Anda di halaman 1dari 9

Sosialisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan
sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi,[1][2] serta teori politik dan
gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.[3][4] "Kepemilikan sosial" bisa
merujuk ke koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan negara, kepemilikan warga ekuitas,
atau kombinasi dari semuanya.[5] Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada definisi tunggal
secara enskapitulasi dari mereka semua.[6] Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial
yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung pada pasar atau perencanaan,
bagaimana manajemen harus diselenggarakan dalam lembaga-lembaga yang produktif, dan
peran negara dalam membangun sosialisme.[7]

Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini
digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di
Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang
dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle[8].
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda
oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari
pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan
sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite.

Gerakan politik sosialis mencakup beragam filsafat politik. Dikotomi inti dalam gerakan
sosialis termasuk perbedaan antara reformisme dan sosialisme revolusioner dan antara
sosialisme negara dan sosialisme libertarian. Sosialisme negara menyerukan nasionalisasi
alat-alat produksi sebagai strategi untuk menerapkan sosialisme, sementara sosialis libertarian
umumnya menempatkan harapan mereka pada cara desentralisasi demokrasi langsung seperti
libertarian municipalisme, 'majelis, serikat buruh, dan dewan pekerja[9] datang dari sikap anti-
otoriter umum.[10][11][12][13][14][15][16] Sosialisme demokratis menyoroti peran sentral proses
demokrasi dan sistem politik dan biasanya kontras dengan gerakan politik non-demokratis
yang mendukung sosialisme.[17] Beberapa sosialis telah mengadopsi penyebab gerakan sosial
lainnya, seperti lingkungan, feminisme dan liberalisme.[18]

Daftar isi
 1 Sosial dan Teori Politik

o 1.1 Marxisme

 2 Sosialisme sebagai ideologi

 3 Ekonomi
o 3.1 Cabang aliran sosialisme

 4 Kritik dan debat

 5 Lihat pula

 6 Referensi

 7 Daftar pustaka

Sosial dan Teori Politik


Dalam konteks ini, sosialisme telah digunakan untuk merujuk kepada gerakan politik, filsafat
politik dan bentuk hipotetis gerkan masyarakat yang bertujuan untuk suatu pencapaian.
Akibatnya, dalam konteks sosialisme politik, telah merujuk pada strategi (untuk mencapai
masyarakat sosialis) atau kebijakan yang dipromosikan oleh organisasi sosialis dan partai
politik sosialis; yang semuanya tidak memiliki hubungan ke sosialisme sebagai sistem sosial
ekonomi.

Marxisme

Tulisan-tulisan Karl Marx memberikan dasar untuk pengembangan teori politik Marxis dan
ekonomi Marxis.

Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat bahwa sosialisme akan muncul dari keharusan
sejarah kapitalisme yang diberikan sendiri sudah usang dan tidak berkelanjutan akibat dari
meningkatnya kontradiksi internal yang muncul dari perkembangan kekuatan produktif dan
teknologi. Itu menjadi kemajuan dalam kekuatan produktif yang dikombinasikan dengan
hubungan sosial lama dengan produksi kapitalisme yang akan menghasilkan kontradiksi, dan
kemudian mengarah ke kesadaran kelas pekerja.[19]

Marx dan Engels berpandangan bahwa kesadaran orang-orang yang memperoleh upah atau
gaji (kelas pekerja dalam arti Marxis luas) akan dibentuk oleh kondisi mereka yang menjadi
budakan upah, yang mengarah ke kecenderungan untuk mencari kebebasan atau emansipasi
mereka dengan menggulingkan kepemilikan alat-alat produksi oleh kapitalis, dan akibatnya,
menggulingkan negara yang menjunjung tinggi tata ekonomi kapitalis ini. Bagi Marx dan
Engels, kondisi ini menentukan kesadaran dan mengakhiri peran kelas kapitalis yang pada
akhirnya mengarah ke masyarakat tanpa kelas di mana negara akan melenyap.

