Anda di halaman 1dari 4

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN


PEMERIKSAAN FISIK KECUKUPAN CAIRAN

1. Definisi

1.1 Pemeriksaan fisik kecukupan cairan meliputi observasi keaadaan umum dan nilai
adanya tanda-tanda abnormal seperti tugor kulit dan lidah yang tidak baik, tekanan
darah dan nadi mengalami penurunan dan lainnya.

2. Tujuan.

2.1 Mengetahui kecukupan cairan.

3. Pelaksanaan.

3.1 Persiapan Alat


 Sarung tangan bersih
 Tensimeter
 Stetoscope
 Termometer timpani (atau yang lainnya)
 Arloji tangan dengan jarum detik datau digital
 Kasa steril
 Alkohol swap
 Buku catatan
 Pena
3.2 Persiapan Pasien
 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Memberi salam
3.3.2 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lama tindakan
3.3.3 Cuci tangan
3.3.4 Jaga privasi klien
3.3.5 Dekatkan alat ke pasien
3.3.6 Pasang sarung tangan bersih
3.3.7 Cek turgor kulit
 Posisikan klien (tidur atau duduk)
 Palpasi permukaan kulit, rasakan kelembapannya, normal kulit terasa
lembab tetapi tidak basah
 Rasakan suhu pada permukaan kulit, normalnya tubuh akan terasa hangat
 Cubiti sedikit pada bagian dada atau lenga bagian dalam, turgor kulit akan
kembali dalam waktu <2detik
 Catat
3.3.8 Cek Lidah
 Posisikan klien (tidur atau duduk)
 Minta klien untuk membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya
 Inspeksi keadaan umum lidah menggunakan penlight an lihat warna pada
lidah
 Jika lidah berwarna putih mengindikasikan kekurangan cairan
 Catat
3.3.9 Cek tekanan darah
 Mengatur posisi klien tidur terlentang atau duduk dengan tangan
menghadap ke atas, posisi lengah bawah sejajar dengan jantung
 Menyingsingkan lengan baju pasien pada lengan yang akan diukur (jika
lengan baju pasien tebal dan ketat maka harus dilepas)
 Palpasi arteri radialis dan brachialis, pasang manset (dua jari atau 2,5 cm
diatas fossa cubiti) tidak terlalu kencang dan pastikan cuff manset di atas
arteri
 Menutup skrup balon karet
 Meletakkan tensi harus datar dan sejajar dengan penglihatan
 Meletakkan diagfragma stetoscope di arteri brachialis
 Meletakkan jari telunjuk, tengah dan jari manis diatas arteri radialis untuk
mengetahui hilangnya denyut arteri dengan palpasi
 Memompa manset hingga 30mmHg di atas denyutan arteri yang tak teraba
 Membuka skrup balon perlahan-lahan kurang lebih 2 sampai 3
mmHg/detik, sambil mendengarkan dan melihat skala yang ditunjukan
jarum
 Memperhatikan angka pada skala manomater pada bunyi pertama/korotkof
1 yang didengarkan sebagai nilai sistolik dan angka pada skala manometer.
Bunyi yang terakhir didengar sebagai nilai diastolik
 Menurunkan air raksa sampai dengan angka nol
 Bila hasil meragukan perlu diulang kembali kurang lebih 2 menit
 Tekanan darah yang normal berkisar 120/80
3.3.10 Cek denyut nadi
 Mengatur posisi klien sesuai kondisi (duduk atau tidur)
 Letakan jari telunjuk, jari tengah, jari manis diatas arteri yang diukur
 Lakukan sedikit penekanan pada arteri yang akan diukur, hitung jumlah
denyut nadi selama 1 menit
 Catat
3.3.11 Cek membran mukosa
 Mengatur posisi klien sesuai kondisi (duduk atau tidur)
 Inspeksi pada mulut apakah membran mukosa lembab atau tidak (membran
mukosa yang kering menandakan klien kekurangan cairan)
 Catat
3.3.12 Cek suhu badan
 Posisikan klien (duduk atau tidur)
 Jika mengukur suhu melalui timpani, panjangkan lubang telinga luar klien
 Hubungkan penutup probe timpanik padaunit terlentang
 Masukan penguji kc dalam lubang telinga luar, berikan tekanan lembut tapi
kuat
 Pertahankan probe pada lubang telinga sampai hasil pengukuran terlihat di
unit digital, sekitar 2 detik kemudian. Lepaskan termometer dan
informasikan pada klien tentang pembacaan
 Bersihkan termometer dengan kapas alkohol lalu keringkan dengan kasa
 Catat
3.3.13 Evaluasi tindakan
3.3.14 Berpamitan pada klien
3.3.15 Membereskan alat-alat
3.3.16 Buka sarung tangan dan cuci tangan
4. Acuan Literatur.

4.1 Herdman Heather T., PhD, RN, FNI, dan kamitsuru Shigemi, PhD, RN, FNI. 2017.
NANDA-I Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EKG.
4.2 Standar Operasional Pelaksanaan. Bogor: Poltekkes Kemenkes Bandung

Anda mungkin juga menyukai