Tentang
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 3 / IIA
Dosen Pembimbing:
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
2016/2017
PENYUSUN
1. LARASATY WIDYANINGRUM
2. OKTA PRIMA YENI
3. DITA MELIA ANANDA S
4. ELWISA DIANTI
5. ULFI RADHIAH
6. FONI APRILIANA YUDHA
7. MONA RIZA RUSANDI
8. RESTI OKTAVIA
9. MAULANA HUDZAIFAH LUZA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGATASI KEJANG DEMAM PADA ANAK
A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain
sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus
bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan
anaknya jatuh sakit, lebih – lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Hasil penelitian dari 166 kasus kejang demam yang dirawat di bagian
ilmu kesehatan anak RSUP M. Djamil padang selama tahun 1995-1996,
hnya 126 yang memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian.
Dilihat dari insidensi kejang demam dibgian IKA RSUP Dr.M
Djamil,maka kejang demam adalah kasus rawat neurologis yang paling
sering ditemukan dibandingkan kasus rawat neurologis lainnya. Angka
kejadian kejang demem 79,0% pada tahun 1995 dan 46,7% pada tahun
1996. Jumlah keseluruhan kasus yaitu 68,48% dari kasus rawat neurologis.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat
sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang
diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga
perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan
tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien
sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami Mahasiswa STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG ingin memberikan penyuluhan kepada Ibu-ibu di RT 01
Kecamatan Nanggalo, Padang agar Ibu-ibu mengetahui apa itu penyakit Kejang
Demam dan cara mengatasi Kejang Demam tersebut.
Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Tujuan pembuatan SAP ini supaya warga Kecamatan
Nanggalo Padang mampu Mengatasi Kejang Demam Pada
Anak
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang
penyakit kejang demam.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan
informasi dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi calon
tenaga kesehatan di STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG,
dalam memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
pada klien dengan kejang demam.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah
pengetahuan audiens dengan mengetahui cara mengatasi
kejang demam.
B. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Mengatasi kejang demam pada anak
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian kejang demam
b. Penyebab kejang demam
c. Klasifikasi kejang demam
d. Gejala kejang demam
e. Kompliksi kejang demam
f. Upaya penanganan kejang demam dengan obat tradisional
3. Sasaran dan target
Warga yang mengikuti penyuluhan di puskesmas nanggalo
padang dan keluarganya.
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
C. Materi (terlampir)
D. Pengorganisasian
E. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan
kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
5. Tugas notulen
a. Mencatat pertanyaan dari audience.
b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.
F. Pengaturan Tempat
Keterangan:
: Media
: Observer
: Notulen
: Moderator
: Presenter
: Audiens
: Fasilitator
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan
anggota kelompok dan dan
pembimbing memperhatikan
Menjelaskan topik Mendengarkan
penyuluhan
Membuat kontrak waktu Menyetujui
dan bahasa kontrak waktu
Menjelaskan tujuan Mendengarkan
kegiatan dan
memperhatikan
1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.
b. Setting tempat kurang sesuai dengan yang direncanakan.
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat
mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang
meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan
aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
pengertian dari Kejang Demam
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
penyebab terjadinya Kejang Demam
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
gejala dan faktor resiko dari Kejang Demam
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara
pengobatan/ cara mengatasi Kejang Demam
LAMPIRAN MATERI
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang
terjadi pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem
saraf pusat. Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan
terjadinya kejang demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat
kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki atau justru disertai
dengan kekakuan tubuhnya.
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan
tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau
gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000).
Gejalanya berupa:
– Inkontinensia (mengompol)
– Gangguan pernafasan
– Kulitnya kebiruan
– Mengantuk
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar
1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh
anak diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang
mengandung parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat
anak untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk
menghindari tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa
mengganggu pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang
dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah
berhenti kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar
sadar untuk menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat
pertolongan lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya
kejang dan usahakan untuk mencari dokter atau klinik yang
terdekat dengan rumah untuk menghindari resiko yang lebih
berbahaya akibat terlambat mendapat pertolongan pertama.
- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan
anakpada dasar yang lembut
- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
- Jangan memberi obat ke mulut anak
- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke
Rumah Sakit
- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk
mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan
obat untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan
datang.
2. Pencegahan Berulang
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang :
- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep
dokter
- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan
termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta
keterangan batas-batas suhu normal pada anak ( 36-37ºC)
- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya
pada saat mulai demam dan jangan menunggu sampai
meningkat
- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya
pernah mengalami kejang demam bila anak akan diimunisasi.
Mencegah Terjadinya Kejang Demam
Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul
mendadak, maka bila anak menderia demam , usahakan segera
menurunkan demam dengan :
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta