Anda di halaman 1dari 13

Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat

Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg


Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

BAB I
STRATEGI PERANCANGAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan ketahanan


pangan pada bangsa ini, maka sektor pertanian khususnya tanaman pangan haruslah
diberi perhatian lebih. sektor pertanian di Indonesia juga memainkan peranan yang
sangat strategis bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu faktor
pendukung untuk memajukan sektor industry pertanian di Indonesia adalah
ketersediaan pupuk yang berkualitas, beragam, dan dapat mencukupi kebutuhan
pupuk skala nasional. Berkembangnya sektor pertanian menyebabkan makin
meningkatnya kebutuhan pupuk dan sampai saat ini kebutuhan pupuk dalam negeri
sebagian masih dipenuhi dengan cara impor. Salah satu pupuk impor adalah pupuk
Amonium Sulfat yang biasa disebut ZA (Zwavelzure Ammoniak).

1.2 Penetapan kapasitas produksi

ZA merupakan salah satu jenis pupuk buatan yang mempunyai 2 jenis unsur
hara sekaligus yaitu Nitrogen dan Sulfur. Dua unsur tersebut sangat dibutuhkan
dalam tingkat perkembangan suatu tanaman baik tanaman perkebunan ataupun
pertanian. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik.

1. kebutuhan impor ZA Indonesia adalah seperti disajikan pada tabel 1 :


Tabel 1. Kebutuhan Impor Amonium Sulfat
Tahun Kebutuhan impor (ton)
2016 930687,7
2015 1170194
2014 864452,4
2013 728487,2
2012 820346,1

Sumber : BPS (www.bps.go.id)


2
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Berdasarkan data dari BPS (Biro Pusat Statistik) seperti ditunjukkan pada
tabel 1.1, maka dapat diperkirakan kebutuhan Amonium Sulfat pada tahun 2022.
Perkiraan dihitung dengan cara melakukan linierisasi data impor tersebut. Hasil
linierisasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.1.
1400000
kebutuhan (ton/tahun)

1200000
1000000
800000
600000 y = 66239x - 1E+08

400000
200000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

Gambar 1. Grafik Data Impor Amonium Sulfat

Berdasarkan Gambar 1.1, persamaan hasil linierisasi adalah y = 66239x –


1E+08 , sehingga diperkirakan impor Amonium Sulfat pada tahun 2022 sebesar
33.935.258 ton/tahun. yang belum mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri
sebesar 35.024.016 ton.
Berdasarkan proyeksi kebutuhan pupuk nasional pada tahun 2025 yang di
keluarkan oleh kemenperin, untuk menunjang ketahanan pangan nasional maka
dibutuhkan pupuk ZA sebesar 2.150.000 ton/tahun. pemerintah melalui PT.
PETROKIMIA GRESIK pada tahun 2017 setalah dilakukan pengembagan,
kapasitas produksinya sebesar 1100000 ton/tahun. Terdapat 1050000 ton/tahun
kebutuhan dalam negeri yang belum terpenuhi.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kebutuhan dalam negeri yang belum
terpenuhi mengurangi ketergantungan terhadap negara lain maka perlu didirikan
pabrik baru di Indonesia.
3
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Penentuan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri :


Peluang Pasar = Produksi Dalam Negeri + impor – ekspor
= 1.100.000 ton + 33.935.258 ton – 11.242 ton
= 35.024.016 ton
Kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan ammonium sulfat sebagai
penunjang sebagai penunjang ketahanan pangan nasional sebesar 35.024.016 ton.
Kapasitas pabrik ammonium sulfate yang akan dibangun berkapasitas sebesar
250.000 ton/tahun. Pabrik ini akan berproduksi pada tahun 2022 dengan masa kerja
dalam satu tahun dianggap 330 hari kerja. Dimana hasil produksi nantinya
diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional sebagai konsumsi dalam
negeri.
Bahan baku pembuatan Amonium Sulfat Proses Merseburg adalah gipsum,
NH3, CO2 dan H2O. Gipsum yang digunakan didapat dari PT Petrokimia Gresik.
Amonia yang digunakan berupa amonia cair yang diperoleh dari PT Pupuk Kujang
yang menghasilkan produk sebesar 658.843 ton/tahun pada tahun 2011. Gas CO2
didapat dari PT Resources Jaya Teknik Management Indonesia (RMI) Krakatau
Karbonindo dengan kapasitas produk 142.560 ton/tahun.

2. Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku pembuatan Amonium Sulfat Proses Merseburg adalah gipsum,
NH3, CO2 dan H2O. Gipsum yang digunakan didapat dari PT Petrokimia Gresik.
Amonia yang digunakan berupa amonia cair yang diperoleh dari PT Pupuk Kujang
yang menghasilkan produk sebesar 658.843 ton/tahun pada tahun 2011. Gas CO2
didapat dari PT Resources Jaya Teknik Management Indonesia (RMI) Krakatau
Karbonindo dengan kapasitas produk 142.560 ton/tahun.

3. Kegunaan Produk
Amonium sulfat dapat digunakan dalam bidang sebagai berikut :
a. Pertanian
Amonium sulfat merupakan pupuk yang sangat cocok digunakan pada
lahan pertanian dimana kandungan sulfur dalam tanah tersebut kurang.
4
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Dibandingkan dengan urea, Amonium Sulfat lebih baik karena mengandung 2


jenis unsur yaitu Nitrogen dan Sulfur.
b. Biokimia
Senyawa amonium sulfat dapat digunakan sebagai nutrisi penambah
kadar nitrogen dalam proses fermentasi. Unsur nitrogen sangat diperlukan
bagi mikroorganisme disamping unsur – unsur yang lain.
c. Bidang lain
Amonium sulfat dapat juga digunakan sebagai pengolahan air, bahan tahan
api dan penyamakan.

1.3 Bahan Baku dan Produk


1.3.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Ammonia (NH3)
a. Sifat Fisik:
Berat Molekul : 17,03
Titik leleh : - 77,70C
Titik didih : - 33,350C
Temperatur kritis : 1330C
Tekanan kritis : 11,425 kPa
Specific heat
Pada 0oC : 2097,2 J/(kg.K)
Pada 100oC : 2226,2 J/(kg.K)
Pada 200oC : 2105,6 J/(kg.K)
H0pembentukan (250C) : -46,222 Kj/mol
Kelarutan dalam air (%berat)
Pada 00C : 42,8
Pada 200C : 33,1
Pada 40oC : 23,4
Pada 60oC : 14,1
Specific grafity
Pada -400C : 0,690
5
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Pada 0oC : 0,639


Pada 40oC : 0, 580
Massa jenis (15oC) : 0,618 gram/liter
(Kirk and Othmer, 1978)

b. Sifat Kimia
 Pada temperature tinggi terdekomposisi menjadi hidrogen dan nitrogen
 Bereaksi dengan Potassium Permanganat :
2NH3 + 2KMnO4  2KOH +2MnO2 + 2H2O + N2
 Bereaksi dengan chlorine
8NH3 + 3Cl2 N2 + 6NH4Cl
 Mengalami reaksi oksidasi pada pembuatan asam nitrat dengan sangat
cepat pada suhu 650oC (katalis : platinum-rhodium)
4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O
2NO + O2 2NO2
3NO2 + H2O 2HNO3 + NO
 Bereaksi dengan air dan bersifat reversible
NH3 + H2O NH4+ + OH-
(Kirk and Othmer, 1978)

2. Karbon Dioksida (CO2)


a. Sifat fisik
Berat molekul : 43,99
Temperature kritis : 31,1 oC
Tekanan kritis : 7383 kPa
Densitas gas pada 273 K dan 101,3 kPa : 1,976 g/L
Viskositas pada 298 K dan 101,3 kPa : 0,015 Cp
Panas laten penguapan

