Komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan hanya dikalangan
ilmuwan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam, sehingga pengertian komunikasi itu
sendiri memiliki banyak arti yang berlainan. Oleh karena itu, kesepakatan dalam
mendefinisikan istilah komunikasi merupakan langkah awal untuk memperbaiki pemahaman
atas fenomena yang rumit ini.
Tujuan Komunikasi
1. Perubahan sikap, adalah komunikan dapat merubah sikap setelah dilakukan suatu
proses komunikasi.
2. Perubahan pendapat, perubahan pendapat dapat terjadi dalam suatu komunikasi yang
tengah dan sudah berlangsung dan tergantung bagaimana komunikator menyampaikan
komunikasinya.
3. Perubahan perilaku, perubahan perilaku dapat terjadi bila dalam suatu proses
komunikasi, apa yang dikemukakan komunikator sesuai dengan yang disampaikan hal
ini tergantung kepada kredibilitas komunikator itu sendiri.
4. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam tatanan masyarakat itu sendiri
sesuai dengan lingkungan ketika berlangsungnya komunikasi.
Unsur-unsur Komunikasi
1. Siapa/ sumber
Sumber atau komunikator adalah pelaku utama/ pihak yang mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu Komunikasi bisa seorang individu,
kelompok organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Pesan
Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan),
dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal
atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ada
3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna ,dan bentuk
atau organisasi pesan.
3. Saluran/ media
Wahana atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada
komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung
(melalui media cetak atau elektronik dll).
Etika Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi sebaiknya memperhatikan etika komunikasi. Etika
berkomunikasi dalam implementasinya antara lain dapat diketahui dari komunikasi yang
santun. Nilsen (dalam Johannesen, 1996), mengatakan bahwa untuk mencapai etika
komunikasi, perlu diperhatikan sifat-sifat berikut:
1. Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur status
atau hubungannya dengan si pembicara
(2) Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain
(3) Sikap suka memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang
mendorong kebebasan berekspresi
(4) penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai
alternatif
(5) terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum menyatakan
persetujuan atau ketidaksetujuan.
(a) Gunakan kalimat yang sederhana dan pendek dengan makna yang mudah
dipahami,
(b) Jelaskan kata-kata asing atau istilah tertentu jika diperlukan,
(c) Sampaikan informasi secara runtut
(d) Batasi penyampaian berita hanya pada pokok pembicaraan,
(e) Gunakan bantuan visual seperti grafik. Di samping itu, informasi dapat diterima
dengan baik jika komunikan menyimak berita dengan berpikir analitis.
2. Tataran Hubungan
(a) Kemukakan kalimat dengan ungkapan saya. Hal itu bertujuan agar komunikasi
yang berjalan lebih formal.
(b) Hindari penggunaan kata yang bermakna ganda
4. Tataran Ajakan
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, komunikasi yang efektif menimbulkan 5 hal,
yaitu ;
1. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh
komunikator. Seringkali pertengkaran atau konflik terjadi karena pesan kita diartikan lain
oleh orang yang kita ajak bicara. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut
kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in communication). Dalam konteks
inilah diperlukan pemahaman orang tentang psikologi komunikator.
2. Kesenangan
Komunikasi seperti ini (Komunikasi Efektif) membuat hubungan kita hangat, akrab, dan
menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap
Kita paling sering melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi
ini dinamakan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman
tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada
komunikan.
Persuasif didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang
dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti
atas kehendaknya sendiri.
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan social yang baik. Kebutuhan
social adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian, dan
kekuasaan, serta cinta kasih.
Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin
mengendalikan dan dikendalikan, kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini
hanya bisa dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
Bila orang gagal dalam menumbuhkan hubungan interpersonal, maka ia menjadi agresif,
senang berkhayal,dan sakit fisik dan mental, dan ingin melarikan diri dari lingkungannya.
5. Tindakan
Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk
menimbulkan pengertian memang sulit, tetapi lebih sulit lagi mempengaruhi sikap, dan
jauh lebih sulit lagi mendorong orang untuk bertindak. Efektivitas komunikasi biasanya
diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikate. Menimbulkan tindakan nyata
memang indicator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan,
kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah
sikap. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ia bukan saja
memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam
proses komunikasi, tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.
Komunikasi yang efektif dianggap penting karena menentukan tepat tidaknya komunikasi
yang dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip komunikasi yang efektif yang diutarakan
menurut Rismi Somad (2014:131) yang disebut REACH ( Respect, Empathy, Audible,
Clarity, Humble) :
Sumber