Anda di halaman 1dari 8

KERUSAKAN LINGKUNGAN DI DAS SERANG

KABUPATEN KULONPROGO D.I YOGYAKARTA

Agung Setyawan1), Totok Gunawan2), Suprapto Dibyosaputro3), Sri Rum Giyarsih4)


1)
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM
email : agung.nasa@gmail.com
2) 3) 4)
Pengajar Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan kasus di DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. dengan
menganalisis tingkat sebaran spasial kerusakan lingkungan beserta strategi pengelolaannya
berdasarkan jasa lingkungan di DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. Metode yang
diterapkan di dalam penelitian ini adalah analisis variabel kerusakan lingkungan seperti banjir, erosi
dan longsor yang dilakukan skoring berdasarkan tingkat kerusakan lingkungan banjir, erosi, dan
longsor, yang kemudian di analisis dengan teknik GIS menghasilkan angka/skor total yang akan
mengahasilkan kelas kerusakan lingkungan, dari hasil tersebut kemudian di lakukan pengelolaan
DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta berdasarkan jasa lingkungan menggunakan
varibel berupa jasa lingkungan penyedia bahan pangan, penyedia air bersih, penyedia sumberdaya
genetik, pengaturan iklim, pengaturan tata aliran air dan banjir, pngaturan dan pengedalian bencana,
pengaturan kualitas udara, budaya untuk tempat tinggal, budaya untuk rekreasi, budaya untuk
ekowisata, pendukung pembentukan tanah dan pemelihara kesuburan dan pendukung biodiversitas.
Dari masing-masing jasa lingkungan dilakukan analisis secara spasial berupa overlay dari indek jasa
lingkungan pada masing–masing kelas jasa lingkungan sehingga akan diperoleh kelas jasa
lingkungan yang mempunyai fungsi ekosistem yang sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Kemudian antara data kerusakan lingkungan dan data jasa lingkungan dilakukan overlay
dan analisis sebagai dasar untuk pengelolaan DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta.
Berdasarkan analisis tersebut menghasilkan Tingkat kerusakan lingkungan DAS Serang Kabupaten
Kulonprogo terjadi di wilayah hulu dan tengah DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I.
Yogyakarta, pada wilayah DAS bagian hulu meliputi subDAS Soemitro, Ngrancah, Nangung,
Sekiyep dan Sidatan, dengan persentase kerusakaan tinggi sebesar 15% dari luas DAS Serang
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. Sedangkan pada wilayah tengah DAS Serang Kabupaten
Kulonprogo D.I. Yogyakarta kerusakan lingkungan yang tinggi dan terbesar di subDAS Nagung,
dengan luas kerusakan lingkungan yang sangat tinggi sebesar. 1.019,30 ha

Kata Kunci : Jasa Lingkungan, Daerah Aliran Sungai, Analytic Hierarchy Process, Kerusakan Lingkungan,
Banjir, Erosi, Longsor

1. Latar Belakang Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi


Kerusakan fungsi DAS telah menjadi DAS sudah dimulai sejak tahun 1970-an melalui
keprihatinan banyak pihak, hal ini ditandai dengan Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air
meningkatnya bencana alam yang dirasakan, (PPHTA), dengan Inpres Penghijauan dan
seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan. Reboisasi, dilanjutkan dengan Gerakan Nasional
Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan
(DAS) sebagai suatu ekosistem diduga sebagai Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)
salah satu penyebab utama terjadinya bencana dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
alam yang terkait dengan air (water related Kehutanan (RPPK). Serta berbagai tindakan sudah
disaster). dilakukan dalam upaya mengelola DAS Serang
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta secara
terpadu yang didukung oleh kementerian Undang 32 Tahun 2009 sebagai pengganti
kehutanan diantaranya dengan gerakan menanam Undang-Undang 23 Tahun 1997, amanat daya
