Anda di halaman 1dari 10

Bumi dalam Alam Semesta

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Jagad raya atau dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut alam semesta merupakan sebuah
tempat segenap benda – benda langit yang meliputi bintang, planet, satelit dan benda –
benda langit lainnya berada. Alam semesta ini proses terbentuknya masih menyimpan
misteri bagi setiap orang termasuk para ilmuwan. Banyak teori yang diungkapkan oleh para
ilmuwan tentang asal muasal alam semesta. Dari beberapa teori tentang terbentuknya alam
semesta ada tiga teori yang terkenal yaitu teori jagad raya mengembang, teori ledakan besar
dan teori keadaan tetap. Namun dari tiga teori tersebut, teori yang paling terkenal adalah
teori ledakan besar (big bang).

Begitu pula dengan bumi –yang merupakan satu dari milyaran benda langit – memiliki teori
tentang asal muasalnya. Bumi telah terbentuk 4,6 milyar tahu yang lalu. Akan tetapi, bentuk
permukaan bumi selalu mengalami perubahan. Baik secara perlahan maupun secara cepat.
Bumi dengan segala isi dan bentuknya merupakan salah satu planet anggota tata surya yang
beredar mengelilingi Matahari. Karena bumi merupakan bagian dari tata surya, sejarah
terbentuknya dan perkembangannya berhubungan dengan sejarah terbentuknya tata surya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana susunan tata surya?
2. Bagaimana proses pembentukan alam semesta?
3. Bumi sebagai planet
4. Bagaimana penjabaran tentang struktur bumi?
5. Bagaimana proses pembentukan benua dan samudra?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana susunan tata surya.
2. Memahami bagaimana proses pembentukan alam semesta.
3. Memahami Bumi sebagai Planet.
4. Mengetahui penjabaran tentang struktur Bumi
5. Memahami bagaimana proses pembentukan benua dan samudra.
Bab 2 Pembahasan

2.1 Susunan Tata Surya


Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet, satelit,
meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antar planet beredar mengelilinginya.
Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi.
1. Matahari
Matahari merupakan tata surya yang paling besar, dimana 89% massa tata surya
terkumpul pada matahari. Matahari merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata
surya, matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit: fotosfer, chromosfer dan corona.
Pada pusat matahari suhunya mencapai jutaan derajat celcius dan tekanannya ratusan
juta atmosfer. Kulit fotosfer suhunya + 60000oC dan memancarkan hampir semua
cahaya.
2. Planet
Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan
dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau
pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.

Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari.
Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya
masing-masing dalam suatu sistem tata surya.

2.2 Proses Pembentukan alam semesta


Alam semesta atau sering disebut juga jagad raya, sekarang ini awalnya berasal dari gas
yang berserakan secara teratur di angkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan
kosmos-kosmos). Dalam pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan
makrokosmos. Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti atom, sel,
elektron dan benda—benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda yang
berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.
a. Teori jagad raya mengembang.
Edwin Hubble melakukan pengamatan terhadap galaksi-galaksi yang terletak sangat
jauh. Galaksi selalu bergerak menjauhi alam semesta dengan kecepatan yang tinggi.
Antar galaksi jaraknya semakin bertambah setiap saat. Hal ini berarti bahwa jagad raya
tidaklah statis akan tetapi terus mengalami perkembangan.

b. Teori Ledakan Besar (big bang)


Teori Big Bang (atau dalam tejemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar)
dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang
sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi
materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena
adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan
mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-
kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.

Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari
pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar. Pada saat itu dimana
Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak
terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis,
yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat
sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih
jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-
kejadian lain apapun.

c. Teori Keadaan Tetap


Tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup untuk menguji teori letusan
hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan beberapa ahli astro-fisika Inggris
mengajukan teori yang lain, teori keadaan tetap yang menerangkan bahwa jagat raya
tidak hanya sama dalam ruang angkasa –asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam
waktu asas kosmologi yang sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa
sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa
sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat.

Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai
galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru
selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru
akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan
bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan
galaksi. Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong
itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu
hukum.

2.3 Bumi sebagai Planet


Bumi adalah planet ketiga dari 8 planet dalam tata surya. Diperkirakan usianya mencapai
4,6 milyar tahun jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,6 juta kilometer atau 1 AU
(ing: ASTRONOMICAL UNIT). Bumi kita tidak bulat sempurna, melainkan pepat pada
kutub – kutubnya dan menggelembung pada equatornya. Jari- jari dikutub bumi adalah
6.356,8 Km sedangkan pada equator jari- jari nya 6.378,2 Km. Pepat nya bola bumi ini
disebabkan pada saat baru terbentuk bumi belum terlalu padat dan rotasinya membuat
menggelembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian equator.
Bumi berputar mengelilingi matahari karena antara bumi dan Matahari memiliki gaya tarik
– menarik. Gaya inilah yang membuat planet – planet lain juga berputar mengelilingi
matahari, dan membuat satelit berputar mengelilingi planet. Kita menyebut gaya ini sebagai
gaya gravitasi. Orang yang pertama kali menemukan gaya gravitasi adalah ilmuwan
bernama Newton. Jika di sekitar matahari hanya ada bumi, maka gerak revolusi dan rotasi
bumi akan berbentuk bulat. Namun karena bumi juga mendapatkan gaya gravitasi dari
planet lain, pergerakan bumi menjadi bentuk elips.

