Anda di halaman 1dari 17

Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

PROSES PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG MENURUT UU NO. 12


TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Oleh Dermina Dalimunthe


Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan
e-mail: derminadalimunthe@gmail.com

Abstrak

The formation of laws according to Law No.12 of 2011 includes the stages of
planning, drafting, discussion, ratification and enactment. The process of
forming uu in Law NO. 12 of 2011 has new things, among others, is the bill
originating from the House of Representatives, the President and the DPD
must be accompanied by academic draft of the bill, after the decision of the
Court. 92 of 2012 DPD participated in the discussion of the bill on tingka II
although not until the decision-making stage.

Kata Kunci: Pembentukan UU, UU No. 12 Tahun 2011

A. Pendahuluan
Proses pembentukan undang- Dibentuknya Undang-Undang
undang secara garis besar diatur dalam Nomor 12 Tahun 2011 didasari dengan
UUD tahun 1945 yaitu pasal 20 ayat (1) pertimbangan,2 bahwa undang-undang
DPR memegang kekuasaan untuk sebelumnya, yaitu Undang-Undang
membentuk undang-undang (UU),1 Pasal Nomor 10 Tahun 2004 tentang
5 Ayat 1 tertulis "Presiden berhak Pembentukan Peraturan Perundang-
mengajukan Rancangan Undang-Undang undangan masih terdapat kekurangan dan
kepada DPR", selanjutnya, di dalam Pasal belum dapat menampung perkembangan
20 ayat (2) UUD 1945 diatur bahwa kebutuhan masyarakat mengenai aturan
setiap rancangan undang-undang (RUU) pembentukan peraturan perundang-
dibahas oleh DPR dan Presiden untuk undangan yang baik sehingga perlu
mendapatkan persetujuan bersama, diganti.
selanjutnya lebih spesifik diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Tata 2004 memang perlu disempurnakan,
Urutan Peraturan Perundang-undangan.
2
Pertimbangan Lahirnya UU NO. 12
1
UUD 1945. Tahun 2011 bagian c.

66
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

khususnya materi-materi yang terkait pembentukan UU diatur dalam Pasal 142


dengan adanya berbagai undang-undang s.d. 163. Dapat juga dilihat pada Tata
yang memiliki dampak penting bagi Tertib DPR mengenai Tata Cara
pembentukan peraturan perundang- Pembentukan Undang-undang. Penulis
undangan, antara lain Undang-Undang akan memaparkan proses pembentukan
Nomor 32 Tahun 2004 tentang undang-undang menurut UU No.12
Pemerintahan Daerah dan Undang- Tahun 2011.
Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang
B. Pembentukan Perundang-
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Undangan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
1. Pengertian Pembentukan Undang-
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Undang
Daerah, UU MD3 dan UU P3 serta Di Indonesia, nomenklatur
berbagai peraturan perundang-undangan (istilah) “perundang-undangan”
di bawah undang-undang yang juga diartikan dengan segala sesuatu yang
memiliki dampak penting bagi bertalian dengan undang-undang,
pembentukan peraturan perundang- seluk beluk undang-undang. Misalnya
undangan. ceramah mengenai perundang-
Proses pembentukan UU diatur undangan pers nasioal, falsafah
dalam UU No. 10 Tahun 2004 dan yang negara itu kita lihat pula dari sistem
terbaru UU No. 12 Tahun 2011 tentang perundang-undangannya.3
Pembentukan Peraturan Perundang- Menurut Bagir Manan4
undangan. Selain itu, proses pembentukan peraturan perundang-undangan adalah
UU juga diatur dalam UU No. 27 Tahun setiap putusan tertulis yang dibuat,
2009 Tentang Majelis Permusyawaratan ditetapkan dan dikeluarkan oleh
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, lembaga dan atau pejabat negara yang
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan mempunyai (menjalankan) fungsi
Perwakilan Rakyat Daerah. legislatif sesuai dengan tata cara yang

Dalam UU 12/2011, proses 3


W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, diolah kembali oleh Pusat
pembentukan undang-undang diatur Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,
dalam Pasal 16 s.d. Pasal 23, Pasal 43 s.d.
Balai Pustaka, 1982, hal. 990.
4
Pasal 51, dan Pasal 65 s.d. Pasal 74. Bagir Manan, Peranan Peraturan
Perundang-undangan Dalam Pembinaan Hukum
Sedangkan, dalam UU 27/2009, Nasional, Bandung, Armico, 1987, hal. 13.