1,5 juta pohon pertahun. Gerakan ini diharapkan dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dapat menjadi solusi dalam upaya mencegah tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal
kerusakan DAS Serang Kabupaten Kulonprogo 12 yang menyebutkan bahwa apabila Rencana
D.I. Yogyakarta sehingga bisa menjadi salah satu Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
solusi dalam memelihara air tanah, serta (RPPLH) belum tersusun, maka pemanfaatan
merupakan wujud dari pengelolaan DAS Serang sumberdaya alam dilaksanakan berdasarkan daya
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta secara dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
terpadu. Selain itu, dalam pasal 15, 16 dan 17 dijelaskan
Salah satu pendekatan baru dalam bahwa daya dukung dan daya tampung lingkungan
pengelolaan DAS yaitu dengan pendekatan jasa hidup merupakan salah satu muatan kajian yang
lingkungan yang ada di DAS Serang Kabupaten mendasari penyusunan atau evaluasi rencana tata
Kulonprogo D.I. Yogyakarta. Dalam skema jasa ruang wilayah (RTRW), rencana pembangunan
lingkungan seperti yang disebutkan dalam MEA jangka panjang dan jangka menengah (RPJP dan
(Millennium Ecosystem Assessment) bahwa jasa RPJM) serta kebijakan, rencana dan/atau program
lingkungan dibagi ke dalam 23 jasa lingkungan, yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau
dimana dengan pendekatan ini pengelolaan DAS risiko lingkungan hidup, melalui Kajian
Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
dapat sesuai dengan karakteristik jasa lingkungan Daya dukung dan daya tampung lingkungan
sehingga terjadi pengelolaan DAS Serang hidup tertuang pula pada Pasal 19, yang
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta yang menyatakan bahwa untuk menjaga kelestarian
terpadu dan lestari dengan melibatkan etika fungsi lingkungan hidup dan keselamatan
lingkungan di masyarakat sebagai pelaku utama. masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah
wajib didasarkan pada KLHS dan ditetapkan
2. Tujuan dengan memperhatikan daya dukung dan daya
Mengetahui tingkat sebaran spasial tampung lingkungan hidup. Dengan kata lain daya
kerusakan DAS Serang Kabupaten Kulonprogo dukung dan daya tampung lingkungan hidup
D.I. Yogyakarta berserta pengelolaanya menjadi inti dari dari kegiatan KLHS dan RPPLH
berdasarkan jasa lingkungan. atau lebih jauh lagi menjadi core business dari
kelembagaan lingkungan hidup.
3. Telaah Pustaka Disamping UUPLH Nomor 32/2009, daya
3.1. Jasa Lingkungan. dukung dan daya tampung lingkungan juga sudah
Jasa Lingkungan merupakan proses ekologi menjadi dasar pertimbangan utama dalam
atau komponen ekosistem yang berpotensi perencanan tata ruang dan pembangunan sektoral.
memberikan aliran manfaat bagi masyarakat
dalam lingkungan tersebut. Manfaat ini termasuk 3.2. Keruskan Lingkungan
jasa penyediaan (provisioning), seperti pangan dan Kerusakan lingkungan hidup merupakan
air; jasa pengaturan (regulating) seperti deteorisasi lingkungan yang ditandai dengan
pengaturan terhadap banjir, kekeringan, degradasi hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya
lahan dan penyakit; jasa pendukung (supporting), fauna liar, dan kerusakan ekosistem. Kerusakan
seperti pembentukan tanah dan silkus hara; serta lingkungan merupakan salah satu ancaman yang
jasa kultural (cultural), seperti rekreasi, spiritual, paling berbahaya untuk kelangsungan hidup
keagamaan dan manfaat non material lainnya. manusia dan sudah diperingatkan langsung oleh
Penentuan daya dukung dan daya tampung High Level Threat Panel PBB. Rusaknya
lingkungan hidup sebagai dasar pertimbangan lingkungan terdiri dari beberapa tipe. Saat alam
dalam pembangunan dan pengembangan suatu rusak karena dihancurkan dan kehilangan sumber
wilayah telah diamanatkan sejak ditetapkannya daya, itu merupakan tanda bahwa lingkungan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang mengalami kerusakan.
Ketentuan Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan alam yang rusak sangat
Lingkungan Hidup yang kemudian digantikan oleh berdampak terhadap kehidupan manusia sehingga
Undang-Undang 23 Tahun 1997 tentang berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Undang- dan untuk masa-masa yang akan datang.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena Indonesia, Poerwadarminta Lingkungan mati
dua faktor baik faktor alami ataupun karena akibat (abiotik) yaitu lingkungan di luar suatu organisme
ulah manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak
terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi,
ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan atmosfir dan lainnya.
yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. 1. Lingkungan hidup (biotik) yaitu lingkungan di
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang luar suatu organisme yang terdiri atas
menjadikan kerusakan lingkungan hidup: organisme hidup seperti tumbuhan, hewan dan
a. Faktor alami manusia.
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang Menurut Undang-undang RI No. 4 tahun 1982,
tidak menentu menjadi penyebab terjadinya tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam lingkungan hidup dan Undang-Undang RI No
tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, 23 tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan
angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, Hidup, dikatakan bahwa Lingkungan Hidup
ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, daya keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan. manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
b. Faktor buatan kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
Manusia sebagai makhluk berakal dan manusia serta mahluk hidup lainnya.
memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan
makhluk lain akan terus berkembang dari pola 4. Kondisi Geografi DAS Serang
hidup sederhana menuju ke kehidupan yang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta
modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan,
Secara geografis DAS Serang terletak pada
tentunya kebutuhannya juga akan sangat
7o43’57,1’’ – 7o57’41,7’’ LS dan 110o03’07,7’’ –
berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi
110o11’54,5’’ BT, sebagian besar berada di
sumber daya alam yang berlebihan
Kabupaten Kulon Progo D.I. Yogyakarta dan
sebagian kecil Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa
3.2. Pengelolaan Lingkungan
Tengah. Batas-batas DAS Serang adalah sebagai
Gerakan lingkungan hidup di Indonesia telah
berikut:
dimulai pada tahun 1960-an. Sebuah tonggak
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
sejarah gerakan ini ialah diselenggerakannya
Sebelah Barat : DAS Bogowonto
Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Sebelah Utara : DAS Progo
Pembangunan Nasional oleh Universitas
Sebelah Timur : DAS Progo
Padjadjaran dalam bulan Mei 1972, sebulan
DAS Serang terbagi dalam enam subDAS,
sebelum Konferensi PBB tentang Lingkungan
yaitu subDAS Nagung, subDAS Ngrancah,
Hidup di Stokholm. Tonggak sejarah lain adalah
subDAS Serang Hilir, subDAS Serang Sekiyep,
diangkatnya seorang Menteri Negara Lingkungan
subDAS Sidatan dan subDAS Sumitro,
Hidup pada tahun 1987. Dengan pengangkatan ini
Berdasarkan luas masing-masing subDAS, wilayah
lingkungan hidup merupakan bagian resmi
DAS Serang yang masuk subDAS Nagung adalah
kebijakan pemerintah dalam pembangunan
4.829,57 ha (20,17%); subDAS Ngrancah 2.134,50
ekonomi disyaratkan untuk berwawasan
ha (8,92%); subDAS Serang Hilir adalah 6.377,23
lingkungan dengan tujuan untuk menghasilkan
ha (26,64%); subDAS Serang Sekiyep adalah
pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan
1.547,90 ha (6,47%); subDAS Sidatan adalah
berkesinambungan yang tidak mengalami
3.142,66 ha (13,13%); subDAS Sumitro adalah
degradasi lingkungan karena rusaknya lingkungan
5.906,79 ha (24,67%). Berdasarkan data tersebut
hidup. Pembangunan telah menyebabkan
diketahui subDAS terluas dalam DAS Serang
kerusakan lingkungan yang parah dan luas yang
adalah subDAS Serang Hilir (26,64% luas
mengancam berlanjutnya pembangunan.