Bumi mengelilingi matahari dalam lintasan berbentuk elips (Hukum Keppler I), pada jarak
rata-rata 149,6 juta km (93 juta mil). Karena lintasannya berbentuk elips ini, maka jarak
matahari-bumi selalu berubah. Jarak matahari-bumi yang terdekat (perihelion) terjadi pada
tanggal 4 januari, dengan jarak 91,5 juta mil dan jarak matahari-bumi terjauh (apheloin)
terjadi pada tanggal 5 juli dengan jarak 94,5 juta mil, berarti perubahan matahari-bumi
dalam satu tahun sekitar tiga juta mil. Jarak rata- rata dari pusat matahari ke pusat bumi
disebut 1 AU (Astronomical Unit/ Satuan Jarak Astronomi).

Ciri bumi dapat juga ditunjukkan oleh nilai massa jenisnya. Dengan mengetahui masa jenis
bumi kita dapat mempekirakan bahan-bahan penyusun bumi khususnya bagian dalam bumi.
Kita telah mengetahui massa dan jari-jari bumi. Jika kita anggap bumi berbentuk bola, maka
volume bumi dapat kita hitung dengan rumus volum bola (4/3) R2, dengan R adalah jari-
jari bumi. Massa jenis rata-rata bumi kira-kira 5.500 kg/m3 atau 5,5 massa jenis air (1000
kg/m3).

Bumi adalah planet berlangit biru. Ini adalah perkataan yang diucapkan oleh Gagarin,
astronot pertama yang menaiki pesawat luar angkasa Vostok 1, setelah berhasil mengelilingi
bumi sebanyak 1 kali putaran pada tanggal 12 april 1961. Bumi terlihat berwarna biru karena
saat menerima pancaran dari sinar matahari, sinar akan mendapat pengaruh dari molekul
atmosfer sehingga terpencar. Salah satunya yaitu sinar yang berwarna biru, mendapat
pengaruh yang paling hebat dan kuat sehingga bumi terlihat berwarna biru.

Seperti halnya planet-planet lain, bumi juga selalu bergerak. Gerakan bumi ada tiga macam
yaitu sebagai berikut:
a. Perputaran bumi berputar pada porosnya atau sering disebut rotasi. Waktu yang
diperlukan bumi untuk berotasi satu kali mengitari porosnya adalah 1 hari atau 24 jam
(tepatnya adalah 23 jam 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah “arah timur” yaitu
dari barat ke timur. Rotasi bumi terhadap porosnya menyebabkan:
 Pergantian siang dan malam hari.
 Gerak semu harian benda langit.
 Penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi.
 Perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
b. Bumi juga melakukan Revolusi yaitu gerak bumi mengitari matahari. Arah revolusi sama
dengan arah rotasi, yaitu berlawan dengan arah jarum jam. Arah revolusi bumi ini
diciptakan sebagai “arah timur”, yaitu gerak dari timur ke barat. Satu kali revolusi bumi
(disebut periode revolusi bumi) memerlukan waktu 362,25 hari (tepatnya 365 hari 6 jam
9 menit 10 detik). Revolusi bumi mengitari matahari menyebabkan:
 Pergantian musim.
 Perubahan lamanya siang dan malam.
 Gerak semu tahunan matahari.
 Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan.
c. Bumi bersama-sama anggota tata surya lainnya berputar mengelilingi pusat galaksi
Bimasakti.
Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang terdapat kehidupan dan
merupakan tempat tinggal bagi manusia. Sebagai tempat tinggalnya, manusia berusaha
untuk mengetahui seluk beluk tentang Bumi. Bumi dengan segala isi dan bentuknya
merupakan salah satu planet anggota tata surya yang beredar mengelilingi matahari.
Karena bumi merupakan bagian dari tata surya, maka sejarah bentuk dan
perkembanganya berhubungan dengan sejarah terbentuknya tata surya.

2.4 Penjabaran tentang struktur bumi


Pada awal pembentukannya, bumi berupa benda angkasa yang pijar dan sangat panas.
Setelah berjuta – juta tahun, bumi yang pijar dan sangat panas tersebut perlahan – lahan
mengalami pendinginan. Bagian kulit bumi menjadi beku, walaupun bagian dalam masih
tetap panas.
Besarnya ukuran bumi menyebabkan manusia kesulitan untuk mengetahui struktur lapisan
bumi. Akan tetapi, para ahli geologi memperoleh gambaran tentang susunan bagian dalam
bumi melalui pengamatan seismologi (hantaran pada gelombang gempa bumi). Hal itu
karena arah, kecepatan dan bentuk gelombang gempa ditentukan oleh komposisi dan
kerapatan bagian dalam bumi.

