Anda di halaman 1dari 3

SCENE 1

LATAR : CAFE

Narator : Fitri, gadis yang baru saja menyelesaikan studinya di salah satu universitas di
Indonesia duduk termenung sendirian di cafe. Melamun, dan entah memikirkan
apa.

Fitri : apa yang akan aku lakukan setelah ini?aku tak punya kecakapan khusus. Ip juga
biasa-biasa saja. Aku tidak mau jadipengangguran terus seperti ini!

Narator : lalu, datang seorang yang “katanya” penyalur tenaga kerja ke luar negeri.

Alim : siang mbak, kalo boleh saya tau mengapa mbak kelihatan sedih begini?

Fitri : saya bingung mas, saya sudah wisuda, tetapi sampai sekarang saya belum punya
pekerjaan.

Alim : wah, kalau begitu mbak beruntung sekali bertemu dengan saya.
(memperkenalkan diri dan menawarkan pekerjaan dengan sejuta rayuan
gombalnya).

Fitri : tapi saya hanya sarjana biasa dengan ip pas pasan dan tidak ada keahlian lain.

Alim : itu bisa diatur. Ini kartu nama saya. Hubungi segera ya mbak, sebentar lagi ada
pemberangkatan.

Narator : orang itu lalu pergi meninggalkan fitri yang masih kebingungan.

~~~

Narator : setelah beberapa hari berpikir keras mengenai tawaran pak Alim, akhirnya Fitri
pun mau diajak untuk bekerja di Luar Negeri sebagai TKI dan berangkat 3 bulan
kemudian setelah sebelumnya mendapatkan pengarahan dan pelatihan bahasa
china di penampungan.

Narator : sesampainya di china, bukan pekerjaan yang enak dengan gaji besar, yang ia dapat
malah sebaliknya. Ia dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga yang hanya dibayar dengan
sepiring nasi tiap harinya. Bahkan, tak jarang ia juga menerima perlakuan kasar dari majikannya.

SCENE 2

LATAR : China

Fitri sedang mengepel lantai dan secara tidak sengaja sang majikan lewat dan terpeleset.

Majikan : aduuuh! (mendorong fitri) Kalo ngepel tuh yang bener dong! Liat nih baju saya
jadi basah semua. Pinggang saya sakit. Pokoknya, kamu tidak akan dapat jatah
makan hari ini!
Fitri : ampun nyonyah, saya tidak sengaja. Tolong jangan hukum saya, dari kemaren
sore saya belum makan, tolong beri saya sedikit makanan nyonyah.

Majikan : tidak! Saya beli kamu itu mahal. Kalau kamu terus melakukan kesalahan, bisa rugi
saya. Kerja ngga becus, minta makan pula!

Majikan lalu pergi meninggalkan fitri yang menangis di lantai sambil menahan lapar.

SCENE 3

Narator : pada suatu hari, fitri yang sedang sakit karena kurangnya asupan nutrisi daam
tubuhnya, dipaksa terus bekerja dan tanpa sengaja melakukan kecerobohan.

Fitri membersihkan meja dan tanpa sengaja memecahkan vas bunga.

Majikan : fitri!itu kan vas kesayangan saya. Kamu bekerja seumur hidup pun tidak bisa
menggantinya! Sia-sia saya membeli kamu.

Sang majikan langsung memukuli fitri, fitri yang terpojok melakukan perlawanan dan tidak sengaja
menjatuhkan majikannya hingga meninggal dunia.

Narator : fitri akhirnya dilaporkan polisi atas tuduhan pembunuhan dan dijatuhi hukuman
mati.

SCENE 4

Latar : China

Narator : pihak KBRI akhirnya mengetahui bahwa salah satu warga negaranya ada yang
bermasalah di negeri orang dan harus menjalani hukuman mati disana. Lalu
pihaknya pun langsung menuju tiongkok untuk melakukan negosiasi agar hukuman
fitri dapat diringankan. Satu-satunya jalan yaitu dengan mendapatkan maaf dari
keluarga korban agar mau mencabut tuntutannya.

KBRI : saya mohon, ibu dapat mencabut tuntutan ibu terhadap terdakwa fitri.

KK : TIDAK! Dia telah membunuh anak saya. Hukuman yang pantas untuk seorang
pembunuh adalah hukuman mati!

KBRI : Tetapi, Fitri melakukan itu karena sedang membela diri, bu. Almarhumah
seringkali menyiksa fitri dan bahkan merampas hak asasinya. Pembunuhn ini
adalah suatu ketidaksengajaan.

KK : sekali membunuh tetap saja membunuh! Saya akan tetap melanjutkan tuntutan
saya.

KBRI : Baiklah kalau begitu. Saya akan mengajukan banding. Saya akan terus membela
warga saya. Karena saya yakin fitri tidak bersalah.
Narator : setelah mengjukan banding, akhirnya fitri pun terbebas dari hukuma mati.
Namun, ia tetap harus menjalani hukuman penjara selama 2 tahun dan negara
harus membayar uang ganti rugi sebesar 2M kepada keluarga korban.

SCENE 5

Latar : penjara China

Fitri : saya sangat berterima kasih, pak. Berkat usaha bapak saya bisa terbebas dari
hukuman mati.

KBRI :Ini semua juga adalah bantuan dari negara. Nah sekarang saya ingin bertanya,
sebenarnya siapa yang mengirimmu kesini? Karena dilihat dari berkasmu, kamu
adalah TKI ilegal

Fitri : waktu itu saya ditawari oleh Pak Alim. Katanya, saya akan bekerja di kantor
dengan gaji yang besar.

KBRI : boleh saya minta kontaknya?

Fitri : boleh pak. (memberikan nomor hp pak alim)

SCENE 6

Latar : cafe di Indonesia

Narator : setelah diselidiki dan dilakukan pengintaian, akhirnya keberadaan pak Alim dapat
ditemukan. Dia masih saja mencari korban lain untuk dijual ke luar negeri.

Alim dan seorang gadis sedang mengobrol seperti percakapan awal alim dengan fitri, lalu tak
berselang lama datang sekelompok polisi menangkapnya.

Anda mungkin juga menyukai