wilayah) dan subDAS terkecil adalah subDAS
Kerusakan lingkungan hidup dan dampaknya yang
Serang Sekiyep (6,47% luas wilayah).
parah menunjukkan bahwa sistem pengelolaan
Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
lingkungan hidup kita telah gagal membuat
mempunyai pengaruh pada pola aliran sungai dan
pembangunan kita berwawasan lingkungan.
ketajaman puncak discharge banjir. Bentuk DAS di
Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa
dekati dengan menggunakan nilai RC atau tertransportasi dengan media air, satuan endapan
Circularity Ratio (Millier, 1953), yaitu ini terbentuk pada beberapa lembah dan dataran,
perbandingan antara luas DAS dengan luas serta tepi sungai. Menunjukkan ciri material
lingkaran yang mempunyai perimeter sama dengan berbutir agak kasar, berbentuk agak membundar
DAS. Bila nilai RC < 0,5 berarti bentuk DAS dan agak menyudut dan endapan campuran batuan,
adalah memanjang, sedangkan bila nilai RC > 0,5 serta dominan material berbutir kasar. Endapan
berarti bentuk DAS adalah membulat Alluvial ini terbentuk pada Umur Holosen. Dengan
Berdasarkan data dari ESDM dan analisa data penyusun batuan berupa lempung, lanau, pasir,
untuk DAS Serang Kabupaten Kulonprogo kerikil dan kerakal, terdapat pada SubDAS
terdapat formasi geologi berupa Formasi Nagung, Sekiyep, Sidatan, dan Sumitro, serta
Waturanda, Angota Tuff, Formasi Sentolo, Kecamatan Panjatan, Pengasih, Temon, Wates, dan
Formasi Jonggrangan, Formasi Nanggulan, Batuan Nanggulan.
Aluvium dan Batuan Andesit.
Formasi Nanggulan merupakan formasi yang 5. Metode Penelitian
paling tua di daerah pegunungan Kulon Progo, Metode peneliatan ini menggunakan metode
berumur sekitar Eosen 54 hingga 38 juta tahun analisis spasial berupa penetuan tingkat kerusakan
yang lalu -Oligosen 38 – 26 juta tahun yang lalu. lingkungan dan penentuan strategi pengelolaan
Singkapan batuan batuan penyusun dari Formasi DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I.
Naggulan berupa Batupasir dengan sisipan lignit, Yogyakarta berdasarkan jasa lingkungan.
napal pasiran, batulempung dengan konkresi
limonit, sisipan napal, batugamping, batupasir dan 5.1. Alat
tuf . Dijumpai di sekitar desa Nanggulan, yang Alat yang di gunakan dalam penelitian ini
merupakn kaki sebelah timur dari Pegunungan berupa
Kulon Progo. Penyusun batuan dari formasi ini. a. Perangkat Lunak Software GIS
Diperkirakan ketebalan formasi ini adalah 30 b. GPS
meter. Terdapat di SubDAS Ngrancah dan c. Kamera
Ngagung, Kecamatan Kokap. d. Alat Tulis
Formasi Jonggrangan, terletak secara tidak e. Meteran
selaras di atas Formasi Andesit Tua. Ketebalan dari f. Yalon
Formasi Jonggrangan ini mencapai sekitar 250 g. Kompas Geologi
meter. Batuan penyusun formasi ini adalah
Konglomerat, napal tufan dan batupasir gampingan
5.2. Bahan
dengan sisipan lapisan lignit, batugamping dan
Bahan yang di gunakan dalam penelitian
batugamping koral, Formasi ini pada jaman
ini berupa
miosen sekitar 26 – 5 juta tahun yang lalu.
a. Citra Satelit Landsat band 8 Tahun 2018
Terdapat pada SubDAS Ngrancah, Sekiyep, dan
b. SRTM (shuttle Radar Terain Mission)
Kecatana Kokap, Girimulyo.
c. Peta Kontur DAS Serang Ci 12.5 m Skala
Batuan Andesit batuan ini terdapat pada
1 : 25.0000
jaman miosen dengan Komposisi berkisar antara
d. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar
andesit hipersten hingga andesit hornblenda augit
Kulonprogo Skala 1 : 25.000
dan trakiandesit, yang terdapat pada SubDAS
e. Peta Topografi Skala 1 : 25.000 Tahun
Nagung, Ngrancah, Sekiyep, Sidatan, serta
2002
Kecamatan Kokap.
