Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KONSEP TEORI

A. CIRI DAN PRINSIP PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK –


KANAK
Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ
– organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir,
mengingat, dan berkreasi).
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan
imajinasi dari fantasi kerealitas).
3. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi
dan karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda psikis (berkembangnya
rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).

Secara umum perkembangan biopsikologi pada masa kanak – kanak dapat di


kelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :
- Perkembangan biopsikolgi pada masa awal kanak – kanak
- Perkembangan biopsikologi pada masa akhir kanak – kanak

B.PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI PADA MASA AWAL KANAK –


KANAK
1. Ciri – Ciri Periode Awal Kanak – Kanak
Batasan usia untuk awal kanak – kanak antara 2 – 6 tahun, dianggap
sebagai usia bermain, prasekolah, berkelompok dan usia meniru.
a. Pandangan orang tua
Pandangan orang tua tentang masa awal kanak – kanak merupakan
masa sulit karena hampir sebagian ana banyak mengalami kesulitan
perkembangan kepribadian dan anak sering kali menuntut kebebasan
meskipun kebebasannya masih gagal diperoleh. Anak berprilaku lebih
bandel, keras kepala, melawan, tidak patuh, tidak mau ditolong, dan
menolak ungkapan kasih sayang.
Pandangan orang tua juga menilai bahwa masa awal kanak – kanak
sebagai masa mimpi, karena anak sering mengalami mimpi – mimpi
butuk yang irasional pada siang hari dan mengalami ketakutan –
ketakutan yang irasional karena mendengarkan cerita – cerita aneh dari
temannya atau orang dewasa sekitarnya.
b. Pandangan Para Pendidik
Pandangan para pendidik menyebutkan masa awal kanak – kanak
sebagai usia prasekolah. Selama mengikuti pendidikan prasekolah
anak belajar untuk menyelesaikan tugas dan mengikuti dasar – dasar
peraturan dan melalui pendidikan prasekolah anak mempersiapkan diri
menghadapi perubahan lingkungan sekolah.
c. Pandangan Ahli Psikologi
Sementara dari pandangan ahli psikologi menilai bahwa masa awal
kanak – kanak dianggap sebagai usia kelompok, karena anak mulai
mempelajari dasar – dasar perilaku sosial dan kelompok yang kelak
digunakannya sebagai persiapan diri dalam kehidupan sosial dan
berkelompok masa kini dan perkembangan selanjutnya. Pada periode
ini anak selalu bertanya karena ingin mengatahui mekanisme dan
rasanya. Pertanyaan yang diajukan tidak lain untuk dapat menjadi
bagian dari lingkungannya. Selain itu, juga anak senang meniru
pembicaraan dan perilaku orang tua, saudara, atau tentangga.
Sebenarnya, perilaku meniru menunjukkan tingkat kreativitas anak dan
kepekaan terhadap setiap stimulus.

2. Perubahan Fisik Awal Kanak – Kanak


Perubahan fisik periode awal kanak – kanak berlangsung sangat
lambat jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan bayi. Periode ini
merupakan masa pertumbuhan yang sangat seimbang dan secara umum
dapat terlihat dari semakin proposionalnya perbandingan tubuh dan postur
tubuh, bertambah tinggi dan berat badan, copotnya gigi – gigi (susu) dan
digantikan dengan gigi tetap dan semakin mengerasnnya tulang – tulang
dan otot.