− triple point : 353,4 J/g


− 0 oC : 231,3 J/g
6
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

b. Sifat kimia:
• Karbon dioksida tidak reaktif pada suhu kamar
• Karbon dioksida dan air membentuk asam karbonat
• Karbon dioksida membentuk karbon monoksida pada suhu 1700 oC
• Larut dalam air membentuk asam lemah H2CO3, HCO3-
• Bereaksi dengan air membentuk metana, gas hidrogen, karbon
monoksida pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis
• Bereaksi dengan basa membentuk karbonat
Bereaksi dengan NH3 dalam air membentuk amonium karbonat
(Kirk Othmer, 1998)
3. Air (H2O)
a. Sifat fisis :
Berat Molekul : 18,01
Titik didih : 1000C (1 atm)
Titik Leleh : 00C (1atm)
Temperatur kritis : 647,10K
Tekanan kritis : 217,6 atm
Volume kritis : 56 cc/gmol
H0pembentukan (250C)
liquid : -68,317 kjoule/mol
gas : -57,798 kjoule/mol
pH : 5,4 – 7,5
Specific grafity
Liquid : 1,004 tiap 100 bagian
( ice) : 0,195 tiap 100 bagian
Kelarutan : larut pada etil eter
Larut pada 95 % etanol
Massa jenis : 1 gr/cc

b. Sifat kimia:
 Air dapat terhidrolisa menghasilkan H2 dan O2 dengan reaksi
7
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

2H2O H2 + O2
 Dapat bereaksi dengan ammonia membentuk ammonium hidroksida
NH3 + H2O NH4OH
(Perry, 1984)
4. Gypsum Sintesis

a. Sifat fisis:
Calsium sulfat dihidrat : 90-99 % wt
Spesifik grafity : 2,3 g/cm3
Titik didih : > 1000 oC
Padatan berwarna putih
pH di air 5-8
Tidak larut dalam air
Terdekomposisi menjadi calsium oksida dan sulfur dioksida pada
suhu 1450 oC

b.Sifat kimia:
Gypsum sintetik harus dihindarkan dari senyawa asam,
diazometana, posfor, logam aluminium dan agen pengoksidasi kuat.
Gypsum sintetik dan air menghasilkan sedikit panas.
(MSDS, 2011)

5. Amonium Karbonat ( (NH4)2CO3)


a. Sifat fisis :
Berat molekul : 96,09 g/mol
Titik leleh : 43 oC
( Kirk and Orthmer, 1978 )
Kelarutan :
Pada 100 bagian air dingin ( 15oC) : 100
Pada 100 bagian air panas (49oC) : 50
Tidak larut dalam CS2, etanol 95%, dan NH3
8
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

( Perry, 1984 )
b. Sifat kimia :
Pada suhu tinggi dapat terdekomposisi menjadi amonia, karbon
dioksida dan air dengan reaksi :
NH4)2CO3 ↔ NH3 + CO2 + 2H2O
( Kirk and Orthmer, 1978 )

1.3.2 Spesifikasi Produk


1. Amonium Sulfat ( (NH4)2SO4)
a. Sifat fisis :
Physical state and appearance: Solid. (Crystals solid.)
Berat molekul : 132,14 g/mol
Massa jenis : 1,769 g/cm3(20oC)
Titik leleh : terdekomposisi pada
suhu 235–280 oC
Kelarutan dalam air : larut dalam air dingin, tidak larut
dalam aseton
Specific Gravity : 1.77 (air = 1)
Warna : coklat abu-abu sampai putih

b. Sifat kimia :
 Pada suhu 280 0C dapat terdekomposisi menjadi amonium bisulfat
dengan reaksi :
(NH4)2SO4 NH4HSO4
(NH4)2SO4 + 2NaCl 2NH4Cl + Na2SO4
(Kirk and Othmer, 1978)

2. Kalsium Karbonat (CaCO3)


Sifat fisik :
Physical state and appearance: Solid. (Powdered solid.)
Berat molekul : 100,0869 g/mol
9
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Bau : tidak berbau


Warna : putih
Titik leleh : 825°C (1517°F)
Specific Gravity : 2.8 (air = 1)
Kelarutan : Sangat sedikit larut dalam air dingin.
Larut dalam asam encer. Tidak larut
dalam alkohol.