Formasi Sentolo, umur dari Formasi Sentolo
5.3. Data Penelitian
berada pada zaman Mio-Pliosen 26 – 1,8 juta tahun
a. Data dalam angka Kabupaten Kulonprogo
yang lalu, dengan batuan penyusun berupa batu
Tahun 2017
gamping dan batu pasir napalm. Terdapat pada
b. Kuisoner jasa lingkungan para pakar
SubDAS Nagung, Sekiyep, Sidatan, dan Sumitro,
c. Nilai koefisien jasa lingkungan
dan di Kecamatan Panjatan, Pengasih, Sntolo,
d. Data Penggunaan Lahan DAS Serang
Temon, Wates, Kokap, Temon.
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta
Aluvium Endapan Alluvial (Alluvium)
Skala 1: 25.000
pada daerah Kulonprogo terbentuk dari material
longsoran dan lapukkan yang kemudian
e. Data Ekoregion DAS Serang Kabupaten mempengaruhi jasa lingkungan di suatu wilayah
Kulonprogo D.I. Yogyakarta Skala 1: DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I.
25.000 Yogyakarta.
f. Data Kawasan Hutan DAS Serang
Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta 6. HASIL DAN PEMBAHASAN
g. Koefisien Matrik Pairwise Ekoregion Berdasarkan analisis data kerusakan
h. Peta longsor DAS Serang lingkungan geofisik di DAS Serang Kabupaten
i. Peta Kerawanan Banjir DAS Serang Kulonprogo D.I. Yogyakarta, yang sajikan pada
j. Peta Erosi DAS Serang. Gambar 5.1. kerusakan lingkungan terbagi menjadi
tiga kelas kerusakan yaitu kerusakan lingkungan
5.4. Cara Penelitian tinggi, sedang dan rendah.
5.4.1. Penentuan Tingkat Kerusakan
Lingkungan DAS Serang
Kabupaten Kulonprogo D.I.
Yogyakarta
Penetuan tingkat kerusakan lingkungan
berdasarkan analisis data spasial menggunakan
variabel Erosi, Kerawanan Banjir, serta Longsor.
Masing-masing variabel diskoring berdasarkan
kelas masing-masing varibel, seperti pada tabel
5.1. yang menyajikan skoring masing-masing
variabel kerusakan lingkungan.

Tabel 5.1. Skor variabel kerusakan lingkungan


SKOR
No Kelas
Erosi Longsor Banjir
1 Rendah 1 1 1 Gambar 5.1. Grafik tingkat kerusakan DAS Serang
2 Sedang 5 5 5 Kabupaten Kulonprogo D.I.
3 Tinggi 10 10 10 Yogyakarta
Sumber: Analisis data 2018
Berdasarkan data Gambar grafik 5.1.
Berdasarkan ketiga varibel tersebut diatas Tingkat kerusakan DAS Serang Kabupaten
dianalisis dengan teknik GIS akan menghasilkan Kulonprogo D.I. Yogyakarta terletak pada wilayah
sebaran data spasial kerusakan lingkungan DAS tengah dan hulu dimana wilayah tersbut terdapat
Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. tingkat kerusakan Tinggi disamping banykanya
faktor pembukaan lahan serta penambangan galian
5.4.2. Penetuan Strategai Pengelolaan DAS C di wilayah Hulu dan tengah DAS Serang
Serang Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta,
Berdasarkan Jasa Lingkungan sementara berdasarkan distribusi luasan tingkat
Pengelolaan lingkungan DAS Serang kerusakan dapat dilihat pada tabel 5.2. dimana
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta untuk tingkat keruskan geofisik dengan kelas
berdasarkan jasa lingkungan adalah pengelolaan tinggi berada pada wilayah tengah DAS, dengan
lingkungan yang di dasarkan pada potensi jasa luasan seluas 1,019.30 ha. Pengelolaan
lingkungan yang terdapat di DAS Serang lingkungan yang digunakan adalah dengan
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. Dari jasa menggunakan pendekatan jasa lingkungan yang
lingkungan dilakan analisis secara spasial berupa terdapat pada wilayah Hulu, Tengah dan Hilir. jasa
overlay dari skoring masing-masing kelas jasa lingkungan ini kemudian di overlay dengan data
lingkungan sehingga akan diperoleh kelas jasa kerusakan ekologis berdasarkan data-data spasial
lingkungan yang mempunyai fungsi ekosistem mengenai kerusakan lingkungan DAS Serang
yang tinggi, dimana masing-masing ekosistem Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. Sehingga
saling berpengaruh dan terkait satu sama lain, jika akan menghasilkan suatu pengelolaan lingkungan
salah satu fungsi ekosistem terganggu berarti akan berdasarkan jasa lingkungan di DAS Serang
berdampak pada fungsi ekosistem yang akan Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta
berdasarkan perwilayah DAS, yaitu di wilayah berdasarkan jasa lingkungan di bagi menjadi tiga
Hulu, Tengah dan Hilir. wilayah DAS, yaitu DAS Serang Hulu, Tengah,
dan Hilir.
Tabel 5.2. Distribusi luas tingkat kerusakan Kawasan hulu DAS Serang Kabupaten
lingkungan DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta, yang terdiri dari
Kulonprogo D.I. Yogyakarta subDAS Soemitro, Sekiyep dan Ngracah terdapat
kerusakan lingkungan dari sedang sampai tinggi
Tingkat Kerusakan Lingkungan dengan adanya pergerakan tanah dan erosi di
Wilaya Geofisik Luas
h DAS
SubDAS
Total lokasi-lokasi tertentu di wilayah hulu. Dengan
Rendah Sedang Tinggi adanya tingkat kerusakan di wilayah hulu ini akan
Hilir
subDAS menyebabkan efek domino bagi wilayah tengah
Nagung 2,476.04 2,522.55 4,998.59
DAS
Serang
subDAS dan hilir. Pengelolaan lingkungan berdasakan jasa
Sidatan 846.12 693.21 1,539.34 lingkungan yang cocok di wilayah hulu jika
subDAS
Nagung 35.29 1,224.46 275.62 1,535.37 melihat tabel matrik pengelolaan lingkungan diatas
subDAS adalah di wilayah hulu dapat dikembangkan
Ngrancah 1,939.37 163.71 2,103.08
Hulu sebagai kawasan lindung, dikarenakan jika melihat
subDAS
DAS
Sekiyep 183.97 1,259.93 208.75 1,652.64
Serang
subDAS
potensi atau fungsi jasa lingkungan yang sangat
Sidatan 13.39 848.57 314.72 1,176.68 dominan di wilayah hulu yaitu sebagai tata aliran
subDAS
