Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KOMUNIKASI

KEPERAWATAN

TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dosen : WAHYU ASNURIYATI S, Kep., M.Kes

Kelas : II A

Disusun oleh :

Widodo 11409716032

Zaenal Abidin 11409716034

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI / TANJUNGPURA


BANJARMASIN

2017
TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Berdasarkan referensi dari dari Shives (1994), Stuart dan Sundeen


(1998), berikut akan dipaparkan mengenai teknik-teknik komunikasi
terapeutik dalam keperawatan yaitu:

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Perawat berusaha mendengarkan klien dan menyampaikan pesan verbal


dan non-verbal, untuk menunjukkan bahwa perawat perhatian akan
kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian
merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal
yang sedang dikomunikasikan.

2. Menunjukkan penerimaan

Menerima disini bukan berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia


untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak
setuju. Perawat tidak harus selalu menerima semua perilaku klien.
Perawat sebaiknya menghindari ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau
menggelengkan kepala seakan tidak percaya.

3. Menanyakan pertanyaan berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapat informasi yang spesifik


mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang
sedang dibicarakan dan dengan menggunakan kata-kata dalam konteks
budaya klien. Hal yang harus diperhatikan, pertanyaan diajukan secara
berurutan.

4. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri

Teknik komunikasi terapeutik yang keempat ini dapat dijelaskan bahwa


dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan
balik, sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan
mengharapkan komunikasi berlanjut.

5. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat dapat menghentikan


percakapan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan persepsi. Agar
pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh
yang konkrit dan mudah dimengerti klien.

6. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi pembicaraan, sehingga
lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya menghentikan
pembicaraan ketika klien menyampaikan masalahnya, kecuali jika
pembicaraan berlanjut tanpa informasi baru.

7. Menyampaikan hasil observasi

Menyampaikan apa yang telah diamati perawat dari pesan verbal dan
non-verbal klien, dapat dijadikan sebagai umpan balik terhadap apa yang
telahdikemukakan oleh klien. Hal ini sering membuat klien dapat
berkomunikasi dengan jelas, tanpa harus bertambah dengan
memfokuskan dan mengklarifikasi pesan yang telah disampaikan.

8. Menawarkan informasi

Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih


mendalam bagi klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan
informasi berarti memberikan pendidikan kesehatan bagi klien. Selain itu,
akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat. Perawat tidak
boleh memberikan nasehat kepada klien ketika menawarkan informasi,
tetapi memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan terkait keadaanya.

9. Diam

Diam memberikan perawat dan klien waktu untuk mengorganisir


pikirannya. Penggunaan metoda diam memerlukan keterampilan dan
ketepatan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan kurang
nyaman. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya
sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam
terutama berguna bagi klien ketika harus mengambil keputusan.

10. Meringkas

Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan


secara singkat. Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat dalam
mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat
melanjutkan pembcaran dengan topik yang berkaitan.

11. Memberikan penghargaan

Penghargaan yang diberikan jangan sampai membuat klien terbebani,


dalam artian klien kemudian akan berusaha keras untuk mendapatkan
penghargaan tersebut dan melakukan segala cara
dalammendapatkannya.

12. Menawarkan diri


Teknik ini harus dilakukan tanpa pamrih, karena mungkin klien belum
siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak
mampu membuat dirinya dimengerti.

13. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan

Biarkan klien merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya,


perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan
bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Teknik ini bertujuan untuk mengarahkan hampir selalu pembicaraan,


yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang
dibicarakan dan tertarik untuk melanjutkan pembicaraan. Perawat harus
berusaha untuk menafsirkan daripada mengarahkan diskusi/
pembicaraan.

15. Menempatkan kejadian secara teratur

Akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif


Kelanjutan dari suatu kejadian akan membantu perawat-klien untuk
melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu kejadian dapat
membantu perawat-klien untuk melihat kejadian berikutnya sebagai
akibat dari kejadian sebelumnya. Perawat akan dapat menentukan pola
kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang
memuaskan dan berarti bagi klien guna memenuhi kebutuhannya.

16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya

Klien harus bebas menguraikan persepsinya kepada perawat. Waspadai


timbulnya gejala ansietas ketika klien menceritakan pengalamannya.

17. Refleksi

Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan


perasaannya sebagai bagian dari dirinya.

Itulah sejumlah teknik komunikasi terapeutik yang dapat diaplikasikan


oleh setiap tenaga keperawatan dalam menghadapi klien atau pasien.
Pahami dengan baik pengertian komunikasi terapeutik menurut para ahli
dan cermati tahap-tahap komunikasi terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA

http://pustakakomunikasi.blogspot.co.id/2015/09/teknik-komunikasi-terapeutik-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai