Anda di halaman 1dari 3

“Detektif Universitas Nuantara”

Sudah lima hari, Riska tak sadarkan diri sejak dia dan teman-temannya melakukan uji nyali di
sebuah gudang yang berada di belakang kampus. Selama lima hari Riska tak kunjung sadarkan
diri. Entah apa yang terjadi, keluarganya sangat cemas dengan keadaannya.
Karena itulah, aku berusaha untuk menolongnya agar Riska dapat sembuh seperti semula. Lalu
ada yang menyarankan agar aku menemui orang yang paling hebat dan jenius di kampus.
Namanya adalah Dei Putra Brawijaya, dia merupakan ketua dari klub penelitian ilmu mistis dan
fenomena alam gaib.
Atas saran teman satu jurusan denganku itu, aku menemui orang yang bernama Dei itu, setelah
jam kuliahku selesai.

Di tempat biasanya dia menyendiri dan berkumpul bersama anggota-anggotanya yaitu markas
klubnya yang letaknya tidak begitu jauh dari gedung utama Nuantara University.
Kesan pertamaku bertemu dengannya adalah Dei ini orang yang misterius, dan menyebalkan
dengan setiap perkataan yang dia keluarkan selalu mengandung nada sinis padaku. Ya
walaupun malas mengakuinya dia adalah pria yang tampan, dengan didukung dengan ciri-ciri
fisik yang ‘sedikit’ membuatku tertarik kepadanya. Sosoknya yang berperawakan tinggi dengan
badan yang atletis. Berambut hitam dengan gaya jabrik acak-acakan. Dengan mata berwarna
hitam yang sekelam malam. Dan kulit yang berwana putih. Selalu menggunakan setelan kemeja
dan celana jeans berwarna hitam yang menambahkan kesan misterius kepadanya dan tak lupa
sepatu flat shoes berwarna cokelat yang selalu setia membungkus kakinya. Dia juga termasuk
tipe orang yang santai, cuek, dan selalu bertindak cepat saat menyelesaikan masalahnya,
termasuk masalah Riska yang kuceritakan kepadanya. Tapi yang sangat menyebalkan darinya,
ialah dia itu tipe orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, contohnya saja
ketika dia memintah bayaran tinggi atas usahanya dalam menolong Riska, Huft dasar orang
yang selalu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Ternyata Dei ini memiliki sebuah kelainan di bagian matanya. Yaitu kedua matanya berbeda
warna, mata sebelah kirinya berwarna merah sedangkan mata kanannya berwarna hitam. Mata
kirinya yang berwarna merah itulah yang memiliki sebuah kekuatan khusus untuk melihat
penampakan arwah dan hal-hal mistis lainnya. Kerena perbedaan warna itulah Dei selalu
menggunakan lensa berwarna hitam di mata kirinya hal ini dilakukan oleh Dei agar tak diketahui
oleh orang banyak.

Perbedaan mata Dei itu juga baru kuketahui setelah dia bertemu dengan Riska, dia mengatakan
bahwa Riska dirasuki oleh sesosok roh yang baru saja meninggal dunia. Sosok roh itu bernama
lengkap Dina Lestari. Dia mati karena kehabisan nafas dalam ruang kedap suara dan juga kedap
udara yakni di ruang bawah tanah sebuah gudang tua di belakang gedung Nuantara University.
Dia dibuang di ruang bawah tanah itu karena dia dikira telah mati, namun ternyata Dina hanya
pingsan akibat sebuah pukulan keras di bagian belakang kepalanya. Setelah itu, dia sadar dan
berusaha mati-matian untuk keluar dari ruang bawah tanah yang gelap itu. Tapi, usahanya itu
sia-sia karena gelapnya ruangan itu sekaligus tenaga yang dimilikinya dan juga oksigen yang
berada di sekitarnya mulai habis secara perlahan-lahan sehingga membuat Dina harus
meninggal dunia dengan kehabisan oksigen di ruang bawah tanah itu.