Konsepsi sosialisme Marxis adalah bahwa fase sejarah tertentu yang akan menggantikan
kapitalisme dan didahului dengan komunisme. Karakteristik utama dari sosialisme (terutama
yang dipahami oleh Marx dan Engels setelah Komune Paris 1871) adalah bahwa kaum
proletar akan mengontrol alat-alat produksi melalui negara buruh yang didirikan oleh para
pekerja di kepentingan mereka. Kegiatan ekonomi masih akan diatur melalui penggunaan
sistem insentif dan kelas sosial masih akan ada, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah dan
berkurang di bawah kapitalisme.

Bagi kaum Marxis ortodoks, sosialisme adalah tahap yang lebih rendah dari komunisme
berdasarkan prinsip "dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang
sesuai kontribusinya" sementara komunisme tahap atas didasarkan pada prinsip "dari masing-
masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai kebutuhannya.";[20][21] tahap
atas menjadi mungkin hanya setelah tahap sosialis mengembangkan lebih lanjut efisiensi
ekonomi dan otomatisasi produksi menyebabkan berlimpah-limpahnya barang dan jasa.

Marx berpendapat bahwa kekuatan produktif material (dalam industri dan perdagangan)
dibawa ke dalam kehidupan oleh kapitalisme yang didasarkan pada masyarakat koperasi
karena produksi telah mencakup massa sosial, sedangkan kegiatan kolektif kelas pekerja
bertujuan untuk membuat komoditas, tetapi dengan kepemilikan pribadi (hubungan produksi
atau hubungan barang). Konflik antara upaya kolektif di kalangan pabrik-pabrik besar dan
kepemilikan pribadi akan membawa keinginan kesadaran dalam kelas pekerja untuk
membangun kepemilikan kolektif sepadan dengan upaya kolektif pengalaman sehari-hari
mereka.[22]

Che Guevara dan Mao Zedong mencari sosialisme berdasarkan para tani pedesaan daripada
kelas pekerja perkotaan. Che Guevara berusaha untuk menginspirasi para petani Bolivia
dengan contoh dirinya sendiri yang merujuk pada perubahan kesadaran. Guevara mengatakan
pada tahun 1965:

Sosialisme tidak bisa ada tanpa perubahan kesadaran yang mengakibatkan sikap persaudaraan
baru terhadap kemanusiaan, baik di tingkat individu, dalam masyarakat di mana sosialisme
sedang dibangun atau telah dibangun, dan dalam skala dunia, berkaitan dengan semua orang
yang menderita akibat penindasan imperialis.[23]

Sosialisme sebagai ideologi


Secara ringkas, Sosialisme adalah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada
individu lainnya tanpa memandang status. Menurut salah satu penganut cabang Ideologi ini,
Marxisme, terutama Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke
awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa pencerahan
abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de Condorcet, Voltaire,
Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly, mengekspresikan ketidakpuasan mereka
atas berbagai lapisan masyarakat di Perancis.

Ekonomi
Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Semua aspek ekonomi dianggap
sebagai milik bersama, tapi bukan berarti harus dimiliki secara sepanuhnya secara bersama,
semua aspek ekonomi boleh dimiliki secara pribadi masing-masing, dengan syarat boleh
digunakan secara Sosialis, mirip dengan gotong-royong sebenarnya.

Cabang aliran sosialisme

Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke banyak aliran yang berbeda, yaitu:

 Anarkisme,

 Komunisme

 Marhaenisme

 Marxisme

 Sindikalisme

Gerakan sosio-politik maupun intelektual dalam Marxis-Sosialis dapat dikelompokkan lagi


menjadi:

 Juche

 Castroisme

 Leninisme

 Maoisme

 Stalinisme

 Trotskyisme

Kritik dan debat


Sejumlah pakar ekonomi dan sejarah telah mengemukakan beberapa masalah yang berkaitan
dengan teori sosialisme. Diantaranya antara lain Milton Friedman, Ayn Rand, Ludwig von
Mises, Friedrich Hayek, dan Joshua Muravchik.

Kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan menjadi:

 Insentif

 Harga

 Keuntungan dan kerugian


 Hak milik pribadi

Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :

1) Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang
terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya
untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula
masalah harga juga ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian
Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oleh
mekanisme pasar.

2) Membatasi kebebasan System tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri


sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir
serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system
ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti
mesin.