1.4 Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan dan kelangsungan
dari industri, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, karena
hal ini berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang
didirikan. Berdasarkan beberapa pertimbangan maka pabrik Amonium Sulfat ini
didirikan di Kawasan Industri Surabaya, Surabaya, Jawa Timur.

Gambar 2. Lokasi dan tata letak Pabrik Amonium Sulfat

Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi beberapa faktor. Faktor


pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut :
a. Sumber bahan baku
10
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Lokasi pabrik dipilih karena dekat dengan sumber bahan baku yakni
Amonia yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik yang terletak di
Kota Gresik, Jawa Timur; CO2 Gas dari PT. Molindo Inti Gas yang
terletak di Kota Malang, Jawa Timur, dan Serbuk Gypsum dari PT. Aplus
Pacific, Jawa Timur.
b. Pemasaran
Pabrik Amonium Sulfat didirikan untuk memenuhi kebutuhan dalam dan
luar negeri. Wilayah Kawasan Industri, Surabaya, dekat dengan
pelabuhan Gresik yang efektif untuk bongkar muatan kapal tangker yang
mengangkut produk Amonium Sulfat, sehingga mempermudah proses
distribusi produk baik untuk Industri-industri yang berada di dalam
negeri maupun luar negeri.
c. Utilitas
Utilitas dan saran penunjang lainnya sudah tersedia di lokasi karena
lokasi tersebut merupakan kawasan industri dan sudah terdapat beberapa
pabrik yang dibangun di sana. Fasilitas yang tersedia di kawasan ini
antara lain: penyediaan listrik dari PLN dan generator sebagai cadangan
apabila listrik dari PLN mengalami gangguan. Kawasan Industri
Surabaya, Surabaya, dan dekat dengan laut, sehingga kebutuhan air untuk
pabrik maupun karyawan akan mudah terpenuhi.
d. Transportasi
Ketersediaan transportasi yang mendukung distribusi produk dan bahan
baku baik melalui laut maupun darat. Sehingga daerah yang akan
dijadikan lokasi pabrik haruslah mempunyai fasilitas transportasi yang
memadai dan biaya untuk transportasi dapat ditekan sekecil mungkin.
Surabaya merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang memiliki sarana
transportasi darat yang baik dan lancar, selain itu di Surabaya juga dekat
dengan Pelabuhan Gresik, sehingga dapat memudahkan transportasi
melalui jalur laut.
e. Tenaga kerja
11
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Kota Surabaya merupakan Ibukota Jawa Timur dan salah satu daerah
pusat perekonomian di Provinsi Jawa Timur, sehingga penyediaan tenaga
kerja dapat diperoleh dari daerah di sekitarnya, baik tenaga kerja kasar
maupun tenaga kerja terdidik.
f. Kondisi Iklim dan cuaca
Iklim di sekitar lokasi pabrik relatif stabil. Untuk daerah ini cuaca
dominan panas yang berarti memungkinkan pabrik berjalan dengan
lancer.
g. Masyarakat di sekitar pabrik
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik
pembuatan Ammonium Sulfat ini karena akan menyediakan lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar. Selain itu pendirian pabrik Amonium
Sulfat ini tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan
masyarakat di sekitarnya.

1.5 Pemilihan Proses


1.5.1 Jenis-Jenis Proses Pembuatan Amonium Sulfat
Ada beberapa jenis proses pembuatan Amonium Sulfat, diantaranya adalah
sebagai berikut :

a. Direct Neutralization
Ammonium sulfate di produksi melalui proses direct neutralization
dihasilkan dari asam sulfat dengan ammonia, panas reaksi cukup untuk
menguapkan semua air jika konsentrasi dari asam adalah 70% atau lebih tinggi.