Semua fakta tentang kematian Dina, baru kami ketahui. Setelah kami mengalami hal yang
berbahaya saat memeriksa gedung tua di belakang kampus. Gedung tua yang menjadi akar dari
semua masalah sehingga menyebabkan Riska jatuh sakit. Di gedung tua itu seseorang memukul
Dei ketika dia mencoba untuk melindungiku. Sehingga menyebabkan Dei mengalami luka di
bagian pelipis kirinya yang cukup parah. Tapi, untungnya kami dapat kabur dari gudang tua
tersebut setelah Dei menendang si pelaku sehingga kami bisa keluar dari gudang itu. Setelah
kejadian yang kami alami, Dei semakin gencar untuk menyelidiki gedung tua itu. Sedangkan aku
sendiri mencari informasi mengenai Dina Lestari dengan bertanya dengan penghuni kampus.
Kebetulan aku dan Dina seangkatan, bahkan juga satu jurusan. Dan juga aku sedikit
mengenalnya.

Dalam usahaku untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap Dina, mengantarkanku


kepada jurang bahaya ketika aku diajak oleh Dosenku yang bernama Wandy Pratama. Saat itu
juga Wandy mencoba untuk membunuhku, karena aku dan juga Dei berusaha untuk
mengungkap kasus pembunuhan ini.

Dan ternyata Wandy ini menyukai Dina. Maka dia mengajak Dina pergi ke gedung tua itu. Dina
dipukul saat memberontak karena akan diperkosa oleh Wandy. Wandy pun lepas kendali
sehingga memukul Dina dengan sangat keras hingga membuat Dina tak sadarkan diri. Melihat
Dina yang tak sadarkan diri, Wandy pun panik dan menyangkah Dina mati. Lalu ia membuang
Dina ke gedung tua di belakang kampus guna menghilangkan jejak Dina untuk sementara
Waktu. Seperti itulah kronologis kejadian yang diceritakan oleh Wandy saat dia hendak
menjatuhkanku dari atas gedung kampus.
Tapi, untungnya Dei datang dan menyelamatkanku karena ia diberitahukan oleh arwah kakakku
yang telah meninggalkanku untuk selamanya karena sebuah kecelakaan saat dia berumur 17
tahun.

Ya aku merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Tapi, kakakku meninggal saat dia
menyelamatkanku dari sebuah kecelakaan dengan mendorongku sehingga dirinyalah yang
tertabrak oleh mobil menggantikanku dan membuatnya meninggal di tempat. Sejak kejadian itu
aku selalu menyalahkan diriku atas kematian kakakku. Padahal aku berharap kakak tak
melakukan hal itu dan aku yang mengalami kecelakaan itu. Tapi, aku sadar itu sama saja aku
melawan takdir yang telah dituliskan oleh yang maha kuasa. Namun mau bagaimana lagi aku
benar-benar terpukul sejak kematian kakak. Aku merasa hidupku sudah tak berarti lagi saat itu.

Berkat kakak, aku selamat dari kejahatan Wandy. Bahkan Dei sudah merekam pengakuan
Wandy itu dengan ponsel miliknya, saat Wandy ingin melenyapkanku. Untuknya aku selamat
bahkan setelah dia meninggal, dia masih melindungiku.
Pada akhirnya, Wandy ditangkap oleh polisi dan mengakui semuanya kejahatannya di kantor
polisi. Arwah Dina sudah tenang di alam sana sejak mayatnya ditemukan tak jauh dari gudang
tua itu. Maka Dina dimakamkan secara layak oleh keluarganya. Lalu Riska pun sadar dan
dinyatakan sehat oleh dokter. Tak lama kemudian, Riska sudah boleh pulang dan menjalankan
aktivitasnya seperti biasa.

Sejak saat itu , aku selalu menyeret Dei ke dalam masalah orang lain jika aku tidak sengaja
mengetahuinya. Well, bisa dibilang aku adalah orang yang selalu ikut campur tentang masalah
orang lain. Hingga menyeret Dei dalam membantu menyelesaikan masalah orang itu. Apalagi
masalah itu menyangkut tentang penampakan arwah. Jadi, kurasa hanya Dei saja yang dapat
menyelesaikan kasus-kasus yang berhubungan dengan penampakan arwah.

Anda mungkin juga menyukai