Anda di halaman 1dari 9

PFD

P&ID

KELOMPOK 10

Veronica Maulin Astika 10511600000036


Rivan Yoga 10511600000038

1
Title Heading

2
How To Read
Terdapat awal plant dimana adanya Water Source Deep Well yang mana
terdapat sumur bor / sumur artesis menjadi alternatif yang tepat dalam memenuhi
kebutuhan air yang cukup besar. Dimana sumur bor yang mengambil sumber air
melalui pelacakan Jalur Aliran Sumber (Sungai) Bawah Tanah dengan menggunakan
Alat Geoelectromagnetic Scan. Pada sumur tersebut terdapat Deep well Pump
sebuah pompa air celup yg terdapat pada sumur bor dan terletak pada kedalaman
lebih dari 50 meter di bawah permukaan tanah. Pompa ini biasa di gunakan pada
industri yg menggunakan air dengan sumur bor. Dimana fluida tersebut menuju ke
control valve dimana valve (keran/katup) otomatis yang dapat mengatur aliran
dalam sembuah sistem pemipaan secara presisi. Setelah itu ke TDS Meter untuk
mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik Yang nantinya akan disalurkan
ke Deep Well Tank 100 M3. Dimana Deep Well Tank ini dilengkapi oleh 2 buah Ball
Valve dimana untuk mengontrol aliran dan dilengkapi dengan sensor fluida. Setelah
fluida berada di Deep Well Tank 100 M3 kemudin air disedot menggunakan
Centrifugal Pump 4 agar fluida dapat dialirkan ke Ball Valve sebagian menuju ke
drain, sebagian mengalir ke Control Valve yang mana pada aliran tersenut terdapat
sensor dan control. Dimana saluran output dari Deep Well Tank 100 M3 juga dialiri
fluida dari Chemical Tank 1 dimana tank tersebut teerdapat 2 sensor untuk
menhetahui konsentarsi pada fluida didalam tank tersebut dan di sedot dengan
pompa untuk disalurkan Bersama ouputan Deep Well Tank 100 M3 menuju kedua
Ball Valve sehingga fluida dapat menuju pada 3 Filter yaitu pertama Multi Grade
Filter, kedua Mol arbon Filter, dan ketiga Softener Filter dengan bantuan Ball Valve
tiap filter agar fluida dapat dialirkan dan ada juga yang menuju ke Buffer tank . Fluida
selaiin yang meuju ke filter akan menuju ke Draain Line.
Proses filterisasi yang pertama yaitu Multi Grade Filter terdiri dari saringan
pasir tekanan vertikal atau horizontal yang mengandung banyak lapisan pasir kasar
dan pasir halus (kerikil dan kerikil) dalam proporsi tetap. Ini adalah semacam
saringan dalam dengan dimensi pori-pori yang memadai untuk mempertahankan
padatan tersuspensi besar dan kecil dan kotoran yang tidak larut seperti partikel
debu. Kedua Mol Carbon Filter dengan metode penyaringan yang menggunakan
sepotong karbon aktif untuk menghilangkan kontaminan dan kotoran,
3
memanfaatkan adsorpsi kimia. Dan yang terakhir Softener Filter yaitu sebuah
metode atau proses dengan fungsi untuk menurunkan konsentrasi magnesium,
kalsium dan juga ion lainnya yang berkategori hard water. Yang mana pada Softener
Filter terdapat Soft Injector yang digunakan untuk mengetahui apakah konsentrasi
sudah terpenuhi atau tidaak, jika tida fluida tersebuta akan menuju ke Drain Tank.
Dimana output dari filter – filter tersebut menuju ke Ball Valve menuju
pembuangan dan Ball Valve yang menuju ke Buffer Tank. Dimana Buffer Tank ini
mendapatkan input fluida dari filter selain itu dari Chemical Tank 3 dimana tank
tersebut teerdapat 2 sensor untuk mengetahui konsentarsi pada fluida didalam tank
tersebut dan di sedot dengan pompa untuk disalurkan menuju ke Buffer Tank
dengan Ball Valve. Pada Buffer Tank terjadi proses pemisahan material – material
yang mana dilengkapi sensor pada tank tersebut. Pada Buffer Tank terdapat hasil
salah satu hasilnyaa menuju ke VKP Pump kemudian menuju ke Cartridge Filter
dimana untuk menyaring partikel besar dan kecil dalam air. Kemudian menuju ke
Globe Valve sebagai pembuangan dan Globe Valve menuju ke TDS meter. Sebelum
melewati TDS Meter terdapat input fluida dari Chemical Tank 2 dimana tank tersebut
teerdapat 2 sensor untuk mengetahui konsentarsi pada fluida didalam tank tersebut
dan di sedot dengan pompa untuk disalurkan menuju ke TDS Meter dengan Ball
Valve. Setelah melalui TDS Meter menuju ke Reverse Osmosis Machine. Dimana
efektif untuk menyingkirkan kontaminan yang menyangkut kesehatan seperti
arsenic, asbestos, atrazine (herbisida / pesticida), fluoride, lead, mercury, nitrate,
dan radium, dan lain-lain. Dengan kemampuannya tersebut, Reverse Osmosis
merupakan teknologi pengolahan air yang sangat umum digunakan guna
menghasilkan air yang berkualitas tinggi. Pada input Reverse Osmosis Machine selain
dari cartridge Filter terdapat inputan lain yaitu dari hasil / output Deep Well Tank,
Multi Grade Filter, Mol Carbon Filter, Softener Filter, Buffer Tank dan Reverse
Osmosis Machine menjadi satu line dengan Ball Valve menuju ke CIP Tank berfungsi
untuk memfasilitasi proses cleaning dan di sedot oleh CIP Pump agar dapat mengalir
kembali ke Reverse Osmosis Machine untuk diproses kembali.
Ouput dari Reserve Osmosis Machine menuju ke TDS meter kemudian
diteruskan ke RO Permeate Tank yang terdapat pula sensor pada tank tersebut.
Output dari RO Permeate Tank :
a. Menuju ke Ball Valve untuk pembuangan

