1. Berdasarkan hasil surveillance respon sumur-sumur yang diamati, analisa
konektivitas didapatkan bahwa pada Lapisan “X” Lapangan “Y”, dari total 10 sumur injeksi dan 22 sumur produksi, hanya terdapat 14 pasangan sumur injeksi-produksi yang memiliki konektivitas yang baik. 2. Hall Plot pada Lapisan “X” Lapangan “Y” mengindikasikan 6 dari 10 sumur injeksi memiliki masalah positive skin, sementara 4 sumur lainnya dalam keadaan stabil/injeksi normal. 3. Analisa Chan’s Diagnostics pada Lapisan “X” Lapangan “Y” mengindikasikan sebagian besar sumur produksi mengalami masalah channeling dimana dari 22 sumur produksi, 9 sumur mengalami masalah near wellbore water channeling, 3 sumur mengalami masalah multilayer channeling, 2 sumur tidak mengalami masalah, dan 8 sumur yang tidak dapat dianalisa karena kurangnya data produksi. 4. Berdasarkan analisa Chan’s Diagnostics, 12 sumur produksi diketahui mengalami masalah berupa channeling berjenis near wellbore water channeling dan multilayer channeling karena sumur-sumur produksi tersebut terletak di kuadran IV pada scatter plot dimana kuadran ini terdiri dari pengelompokkan sumur-sumur dengan harga water cut yang tinggi. 5. Pada analisa Voidage Replacement Ratio (VRR) (instaneous & kumulatif) di Lapisan “X” Lapangan “Y, nilai VRR dibawah 1 yang berarti injeksi belum dapat memberikan pengaruh yang baik bagi produktivitas sumur-sumur produksi yang ada. 6. Efisiensi penyapuan areal saat breakthrough pada Lapisan “X” Lapangan “Y” adalah 0.69 dengan mobility ratio sebesar 0.90. Dari harga mobility ratio ini
106 107
menggambarkan bahwa efisiensi penyapuan fluida pendesak terhadap fluida
yang didesak sangat baik. 7. Kumulatif produksi pada saat breakthrough adalah 138300.7 STB dan laju produksi saat breakthrough sebesar 230.49 BOPD dengan waktu tembus air (breakthrough time) yang terjadi di hari ke-600 setelah diinjeksi. 8. Hasil perhitungan oil recovery factor pada lapisan “X” adalah sebagai berikut: