3. Klasifikasi
Join Nation Comitten on Detection Evolution and Treatment of
High Blood Pressure, badan peneliti hipertensi di Amerika Serikat,
menentukan batasan tekanan darahyang berbeda. Pada laporan 1993,
dikenal dengan sebutan JPC-V, tekanan darah pada orang dewasa berusia
18 tahun diklasifikasikan:
No. Kriteria Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
1. Normal <130 <85
2. Perbatasan (high normal) 130-139 85-89
3. Hipertensi
Derajat 1: Ringan 140-159 90-99
Derajat 2: Sedang 160-179 100-109
Derajat 3: Berat 180-209 110-119
Derajat 4: Sangat berat >210 >120
Jenis Hipertensi
Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan
merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,
kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang
aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen.
Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi:
a) Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 95% penderita
hipertensi. Disebabkan oleh faktor:
1) Faktor keturunan, dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan, yang mempengaruhinya adalah umur (jika umur
bertambahmaka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (pria
lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih).
b) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu
contohhipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular renal, yang
terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat
kongental atau akibat ateroskerosis. Stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan
angiotensin II. Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan
darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintetis andosteron
dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada
stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat, tekanan darah
akan kembali normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain feokromositoma
yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal yang menyebabkan
peningkatan kecepatan denyut jantung, volume sukuncup dan juga
penyakit Cushing. Hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral
juga dianggap sebagai hipertensi sekunder.
c) Hipertensi Akibat Kehamilan
Hipertensi akibat kehamilan atau hipertensi gestasional adalah
jenis hipertensi sekunder. Hipertensi gestasional adalah peningkatan
tekanan darah (>140 mmHg pada sitolik, >90 mmHg pada diastolik)
terjadi setelah kehamilan 20 minggu pada wanita non hopertensi dan
membaik dalam 12 minggu pasca postpartum. Hipertensi jenis ini
tampaknya terjadi akibat kombinasi dan peningkatan curah jantung serta
peningkatan total peripheral resistance (TPR). Jika hipertensi terjadi
setelah 12 minggu pasca postpartum atau telah ada sebelum 20 minggu
usia kehamilan, masuk ke dalam kategori hipertensi kronik.
Pada preeklamsia tekanan darah tinggi disertai dengan proteinuria
(dari dalam urine setidaknya 0,3 protein dalam 24 jam). Preeklamsia
biasanya terjadi setetelah usia kehamilan 20 minggu dan dihubungkan
dengan penrunan aliran darah plasenta dan pelepasan mediator kimiawi
yang dapat menyebabkan disfungsi sel endotel vaskular di seluruh tubuh.
Kondisi ini merupakan gangguan yang sangat serius, seperti halnya
preeklamsia superimosed pada hipertensi kronis.
4. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi belum diketahui. Sejumlah kecilklien
antara2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Namun masih belum ada penyebab tunggal
yang dapat diidentifikasi. Kondisi inilah disebut sebagai “hipertensi
esensial”. Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan
tekanan darah normal,yang kemudian berperan dalam terjadinya hipertensi
esensial. Penyebab hipertensi primer tidak diketahui,meskipun telah banyak
penyebab yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkin banyak factor:
a) Arterosklerosis
b) Meningkatnya pemasukan sodium
c) Baroreseptor
d) Renin Secretion
e) Renal exoretion dari sodium dan air
f) Faktor genetic dan lingkungan
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan factor risiko dilakukan dengan cara pengobatan
setara non – farmakologis, antara lain :
a) Pengaturan diet
Diet dan pola hidup sehat dan/atau dengan obat – obatan yang
menuunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan
hipertrofi ventrike kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan :
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan garam dapat
mengurangi stimulasi sistem rennin – angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50 – 100 mmol atau setara dengan 3- 6 gram garam per
hari.
2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas.Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh
oksidanitrat pada dinding vaskuler.
3) Diet kaya buah dan sayur.
4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
b) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas,pada sebagian orang, dengan cara menurunkan
berat badan mengurngi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa
studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan ( 1 kg/ minggu) sangat dianjurkan. Penurunan
berat badan dengan menggunakan obat – obatan perlu menjadi
perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang
mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah, memperburukangina atau gejala gagal jantung dan terjadinya
eksaserbasi aritmia.
c) Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
Olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi
perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama
30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. Olahraga dapatmeningkatkan kadar HDL,
yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
d) Memperbaiki gaya hidup yang tidak sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organdan dapat
meningkatkan kerja jantung.
Penatalaksanaan medis yang diterapkan pada penderita hipertensi
adalah sebagai berikut :
a) Terapi oksigen
b) Pemantauan hemodinamik
c) Pemantauan jantung
d) Obat – obatan :
1) Diuretik : Chorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium.
Diuretik bekerja melalui berbgi mekanisme untuk mengurangi curah
jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan
airnya. Sebai diuretic (tiazid) juga dapat menurunkan TPR.
2) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung
atau arteri dengan mengintervensi influx kalsium bersifat lebih spesifik
untuk saluran lambat kalsium otot jantung, sebagian yang lain lebih
spesifik untuk saluran kalsium memiliki kemampuan yang berbeda –
beda dalam menurunkan kecepatan denyut jantung, volume sekuncup
dan TPR.
3) Pengambat enzim mengubah angiotensin II atau inhibitor ACE
berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan
menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunkan
sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium
pada urin kemudian menurunkan volume plasma dan cura jantung.
Inhibitor ACE juga menurunkan tekanan darah dengan efek bradikinin
yang memanjang, yang normalnya memecah enzim. Inhibator ACE
dikontradikasi untuk kehamilan.
4) Antagonis (penyekat) respetor beta, terutama penyekat selektif, bekerja
pada reseptor beta di jantung untuk menurunkan kecepatan jantung dan
curah jantung.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a) Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut
3) Dara perier lengkap
4) Kimia darah ( kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa )
b) EKG
1) Hipertropi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miokard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c) Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta
2) Pembendungan, lebarnya paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vaskuler ginjal
8. Pencegahan hipertensi
Pencegahan hipertensi dapat Anda lakukan dengan melakukan beberapa hal
berikut :
a) Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat (Sayur dan buah).
b) Mengurangi konsumsi garam, alkohol, dan makanan yang berlemak
tinggi.
c) Mengurangi berat badan, istirahat yang cukup.
d) Lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.
e) Mengubah pola hidup menjadi pola hidup yang lebih sehat maka
penggunaan obat–obatan dapat diminmalkan bahkan penderita
hipertensi dapat hidup tanpa konsumsi obat hanya dengan perubahan
pola hidup.
f) Menghabiskan waktu selama 30 sampai 40 menit untuk berolahraga
sebanyak 2–3 kali seminggu. Perbanyak $alan kaki daripada
mengemudi atau menggunakan kendaraan.
g) Hindari konsumsi makanan berminyak, bergaram, dan bergula tinggi
konsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang.
h) Mengolah makanan dengan cara merebus atau memanggang. Kalau pun
harus digoreng gunakanlah minyak zaitun.
i) Hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
j) Bebaskan pikiran Anda dari stres dan tekanan pikiran buruk lainnya
istirahat 5–10 menit di tengah rutinitas Minum air 7–8 gelas setiap hari.
k) Tidur cukup di malam hari selama 7–8 jam.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung
karena ikatan tertentu untuk saling berbagi pengalaman dan
melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Berbeda
halnya dengan Padila (2012), keluarga adalah suatu arena
berlangsungnya interaksi kepribadian atau sebagai sosial terkecil
yang terdiri dari seperangkat komponen yang sangat tergantung
dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem lain.
Sudiharto (2007), mendefinisikan keluarga adalah unit
pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat
kesehatan komunitas. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah
satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lain.
Dari beberapa pengertian keluarga disimpulkan keluarga adalah
dua orang atau lebih yang hidup bersama dan diikat oleh suatu
ikatan pernikahan yang sah untuk berbagi pengalaman satu sama
lain dan mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani
pasangan.
2. Bentuk-Bentuk Keluarga
Berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai keluarga
tradisional dan non tradisional adalah sebagai berikut :
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti Keluarga inti terdiri dari seorang ayah yang mencari
nafkah, ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman, 2010).
Sedangkan menurut Padila (2012), keluarga inti adalah keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua
campuran atau orang tua tiri.
2) Keluarga adopsi Adopsi merupakan sebuah cara lain untuk
membentuk keluarga. Dengan menyerahkan secara sah tanggung
jawab sebagai orang tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan
saling menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Di satu
pihak orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan kasih sayangnya
pada anak adopsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga
yang sangat menginginkan mereka (Friedman, 2010).
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif
merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Saat ini, ketika
tugas sosial dilaksanakan di luar unit keluarga, sebagian besar upaya
keluarga difokuskan pada pemenuhan kebutuhan anggota keluarga akan
kasih sayang dan pengertian. Manfaat fungsi afektif di dalam anggota
keluarga dijumpai paling kuat di antara keluarga kelas menengah dan kelas
atas, karena pada keluarga tersebut mempunyai lebih banyak pilihan.
Sedangkan pada keluarga kelas bawah, fungsi afektif sering terhiraukan.
Balita yang seharusnya mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang
cukup, pada keluarga kelas bawah hal tersebut tidak didapatkan balita
terutama pada pola makan balita. Sehingga dapat menyebabkan gizi
kurang pada balita tersebut (Friedman, 2010).
d. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas
antar-generasi keluarga masyarakat yaitu : menyediakan anggota baru
untuk masyarakat menurut Lislie dan Korman (1989 dalam Friedman,
2010). Banyaknya jumlah anak dalam suatu keluarga menyebabkan
kebutuhan keluarga juga meningkat terutama pada kebutuhan makan anak.
Karena tidak terpenuhinya kebutuhan makanan anak mengakibatkan anak
mengalami gizi kurang (Friedman, 2010).
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan. Pendapatan keluarga yang terlalu rendah
menyebabkan keluarga tidak mampu membeli kebutuhan gizi anak,
sehingga anak mengalami gizi kurang (Friedman, 2010).
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families) Tahapan ini
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan
pensiunan atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika
orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan
persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tahap
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan
kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian
dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk
lebih mandiri (Friedman, 2010).