3) Mengabaikan pendidikan moral Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk
mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dengan
demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral
tidak diperhatikan lagi

Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah :

1) Disediakannya kebutuhan pokok Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya,


termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta
tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta
orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.

2) Didasarkan perencanaan Negara Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan


Negara Yang sempurna, di antara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian
masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System
Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.

3) Produksi dikelola oleh Negara Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara,
sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan
Negara.

Lihat pula
 Antikapitalisme

 Neoliberalisme

 Favoritisme

 Norma (sosiologi)

 Tata susila
 Sosialisasi dan Sosiologi

 Romantisisme

 Fanatisme

 Pengkambing hitaman (scape goating)

Referensi
1. ^ Bertrand Badie; Dirk Berg-Schlosser; Leonardo Morlino (2011).
International Encyclopedia of Political Science. SAGE Publications, Inc. p. 2456.
ISBN 978-1412959636. Socialist systems are those regimes based on the economic
and political theory of socialism, which advocates public ownership and cooperative
management of the means of production and allocation of resources.

2. ^ socialism Britannica ACADEMIC EDITION. Retrieved 19 January 2012.

3. ^ "2. (Government, Politics & Diplomacy) any of various social or political


theories or movements in which the common welfare is to be achieved through the
establishment of a socialist economic system" "Socialism" at The Free dictionary

4. ^ "The origins of socialism as a political movement lie in the Industrial


Revolution." "Socialism" in Encyclopedia Britannica Online

5. ^ O'Hara, Phillip (September 2003). Encyclopedia of Political Economy,


Volume 2. Routledge. p. 71. ISBN 0-415-24187-1. In order of increasing
decentralisation (at least) three forms of socialized ownership can be distinguished:
state-owned firms, employee-owned (or socially) owned firms, and citizen ownership
of equity.

6. ^ Peter Lamb, J. C. Docherty. Historical dictionary of socialism. Lanham,


Maryland, UK; Oxford, England, UK: Scarecrow Press, Inc, 2006. p. 1.

7. ^ Nove, Alec. Socialism. New Palgrave Dictionary of Economics, Second


Edition (2008): http://www.dictionaryofeconomics.com/article?id=pde2008_S000173

8. ^ A History of Socialist Thought, Volume 1 (1965), hlm. 1-2

9. ^ Rocker, Rudolf (2004). Anarcho-Syndicalism: Theory and Practice. AK


Press. p. 65. ISBN 978-1-902593-92-0.

10. ^ "Authority is defined in terms of the right to exercise social control (as
explored in the "sociology of power") and the correlative duty to obey (as explred in
the "philosophy of practical reason"). Anarchism is distinguished, philosophically, by
its scepticism towards such moral relations – by its questioning of the claims made for
such normative power – and, practically, by its challenge to those "authoritative"
powers which cannot justify their claims and which are therefore deemed illegitimate
or without moral foundation."Anarchism and Authority: A Philosophical Introduction
to Classical Anarchism by Paul McLaughlin. AshGate. 2007. pg. 1

11. ^ "The IAF - IFA fights for : the abolition of all forms of authority whether
economical, political, social, religious, cultural or sexual.""Principles of The
International of Anarchist Federations"

12. ^ "Anarchism, then, really stands for the liberation of the human mind from
the dominion of religion; the liberation of the human body from the dominion of
property; liberation from the shackles and restraint of government. Anarchism stands
for a social order based on the free grouping of individuals for the purpose of
producing real social wealth; an order that will guarantee to every human being free
access to the earth and full enjoyment of the necessities of life, according to
individual desires, tastes, and inclinations." Emma Goldman. "What it Really Stands
for Anarchy" in Anarchism and Other Essays.

13. ^ Individualist anarchist Benjamin Tucker defined anarchism as opposition to


authority as follows "They found that they must turn either to the right or to the left,
— follow either the path of Authority or the path of Liberty. Marx went one way;
Warren and Proudhon the other. Thus were born State Socialism and
Anarchism...Authority, takes many shapes, but, broadly speaking, her enemies divide
themselves into three classes: first, those who abhor her both as a means and as an end
of progress, opposing her openly, avowedly, sincerely, consistently, universally;
second, those who profess to believe in her as a means of progress, but who accept her
only so far as they think she will subserve their own selfish interests, denying her and
her blessings to the rest of the world; third, those who distrust her as a means of
progress, believing in her only as an end to be obtained by first trampling upon,
violating, and outraging her. These three phases of opposition to Liberty are met in
almost every sphere of thought and human activity. Good representatives of the first
are seen in the Catholic Church and the Russian autocracy; of the second, in the
Protestant Church and the Manchester school of politics and political economy; of the
third, in the atheism of Gambetta and the socialism of Karl Marx." Benjamin Tucker.
Individual Liberty.