67
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

berlaku. Pengertian Pembentukan Republik Indonesia Tahun


Peraturan Perundang-undangan 1945;
adalah pembuatan Peraturan b. Undang-Undang Republik
Perundang-undangan yang Indonesia Nomor 12 Tahun
mencakup tahapan perencanaan, 2011 tentang Pembentukan
penyusunan, pembahasan, Peraturan Perundang-
pengesahan atau penetapan, dan undangan;
pengundangan.5 Undang-Undang c. Undang-Undang Republik
adalah peraturan perundang-undangan Indonesia Nomor 17 Tahun
yang dibentuk oleh Dewan 2014 tentang Majelis
Perwakilan Rakyat dengan Permusyawaratan Rakyat,
persetujuan bersama Presiden.6 Dewan Perwakilan Rakyat,
Dari pengertian di atas dapat Dewan Perwakilan Daerah,
disimpulkan bahwa pembentukan dan Dewan Perwakilan Rakyat
undang-undang merupakan salah satu Daerah;
bagian dari pembentukan peraturan d. Peraturan Presiden Republik
perundangan-undangan yang Indonesia Nomor 87 Tahun
mencakup tahapan perencanan, 2014 tentang Peraturan
penyusunan, pembahasan, pengesahan Pelaksanaan Undang-Undang
atau penetapan, dan pengundangan. Nomor 12 Tahun 2011 tentang
2. Dasar Hukum Proses Pembentukan Peraturan
Pembentukan UU
Perundang-undangan;
a. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, e. Peraturan Dewan Perwakilan
Pasal 21, Pasal 22 D ayat (1), Rakyat Republik Indonesia
dan Pasal 22 D ayat (2) Nomor 1/DPR RI/TAHUN
Undang-Undang Dasar Negara 2009 tentang Tata Tertib;
f. Peraturan Dewan Perwakilan
5
Menurut UU Nomor 12 Tahun 2011 Rakyat Republik Indonesia
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, dan Peraturan Presiden Republik Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tata Cara Penyusunan
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan Program Legislasi Nasional;
6
Pasal 1 ayat 3 UU No. 1 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.

68
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

g. Peraturan Dewan Perwakilan 1) DPR memegang kekuasaan


Rakyat Republik Indonesia membentuk Undang-undang.
Nomor 2 Tahun 2012 tentang 2) Setiap RUU dibahas oleh
Tata Cara Mempersiapkan DPR dan Presiden untuk
Rancangan Undang-Undang; mendapat persetujuan
h. Putusan Mahkamah Konstitusi bersama
Nomor 92/PUU-X/2012 3) Jika RUU itu tidak mendapat
tentang Pengujian Undang- persetujuan bersama, RUU
Undang Nomor 27 Tahun itu tidak boleh diajukan lagi
2009 tentang Majelis dalam persidangan DPR masa
Permusyawaratan Rakyat, itu
Dewan Perwakilan Rakyat, 4) Presiden mengesahkan RUU
Dewan Perwakilan Daerah, yang telah disetujui bersama
dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk menjadi undang-
Daerah dan Undang-Undang undang.
Nomor 12 Tahun 2011 tentang 5) Dalam hal RUU yang telah
Pembentukan Peraturan disetujui tidak disahkan oleh
Perundang-undangan. Presiden dalam waktu 30
(tiga puluh) hari semenjak
3. Proses Pembentukan Undang-
RUU tersebut disetujui, RUU
Undang
tersebut sah menjadi Undang-
a. Kewenangan DPR-RI
undang dan wajib
membentuk Undang-Undang
diundangkan.7
Membentuk Undang-
Kekuasaan membentuk
Undang merupakan kekuasaan
Undang-Undang pada DPR
yang melekat pada DPR, selain
merupakan wewenang atribusi
kekuasaan pengawasan dan
yang diberikan oleh UUD 1945
anggaran. Wewenang
yang dipegang oleh presiden, pra
pembentukan Undang-Undang ini
amandemen (Pasal 5 ayat (1)
diwujudkan kedalam fungsi
UUD 1945 dipegang oleh
legislasi DPR yang bersumber
presiden. Akibatnya beban untuk
kepada UUD 1945. Ketentuan
Pasal 20 ayat (1) menggariskan: 7
UUDNRI Tahun 1945