Sumitro 110.54 3,681.71 350.41 4,142.66
air dan banjir, perlindungan dan pencegahan dari
subDAS bencana, pendukung biodiversitas, ketiga jasa
Nagung 2,291.25 1,357.82 1,019.30 4,668.37
subDAS
lingkungan tersbut mempunyai fungsi sangat tinggi
Tengah
DAS
Sekiyep 273.92 332.84 240.41 847.16 dan tinggi di wilayah hulu, maka sebaiknya untuk
subDAS
Serang
Sidatan 235.60 126.71 1.47 363.79 wilayah hulu dilakukan pengelolaan lingkungan
subDAS sebagai kawasan lindung. Selain fungsi lindung
Sumitro 52.55 188.31 252.55 493.41
Sumber : Analisis data 2018
terpelihara dengan baik dan mencegah terjadinya
bencana longsor dan erosi di daerah hulu, banjir
Jika dilihat pola sebaran spasial berdasarkan bandang di wilayah tengah dan sedimentasi di hilir
Gambar 5.2., pola kerusakan DAS tinggi berada dan muara sungai. Adapun usaha-usaha
pada daerah hulu dan tengah DAS Serang pengeolaaan lingkungan dapat dilakukan sebagai
Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta. berikut. Tutupan vegetasi hutan perlu diperbanyak
terutama di hutan lindung dan kawasan konservasi
karena semakin berkurangnya tegakan/vegetasi
yang ada di kawasan hutan baik hutan lindung,
hutan milik Perum Perhutani, dan kawasan
konservasi Waduk Sermo. Mempertahankan luasan
hutan lindung dan kawasan konservasi, agar luasan
hutan lindung dan kawasan konservasi tidak
berkurang akibat gangguan dari aktivitas di luar
hutan lindung karena semakin berkurangnya
tegakan yang ada di kawasan hutan baik hutan
lindung, hutan milik Perum Perhutani dan kawasan
konservasi Waduk Sermo. Di daerah hulu DAS
yang sebagian besar merupakan hak milik sehingga
sulit dalam mengontrol perubahan penggunaan dan
tutupan lahannya. Akibatnya ada kecenderungan
kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi
waduk Sermo terganggu, sehingga perlu pemberian
kesempatan berusaha diluar sektor kehutanan,
Gambar 5.2. Peta kerusakan lingkungan DAS pertanian dan perkebunan agar masyarakat tidak
Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. hanya tergantung dari sumberdaya lahan.
Yogyakarta Diperlukan pemberdayaan masyarakat di seluruh
Strategi pengelolaan lingkungan di DAS DAS, terutama disekitar hutan dan di daerah
Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta penyangga.
Wilayah Tengah DAS Serang Kabupaten yang sangat berkembang terutama di desa desa
Kulonprogo D.I. Yogyakarta. Wilayah tengah ini sepanjang pesisir seperti Desa Bugel, Pleret,
terdiri dari subDAS Nagung dan Sidatan. Gorongan, Bojong dan Karangwuni, banyak
Kerusakan lingkungan wilayah ini tedapat dua pemanfaatan lahan berupa lahan pertanian berupa
kelas kerusakan lingkungan yaitu sedang dan sawah atau tegalan, dengan kondisi alam yang
sangat tinggi, jenis kerusakan berupa kekeringan di mendukung dan topografi datar serta potensi jasa
lahan pertanian, dan penambangan galian C di lingkungan penyedia bahan pangan sangat tinggi
teras-teras sungai. Pengelolaan lingkungan yang maka wilayah hilir DAS Serang Kabupaten
sesuai jika melihat funsgi jasa lingkungan yang Kulonprogo D.I. Yogyakarta bisa dikembangkan
terdapat pada wilayah tengah DAS Serang adalah sebagai kawasan untuk pertanian dan ataupun
dijadikan sebagai kawasan penyangga yaitu sbagai kawasan permukiman. Pengelolaan wilayah hilir
kawasan pelindung dan budidaya, jika dilihat dari DAS Serang Kabupaten Kulonprogo D.I.
