Anda di halaman 1dari 7

Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

Unnes.J.Biol.Educ. 1 (2) (2012)

Unnes Journal of Biology Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe

HASIL BELAJAR KLASIFIKASI TUMBUHAN DENGAN MEMANFAATKAN


KEBUN WISATA PENDIDIKAN UNNES

Avif Intan Linawati , Amin Retnoningsih, Andin Irsadi

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengefektifkan proses pembelajaran klasifikasi tumbuhan dengan
Diterima: Juni 2012 memanfaatkan Kebun Wisata Pendidikan Unnes pada siswa MTs. Al Asror. Metode yang
Disetujui: Juli 2012 digunakan adalah pre-experimental dengan desain one shot case study. Populasi diambil dari siswa
Dipublikasikan: Agustus kelas VII MTs. Al Asror Gunungpati Semarang tahun ajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan
teknik cluster random sampling. Prosedur penelitian meliputi persiapan ( observasi awal, penentuan
2012
sampel, membuat perangkat pembelajaran, melaksanakan dan menganalisis tes uji coba), dan
________________ pelaksanaan (siswa diberi materi klasifikasi tumbuhan, siswa dibawa ke kebun untuk pengamatan
Keywords: dan diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru mengadakan tes evaluasi dan menganalisa
classification of plant; hasil tes). Data diperoleh dari Lembar Kerja Siswa, post test, lembar observasi aktivitas siswa,
gardens Unnes Tourism; lembar observasi kinerja guru, serta angket tanggapan siswa dan guru. Data dianalisis secara
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa selama
learning outcomes
proses pembelajaran adalah 85% siswa kelas VIIA dan 90% siswa kelas VIIB tuntas dengan KKM ≥
____________________ 75. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar klasifikasi tumbuhan
dengan memanfaatkan Kebun Wisata Pendidikan pada siswa MTs. Al Asror efektif yang ditandai
oleh ketuntasan hasil belajar siswa ≥75. Data aktivitas siswa juga menunjukkan bahwa
pembelajaran tersebut dapat menjadikan siswa lebih aktif.

Abstract
___________________________________________________________________
This research was undertaken to improve the effectiveness of the biology learning process of the classification of
plants by the use of Unnes biology garden for students of MTs. Al Asror. The method used was the pre
experimental design with one-shot case study. The population of this research was all students from class of VII
grade of MTs. Al Asror Gunungpati Semarang, academic year 2011/2012. The samples were selected by
random cluster sampling technique. The procedure included the preparation of the study (preliminary
observations, the selection of sample, the making of learning devices, and conducting trial and error test), and
implementation (students were introduced to the classification of plant materials, the students were brought to
the garden for observation and discussion, the students presented the results of the discussion, teachers
conducted evaluation tests and analyzed the test results). Data were obtained from the students’ worksheet, post
test, the student activity sheet observations, observation sheets of teacher performance, as well as the
questionnaire of students and teachers. Data were analyzed with descriptive quantitative and qualitative
technique. The results showed that the learning outcomes of students during the learning process was 85%
students of VIIA and 90% students of VIIB satisfied the minimum standard of learning achievement (KKM)
≥ 75. Based on the research results, it could be concluded that the results of students’ learning of the
classification of plants by the use of the Unnes Biology Garden for MTs. Al Asror students were effectively
increase the outcomes of student learning ≥ 75. Students’ activity data also showed that learning could make
students more active.

© 2012 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579
E-mail: avlinlotus@yahoo.com