4
b. Menuju ke Ball Valve untuk menuju ke Drain Line
c. Menuju ke Feed Pump. Sebelumnya fluida yang menuju ke feed pump tidak
hanya dari RO Permeate Tank yaitu dari outputan Deep Well Tank, Multi
Grade Filter, Mol Carbon Filter, Softener Filter, dan Buffer Tank dijadikan
satu line pada Ball Valve untuk menuju ke Drain Line dan menuju ke Check
Valve untuk menuju ke sensor dan indicator setelah itu dialirkan degan
Back Wosh Pump dan Ball Valve sehingga menuju ke Feed Pump untuk
disedot agar dapat mengalir menuju ke indicator maupun sensor kemudian
menuju ke Check Valve dan dialirkan lagi menggunakan Ball Valve.
Kemudian pada Ball Valve dialirkan menuju ke Check Valve adapun menuju ke
Ball valve dan di Tank yang berbeda. Pada Check valve awal erdapat sensor dan
indicator untuk fluida tersebut yang mana menuju ke Pump dimana menuju ke tank
yang masing – masing memiliki sensor dan menuju ke tank lagi dengan hal yang sama
kemudian di pump kembali dan melewati sensor dan indicator untuk menuju ke
Control Valve. Kemudian menuju ke Pump dan ke Tank yang terdapat sensor pada
Tank tersebut. Ataupun setelah dari Check valve menuju ke Ball Valve dan ke Vessel.
Pada otput Vassel dapat menuju ke Ball Valve dan menuju ke tank. Adapun outputan
lainnya menuju ke Drain Line. Dan yang terakhir menuju ke TDS Meter yang
kemudian dilanjutkan ke Cerobong asap dengan dilengkapi sensor yang mana
bahannya keluaran dari vassel dan dari Drine Line. Yang mana hasil dari pembakaran
tersebut menuju ke Pump.
Ouput dari Cerobong asap menuju ke pump dan terdapat Ball Valve untuk
pembuangan dan lainnya menuju ke sendor dan indicator fluida dan menuju ke
Check Valve diteruskan ke TDS Meter. Hasil pada TDS Meter terdapat dua cabang
yaitu :
a. Menuju ke Ball Valve dan Ball Valve berikutnya dan menuju ke Deaerator
Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas- gas yang terkandung pada
airpengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan korosi.
Gas – gas lain yangcukup berbahya adalah karbon dioksida (CO2). Gas O2 dan
CO2 akan bereaksi dengan material Boiler dan menimbulkan korosi yang
sangat merugikan. Deaerator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga
Uap yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen atau gas-gas terlarut lainnya
pada feed water sebelum masuk kedalam Boiler. Berfungsi juga sebagai tempa