(kirk othmer)
Bahan baku direaksikan didalam neutralizer/kristalizer yang didesain untuk
mengontrol perpindahan panas. perpindahan panas tercapai dengan cara
12
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

mengontrol penambahan air dan penguapan dalam kondisi vakum (subatmosfir)


atau kondisi tekanan atmosfir. Dengan mengatur penguapan air dan tingkat
resirkulasi slury di neutralizer/kristalizer, jumlah yang tepat dari
pendingin/penguapan dan persen dari padatan dalam slury untuk tercapainya bentuk
ukuran Kristal yang optimum. kristal diendapkan dipisahkan dari larutan induk
biasanya dengan sentrifugal. Kristal dewatering selanjutnya dikeringkan dan
disaring untuk produk yang spesifik.

b. Produk Samping Pembuatan Kaprolaktam.


Kristal ammonium sulfate diproduksi melalui pemanasan secara terus
menerus dan sirkulasi 40% motherliquor melalui tube baffle crystallizer.
Crystallizer biasanya beroperasi pada kisaran suhu 77 c sampai 82 c (170 ° F sampai
180 ° F) dan tekanan sekitar 660 mmHg (12,8 psia). Uap air dilepaskan dari
crystallizers terkondensasi dalam satu atau lebih penukar panas. Slury dari
motherliquor dan Kristal, yang dikenal sebagai "magma," mengalir dari crystallizer
ke tangki pengendapan. Magma dapat dikombinasikan dengan aliran cairan induk
untuk memudahkan transportasi ke tangki pengendapan. Tangki pengendapan
dirancang mengurangi beban cairan pada sentrifugal melalui luapan cairan yang
dituagakan sebagai Kristal yang mengendap di bawah tangki Umpan surry ke
crystallizer yang biasanya terdiri dari 60 hingga 70 persen Sebagai kristal.
Ammonium sulfate juga ditemukan sebagai produk sampingan dalam
jumlah besar selama coking batubara, penyulingan nikel, dan sintesis monomer
organic, terutama selama produksi kaprolaktam. Berkisar 4 m2 ton ammonium
sulfate diproduksi dari per ton kaprolaktam dimana itu adalah produk intermedit
dari produksi nilon.

c. Proses Merserburg
Reaksi antara amonium karbonat dengan gypsum dikenal dengan proses
Merseburg. Metode ini didasarkan pada penggabungan amonia dan karbon dioksida
untuk menghasilkan larutan amonium karbonat. Kemudian larutan ammonium
karbonat direaksikan dengan gypsum (CaSO4.2H2O) sehingga diperoleh amonium
13
Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat
Dari CO2, NH3, dan CaSO4.2H2O dengan Proses Merseburg
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

sulfat dan kalsium karbonat. Adapun reaksinya sebagai berikut:


NH3 + H2 O NH4OH
2NH4OH + CO2 (NH4)2CO3 + H2O
CaSO4.2H2O + (NH4)2CO3 (NH4)2SO4 + CaCO3 + 2H2O
Reaksi-reaksi di atas bersifat eksotermik. Proses ini memiliki banyak
keuntungan seperti kalsium karbonat sebagai hasil samping yang dapat digunakan
untuk produksi semen, pupuk, proses ini juga tidak membutuhkan supply sulfur.
Larutan amonium sulfat dievaporasi dalam kondisi vakum, kemudian dikristalisasi,
disentrifuge dan dikeringkan (Cheremisinoff, 1995). Proses pembuatan amonium
sulfat dari gypsum sintetik (hasil unit FGD) menghasilkan konversi 83% dan
kemurnian hingga 99%. (Chou, 1995).
Beberapa perusahaan menggunakan proses merserburg untuk memproduksi
ammonium sulfate dari gypsum, tetapi proses ini hanya menarik secara ekonomi
dimana sulfur tak tersedia atau sangat mahal.
Dari beberapa uraian proses pembuatan amonium sulfat diatas, maka akan
dirancang pabrik amonium sulfat dengan proses Merseburg. Adapun
pertimbangannya adalah:
1. Proses reaksi pada suhu dan tekanan rendah.
2. Proses ini sangat cocok untuk negara yang tidak memiliki supply sulfur
alam, sehingga gypsum baik dari alam yang ditambang langsung atau
gypsum byproduct FGD dapat digunakan sebagai bahan baku tanpa harus
mengimpor dari luar.
Kemurnian ammonium sulfat yang dihasil bisa mencapai 99%.

Anda mungkin juga menyukai