CARDIAC ARREST
IHCA OHCA
In Hospital Cardiac Arrest Out Hospital Cardiac Arrest
17%-31% 69%-83%
69%-83%
AHA,2015
Gambar di atas merupakan flowchart
secara detail penanganan henti jantung.
ASYSTOLE VF
PEA VT
AHA,2015
Ini merupakan contoh dari gambaran irama
EKG yang shockable dan irama yang non-
shockable.
1. Oksigen
2. aspirin, atau kalau ada dual antiplatelet
(aspirin+klopidogrel)
3. Morphine => Paling aman untuk pain
control, namun tidak rutin diberikan
4. Nitrogliserin (sublingual atau spray)
Pemberian morphine bukan tanpa kontra-
indikasi. Pada pasien-pasien dengan
tekanan darah yang rendah ataupun
dengan distress nafas, hati-hati sekali dalam
pemberian morphine ini mengingat efek
samping morphine dalam depresi napas.
AHA,2015
Setelah kita melakukan perekaman ECG 12
lead, kita lakukan interpretasi, untuk
teman-teman cukup bedakan apakah
pasien tersebut kita dapatkan gambaran ST
Elevasi atau tidak ST Elevasi,
1. Hipotensi (-)
2. Perubahan status mental (-)
3. Tanda-tanda syokk (-)
4. Keluhan chest discomfort (-)
5. Tanda gagal jantung akut (-)
Jika teman-teman mendapatkan kasus
bradikardia yang stabil, teman-teman
cukup melakukan monitoring dan
observasi, dan selanjutnya bisa dikonsulkan
ke ahlinya.
TOTAL AV BLOCK
AHA,2015
Apabila didapatkan tanda-tanda bradikardia
teman-teman harus segera memberikan
sulfas atropin.
1. Hipotensi
2. Perubahan mental status,
3. Tanda-tanda shock
4. Keluhan chest discomfort
5. Tanda gagal jantung akut
ATRIAL FIBRILATION VT
Insiden di tiap orang sebenarnya bervariasi.
Pada pasien-pasien yang lebih muda
biasanya bisa mencapai 150 kali/menit.
Tetapi pada pasien-pasien tua jarang sekali
rate sinus takikardia ini mencapai angka
150 kali/menit.
Rumusnya adalah (220-umur). Misalnya
umurnya 20, sinus maksimal bisa
melakukan percepatan dari nadinya
maksimal adalah 200 kali/menit. Tetapi
pada pasien-pasien dengan usia 70,
maksimal dia hanya 150 kali/menit
Coba perhatikan gambar EKG di atas. Di
sebelah kiri ini adalah contoh dari atrial
flutter dan atrial fibrilasi, kalau dari atrial
fibrilasi kuncinya adalah iramanya ireguler
yaitu QRS ke QRS-nya bervariasi.
OXYGENATION CATHETERIZA
2 POST
ARREST HYPOTENSION TION???
PPCI
< TROMBOLYTIC
3 STEMI 12
> DRUG
Kita sudah selesai dari ilustrasi-ilustrasi
kasus yang telah kita bahas tadi, mungkin
untuk teman-teman Take home message-
nya adalah,
<70 NE
SULFAS
5 BRADI
CARDIA
STABLE
? ATROPIN 2AMP
DOPAMIN
TPM
STABLE
N CARDIVERSION
6 TACHY
CARDIA ? ADENOSIN
Y AMIODARONE
4. Jika teman-teman mendapatkan kondisi
shock, kita evaluasi penyebab dari kondisi
shock tersebut. Pemilihan inotropiknya kita
bagi jadi dua yaitu apabila tekanan darahnya
70-100 kita lihat perfusinya hangat atau
dingin, apabila hangat pilihan inotropiknya
yang paling bagus adalah dobutamine,
apabila perfusinya dingin pilhan yang paling
bagus adalah dopamine, tetapi kalau tekanan
darahnya kurang dari 70 mmHg paling
rasional adalah kita memberikan
norepinephrine.
5. Tatalaksana bradikardia hampir sama
dengan takikardia. Yang kita evaluasi adalah
pasiennya stabil atau tidak. Kalau
bradikardia stabil anda bisa tenang-tenang
saja. Cukup mengkonsulkan ke ahlinya,
tetapi apabila kondisinya tidak stabil
kuncinya adalah sulfas atropin 2 ampul
Dan apabila tidak respon, baru teman-
teman pikirkan untuk pemberian dopamine
atau pacing (Jika tersedia di tempat teman-
teman) dan segera dirujuk