5
tpenyimpanan air yang menyuplai air ke dalam boiler. Oksigen dan gas-gas
terlarut lain dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan
korosi pada pipa logam dan peralatan logam lainnya dengan membentuk
senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi dengan karbondioksida terlarut
juga akan membentuk senyawa asam karbonat yang dapat menyebabkan
korosilebih lanjut. Setelah fluida mengalami proses di Dearator kemudian
menuju ke Machine dan menuju ke Boiler dimana diberi Amin Inject.
b. Menuju ke Pure Water Tank dengan fluida yang siap dan standar untuk
diberikan pada Boiler, yang mana fluidanya dapat dicontrol dan di sensing
untuk mendapatkan fluida yang diinginkan. Yang mana terdapat 3 ouput yaitu
yang pertama menuju Ball Valve Pembuangan, Kedua ke Ball Valve menuju
Drain Line dan yang terakhir menuju Ball Valve dan disedot oleh Boiler Feed
Pump di mana fluida yang telah disedot mengalami sensing dan indicator
fluida dan dapat menuju ke Check Valve. Pada saat itu terdapat inputan lain
yaitu dari Chemical Tank 4 dimana tank tersebut teerdapat 2 sensor untuk
mengetahui konsentarsi pada fluida didalam tank tersebut dan di sedot
dengan pompa untuk disalurkan untuk menjadikan satu line dari output Boiler
Feed Pump dengan Ball Valve. Fluida tersebut diberi Diphospate Inject yang
mana Mengikat & mendispersikan hardness (Ca/Mg) atau ion logam lain (Fe)
agar tidak menempel pada dinding pipa Boiler dan mengurangi busa pada air
Boiler. Kemudian Fluida dapat menuju ke Boiler.
Boiler mendapat kan input dari Machine Vessel dan Pure Water Tank sehingga
Boiler dapat beroperasi dan outputnya menuju ke Blow Down Line / Proses
Selanjutnya.

6
P&ID

 FT : Flow Transmitter terpasang di field area loop 100 unit 1


1001
 FIC : Flow Indicator Controller loop 100 unit 1 terletak di shared control dan dapat
1001 diakss oleh operator
 HA-104 : Hand Alarm loop 10 unit ke 4
 HA-103 : Hand Alarm loop 10 unit ke 3
 HA-101 : Hand Alarm loop 10 unit ke 1
 CV : Control Valve loop 100 unit 1 terpasang di field area
1001
 PI : Pressure Indicator loop 100 unit ke 2 terpasang di field area
1002
 TI : Diskrit Instrumen Temperature loop 100 unit ke 2 Indicator dan dapat diakes oleh
1002 operator
 PI : Pressure Indicator loop 100 unit pertama terpasang di field area
1001
 TI : Diskrit Instrumen Temperature Indicator loop 100 unit ke 3 dan dapat diakes oleh
1003 operator
 F-101A : Furnance loop 10 unit 1 A
 F-101B : Furnance loop 10 unit 1B
 HA-105 : Hand Alarm Loop 10 unit ke 5
 TI : Diskrit Instrumen Temperature Indicator Loop 100 unit ke 4 dan dapat diakes oleh
1004 operator
 PI : Pressure Indicator Loop 100 unit ke 3 terpasang di field area
1003
 F-102 : Furnance loop 10 unit ke 2
 HA-106 : Hand Alarm Loop 10 unit ke 6
 TI : Diskrit Instrumen Temperature Indicator Loop 100 unit ke 5 dan dapat diakes oleh
1005 operator
 PI : Pressure Indicator Loop 100 unit ke 4 terpasang di field area
1004
 F-105 : Furnance loop 10 unit ke 5
 HA-108 : Hand Alarm loop 10 unit ke 8

7
 TI : Diskrit Instrumen Temperature Indicator loop 100 unit ke 6 dan dapat diakes oleh
1006 operator
 PI : Pressure Indicator loop 100 unit ke 5 terpasang di field area
1005
 F-106 : Furnance loop 10 unit ke 6
 HA-107 : Hand Alarm loop 10 unit ke 7
 TT : Diskrit Instrumen Temperature Transmitter loop 100 unit ke 2 dan dapat diakes oleh
1002 operator
 PI : Pressure Indicator loop 100 unit ke 6 terpasang di field area
1006
 F-1001 : Furnance loop 100 unit ke 2
 HA-110 : Hand Alarm loop 1 unit ke 10
 HA-111 : Hand Alarm loop 1 unit ke 11
 HA-112 : Hand Alarm loop 1 unit ke 12
 HA-109 : Hand Alarm loop 1 unit ke 9
 TI : Diskrit Instrumen Temperature Indicator loop 100 unit ke 7 dan dapat diakes oleh
1007 operator
 W-101 : Weight loop 10 unit ke 7
 HA-113 : Hand Alarm loop 1 unit ke 13
 : Terpasang (mounted) di Field Area
 : Lokasi Utama Yang Diakses / Dimonitor Operator
 : Terletak di shared control dan dapat
diakss oleh operator
 : Connection To Process
 : Electrical Signal

8
9

Anda mungkin juga menyukai