69
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

membentuk undang-undang yang DPD terkait RUU tertentu)


diwujudkan dalam fungsi legislasi menyusun daftar RUU yang akan
DPR menjadi tanggung jawab disusun kedepan. Proses ini
DPR sepenuhnya. Dengan kata umumnya dikenal dengan istilah
lain Perubahan UUD 1945 telah penyusunan Program Legislasi
mendudukkan posisi DPR sebagai Nasional (Prolegnas). Hasil
lembaga utama pembentuk pembahasan tersebut kemudian
undang-undang, sedangkan dituangkan dalam Keputusan
Presiden tetap memiliki kekuasaan DPR.8
membentuk undang-undang dalam Ada dua jenis Prolegnas,
bentuk "hak" mengajukan RUU yakni yang disusun untuk jangka
kepada DPR (Pasal 5 ayat 1), waktu 5 tahun (Prolegnas Jangka
sekaligus tugas untuk Menengah/Proleg JM) dan
mengesahkan RUU yang telah tahunan (Prolegnas Prioritas
disetujui bersama untuk menjadi Tahunan/Proleg PT).9 Sebelum
undang-undang. sebuah RUU dapat masuk dalam
Undang-undang adalah Prolegnas tahunan, DPR
produk hukum yang dibentuk oleh dan/Pemerintah sudah harus
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyusun terlebih dahulu Naskah
dan Presiden, untuk undang- Akademik dan RUU tersebut.
undang tertentu melibatkan Namun Prolegnas bukanlah satu-
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). satunya acuan dalam perencanaan
Secara garis besar proses pembentukan UU. Dimungkinkan
pembentukan undang-undang adanya pembahasan atas RUU
terbagi menjadi 5 (lima) tahap, yang tidak terdapat dalam
yakni perencanaan, penyusunan, prolegnas, karena muncul keadaan
pembahasan, pengesahan dan tertentu yang perlu segera
pengundangan. direspon10

b. Tahapan Perencanaan
Undang-Undang
8
UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 22 ayat 2
Perencanaan adalah tahap 9
UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 20 ayat 3.
10
UU No. 12 Tahun 2011Pasal 23 ayat 2
dimana DPR dan Presiden (serta dan 3.

70
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

Pada tahap mengumpulkan Pengkajian Pelayanan Data dan


masukan, Pemerintah, DPR, dan Informasi (PPPDI) yang bertugas
DPD secara terpisah membuat melakukan penelitian atas
daftar RUU, baik dari substansi RUU dan Tim
kementerian/lembaga, anggota Perancang Sekretariat Jenderal
DPR/DPD, fraksi, serta DPR yang menuangkan hasil
masyarakat. Usul Rancangan penelitian tersebut menjadi sebuah
Undang-Undang dapat berasal RUU. Menurut UU No 12 Tahun
dari DPR, Presiden dan DPD 2011 Bab V bagian kesatu,
yaitu: Penyusunan undang-undang Pasal
43 ayat 1:
1) RUU yang berasal dari DPR
2) Rancangan undang-undang
Proses penyiapan RUU
dapat berasal dari DPR, DPD atau
yang berasal dari DPR
Presiden11
dilaksanakan berdasarkan UU No.
27 Tahun 2009 dan Peraturan Tata RUU dari DPR
Tertib DPR. disampaikan dengan surat
pimpinan DPR kepada presiden
Badan Pembantuan Penyiapan
dan kepada pimpinan DPD untuk
Usul Inisiatif DPR
RUU yang berkaitan dengan
Sebelum sampai pada usul
kompetensi DPD.12
inisiatif DPR, ada beberapa badan
3) Usul Inisiatif DPR
yang membantu penyiapan suatu
RUU.RUU Tata Cara Tahapan pertama,
Pembentukan Peraturan penyusunan RUU dapat
Perundang-undangan disiapkan dilakukan dengan dua cara,
oleh Tim Asistensi Badan yaitu berdasarkan Prolegnas
Legislasi (Baleg). Selain itu ada dan kedua inisiatif dari
beberapa badan lain yang secara Anggota, Komisi, Gabungan
fungsional memiliki kewenangan Komisi atau Baleg.
untuk menyiapkan sebuah RUU Penyusunan Prolegnas oleh
yang akan menjadi usul inisiatif
11
Putusan Mahkamah Konstitusi No.
DPR. Badan ini adalah Pusat 92/2012
12
Ibid.