Secara struktur lapisan bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush),
selimut (mantle) dan inti (core). Struktur lapisan bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu
cangkannya ibarat kerak, putih telur ibarat selimut dan kuning telur sebagai inti.
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut:
a. Kerak Bumi
b. Selimut (Mantle)
c. Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)-nya, Bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Lithosphere merupakan lapisan yang terdiri dari crust & upper mantle, dan berada di
kedalaman 0-60 km.
b. Asthenosphere merupakan lapisan plastis yang memiliki kepadatan rendah dan berada
di antara upper mantle dan lower mantle.
c. Upper mantle merupakan lapisan luar dari mantel dan suhunya lebih rendah
dibandingkan lower mantle. Berada di kedalaman 35-660 km.
d. Lower mantle merupakan lapisan dalam mantel yang memiliki suhu lebih panas yang
disebabkan oleh panas ekstrim yang berasal dari inner core. Berada di kedalaman 660-
2890 km.
e. Inti Luar (Outer Core) berupa fase cair berada di kedalaman 2890-5150 km, kaya akan
unsur besi (Fe) dan nikel (Ni).
f. Inti Dalam (Inner Core) walaupun bersuhu ekstrim tetapi berupa fase padat yang
disebabkan oleh tekanan yang sangat tinggi. Berada di kedalaman 5150-6360 km dan
juga kaya akan unsur besi dan nikel.

2.5 Proses pembentukan benua dan samudra


Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang
panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan
samudra terbentuk?
Ada beberapa teori yang dikembangkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Teori Apungan Benua - Alfred Lothar Wegener (1880-1930)
Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua-Benua pada tahun
1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut
dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die
Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut
menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada
tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak
mendapat dukungan. Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan
sebagai berikut.
1. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika
Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan pola
garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara
dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan.
Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu
mempunyai kesamaan. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi
di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan
sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai
Bahia Blanca.
2. Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua
Pangea. Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar di selatan baik ke
arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greenland sekarang ini
bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan
Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun.
Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut:
 Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
 Samudra Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus
bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi
jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika
Utara dan Selatan.
 Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, di dekat
pantai barat Amerika Serikat.
 Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin
menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan
lipatan Pegunungan Himalaya.

Pergerakan benua-benua sampai sekarang pun masih berlangsung, hal dibuktikan dengan
makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra.

b. Tim Peneliti Amerika Serikat (1969)


Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural
History Ohio State University, dan Whichita State University, membuktikan bahwa
daerah Alaska terletak di dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada
tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang
disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar). Fosil
seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut
menguatkan teori apungan benua yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu
hanya ada satu benua besar di planet bumi ini.
c. Teori Kontraksi
Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang
sangat lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut.
Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat
satu dengan tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu
dengan daerah lainnya berbeda bentuk. Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan
Elie Baumant. Ia menganalogikan Bumi dengan buah apel, yang apabila dalamnya
kering maka kulit apel akan mengerut Pendapat ini banyak dikritik, karena tidak
mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan dan lembah) berlangsung sangat
drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi masih terdapat unsur pijar dan lapisan
bumi yang terus mengalami pergerakan.
d. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat
besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan
bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi
sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.
Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana
terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana
kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
e. Teori Konveksi
Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi
yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan
kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi
berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah
samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru
sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Bukti dari adanya
kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic
Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan
semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya,
terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
f. Teori Lempeng Tektonik
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris Mc Kenzie dan
Robert Parker. Menurut teori ini kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik
yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng
tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus
konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah
lempeng tektonik kulit bumi. Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi
sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan
bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini juga membuktikan bahwa
benua-benua selalu bergeser. Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng tektonik dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
 Konvergen yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua
dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Contohnya
tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang menghasilkan
terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya
 Divergen yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya
gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan.
 Sesar mendatar yaitu saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng
tektonik. Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng
daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas
yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara
sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat
bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona
transform).
Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet, satelit,
meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antar planet beredar mengelilinginya.
Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi.

Setelah mengetahui teori – teori terbentuknya alam semesta ini, dapat kita ketahui bahwa
prosesnya memang masih menyimpan misteri. Selama bertahun – tahun teori – teori tersebut
semakin berkembang karena sifat alami manusia yang selalu ingin tahu.

Dalam era modern saat ini –di era teknologi yang semakin canggih-, dimungkinkan
munculnya teori – teori baru untuk menjawab segala pertanyaan yang mungkin muncul di
benak kita perihal alam semesta ini. Dengan demikian jika kita mempelajari proses
terbentuknya alam semesta ini, kita juga mengetahui bahwa alam semesta ini berawal dari
ketiadaan, menjadi ada seperti sekarang ini.

Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/
https://www.academia.edu/
https://dokumen.tips/documents/bumi-dalam-alam-semesta-iad.html
Bumi dalam Alam Semesta
Makalah Ilmu Alamiah Dasar

Franky August Todoan


201511955
Management

UNIKA Widya Karya


Malang 2018

Anda mungkin juga menyukai