109
Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

PENDAHULUAN tumbuhan. Siswa akan lebih memahami materi


jika mengamati secara langsung berbagai
Kegiatan belajar mengajar diharapkan macam tumbuhan dengan ciri-ciri yang
dapat berpusat pada siswa. Siswa belajar untuk dimilikinya, sehingga identifikasi tumbuhan
mengembangkan keterampilan memecahkan menjadi lebih mudah.
masalah, mengembangkan kreativitas, Menurut Dimyati dan Mujiono (2009)
mengembangkan ilmu pengetahuan dan belajar yang paling baik adalah belajar melalui
bekerjasama (Suwarno 2008). Faktor yang pengalaman langsung. Siswa tidak sekadar
menyebabkan rendahnya pembelajaran karena melakukan pengamatan, tetapi harus
belum dimanfaatkannya sumber belajar secara menghayati dan terlibat langsung dalam
maksimal, baik oleh pengajar maupun peserta kegiatan dan bertanggung jawab terhadap
didik. Pembelajaran lebih menekankan bahwa hasilnya. Keterlibatan siswa dalam belajar tidak
guru tidak lagi berperan sebagai aktor utama sekedar keterlibatan fisik semata, melainkan
dalam pembelajaran, melainkan pembelajaran keterlibatan emosional, keterlibatan dengan
dapat mendayagunakan aneka sumber belajar. kegiatan kognitif dan perolehan pengetahuan,
Sumber belajar dalam pengajaran adalah pembentukan sikap dan latihan pembentukan
segala sesuatu yang dapat digunakan dan dapat keterampilan.
mendukung kegiatan pembelajaran supaya lebih Hasil wawancara dengan siswa dan guru
efektif serta memudahkan mencapai tujuan MTs. Al Asror menunjukkan bahwa proses
pembelajaran (Rohani 2004). Kriteria yang belajar mengajar sudah cukup baik. Kegiatan
harus dipertimbangkan dalam memilih sumber pembelajaran di sekolah lebih banyak
belajar adalah ekonomis, praktis dan sederhana, menggunakan metode ceramah sehingga
fleksibel, relevan dengan tujuan pengajaran, pembelajaran terkesan monoton dan kurang
memiliki nilai positif bagi proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif. Keadaan ini
khususnya peserta didik dan sesuai dengan mengakibatkan antusias belajar siswa masih
strategi pembelajaran yang telah dirancang. kurang terutama dalam mempelajari materi
Guru dapat memanfaatkan lingkungan klasifikasi tumbuhan. Sumber belajar di sekitar
sekolah sebagai sumber pembelajaran untuk lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi menarik minat siswa dalam mempelajari suatu
pembelajaran. Sumber belajar yang lengkap dan objek. Salah satu sumber belajar yang dapat
letaknya dekat dengan area sekolah, salah dimanfaatkan adalah Kebun Wisata Pendidikan
satunya adalah Kebun Wisata Pendidikan Unnes. Keanekaragaman tumbuhan yang ada di
Unnes. Kawasan tersebut memiliki beragam kebun tersebut akan membuat siswa lebih
spesies hayati, termasuk hewan (Arthropoda, mudah dalam mempelajari materi klasifikasi
Annelida dan Aves) tumbuhan tidak tumbuhan.
berpembuluh (antara lain: Tumbuhan Lumut) Permasalahan yang dikaji dalam
sampai tumbuhan berpembuluh (Tumbuhan penelitian ini adalah apakah proses
Paku, Gymnospermae dan Angiospermae) juga pembelajaran klasifikasi tumbuhan dengan
tumbuhan langka yang saat ini tengah memanfaatkan Kebun Wisata Pendidikan
dilindungi. Tumbuhan yang tumbuh di kebun Unnes pada siswa MTs. Al Asror efektif yang
biologi Unnes dapat digunakan menjadi sumber ditandai dengan ketuntasan hasil belajar siswa
belajar oleh mahasiswa maupun siswa sekolah. ≥75. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Materi klasifikasi tumbuhan merupakan mengefektifkan proses pembelajaran klasifikasi
materi yang membahas pengelompokan tumbuhan dengan memanfaatkan Kebun Wisata
tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Pendidikan Unnes pada siswa MTs. Al Asror .
Materi tersebut, jika disampaikan secara lisan
tanpa pengamatan langsung akan membuat
siswa kesulitan dalam mengklasifikasikan