71
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

DPR dikoordinasikan oleh seluruh Anggota. Rapat


DPR melalui Baleg. Dalam Paripurna untuk memutuskan
Prolegnas ditetapkan skala apakah usul RUU tersebut
prioritas sesuai perkembangan secara prinsip dapat diterima
kebutuhan masyarakat. menjadi RUU usul dari DPR
Tahapan awal untuk atau tidak, setelah diberikan
mengajukan RUU usul inisiatif kesempatan kepada Fraksi
dapat diajukan oleh Anggota, untuk memberikan
Komisi, Gabungan Komisi, pendapatnya. Keputusan dalam
atau Badan Legislasi. Usul Rapat Paripurna dapat berupa:
inisiatif RUU tersebut beserta a) Persetujuan;
penjelasan keterangan dan/atau b) Persetujuan dengan
naskah akademis yang perubahan; atau
disampaikan secara tertulis c) Penolakan.
oleh Anggota atau Pimpinan Dalam hal persetujuan,
Komisi, Pimpinan Gabungan DPR menugaskan kepada Komisi,
Komisi, atau Pimpinan Badan Baleg, atau panitia khusus untuk
Legislatif kepada pimpinan menyempurnakan RUU tersebut.
DPR disertai daftar nama dan Dalam hal RUU yang telah
tanda tangan pengusul serta disetujui tanpa perubahan atau
nama Fraksinya setelah yang telah disempurnakan,
dilakukan pengharmonisasian, disampaikan kepada Presiden oleh
pembulatan, dan pemantapan Pimpinan DPR dengan
konsepsi. permintaan agar Presiden
Tahapan Kedua, dalam menunjuk Menteri yang akan
Rapat Paripurna setelah usul mewakili Presiden dalam
inisiatif RUU tersebut diterima melakukan pembahasan RUU
oleh Pimpinan DPR, Pimpinan tersebut bersama-sama dengan
DPR memberitahukan kepada DPR, dan kepada Pimpinan DPD
Aggota tentang masuknya usul jika RUU yang diajukan mengenai
inisiatif RUU tersebut, hal-hal tertentu. Dalam waktu 60
kemudian dibagikan kepada (enam puluh) hari kerja sejak

72
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

diterimanya surat tentang


penyampaian RUU dari DPR,
Presiden menunjuk Menteri yang
ditugasi mewakili Presiden dalam
pembahasan RUU bersama DPR.
Terhadap RUU yang berasal dari
DPR terdapat beberapa
pengaturan yang harus
diperhatikan sebagai syarat
keabsahan, yaitu:
1) Pengusul berhak mengajukan
perubahan selama usul RUU
belum dibicarakan dalam
Badan Musyawarah yang
membahas penentuan waktu
pembicaraan dalam Rapat
Paripurna usul RUU tersebut.
2) Pengusul berhak menarik
usulnya kembali, selama usul
RUU tersebut belum
diputuskan menjadi RUU oleh
Rapat Paripurna.
3) Pemberitahuan tentang
perubahan atau penarikan
kembali usul, harus
ditandatangani oleh semua
pengusul dan disampaikan Perhatikan bagan di atas ini untuk melihat
usul RUU dari DPR13
secara tertulis kepada
Pimpinan DPR, kemudian
dibagikan kepada seluruh
Anggota.
13
http://3.bp.blogspot.com/-
wlohplc45bq/ucebmmgzdci/aaaaaaaabco/39maim
ys-g8/s1600/

73
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

praktik ketatanegaraan, Presiden berperan


aktif dalam pembentukan undang-undang,
baik pada proses dan tahapan persiapan
RUU, pembahasan RUU maupun pada
tahapan pengundangan suatu Undang-
Undang.
Bagaimana tata cara
mempersiapkan RUU yang dilakukan
oleh Presiden? Tata cara mempersiapkan
RUU yang berasal dari Pemerintah
dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
a) Penyusunan RUU
Menurut UU No. 12 Yahun 2011
Bab V Pasal 43 ayat 3 dinyatakan bahwa
Rancangan UU dari presiden harus
disertai dengan Naskah Akademik
Bagan di atas merupakan Proses alur Rancangan Undang-Undang. Pada Pasal
14
penyususnan RUU ususl inisiatif DPR 50 UU No. 12 Tahun 2012 ayat 1: RUU
4) RUU yang berasal dari Presiden dari presiden diajukan dengan surat
presiden kepada pimpinan DPR dan
Berdasarkan Perubahan Pertama
kepada pimpinan DPD untuk rancangan
UUD 1945 Presiden berhak mengajukan
UU yang menjadi kewenangan DPD.15
RUU kepada DPR. Ketentuan ini
Penyusunan RUU dapat dilakukan
menempatkan hubungan yang dinamis
dengan dua cara yaitu: Pertama dilakukan
antar kedua lembaga negara dalam
prakarsa berdasarkan Prolegnas.
pembentukan Undang-Undang. Kata
Penyusunan RUU yang didasarkan
berhak di dalam norma Pasal 5 ayat (1)
Prolegnas tidak memerlukan persetujuan
tersebut secara tegas memberikan suatu
izin prakarsa dari Presiden. Dan kedua
peranan yang boleh dilakukan atau tidak
dalam keadaan tertentu, prakarsa dalam
dilakukan oleh Presiden. Dan dalam
menyusun RUU di luar Prolegnas dapat
14
http://4.bp.blogspot.com/-
15
0zlcjlldq2m/ucebtjhk- Putusan Mahakamah Konsitusi No.
ii/aaaaaaaabcs/ypx2rddxslc/s1600 92/2012