3. Perubahan Psikologis Awal Kanak – Kanak


a. Perkembangan Bicara
Saat usia 2 tahun anak telah mampu berkomunikasi prabicara. Anak
tidak lagi mengoceh dan tangisannya juga berkurang. Anak akan terus
berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk ungkapan emosi dan
adaptasi sosial, karena pada dasarnya tujuan bicara anak adalah
sebagai sarana sosialisasi dan kemandirian. Faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan bicara pada nak adalah intelegensi (IQ),
jumlah anggota keluarga, jenis penerapan disiplin, posisi urutan anak,
status sosial ekonomi keluarga, faktor berbahasa dalam keluarga.
b. Perkembangan Emosi Awal Kanak – Kanak
Faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi emosional pada awal
kanak – kanak adalah kesadaran pada perasaan takut, jumlah keluarga,
lingkungan sosial rumah dan penerapan disiplin keluarga. Bentuk
ungkapan reaksi emosional anak adalah perasaan marah, cemburu, rasa
takut, ingin tahu, iri hati, rasa gembira atau sedih, kasih sayang yang
diterima anak dari dalam keluarga atau lingkungan sekitarnya.
c. Perkembangan Keterampilan
Periode awal kanak – kanak merupakan masa ideal anak untuk
mempelajari berbagai keterampilan. Motivasinya dipengaruhi oleh
perasaan senang untuk mengulang kembali, keberanian melakukan,
kemudahan, dan kecepatan belajar keterampilan baru.

4. Bahaya – Bahaya Periode Awal Kanak – Kanak


a. Bahaya Fisik Periode Awal Kanak – Kanak
Secara umum bahaya – bahaya fisik pada awal kanak – kanak adalah
kematian akibat penyakit, kecelakaan dalam menggunakan
keterampilan motorik, kegemukan, bentuk penampilan tubuh yang
terlihat kurang menarik, dan kekakuan dalam membina hubungan
sosial dengan teman sebaya atau orang – orang disekitarnya.
b. Bahaya Psikologi Periode Awal Kanak – Kanak
1) Bahaya bicara, yaitu ketidakmampuan anak untuk mengrti isi
pembicaraan orag lain, mutu pembicaraan yang buruh sebagai
salah ucap, dampak berbahasa dalam rumah dapat menyebabkan
kesulitan menyesuaikan diri, karena pembicaraan terbatas pada
etnisnya atau adanya pembicaraan egosentris, yaitu pembicaraan
yang hanya dapat dimengerti anak itu sendiri.
2) Bahaya moral akan muncul jika inkonsisten dalam penerapan
aturan atau disiplin keluarga, tidak adanya sanksi ketikan anak
melakukan kesalahan dan tekanan yang menimbulkan rasa takut,
tidak percaya diri, penentang, pemarah, dan memberontak.
3) Bahaya bermain, yaitu adanya peniruan tingkah laku yang salah,
anak mudah terpengaruh, kurang mandiri, dan ketidakmampuan
mengikuti peraturan yang berlaku sehingga membentuk perilaku
antisosial.
4) Bahaya emosional, yaitu adanya dominasi emosional yang buruk,
seperti marah tak terkontrol, ketidakmampuan melakukan empati
dan kasih sayang berlebihan menyebabkan anak sering merasa
cemas, tidak percaya diridan kurang mandiri.
5) Bahaya sosial yang diakibatkan dari kesulitan anak bicara yang
menyebabkan anak salah paham dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Akibat anak selalu ditolak secara sosial yang
menyebabkan sikap penolakan hubunan sosial serta munculnya
Defence Mechanism sebagai reduksi sosial anak.
Bahaya dalam hubungan keluarga yang mana menyebabkan anak merasa tidak
aman, rendahnya kebersamaan dalam keluarga yang dirasakan anak,
kecemburuan, kurang atau tidak adanya figur identifikasi orang tua, seringnya
pertengakata antar saudara ataupun penganiayaan terhadap anak.

C. PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI PADA MASA AKHIR KANAK –


KANAK
1. Ciri – Ciri Masa Akhir Kanak – Kanak
Periode akhir kanak – kanak ditandai masuknya anak kelas satu sekolah
dasar. Batas usia dimulai 6 tahun sampai awal kematangan seksual. Ciri –
ciri masa akhir kanak – kanak antara lain :
a. Masa sulit diatur, karena anak lebih banyak mengikuti aturan dari
teman sebaya atau kelomp sosial. Kini anak tak mau menuruti perintah
orang tua atau aturan keluarga. Anak kurang tanggung jawab dalam
urusan rumah dan mengutamakan urusan temannya.
b. Masa bertengkar karena anak selalu bertengkar dengan anggota
keluarga lainnya, tetangga ataupun teman sebayanya. Apalagi, ketika
anak merasakan suasana di rumah tidak menyenangkan, inkonsisten
disiplin, lemah atau otoriter.
c. Masa usai sekolah karena pada anak mulai masuk sekolah dasar. Anak
selalu dimotivasi berprestasi dan membentuk kebiasaan baru dalam
mencapai kesuksesan.
d. Masa bermain, karena anak mulai membentuk permainan baru yang
lebih luas dan banyaknya kegiatan bermain baru di sekolah dan
kelompok main. Anak merasa bahagia jika mampu bermain secara
berkelompok dan diterima kelompok
e. Masa kreativitas, karena anak selalu termotivasi menunjukkan
kreativitas, seperti melukis, susunan balok, rumah – rumahan, dan
sebagainya. Jika anak tidak dapat menunjukkan kreativitas, maka anak
dicemooh, dikritik, diejek, dihina, bodoh, dan tidak kreatif

2. Perubahan Fisik Akhir Kanak – Kanak


Secara umum perubahan fisik yang menonjol pada masa akhir kanak –
kanak yaitu bertambahnya berat otot – otot dan lemak, bertambahnya berat
badan dan proporsi tubuh semakin seimbang serta bertambahnya tinggi
badan dan kesederhanaan penampilan.

3. Perubahan Psikologis Akhir Kanak – Kanak


a. Perubahan bicara dimana semakin luasnya cakrawala sosial serta
komunikasi anak sebagai akibat dari perkembangan bicara anak.
Sumber – sumber perbaikan bicara yaitu tingkat sosial ekonomi,
motivasi belajar membaca, radio dan televisi, kamauan dalam
memperbaiki salah ucap, dan adanya reward.
b. Perubahan emosi, dimana masa akhir kanak – kanak, anak telah
mampu mengendalkikan emosinya. Bentuk ungkapan emosi yang
menyenangkan dilakukan anak dengan tertawa, mengejangkan tubuh,
dan berguling – guling. Adapun, ungkapan emosi yang tak
menyenangkan dilakukan dengan marah, cemas dan kecewa.
c. Perkembangan keterampilan, dimana saat memasuki akhir kanak –
kanak, anak sudah memiliki keterampilan yang dipelajari dari masa
prasekolah. Keterampilan anak dipengaruhi lingkungan sosial,
kesempatan belajar keterampilan, bentuk postur tubuh, dan minat.
d. Perkembangan suara hati yang merupakan reaksi kekhawatiran anak
yang terkondisi dalam situasi dan tindakan yang berkaitan dengan
perbuatan dan hukuman. Adapun, rasa bersalah adalah penilaian diri
yang negatif dan terjadi saat dia mengakui bahwa perilakunya telah
bertentangan dengan nilai moral yang wajib diikutinnya. Sebaliknya,
rasa malu merupakan reaksi emosional yang kurang menyenangkan
terhadap penilaian negatif orang lain.
e. Peranan disiplin dimana akan memengaruhi sikap dan perilaku moral
anak. Sebaliknya penerapan disiplin di keluarga bersifat bantuan dasar
– dasar moral, ganjaran yang konsisten, jujur, adil, dan disesuaikan
dengan perkembangan anak.
f. Perkembangan sikap dan prilaku, dimana kini anak mulai
memperhitungkan keadaan dengan moralitas. Relativisme moral
berubah menjadi fleksibelitas moral. Misalnya, saat anak usia lima
tahun menilai berbohong adalah sebagai perbuatan buruk. Ketika anak
berusia di atas lima tahun, penilaian konsep bebohong mulai
diperbolehkan untuk beberapa situasi. Konsep berbohong tidak lagi
selalu dinilai buruk.
g. Perkembangan sikap sosial terutama memasuki usia 7 – 8 tahun, anak
mulai kurang menaruh minat figur identifikasi pada orang tuanya.
Kini, anak menaruh minat kepada teman sekelompoknya. Anak merasa
terpukau jika dia mampu menyesuaikan diri menurut standar dan
penampilan yang ditetapkan kelompoknya.
h. Perkembangan minat, dimana pembentukan minat anak sangat
dipengaruhi bentuk, intensitas, motivasi, prestasi dan kemajuan
perkembangan minat sebelumnya. Bentuk – bentuk minat anak secara
umum yaitu minat penampilan diri dan pakaian, minat pada tubuh,
minat pada julukan dan nama, minat agama, minat pada kesehatan,
minat sekolah, minat pada simbol status.