110
Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

METODE PENELITIAN digunakan sebagai sarana untuk memotivasi


peserta didik dalam pencapaian pembelajaran
Penelitian dilaksanakan pada kelas VII agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 di Hasil belajar dengan memanfaatkan kebun
MTs. Al Asror Gunungpati Semarang. Populasi Wisata Pendidikan Unnes lebih efektif daripada
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas pembelajaran di dalam ruangan kelas. Hal ini
VII semester genap MTs Al Asror yang dapat dilihat dari siswa yang tuntas belajar lebih
berjumlah 240 siswa dari 6 kelas VIIA sampai banyak daripada sebelum menggunakan kebun.
VIIF. Sampel kelas yang digunakan adalah kelas Sebelumnya, siswa yang tuntas 10-15 siswa dari
VIIA dan VIIB. Pengambilan sampel didasarkan 40 setiap kelas. Setelah pembelajaran
pada teknik cluster random sampling. Variabel menggunakan Kebun Wisata Pendidikan
bebas dalam penelitian ini adalah Kebun Wisata Unnes, siswa yang tuntas mencapai 34-36 siswa
Pendidikan Unnes, sedangkan variabel terikat setiap kelas. Penelitian ini mendukung
adalah hasil belajar klasifikasi tumbuhan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
siswa MTs. Al Asror. Penelitian menggunakan Sukarso dan Cucum Sumiati (2006) belajar
metode Pre-Experimental Design. Rancangan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah
penelitian yang digunakan dalam penelitan ini (kebun) akan meningkatkan keinginan belajar
adalah The One-shot Case Study. Data aktivitas siswa yang memicu peningkatan pemahaman
siswa diperoleh melalui lembar observasi yang dan pencapaian hasil pembelajaran yang baik.
dinilai setiap pertemuan pembelajaran. Data Tabel 1. Rekapitulasi hasil belajar siswa
aktivitas dan hasil belajar siswa dianalisis secara
deskriptif kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar kelas VIIA dan VIIB lebih


dari 85% siswa telah mencapai KKM ≥ 75.
Siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa dari
kelas VIIA dan 4 siswa dari kelas VIIB. Faktor Menurut Ata (2011) objek biologi sangat
banyak ditemukan di lingkungan sekitar,
yang dapat menyebabkan ketidaktuntasan siswa
merupakan suatu keadaan alam yang terdiri atas
ketika pembelajaran berlangsung adalah
terdapat siswa yang tidak memperhatikan komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam
pembelajaran dan mengobrol sendiri sehingga
siswa tidak memahami materi yang diajarkan menunjang kehidupan makhluk hidup. Guru
dapat memanfaatkan semaksimal mungkin
guru. Pada saat diskusi kelompok dan
pengamatan, siswa tidak ikut berperan aktif lingkungan yang ada di sekitar sekolah untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar dalam
dalam pembelajaran sehingga tidak dapat
rangka mempermudah pemahaman siswa
mengerjakan soal evaluasi yang diberikan. Pada
saat post test siswa dalam kondisi yang tidak mengenai suatu materi pelajaran.
Topik bahasan biologi dekat dengan
sehat sehingga tidak dapat mengerjakan secara
maksimal. Rekapitulasi hasil belajar siswa kehidupan dimulai dari tingkatan pengenalan,
proses fungsi fisiologi sampai dengan tingkatan
disajikan pada Tabel 1.
Menurut Rohani (2004) penilaian hasil penerapan. Pada kurikulum biologi terdapat
pokok bahasan yang mempelajari klasifikasi
belajar bertujuan untuk mengetahui kemajuan
tumbuhan, materi ini sering dianggap
belajar siswa dalam penguasaan materi yang
telah dipelajari sesuai dengan tujuan. Informasi membosankan jika hanya menggunakan buku
teks pelajaran saja. Guru biologi, dapat
mengenai penilaian hasil belajar berupa
penguasaan indikator yang telah ditetapkan oleh memanfaatkan lingkungan sebagai media
pengajaran yang menarik untuk menyampaikan
peserta didik. Informasi hasil penilaian ini dapat

111
Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

konsep biologi kepada siswa. Pada dasarnya, memahami pengetahuan mengenai klasifikasi
pelajaran biologi berupaya untuk membekali tumbuhan.
siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara Proses belajar selalu diiringi dengan
mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat aktivitas belajar. Aktivitas siswa selama proses
membantu siswa untuk memahami alam sekitar pembelajaran dapat diketahui dari lembar
secara mendalam. observasi. Aktivitas yang diamati meliputi
Kegiatan pembelajaran biologi di MTs. Al perhatian siswa saat guru menjelaskan, aktivitas
Asror biasanya dilaksanakan di dalam ruang siswa dalam kelompok, kemampuan siswa
kelas, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengemukakan pendapat, kemampuan siswa
memperhatikan pembelajaran. Siswa perlu mengaitkan materi dengan kehidupan
ditingkatkan ketertarikannya pada materi seharihari, kemampuan siswa dalam
pembelajaran. Menurut Hussein (2012) memanfaatkan waktu, kemampuan siswa
pembelajaran luar ruangan dengan membangun ide dan kemampuan siswa menarik
memanfaatkan lingkungan menjadikan siswa kesimpulan. Aktivitas siswa pada kelas VIIA
lebih mengembangkan diri, kreatif serta aktif pertemuan II menunjukkan rata-rata skor adalah
dalam pelajaran. Biologi adalah ilmu yang 21.8 sehingga dikatakan siswa aktif mengikuti
berhubungan dengan alam, sehingga dalam pembelajaran. Kelas VIIB rata-rata skor 21.9
penyampaian materi tersebut diperlukan sehingga kategori aktivitas siswa adalah aktif.
lingkungan alam sekitar. Kebun Wisata Rekapitulasi hasil belajar siswa disajikan pada
Pendidikan Unnes merupakan salah satu Tabel 2.
lingkungan alam yang lokasinya dekat dengan Tabel 2. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa
MTs. Al Asror. Kebun ini menyimpan kekayaan
tumbuhan dari tumbuhan tidak berpembuluh
sampai tumbuhan berpembuluh. Area Kebun
Wisata yang lengkap dengan berbagai
tumbuhan, pekarangan luas dan terawat Menurut Thomas (2007) pembelajaran
menjadikan kebun ini sebagai tempat yang yang dilaksanakan di luar ruangan menjadikan
cocok untuk menunjang pembelajaran terutama aktivitas siswa lebih tinggi daripada di dalam
klasifikasi tumbuhan. Di Kebun Wisata ruangan. Hasil pengamatan aktivitas siswa
Pendidikan ada beberapa macam tumbuhan selama proses pembelajaran klasifikasi
yang dapat digunakan untuk pembelajaran tumbuhan dengan memanfaatkan kebun Wisata
materi klasifikasi tumbuhan seperti tumbuhan Pendidikan Unnes, secara keseluruhan aktivitas
lumut (lumut hati dan lumut kerak), tumbuhan siswa dapat dikategorikan siswa aktif mengikuti
paku (suplir), Gymnospermae (melinjo, cemara pembelajaran. Kategori yang lain adalah
dan pinus), monokotil (palem raja, pacing dan aktivitas siswa yang sangat aktif dan cukup aktif.
talas), dan dikotil (mangga, rambutan, dan Siswa yang dikategorikan siswa yang sangat
sawo). aktif adalah siswa yang tergolong pandai di
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) kelasnya. Siswa pandai cenderung lebih
belajar seharusnya melalui pengalaman responsif terhadap pembelajaran di kelas dan
langsung, siswa tidak hanya mengamati secara mengikuti pembelajaran dengan seksama. Siswa
langsung melainkan terlibat dan bertanggung yang dikategorikan cukup aktif adalah siswa
jawab atas hasilnya. Pada saat pembelajaran yang sudah memperhatikan dalam pembelajaran
klasifikasi tumbuhan dengan memanfaatkan dan ikut berpartisipasi dalam kelompok, tetapi
kebun Wisata Pendidikan Unnes, siswa terlibat cenderung pasif dalam mengemukakan
langsung dalam mengamati ciri-ciri tumbuhan pendapat maupun kegiatan presentasi.
serta mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri Kegiatan siswa selama di kebun antara
yang dimiliki. Keterlibatan siswa dalam lain, siswa mengamati ciri-ciri tumbuhan seperti
pembelajaran, memotivasi siswa untuk lebih akar tumbuhan, batang tumbuhan yang