74
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

dilakukan setelah terlebih dahulu 4) Jangkauan serta arah pengaturan


mengajukan permohonan izin prakarsa yang menggambarkan keseluruhan
kepada Presiden, dengan disertai substansi RUU.
penjelasan mengenai konsepsi pengaturan Surat Presiden tersebut
RUU yang akan diajukan. Penjelasan ditembuskan kepada Wakil Presiden,
mengenai konsepsi pengaturan RUU pada menteri koordinator, menteri yang
tersebut meliputi: ditugasi untuk mewakili
1) Urgensi dan tujuan pengaturan; Presiden/Prakarsa, dan Menteri. Pendapat
2) Sasaran yang ingin diwujudkan; akhir Pemerintah dalam pembahasan
3) Pokok pikiran, lingkup, atau obyek RUU di DPR disampaikan oleh
yang akan diatur; dan Menhukham yang ditugasi mewakili
4) Jangkauan serta arah pengaturan. Presiden, setelah terlebih dahulu
b) Penyampaian RUU kepada DPR melaporkannya kepada Presiden.
Berdasarkan ketentuan Pasal 25
Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2005
terhadap suatu RUU yang telah disetujui
oleh Presiden, akan disampaikan kepada
DPR untuk dilakukan pembahasan.
Selanjutnya Menteri Sekretaris Negara
akan menyiapkan Surat Presiden kepada
Pimpinan DPR untuk menyampaikan
RUU disertai dengan Keterangan
Pemerintah mengenai RUU tersebut.
Keterangan Pemerintah tersebut
disiapkan oleh Prakarsa, yang antara lain
memuat:
1) Urgensi dan tujuan penyampaian;
2) Sasaran yang ingin diwujudkan;
3) Pokok pikiran, lingkup, atau obyek
yang akan diatur;

75
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

Bagan di atas adalah bagan RUU yang diterima menjadi RUU Usul DPD atau
berasal dari Presiden16 tidak. Keputusan Sidang Paripurna dapat
terdiri atas tiga macam, yaitu:
5) RUU yang Berasal dari DPD
a) Diterima;
Dengan disahkannya UU No.
b) Diterima dengan perubahan; atau
12 Tahun 2011 pada Bab V Pasal 43
c) Ditolak.
ayat 1 dinyatakan bahwa Rancangan
Keputusan tersebut diambil
Undang-Undang dapat berasal dari
setelah Panitia Perancang Undang-
DPR, DPD atau Presiden. Dalam UU
Undang menyampaikan penjelasan dan
No. 12 Tahun 2011 Pasal 48 ayat 1:
prakarsa diberi kesempatan untuk
RUU yang berasal dari DPD
memberikan pendapatnya. Dalam hal
disampaikan secara tertulis oleh
Usul RUU diterima dengan perubahan,
pimpinan DPD kepada pimpinan DPR
DPD menugasi Panitia Perancang
dan kepada presiden dan harus disertai
Undang-Undang untuk membahas dan
Naskah Akademik17.
menyempurnakan usul RUU tersebut.
RUU yang diajukan oleh DPD
Usul RUU yang telah diterima tanpa
adalah RUU yang berkaitan dengan:
perubahan, atau RUU yang telah
a. Otonomi daerah,
disempurnakan tersebut selanjutnya akan
b. Hubungan pusat dan daerah,
disampaikan kepada DPR dan Presiden
c. Pembentukan dan pemekaran serta
disertai Surat Pengantar Pimpinan DPD.
penggabungan daerah,
Dalam keadaan tertentu DPR, DPD19 atau
d. Pengelolaan sumber daya alam dan
Presiden dapat mengajukan RUU di luar
sumber daya ekonomi lainnya,
Prolegnas mencakup:
e. Perimbangan keuangan pusat dan
1) Mengatasi keadaan luar biasa,keadaan
daerah18.
konflik atau bencana alam
Setelah melalui proses
2) Keadaan tertentu lainnya yang
penyusunan legislasi di DPD, sidang
memastikan adanya urgensi nasional
Paripurna DPD akan memutuskan,
atas suatu RUU yang dapat disetujui
apakah Usul RUU tersebut dapat
bersama oleh alat kelengkapan DPR
16
http.://4.bp.blocspot.com/-uwwbnj7- yang khusus menangani bidang
78i/ucecq-
2bmgi/aaaaaaaabc8/7m9hvm3jfdo/s1600 legislasi dan menteri yang
17
Putusan Mahkamah Konstitusi No.
19
92/2012 Putusan Mahkamah Konstitusi
18
UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 45 ayat 2 No.92/2012