4. Bahaya – Bahaya Fisik Akhir Kanak – Kanak


a. Penyakit
Jenis penyakit yang paling banyak diderita anak periode akhir kanak –
kanak yaitu gangguan pencernaan, penyakit pada keseimbangan tubuh,
diabetes, dan kesulitan melakukan aktivitas.
b. Bentuk tubuh yang tidak sesuai
Anak laki – laki berbentuk tubuh kewanitaan atau anak perempuan
berbentuk tubuh kelaki – lakian selalu dicemooh teman atau orang
dewasa. Efeknya adalah memperburuk adaptasi sosial, terutama buat
anak laki – laki. Sebaliknya, bentuk tubuh yang sesuai dengan status
gender akan membantu dalam penyesuaian diri yang lebih baik.
c. Kecelakaan
Meskipun kecelakaan memberikan trauma luka fisik yang mendalam,
namun kondisi ini akan memberikan luka psikologis, seperti anak akan
bertindak selalu hati – hati dan merasa takut.
d. Ketidak mampuan fisik
Ketidak mampuan fisik bersumber dari akibat kecelakaan berat atau
cacat fisik bawaan, sehingga dia menjadi perhatian khusus.

5. Bahaya – Bahaya Psikologis Akhir Kanak – Kanak


a. Bahaya sosial, bahaya yang ditimbulkan pada saat anak ditolak atau
diabaikan. Kurangnya kesempatan belajar sosial dan dikucilkan.
b. Bahaya emosi, keidakmatangan emosional anak ditunjukkan dari
emosi yang kurang menyenangkan, seperti ekspresi emosi marah yang
tingg dan tak terkontrol.
c. Bahaya dalam berbicara, bahaya yang ditimbulkan adalah apabila
kosakata yang kurang sehingga anak sulit menyelesaikan tugas sekolah
dan sulit dalam komunikasi, seperti kesalahan bicara, kesalahan tata
bahasa, cacat bicara, gagap, atau celat yang membuat anak bicara
seperlunya.
d. Bahaya dalam konsep diri, bahaya yang ditimbulkannya yaitu anak
memiliki konsep ketidak puasan pada keadaan dirinya sendiri.
Perlakuan orang tua yang tidak menyenangkan dan kurangnya
dukungan lingkungan sosial yang menyebabkan anak selalu
berprasangka buruk dan diskriminatif memperlakukan orang lain.
e. Bahaya hubungan keluarga, bahaya yang ditimbulkan yaitu seringnya
pertentangan antar anggota keluarga, rendahnya rasa empati pada
anggota keluarga, sering melawan orang tua, melemahnya hubungan
interpersonal antar keluarga, penyesuaidan diri yang buruk dan prilaku
agresi.
f. Bahaya kepribadian, bahaya – bahaya kepribadian yang
ditimbulkannya yaitu konsep diri yang buruk, ketidakmatangan
kepribadian, sikap penolakan, dan agresivitas.
Bahaya sikap moral, bahaya – bahaya yang ditimbulkan sikap moralitas anak
yaitu jika perkembangan sikap moral yang berlandaskan konsep diri dari
teman – temannya, media massa atau konsep orang dewasa, kegagalan untuk
mengembangkan suara hati sebagai kontrol atau pengawasan terhadap
perilakunya, penerapan disiplin yang inkonsisten yang dapat menyebabkan
anak kurang percaya diri.

D. PERKEMBANGAN MOTORIK PADA MASA KANAK – KANAK


Awal perkembangan masa kanak – kanak merupakan masa yang paling baik
untuk memperlajari keterampilan tertentu, karena tiga alasan, yakni :
1. Anak senang mengulang – ulang, sehingga dengan senang hati anak
berkemauan untuk mengulang suatu aktivitas sampai dia memahiami /
terampil.
2. Anak – anak bersifat pemberani, sehinga tidak terhambat rasa takut kalau
mengalami sakit atau diejek teman – teman, sebagaimana ditakuti oleh
anak yang lebih besar.
3. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan
keterampilan yang dimiliki baru sedikit, sehingga keterampilan yang baru
dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.