tabel matrik kawasan ini hamper setiap wilayah Yogyakarta sebagai berikut: Perlu penataan
mempunyai kelas jasa lingkungan yang tinggi baik kawasan budidaya baik budidaya tanaman
untuk jasa lingkungan sebagai tata aliran air dan semusim, kebun campur dan tanaman tahunan agar
banjir, pencegahan bencana, pemukiman, pangan, sesuai dengan fungsi kawasan dan tata ruang yang
serta biodiversitas, dengan potensi dan fungsi jasa ada. perbaikan konservasi air dan tanah yang ada
lingkungan yang sangat bergam ini maka jika seperti perbaikan teras, pembuatan bangunan
dilihat dari segi jasa lingkungannya kawasan konservasi (dam pengendali, penahan, gully plug,
tengah wilayah DAS Serang Kabupaten dan sebagainya), pengembangan pertanian harus
Kulonprogo D.I. Yogyakarta di tetapkan sebagai mampu menunjang ketahanan pangan nasional,
kawasan penyangga. Adapun langkah pengelolaan sehingga lebih menitikberatkan pada kualitas dan
lingkungan wilayah tengah ini dapat dilakukan pengembangan bahan pangan alternatif,
sebagai berikut. Khusus di kawasan konservasi pengembangan komoditas, hortikultura,
waduk Sermo, perlu dilakukan kegiatan perkebunan dan peternakan. Perlu diperbanyak
pengkayaan jenis dan pemberdayaan masyarakat jumlah ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan,
sekitar kawasan. Dilakukan upaya pengkayaan seperti misalnya hutan kota, perindang disetiap
jenis tanaman lokal yang dimungkinkan seperti hunian, tanaman turus jalan, taman kota. Adanya
gayam, kepuh, bando, kepel, timoho, nogosari, dan penataan drainase yang baik dan terpadu, agar
kenari. Pengkayaan jenis fauna seperti elang, untuk pengatusan air di wilayah perkotaan dan
kawasan hutan produksi yang berada dikawasan pemukiman terhindar dari banjir/genangan.
penyangga perlu diperbanyak tutupan vegetasi di
kawasan hutan produksi/Perum Perhutani, dan 7. KESIMPULAN
dipertimbangkan untuk tebang pilih saat panen. Tingkat kerusakan lingkungan DAS Serang
Sehingga menghindari lahan kosong tanpa Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta terjadi di
tanaman saat panen dan mengurangi erosi yang wilayah hulu dan tengah DAS Serang Kabupaten
terjadi di kawasan hutan produksi saat hujan tiba. Kulonprogo D.I. Yogyakarta, pada wilayah DAS
DAS Wilayah hilir yaitu wilayah subDAS bagian hulu meliputi subDAS Soemitro, Ngrancah,
Nagung dan Sidatan berasarkan analisis data Nangung, Sekiyep dan Sidatan, dengan persentase
spasial kerusakan lingkungan subDAS wilayah kerusakaan tinggi sebesar 15% dari luas DAS
hilir mengali kerusakan lingkungan sedang, yang Serang Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta,
diakibatkan oleh tingkat sedimentasi di muara Sedangkan pada wilayah tengah DAS Serang
sungai yang tebal dan kekeringan akan air irigasi di Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta kerusakan
wilayah lahan pertanian, jika melihat jasa lingkungan yang tinggi dan terbesar di subDAS
lingkungan yang dominan di wilayah hilir ini Nagung, dengan luas kerusakan lingkungan yang
berdasarkan tabel matrik pengelolaan lingkungan sangat tinggi sebesar. 1.019,30 ha
diatas diketahui bahwa di wilayah hilir jasa
lingkungan yang dominan dan mempunyai kelas 8. SARAN
jasa lingkungan yag tinggi adalah berupa jasa Didasarkan hasil analisis Jasa Lingkungan
lingkungan penyedia bahan pangan hamper dan Etika Lingkungan di dalam pengelolaan DAS
dominan di wilayah hilir dikarenakan banyak Serang Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta.
masyaakat hilir yang memanfaatkan lahan sebagai Maka diharapkan adanya suatu kebijakan-
lahan pertanian dan terdapat sistem irigasi teknis kebijakan dari pemerintah daerah atau instansi
terkait untuk selalu memperhatikan aspek jasa
lingkungan dan etika lingkungannya

Daftar Pustaka
MEA, 2005. Ecosystems and Human Well-
being:synthesis. Island Press,
Washington, DC
Saaty, 1986. THE ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS-WHAT IT IS AND HOW IT
IS USED. 4922 Ellsworth Avenue,
Pittsburgh, PA 15213, U.S.A
Hein et al. 2006. Spatial Scales, Stakeholders
and the Valuation of Ecosystem
Services.

Anda mungkin juga menyukai