112
Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

bercabang dan tidak bercabang, bentuk daun keterampilan terutama sikap mental peserta
(sejajar, melengkung, menjari, dan menyirip) didik.
serta siswa mengklasifikasikan tumbuhan sesuai Hasil observasi menunjukkan bahwa
ciri-ciri yang dimiliki. Ketertarikan siswa kinerja guru pada kegiatan belajar mengajar
terhadap tumbuhan yang ada di kebun sangat sangat baik. Kinerja guru di kelas VIIA pada
baik. Pernyataan ini mendukung hasil penelitian pertemuan I mendapat skor 45 sehingga dapat
yang dilakukan oleh Lamanauskas (2009) yang dikategorikan baik sekali, sedangkan pertemuan
menyatakan selama kegiatan pembelajaran di II skor yang didapat adalah 44, sehingga dapat
alam (kebun), siswa lebih terinspirasi dan dikategorikan baik sekali. Kinerja guru pada
beraktivitas secara bebas sehingga mereka lebih kelas VIIB tidak jauh berbeda dengan kelas
tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Sambil VIIA. Pertemuan I pada kelas VIB mendapatkan
mengamati tumbuhan yang ada di kebun, siswa skor 44 sehingga dapat dikagorikan baik sekali,
juga mengisi tabel pengamatan dan pertanyaan sedangkan pada pertemuan II mendapatkan skor
yang ada di LKS (Lembar Kerja Siswa) secara 43 yang dapat dikagorikan baik sekali.
diskusi kelompok. Setiap kelompok saling Menurut Slameto (2010) guru sebagai
bekerjasama dan berdiskusi dalam mengerjakan pengelola pengajaran, harus dapat
LKS yang telah diberikan. merencanakan kegiatan pembelajaran secara
Setelah selesai pengamatan siswa efektif. Guru harus mempunyai pengetahuan
mempresentasikan hasil pengamatan. Kelompok yang cukup tentang prinsip pembelajaran dalam
yang ingin mempresentasikan hasil pengamatan merancang kegiatan belajar mengajar. Secara
tanpa ditunjuk oleh guru, diberi kesempatan keseluruhan hasil kinerja guru dalam
terlebih dahulu. Pada saat berdiskusi siswa aktif menyampaikan materi klasifikasi tumbuhan
dalam menyampaikan hasil diskusi dan aktif dapat dikategorikan baik sekali. Kinerja guru
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pada kedua kelas penelitian, tidak ada
temannya. Kegiatan pengamatan secara perbedaan yang mencolok. Guru sudah
langsung yang dilengkapi dengan LKS, dapat memenuhi aspek-aspek yang harus dilakukan
membuat siswa tertarik untuk mempelajari selama proses pembelajaran, seperti menggali
tumbuhan. Menurut Puasati (2004) pengetahuan siswa, membimbing diskusi,
pembelajaran dengan menggunakan lingkungan menarik kesimpulan dan lainnya. Pengajaran
sebagai sumber belajar memberikan yang dilakukan guru juga sudah sistematis
kesempataan bagi siswa untuk bergerak secara sesuai dengan RPP yang telah dibuat
bebas menentukan obyek yang dipelajari sesuai sebelumnya. Kemampuan guru dalam mengajar
dengan pembelajaran yang telah dirancang oleh sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru
guru. yang mampu membimbing siswa dengan baik,
Proses pembelajaran dapat berjalan akan memperoleh hasil belajar yang baik.
dengan baik karena adanya guru sebagai Tanggapan siswa merupakan pendapat
fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. siswa mengenai pembelajaran yang telah
Menurut Sardiman (2009) pada saat dilaksanakan. Ketertarikan siswa dalam
pembelajaran berlangsung guru sebagai mengikuti pembelajaran sangat baik sekali.
fasilitator memberikan fasilitas atau kemudahan Sebanyak 91.5% siswa berpendapat tertarik
dalam proses belajar mengajar sesuai dengan terhadap pembelajaran klasifikasi tumbuhan
kebutuhan siswa sehingga interaksi belajar dengan memanfaatkan Kebun Wisata
mengajar akan lebih efektif. Peranan guru Pendidikan Unnes. Pembelajaran di luar kelas
sebagai motivator adalah untuk merangsang dan dengan memanfaatkan kebun, membuat
memberikan dorongan dalam mengembangkan pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa
potensi, kreativitas dan aktivitas siswa. Guru tidak gampang jenuh. Lingkungan kebun yang
adalah seorang pendidik yang tidak hanya bersih dan indah menjadikan siswa nyaman
sekedar mengajar, tetapi juga melatih dalam melaksanakan pengamatan tumbuhan di