76
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

menyelenggarakan urusan C. Tahapan Penyusunan Rancangan


Undang-Undang
pemerintahan di bidang hukum.20
3) Tahap selanjutnya adalah pembahasan Tahap Penyusunan RUU merupakan
masing-masing usulan dalam forum tahap penyiapan sebelum sebuah RUU
bersama antara Pemerintah, DPR dan dibahas bersama antara DPR dan
DPD. Dalam tahap inilah seluruh Pemerintah. Tahap ini terdiri dari:
masukan tersebut diseleksi dan a. Penyusunan rancangan undang-
kemudian, setelah ada kesepakatan undang,
bersama, ditetapkan oleh DPR b. Selanjutnya adalah harmonisasi,
melalui Keputusan DPR. Dalam UU pembulatan, dan pemantapan konsepsi
No. 12 Tahun 2011 perencanaan c. Pembuatan naskah akademik,
peraturan perundanga-undangan Ad. a. Naskah Akademik adalah
diatur dalam Bab IV Perencanaan naskah hasil penelitian atau
Peraturan Perundang-Undangan pengkajian hukum dan hasil
Bagian Kesatu, Perencanaan Undang- penelitian lainnya tehadap suatu
Undang Pasal 16: Perencanaan masalah tertentu yang dapat
Penyusunan undang-undang dipertanggungjawabkan secara
dilakukan dalam Prolegnas. Prolegnas ilmiah mengenai pengaturan
memuat program pembentukan masalah tersebut dalam suatu
undang-undang dengan judul rancangan peraturan sebagai
rancangan undang-undang, Materi solusi terhadap permasalahan
yang diatur dan keterkaitannya dan kebutuhan hukum
dengan peraturan perundang- masyarakat.
undangan lainnya. RUU meliputi: Dalam UU No. 12 Tahun 2011
a. Latar belakang dan tujuan Tentang Pembentukan Peraturan
penyusunan Perundang-Undangan Pasal 43 ayat 3
b. Sasaran yang ingin diwujudkan dinyatakan:
c. Jangklauan dan arah pengaturan “Rancangan Undang-Undang yang
Materi di atas telah melalui berasal dari DPR. Persiden, atau DPD
pengkajian dan penyelarasan dituangkan harus disertai Naskah Akademik”. Pada
dalam bentuk naskah akademik21. ayat 4 dinyakan bahwa: “Katentuan pada

20 21
UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 23 ayat UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 19aya 1,
2. 2.

77
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

ayat 3 tidak berlaku bagi Rancangan Ad.b. Penyusunan RUU adalah


Undang-Undang mengenai: pembuatan rancangan peraturan
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja pasal demi pasal dengan
Negara mengikuti ketentuan dalam
2) Penetapan Peraturan Pemerintah lampiran II UU 12/2011 yaitu:
Pengganti Undang-Undang menjadi BAB I KERANGKA PERATURAN
Undang-Undang atau PERUNDANG-UNDANGAN
3) Pencabutan Undang-Undang atau A. JUDUL
pencabutan Peraturan Pemerintah B. PEMBUKAAN
Pengganti Undang-Undang. 1. Frasa dengan Rahmat
Dalam Pasal 48 juga dinyatakan Tuhan Yang Maha Esa
bahwa: 2. Jabatan Pembentuk
“Rancangan Undang-Undang dari Perturan Perundanmg-
DPD disampaikan secara tertulis oleh Undangan
pimpinan DPD kepada pinpinan DPR dan 3. Konsiderans
harus disertai Naskah akademik”. 4. Dasar Hukum
Dari isi Pasal 43 UU No. 12 Tahun 5. Diktum
2011 di atas dipahami bahwa Rancangan C. BATANG TUBUH
Undang-Undang yang berasal dari DPR, 1. Ketentuan Umum
Presiden dan DPD, yang ruang 2. Materi Pokok yang
lingkupnya meliputi (Rancangan diatur
Peraturan Daerah Propinsi atau 3. Ketentuan Pidana (Jika
Rancangan Peraturan Daerah diperlukan)
Kabupaten/Kota) harus disertai Naskah 4. Ketentuan Peralihan
Akademik, tetapi tidak berlaku pada (Jika Diperlukan)
Rancangan Undang-Undang mengenai 5. Ketentuan Penutup
Anggaran Pendapatan dan Belanja D. PENUTUP
Negara, Penetapan Peraturan Pemerintah E. PENJELASAN (Jika
Pengganti Undang-Undang dan Diperlukan)
Pencabutan Undang-Undang atau F. LAMPIRAN (Jika
Pencabutan Peraturan Pemerintah Diperlukan)
Pengganti Undang-Undang.