Keterampilan umum yang sering dilakukan anak – anak biasanya menyangkut


keterampilan tangan dan kaki. Kemajuan terbesar anak dalam keterampilan
berpakaian terjadi pada usia 1,5 dan 3,5.
 Pada saat masa kanak – kanak mencapai usia Taman Kanak – kanak,
mereka sudah harus dapat mandi dan berpakaian sendiri, mengikat tali
sepatu dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan
sama sekali.
 Antara usia 5 dan 6 tahun sebagaian besar anak – anak sudah pandai
melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting,
dapat membentuk tanah liat, anak juga sudah bisa menggambar dengan
pensil atau krayon.
 Keterampilan kaki lain yang dikuasai anakn adalah lompat tali,
keseimbangan tubuh dalam berjalan atas dinding atau pagar, sepaatu
roda, bermain sepatu es, dan menari.

E.CIRI PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK - KANAK,


BERDASARKAN ASPEK - ASPEKNYA
1. Perkembangan Moral
a. Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan.
b. Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua.
c. Menghargai memberi dan menerima.
d. Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya.

2. Perkembangan Fisik
a. Pertumbuhan fisik yang cukup pesat.
b. Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik.
c. Energik dan aktif.
d. Membedakan perabaan.
e. Masih memerlukan waktu tidur yang banyak.
f. Tertarik pada makanan

3. Perkembangan Bahasa
Bahasa dibutuhkan untuk komunikasi dengan dunia luar. Dalam
pembahasan disini bahasa yang dimaksud adalah bahasa tutur kata yang
dapat dimengerti oleh sesama manusia.

Menurut Chomsky dengan teorinya LAD atau Langueage Accquistion


Device, yakni dalam diri seseorang anak ada seuatu pembawaan untuk
membuat sistematik sendiri mengenai bahasa, seakan merangkum dan
menyusun bahasa itu di dalam dirinya.

Pada perkembangan masa kanak – kanaknya, anak mulai dapat melakukan


perkembangan bahasa antara lain, yaitu :
a. Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata.
b. Mengetahui dan meniru suara-suara.
c. Mengerti terhadap kalimat perintah.
d. Mengajukan pertanyaan.
e. Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi.
f. Memecahkan masalah dengan berdialog.

4. Perkembangan Kognitif.
Pada masa kanak – kanak, anak berpikir konvergen menuju ke suatu
jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan.
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa kanak -
kanaknya berada pada tahap perkembangan praoperasioanal (2-7 tahun).
Yaitu dimana anak dapat :
a. Mengelompokkan benda – benda yang sejenis.
b. Mengelompokkan bentuk.
c. Membedakan rasa.
d. Membedakan bau.
e. Membedakan warna.
f. Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 – 10).
g. Rasa inign tahu yang tinggi.
h. Imajinatif

5. Perkembangan Sosial dan Emosi.


Aspek – aspek perkembangan sosial emosional anak – anak prasekolah
dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area lainnya, seperti
perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.

Perkembangan sosial dan emosional anak sebagai berikut antara lain :


a. Mengenal aturan.
b. Belajar tentang kerja sama dan berbagi.
c. Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training).
d. Selalu ingin mencoba sendiri.
e. Menunjukkan ekspresi emosi.
f. Responsif terhadap dorongan dan pujian.
g. Mengembangkan konsep diri.
h. Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian.

6. Perkembangan Seni
a. Mendengarkan musik.
b. Mengikuti irama.
c. Bernyanyi.
d. Mencipatakan irama.
e. Menggambar.

F. TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK - KANAK


1. Robert J.Havighurs
Tugas perkembangan pada masa kanak - kanak menurut Robert J.
Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu
dalam keidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat
memberikan kebahagiaan serta memberikan jalan bagi tugas – tugas
berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu,
penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan
berikutnya.

a. Tugas Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak


1) Belajar berjalan.
2) Belajar makan makanan padat.
3) Belajar mengendalikan gerakan badan.
4) Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
5) Memperoleh stabilitas fisiologi.
6) Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan
fisik.
7) Belajar menggabungkan diri secara emosional dengan orang tua,
kakak adik, dan orang lain.
8) Belajar membedakan yang benar dan salah.

b. Tugas Perkembangan Pada Masa Anak


1) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
tertentu.
2) Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organism
yang sedang tumbuh.
3) Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
4) Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
5) Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung.
6) Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan.
7) Membentuk kata hati moralitas dan nilai-nilai.
8) Memperoleh kebebasan diri.
9) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompokelompok dan
lembaga sosial.

2. Tugas Perkembangan Menurut Collins


Menurut Collins, Tugas Perkembangan Pada Masa Anak :
a. Aspek Fisik, meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu
meningkatkan kemampuan beberapa aktivitas dan tugas fisik.
b. Aspek Kognisi, pada taraf operasional konkret, berfokus pada kejadian
saat ini, menambah pengetahuan dan keterampilan baru,
mengembangkan perasaan mampu ( self efficacy).
c. Aspek Sosial, didalam aspek sosial :
1) Mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman, dan
lingkungan.
2) Mempertahankan harga diri yang sudah dicapai.
3) Mampu mengkompromikan antara tuntutan konformitas dan
4) Mencapai identitas diri yang memadai dan adekuat.

G.FAKTOR - FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


PENYELESAIAN TUGAS PERKEMBANGAN
1. Faktor Pendukung Penyelesaian Tugas Perkembangan
Faktor-faktor yang mendukung penyelesaian tugas perkembangan ialah :
a. Tingkat perkembangan yang normal.
b. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas
perkembangan tersebut dengan arahan dan bimbingan yang tepat.
c. Motivasi yang tinggi.
d. Kesehatan fisik yang baik dan tidak memiliki ketunaan secara fisik.
e. Tingkat kecerdasan yang memadai.
f. Kreativitas.

2. Faktor Penghambat Penyelesaian Tugas Perkembangan


Faktor-faktor yang menghambat penyelesaian tugas perkembangan ialah :
a. Tingkat perkembangan yang mundur.
b. Tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk belajar dan tidak
mendapat bimbingan dan arahan yang tepat.
c. Tidak ada motivasi.
d. Kesehatan yang buruk.
e. Cacat Tubuh.
f. Tingkat kecerdasan yang rendah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap manusia, baik pada masa kanak-kanak, pada masa remaja bahkan pada
masa dewasa, memiliki tingkatan pertumbuhan yang akan terjadi dalam
menuju kedewasaannya. Dan pertumbuhan itu akan terjadi secara bertahap
dan berangsur-angsur. Selain itu pula didalam proses pertumbuhan yang
terjadi, perlu diperhatikan beberapa hal baik cirri-ciri pertumbuhan serta tugas
masing-masing dalam tahap pertumbuhan anak. Untuk itu setiap manusia
perlu memperhatikan pertumbuhan anak secara mendetail agar dalam proses
pertumbuhannya, tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
kekerasan pada anak, yang akan mengakibatkan depresi pada anak, serta
gaguan pada sistem syaraf anak

B. SARAN
Perkembangan pada masa kanak – kanak perlu dikembangkan, didukung dan
mendapat pengawasan dari pemerintah secara obyektif. Pendidikan anak usia
dini jangan bersifat “eksklusfi” dan menjadi ladang bisnis kelompok –
kelompok kepentingan. Melainkan harus diselenggarakan secara massal dan
terstruktur dengan baik dan berbiaya murah sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat secara luas.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga : Jakarta


Zulkifli. 1992. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya :

Bandung.

Sjarkawi. 2005. Pembentukan Kepribadian Anak. PT. Bumi Aksara: Jakarta

https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=111888129&escape=false&metadata=%7B%
http://kikirinaldo.blogspot.com/2014/01/makalah-psikologi-perkembangan-
masa.html

Anda mungkin juga menyukai