113
Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

tempat tersebut. Sejumlah 88% siswa kelas VIIA Pendidikan Unnes. Kesan guru terhadap
dan 80% siswa kelas VIIB menyatakan lebih pembelajaran klasifikasi tumbuhan dengan
mudah memahami materi klasifikasi tumbuhan memanfaatkan kebun Wisata Pendidikan Unnes
karena mempelajari tumbuhan secara langsung. adalah baik. Siswa dapat menerapkan teori
Menurut Rohani (2004) keterlibatan siswa secara langsung, siswa belajar teori serta melihat
dalam pembelajaran mendorong timbulnya objek tumbuhan secara konkret. Tumbuhan
motivasi dalam diri siswa, sedangkan dorongan yang terdapat di kebun Wisata Pendidikan
dari guru ataupun lingkungan belajar Unnes sangat bervariasi, mulai dari tumbuhan
mendorong timbulnya motivasi dari luar diri tidak berpembuluh sampai tumbuhan
siswa. Pembelajaran klasifikasi tumbuhan di berpembuluh.
Kebun Wisata Pendidikan Unnes, menjadikan Menurut Hidayati (2008) kebun sekolah
siswa lebih termotivasi untuk belajar mengenai adalah sumber belajar yang cukup efektif bagi
tumbuhan. Saat melihat berbagai tumbuhan siswa dalam proses pembelajaran secara
secara langsung, timbul rasa ingin tahu untuk langsung. Keberadaan kebun sekolah dapat
mempelajarinya. Sebanyak 83% siswa kelas dijadikan obyek pembelajaran langsung yang
VIIA dan 80% siswa dari kelas VIIB efektif menunjang proses pembelajaran.
menyatakan merasa termotivasi dengan adanya Pembelajaran klasifikasi tumbuhan yang
pembelajaran tersebut. Siswa tidak hanya dilaksanakan di kebun biologi dapat memotivasi
termotivasi untuk mempelajari tentang siswa. Berdasarkan pendapat guru, siswa sangat
tumbuhan, siswa juga merasa lebih memahami antusias mengikuti pembelajaran. Aktivitas
pembelajaran dengan melihat ciri-ciri dan siswa selama proses pembelajaran, dapat dilihat
mengklasifikasikan tumbuhan yang ada di dari kegiatan siswa dalam mengamati tumbuhan
kebun biologi. Siswa kelas VIIA sebesar 88% serta sifat ingin tahu siswa terhadap materi
dan siswa kelas VIIB 93% berpendapat lebih pembelajaran. Hasil belajar siswa setelah
memahami materi dengan memanfaatkan mengikuti pembelajaran di kebun lebih baik
Kebun Wisata Pendidikan Unnes. daripada sebelumnya. Pembelajaran yang
Siswa kelas VIIA 88% dan kelas VIIB dilakukan di kebun biologi mempunyai
85% menyatakan pembelajaran klasifikasi kelebihan tersendiri dibandingkan pembelajaran
tumbuhan dengan memanfaatkan Kebun Wisata klasikal yang hanya dilakukan di dalam ruangan
Pendidikan Unnes cocok untuk diterapkan di kelas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
MTs Al Asror. Kebun Wisata Pendidikan Unnes dilakukan oleh Syawiji (2009) pembelajaran di
mempunyai tumbuhan yang cukup lengkap luar ruangan (kebun) memfasilitasi siswa untuk
untuk pembelajaran klasifikasi tumbuhan. mengembangkan potensinya. Siswa dapat
Lingkungan kebun wisata yang bersih dan luas, mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya
membuat mereka lebih nyaman untuk belajar. melalui pembelajaran di luar kelas seperti
Secara keseluruhan pendapat siswa mengenai pembelajaran di Kebun Wisata Pendidikan
pembelajaran klasifikasi tumbuhan dengan Unnes.
memanfaatkan Kebun Wisata Unnes dapat Pembelajaran klasifikasi tumbuhan
dikategorikan baik sekali, sehingga cocok dengan memanfaatkan Kebun Wisata
diterapkan dalam pembelajaran. Nicol (2003) Pendidikan Unnes dinilai sudah layak
menyatakan lingkungan alam (kebun) cocok digunakan di MTs Al Asror . Kelebihan dari
digunakan dalam pembelajaran karena pembelajaran ini adalah siswa dapat melihat
pengalaman langsung yang didapatkan siswa objek dan dapat mengklasifikasikan tumbuhan
lebih nyata. secara langsung. Kelemahan dari pembelajaran
Tanggapan guru diperoleh dengan ini yaitu kesulitan pada saat mengorganisir siswa
mengisi angket pendapat guru terhadap belajar di kebun. Guru sangat tertarik untuk
pelaksanaan pembelajaran klasifikasi tumbuhan melaksanakan pembelajaran klasifikasi
dengan memanfaatkan kebun Wisata tumbuhan di kebun Wisata Pendidikan Unnes,