78
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

Ad.c. Pengharmonisasian, Pembulatan, tingkat 1, kemudian DPD ikut dalam


dan Pemantapan Konsepsi pembahasan tingkat 2.22 Namun peran
adalah suatu tahapan untuk: DPD tidak sampai kepada ikut
1. Memastikan bahwa RUU yang memberikan persetujuan terhadap suatu
disusun telah selaras dengan: RUU. Persetujuan bersama terhadap suatu
a. Pancasila, UUD NRI RUU tetap menjadi kewenangan Presiden
Tahun 1945, dan UU lain dan DPR. tidak ikut serta pada pemberian
b. Teknik penyusunan persetujuan akhir yang lazimnya
peraturan perundang- dilakukan pada rapat paripurna DPR
undangan pembahasan Tingkat II. Artinya, DPD
2. Menghasilkan kesepakatan dapat saja ikut membahas dan memberi
terhadap substansi yang diatur pendapat pada saat rapat paripurna DPR
dalam RUU. yang membahas RUU pada Tingkat II,
Pengharmonisasian, pembulatan dan tetapi tidak memiliki hak memberi
pemantapan konsepsi RUU yang berasal persetujuan terhadap RUU yang
dari Presiden dikordinasikan oleh menteri bersangkutan. Persetujuan terhadap RUU
yang menyelenggarakan urusan untuk menjadi Undang-Undang, terkait
pemerintahan di bidang hukum. dengan ketentuan Pasal 20 ayat (2) UUD
1945 yang menegaskan bahwa hanya
DPR dan Presidenlah yang memiliki hak
D. Tahap Pembahasan Rancangan
Undang-Undang memberi persetujuan atas semua RUU.

Pembahasan materi RUU antara Kewenangan DPD yang demikian, sejalan

DPR dan Presiden (juga dengan DPD, dengan kehendak awal pada saat

khusus untuk topik-topik tertentu) melalui pembahasan pembentukan DPD pada

2 tingkat pembicaraan. Tingkat 1 adalah Perubahan Ketiga UUD 1945 yang

pembicaraan dalam rapat komisi, rapat berlangsung sejak tahun 2000 sampai

gabungan komisi, rapat badan legislasi, tahun 2001. Semula, terdapat usulan

rapat badan anggaran atau rapat panitia bahwa kewenangan DPD termasuk

khusus. Tingkat 2 adalah pembicaraan memberi persetujuan terhadap RUU

dalam rapat paripurna. Pengaturan untuk menjadi Undang-Undang, tetapi

sebelumnya DPD hanya “diizinkan” usulan tersebut ditolak.

untuk ikut serta dalam pembahasan 22


Keputusan Mahkamah Konstitusi
No.92/PUU-X/2012

79
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

Dalam pembahasan terjadi “saling E. Tahap Pengesahan Undang-


Undang
kritik” terhadap suatu RUU. DPR
memberikan penjelasan dan presiden Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun
menyampaikan pandangan jika RUU 2011 Pasal 72 Penyampaian RUU yang
berasal dari DPR, DPR memberikan telah disetujui bersama DPR dan Presiden
penjelasan serta presiden dan DPD tersebut dilakukan dalam jangka waktu
menyampaikan pandangan jika RUU paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal
berkaitan dengan kewenangan DPD persetujuan bersama. Setelah menerima
berasal dari DPR, Presiden memberikan RUU yang telah disetujui DPR dan
penjelasan dan fraksi memberikan Presiden tersebut, Sekretariat Negara
pandangan, jika RUU berasal dari akan menuangkannya dalam kertas
Presiden`, Presiden memberikan kepresidenan dan akhirnya dikirimkan
penjelasan serta fraksi dan DPD kepada Presiden untuk disahkan menjadi
menyampaikan pandangan jika RUU UU. Pengesahan RUU yang telah
yang berkaitan dengan kewenangan DPD disetujui bersama tersebut dilakukan
berasal dari Presiden.23 dengan membubuhkan tanda tangan
Perhatikan bagan di bawah ini dalam jangka waktu paling lambat 30
merupakan alur pembahasan RUU tingkat (tiga puluh) hari sejak RUU tersebut
I dan II24 disetujui oleh DPR dan Presiden. Setelah
Presiden mengesahkan RUU yang telah
disetujui bersama dengan DPR tersebut,
maka Undang-Undang itu kemudian
diundangkan oleh Menteri agar Undang-
Undang itu dapat berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat umum.
Dalam hal RUU tersebut tidak
ditandatangani oleh Presiden dalam
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak RUU tersebut disetujui bersama
DPR dan Presiden, maka RUU tersebut
23
UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 68 ayat 2 sah menjadi Undang-Undang, dan wajib
24
diundangkan, sesuai dengan ketentuan
http:/www.peraturan.go.id/welcome/index/proleg
nas_pengantarhtml#pembahasanuu