14. ^ Ward, Colin (1966). "Anarchism as a Theory of Organization". Diarsipkan


dari versi asli tanggal 25 March 2010. Diakses tanggal 1 March 2010.

15. ^ Anarchist historian George Woodcock report of Mikhail Bakunin's anti-


authoritarianism and shows opposition to both state and non-state forms of authority
as follows: "All anarchists deny authority; many of them fight against it." (pg.
9)...Bakunin did not convert the League's central committee to his full program, but
he did persuade them to accept a remarkably radical recommendation to the Berne
Congress of September 1868, demanding economic equality and implicitly attacking
authority in both Church and State."

16. ^ Brown, L. Susan (2002). "Anarchism as a Political Philosophy of Existential


Individualism: Implications for Feminism". The Politics of Individualism: Liberalism,
Liberal Feminism and Anarchism. Black Rose Books Ltd. Publishing. p. 106.
17. ^ Often, this definition is invoked to distinguish democratic socialism from
authoritarian socialism as in Malcolm Hamilton Democratic Socialism in Britain and
Sweden (St Martin's Press 1989),in Donald F. Busky, Democratic Socialism: A Global
Survey Greenwood Publishing, 2000, See pp.7-8., Jim Tomlinson's Democratic
Socialism and Economic Policy: The Attlee Years, 1945-1951, Norman Thomas
Democratic Socialism: a new appraisal or Roy Hattersley's Choose Freedom: The
Future of Democratic Socialism

18. ^ Garrett Ward Sheldon. Encyclopedia of Political Thought. Fact on File. Inc.
2001. pg. 280

19. ^ Comparing Economic Systems in the Twenty-First Century, 2003, by


Gregory and Stuart. p. 62, Marx's Theory of Change. ISBN 0-618-26181-8.

20. ^ Schaff, Kory (2001). Philosophy and the problems of work: a reader.
Lanham, Md: Rowman & Littlefield. pp. 224. ISBN 0-7425-0795-5.

21. ^ Walicki, Andrzej (1995). Marxism and the leap to the kingdom of freedom:
the rise and fall of the Communist utopia. Stanford, Calif: Stanford University Press.
p. 95. ISBN 0-8047-2384-2.

22. ^ Karl Marx, Preface to A Contribution to the Critique of Political Economy,


1859

23. ^ "At the Afro-Asian Conference in Algeria" speech by Che Guevara to the
Second Economic Seminar of Afro-Asian Solidarity in Algiers, Algeria on 24
February 1965

Daftar pustaka
 Engels, Friedrich. 1884. The Origin of the Family, Private Property and the State.
Zurich.

 Fried, Albert. 1964. Socialist Thought: A Documentary History. Garden City, New
York: Doubleday Anchor.

 G.D.H. Cole. 1965, 2003. History of Socialist Thought. Macmillan and St. Martin's
Press, Palgrave Macmillan (cetak ulang). ISBN 1-4039-0264-X.

 Halevy, Elie. 1937. Histoire du Socialisme Européen. Paris: Gallimard.

 Harrington, Michael. 1972. Socialism. New York: Bantam.

 Ollman, Bertell (ed.). 1998. Market Socialism: The Debate Among Socialists. ISBN 0-
415-91967-3.

 Panitch, Leo. Renewing Socialism: Democracy, Strategy and Imagination. ISBN 0-


8133-9821-5.
 Weinstein, John. 2003. Long Detour: The History and Future of the American Left.
Westview Press. ISBN 0-8133-4104-3.

 Wilson, Edmund. 1940. To the Finland Station: A Study in the Writing and Acting of
History. Garden City, New York: Doubleday Anchor.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme

Anda mungkin juga menyukai