114
Linawati, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 109-115

karena siswa lebih memahami materi yang importance of chemistry component. Journal
disampaikan. of Research and Theoritical Studies. 19(1):
13-20

SIMPULAN Nicol, R. 2003. Outdoor education: research topic or


universal value? part three. Journal of
Adventure Education and Outdoor Learning.
Proses pembelajaran klasifikasi tumbuhan 3(1): 11-28
dengan memanfaatkan Kebun Wisata
Pendidikan Unnes pada siswa MTs. Al Asror Puasati, C. 2007. Peningkatan keterampilan proses
dan pemahaman konsep biologi melalui
efektif terhadap hasil belajar siswa, yang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
ditandai dengan ketuntasan hasil belajar siswa belajar siswa kelas x sma negeri 1 seputih
≥75, serta menjadikan siswa lebih aktif. agung tahun pelajaran 2006/2007. Jurnal
Cakrawala Pendidikan. 6(1): 35-42

DAFTAR PUSTAKA Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka


Cipta, Jakarta
Ata, K. 2011. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai
media Pengajaran Biologi. http://www . Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
artikel-pendidikan.com/. Diunduh tanggal 16 mempengaruhinya. PT Rineka Cipta, Jakarta
Maret 2012
Sukarso & Cucum S. Taman sekitar lingkungan
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan sekolah sebagai media pengajaran biologi.
Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta Jurnal Dinamika Pendidikan. 3(1): 53-60
Suwarno, W . 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.
Hidayati, D. 2008. Kebun Sekolah Sebagai Sumber Ar-Ruzz Media Group, Jogjakarta
Belajar. http://www . kebun-sekolah-
sebagaisumber-belajar .com/. Diunduh Syawiji, K.C. 2009. Metode outdoor learning dan
tanggal 15 Maret 2012 peningkatan belajar aritmetika sosial. Jurnal
Dinamika. 9(1): 30-46
Hussein, H. 2012. Affordances of sensory garden
towards learning and self development of Thomas, G. 2007. Skill instruction in outdoor
special schooled children. International leadership: a comparison of a direct
Journal of Psychological Studies. 4(1): 135- instruction model and a discovery-learning
149 model. Journal of Outdoor Education.
11(2):10-18
Lamanauskas, V . 2009. The process of natural
science education in primary school: the

115

Anda mungkin juga menyukai