80
Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

Pasal 73 ayat (3) Undang-Undang No. 12 diundangkan Pasal 73 UU No. 12


Tahun 2011, dan Pasal 20 ayat (5) Tahun 2011
UUDNRI Tahun 1945.
F. Kesimpulan
Bagan Pengesahan diunggah dari25
Proses pembentukan UU menurut
UU No. 12 Tahun 2011 tahap pertama
adalah perencanaan undang-undang yang
diawali dari RUU yang dapat berasal dari
DPR, Presiden dan DPD RUU
tertentu, setiap RUU yang diajukan harus
dilengkapi dengan naskah akademik
RUU, dalam tahap penyusunan RUU,
DPR dalam rapat paripurna memutuskan
RUU tersebut berupa persetujuan,

Keterangan persetujuan dengan perubahan, atau

1. RUU yang telah disetujui penolakan, selanjutnya RUU dibahas

disampaikan oleh Pimpinan DPR dalam dua tingkat pembicaraan.

kepada Presiden paling lambat 7 hari Pembicaraan tingkat I

kerja untuk disahkan Pasal 72 ayat 2 pembahasan RUU harus melibatkan DPD

UU NO. 12 Taun 2011. sejak memulai pembahasan pada tingkat I

2. Apabila dalam 30 hari kerja RUU oleh komisi atau panitia khusus DPR,

tersebut belum disahkan menjadi UU, yaitu sejak menyampaikan pengantar

Pimpinan DPR mengirim surat musyawarah, mengajukan, dan membahas

kepada Presiden untuk minta Daftar Inventaris Masalah (DIM) serta

penjelasan menyampaikan pendapat mini sebagai

3. Dalam hal RUU tersebut tidak tahap akhir dalam pembahasan di Tingkat

disahkan oleh Presiden dalam waktu I. Kemudian DPD menyampaikan

30 hari sejak RUU disetujui, RUU pendapat pada pembahasan Tingkat II

tersebut sah menjadi UU dan wajib dalam rapat paripurna DPR sampai
dengan sebelum tahap persetujuan karena
hanya DPR dan Presiden lah yang
25
http://4.bp.blogspot.com/-
etprz3xtaw4/uceeptyodi/aaaaaaaabdm/61qsue-
h980/s1600/pengesahan.jpg

81
Proses Pembentukan|Dermina Dalimunthe

memiliki hak memberi persetujuan atas Pembinaan hukum Nasional,


Armico, Bandung, 1987
semua RUU.
Dalam hal persetujuan tidak dapat ttp://3.bp.blogspot.com/-
dicapai secara musyawarah untuk wlohplc45bq/ucebmmgzdci/aaaaa
aaabco/39maimys-g8/s1600/
mufakat, pengambilan keputusan http://4.bp.blogspot.com/-
dilakukan berdasarkan suara terbanyak. 0zlcjlldq2m/ucebtjhk-
ii/aaaaaaaabcs/ypx2rddxslc/s1600
RUU yang telah mendapat persetujuan
bersama DPR dengan Presiden http:/www.peraturan.go.id/welcome/inde
x/prolegnas_pengantarhtml#pemb
diserahkan kepada Presiden untuk ahasanuu
dibubuhkan tanda tangan, ditambahkan
kalimat pengesahan, serta diundangkan
dalam lembaran Negara Republik
Indonesia

DAFTAR KEPUSTAKAAN

UU No. 12 Tahun 2011 Tentang


Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan

Peraturan Presiden Republik Indonesia


Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.

UUDNRI Tahun 1945.

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum


Bahasa Indonesia, diolah kembali
oleh Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, PN Balai Pustaka,
Jakarta, 1982.

Bagir Manan, Peranan Peraturan


Perundang-undangan Dalam

82

Anda mungkin juga menyukai