sesuai dengan proses perubahan alam.

a. Urban Climate
Urban climate adalah elemen –elemen yang menyebabkan kondisi pusat kota lebih
panas daripada di pinggir kota. Seperti, Air Flow (Aliran Udara), Water Balance
(Persediaan Air Tanah), Heat dan Air Populaion.
b. Air Quality Index
Berkaitan dengan faktor-faktor yang memperkaya oksigen seperti vegetasi
c. Urban Vegetation
Urban vegetation tidak hanya berperan dalam memperbaiki kualitas udara dan iklim
pada lingkungan. Namun, juga berperan dalam hal visualiasi.
d. Urban Farming
Urban farming adalah konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian
perkotaan, yang berbeda ada pada pelaku dan media tanamnya. Pertanian
konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi, sedangkan urban farming lebih
pada karakter pelakunya yakni masyarakat urban.
e. Urban Wildlife
Urban wildlife adalah satwa liar yang dapat hidup atau berkembang di lingkungan
perkotaan. Beberapa satwa liar perkotaan, seperti tikus rumahan adalah sinantropis,
yang terkait secara ekologis dengan manusia. Beberapa spesies atau populasi dapat
menjadi sepenuhnya bergantung pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai