Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR USAHA DAN ENERGI MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK


PADA SISWA KELAS XI SEMESTER I SMA NEGERI 1 BENDUNGAN
KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2015/2016

Bima Barata
SMA NEGERI Bendungan Trenggalek
NIP. 19610512 198603 1 012

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar usaha dan energi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMA Negeri
I Bendungan Kabupaten Trenggalek Tahun Ajaran 2015/2016. Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan
rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 61,62 Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai
sebelumnya yaitu 45,25, karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif
sebesar 79,03. Hasil dari siklus II lebih baik daripada siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan
mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa lebih
terbuka kepada teman kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep Usaha dan Energi yang belum
dimengerti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam Usaha dan Energi pada siswa kelas XI SMA Negeri I Bendungan Kabupaten Trenggalek
Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, usaha, energi

PENDAHULUAN khususnya materi Usaha dan Energi masih


Kemampuan memahami konsep dalam rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan
pembelajaran fisika merupakan syarat mutlak harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan
dalam mencapai keberhasilan belajar harian siswa secara rata-rata hanya mampu
fisika.Hanya dengan penguasaan konsep fisika mencapai 45,25. Hal tersebut di atas disebabkan
seluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan, oleh guru yang hanya menggunakan metode
baik permasalahan fisika yang ada dalam ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut,
kehidupan sehari-hari maupun permasalahan guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru
fisika dalam bentuk soal-soal fisika di sekolah. tidak menggunakan metode yang lebih tepat.
Fokus permasalahan yang diprioritas-kan Berdasarkan uraian pada latar belakang
dalam penelitian ini adalah adanya keinginan masalah, maka dirumuskan permasalahan
untuk mengembangkan pem-belajaran dalam sebagai berikut: “Apakah pembelajaran yang
menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan Tipe Investigasi Kelompok dapat meningkatkan
dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar siswa mengenai materi Usaha dan
meningkatkan pemahaman siswa tentang Usaha Energi pada siswa Kelas XI semester I SMA
dan Energi, sebagai suatu komponen penting Negeri 1 Bendungan Kabupaten Trenggalek
dalam pelajaran Fisika, sehingga kemampuan Tahun Ajaran 2015/2016?
siswa meningkat. Berdasarkan kenyataannya, Penelitian ini diharapkan dapat
hasil belajar siswa dalam bidang Fisika, memberikan manfaat yang positif bagi peserta

13
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
didik. Membantusiswa memecahkan suatu proyeksi gaya ke arah perpindahan dikalikan
masalah dengan menggunakan model pembe- perpindahan.
lajaran kooperatif tipe investigasi terpadu dan
siswa dapat belajar dalam suasana aktif, kreatif, W = F cos α s
inovatif, efektif, dan menyenangkan serta
menggunakan metode pembelajaran yang Seseorang dapat melakukan usaha karena
bervariasi. orang itu mempunyai kemampuan. Kemampuan
Usaha dan Energi merupakan materi pada yang dimaksud antara lain mampu berlari,
mata pelajaran Fisika di sekolah yang berisi mampu mengangkat batu, dan mampu
konsep dan prosedur pokok yang penting/ menendang bola. Kemampuan seperti itu dalam
esensial tentang Fisika. Rendahnya hasil belajar fisika disebut energi.Jadi energi adalah kemam-
fisika dapat diakibatkan oleh berbagai faktor puan untuk melakukan usaha (kerja). Setiap
antara lain ketidakmampuan guru menggunakan benda dapat melakukan usaha jika benda itu
srategi atau pendekatan yang lebih cocok dalam memiliki energi.Ada bermacam-macam bentuk
nengajar sehingga hal ini dapat menyebabkan energi, antara lain energi mekanik, energi
kesulitan bagi siswa dalam memahami konsep cahaya, energi listrik, dan energi magnet. Telah
fisika. anda pelajari bahwa energi bersifat kekal.
Setelah dicoba dengan berbagai metode Dikatakan kekal karena manusia tidak mampu
ternyata kemampuan siswa dalam memahami menciptakan atau memusnahkan energi,
konsep fisika tidak seperti yang diharapkan oleh manusia hanya dapat mengubah dari satu bentuk
guru.Berdasarkan kondisi yang demikian ini ke bentuk yang lain.
perlu dikembangkan model pembelajaran yang Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak
dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Dari menggunakan berbagai macam energi, antara
uraian diatas, untuk mencapai keberhasilan lain energi kimia, energi minyak bumi, energi
siswa terutama dalam pembelajaran fisika air terjun, dan energi nuklir. Energi dihasilkan
sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran oleh sumber energi.Energi kinetik adalah energi
yang digunakan. yang dimiliki oleh sebuah benda berkaitan
Muatan materi Fisika khusus Usaha dan dengan geraknya.Energi kinetik juga disebut
Energi sebagai berikut, alam menyediakan energi gerak.Besar energi kinetik bergantung
banyak sumber energi bagi kehidupan.Salah pada kelajuan benda.Energi kinetik merupakan
satunya adalah energi yang berasal dari gerakan skalar bukan vektor.Rumus energi kinetik dapat
alami angin. diturunkan sebagai berikut.
Dalam fisika, pengertian usaha tidak dapat Secara umum energi kinetik benda dirumuskan
dipisahkan dengan gaya dan perpindahan.
1
Seseorang melakukan usaha apabila ia Ek= mv 2
memberikan gaya yang dapat menyebabkan 2
terjadinya perpindahan.
Telah kita ketahui bahwa benda dapat
Secara sistematis, usaha dituliskan:
bergerak karena sesuatu atau benda tersebut
mempunyai energi yang disebut energi
W =F. s
potensial.Kekuatan yang tersimpan merupakan
interaksi yang sifatnya skalar.Karena bersifat
Apabila gaya F membentuk sudut α terhadap
skalar, energi potensial tidak mempunyai
perpindahan, besar usahanya merupakan
arah.Energi potensial merupakan energi yang

14
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
dimiliki benda karena keadaan atau kedudukan- Wk
nya. Contoh energi potensial adalah energi pada  x 100%
Wm
pegas ketapel, busur panah, dan energi potensial
gravitasi. Di sini hanya akan dibahas energi
Teori pembelajaran kognitif dan teori
potensial gravitasi bumi.
pernbelajaran sosial melandasi pembelajaran
Secara umum energi potensial gravitasi
sains.Dari sekian banyak model kooperatif,
bumi (sering disebut energi potensial saja) dapat
dalam penelitian ini digunakan model kooperatif
dituliskan:
tipe GI (Group Investigation) yang dikembang-
kan pertama kali oleh Thelan.Dalam
Ep = m g h
mengimplementasikan model pembelajaran
kooperatif tipe ini dalam perkembangannya
Energi potensial benda berkaitan erat
model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan.
dengan energi kinetik.Penambahan energi
Investigasi Kelompok adalah strategi
potensial menyebabkan pengurangan energi
belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke
kinetik. Apabila tidak ada gaya luar yang
dalam kelompok untuk melakukan investigasi
mempengaruhi gerak benda maka perubahan
terhadap suatu topik. Metode ini melibatkan
energi potensial sama dengan perubahan energi
siswa sejak perencanaan, baik dalam menentu-
kinetik. Atau juga dapat dikatakan, usaha total
kan topik maupun cara untuk mempelajarinya
yang bekerja pada benda dalam medan
melalui investigasi. Metode ini menuntut para
konservatif (hanya bekerja medan gaya gravitasi
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
saja) akan sama dengan nol.
dalam berkomunikasi maupun dalam
ketrampilan proses kelompok (group process
1 2 1
Mgh1 + mv1  Mgh2 + mv22 skills). Metode Group Investigation dapat
2 2
melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan
Penjumlahan energi potensial dan energi kinetik berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dinamakan energi mekanik. dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
1 2 Menurut Slavin (dalam Vierwinto, 2012)
Em = mgh + mv membagi langkah-langkah pelak-sanaan model
2
investigasi kelompok meliputi 6 (enam)
Tidak semua energi dapat diubah menjadi energi tahapan. (1) Mengidentifikasikan topik dan
yang kita inginkan.Terkadang ada energi yang membuat kelompok, (2) Merencanakan tugas
hilang percuma, tidak sesuai dengan keperluan. yang akan dipelajari, (3) Melaksanakan
Sebagai contoh, tidak semua energi kalor dapat investigasi, (4) Menyiap-kan laporan akhir, (5)
diubah menjadi energi mekanik. Energi lampu Mempresentasikan laporan akhir, dan (6)
listrik tidak semuanya dapat diubah menjadi Evaluasi.
energi cahaya. Energi listrik pada bohlam lebih
banyak diubah menjadi energi kalor atau panas. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam hal ini, ada istilah efisiensi atau daya Penelitian Tindakan Kelas tentang Pening-
guna sumber energi. Efisiensi merupakan katan Peningkatan Hasil Belajar Usaha dan
perbandingan antara energi keluar dan energi Energi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
masuk. Efisiensi dapat ditulis dalam bentuk Tipe Investigasi Kelompokini dilaksanakan
rumus. dalam dua siklus.

15
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
Siklus I c. Melakukan Observasi
Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, Pada waktu pelaku tindakan/guru
yaitu (1) tahap perencanaan,(2) tahap pelak- mengajar, anggota peneliti yang lain melakukan
sanaan atau tindakan, (3) tahap pengamatan atau observasi dan mencatat kejadian-kejadian
observasi, dan (4) tahap refleksi. selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
Siklus I bertujuan untuk meningkatkan yang nantinya dapat ber-manfaat untuk
Peningkatan Hasil Belajar Usaha dan Energi pengambilan keputusan apakah guru dapat
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe menggunakan kalimat dengan tepat atau perlu
Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas XI diadakan perbaikan. Apakah arahan dan
Semester I SMA Negeri 1 Bendungan Kabupa- perintah yang diberikan sudah mencerminkan
ten Trenggalek Tahun Ajaran 2015/2016. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
a. Menyusun Rencana Tindakan I Investigation.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan d. Penyusunan Analisis dan Refleksi
adalah mempersiapkan beberapa perangkat Hasil observasi, dilakukan analisis pada
yang berkenaan dengan kegiatan penelitian. tindakan I, kemudian dilanjutkan dengan
Penyusunan lembar kerja siswa yang memuat refleksi. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi
tugas yang berkaitan dengan usaha dan energi yang dilakukan bersama-sama ini, perlu
disertai langkah-langkah yang harus dilakukan dilakukan tindakan II. Untuk mengetahui
oleh siswa sehingga mendapatkan pemahaman- apakah peneliti/guru dapat menyusun rencana
nya sendiri tentang Usaha dan Energi. pembelajaran yang mencerminkan Model
Penyusunan lembar observasi yang Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
memuat aspek aktivitas siswa dalam Investigation, dapat dilihat dari komponen-
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti atau komponen yang terdapat pada rencana
kolaborator. Lembar observasi ini berisi pembelajaran yang telah disusun.
pernyataan yang harus direspon oleh Subjek Penelitian Tindakan Kelas dengan
kolaborator dengan memberikan pernyataan judul Peningkatan Hasil Belajar Usaha dan
baik sekali, baik, cukup, atau kurang (Lampiran Energi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
4). Penyusunan instrumen observasi terhadap Tipe Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas
kegiatan guru yang akan dilakukan oleh XI Semester I SMA Negeri 1 Bendungan
kolaborator. Instrumen observasi kegiatan guru Kabupaten Trenggalek Tahun Ajaran
memuat sejumlah pernyataan yang harus 2015/2016. Jumlah siswa kelas XI A semester 1
direspon oleh kolaborator dengan memberikan ini sebanyak 29 orang yang terdiri atas 12 orang
pernyataan ya atau tidak (Lampiran 5). laki-laki dan 17 orang perempuan. Penelitian ini
Penyusunan instrumen-instrumen tersebut berlokasi di SMA Negeri 1 Bendungan
dilaksanakan di luar jam tatap muka sebelum Trenggalek. Pemilihan kelas XI A sebagai
dilangsungkannya penelitian. subjek dalam penelitian ini dikarenakan hasil
b. Pemberian Tindakan I belajar usaha dan energi pada kelas ini belum
Peneliti melaksanakan pengajaran dengan mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif 70.Peneliti adalah Drs. Bima Barata sebagai
Tipe Group Investigation, disertai dengan guru Fisika kelas XI A, dan berkolaborasi
keterangan yang sesuai, kemudian guru dengan Anik Tri Yuliani, S.Pd, guru Fisika di
memberikan arahan dalam pembelajaran SMA Negeri 1 Bendungan Trenggalek.
sehingga siswa mendapatkan pemahamannya Penelitian ini secara garis besar
sendiri tentang Usaha dan Energi. menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu
16
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen kegiatan guru digunakan untuk mengumpulkan
tes berbentuk tugas terkait materi usaha dan aktivitas guru selama pembelajaran. Panduan ini
energi. Tes terkait usaha dan energi digunakan berfungsi sebagai acuan dalam mengamati
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aktivitas guru dalam pembelajaran menurut
memahami materi usaha dan energi. pandangan kolabolator. Data tersebut digunakan
Teknik pengumpulan data dalam pene- untuk menentukan tingkat keterlaksanaan pem-
litian ini adalah mengamati setiap aktivitas belajaran dari unsur guru.
peserta didik yang termasuk dalam indikator Teknik analisis data dalam penelitian
usaha dan energi. Penelitian ini adalah kualitatifberupa dokumentasi, lembar penilaian
penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari angket. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
penelitian ini merupakan deskripsi data selama awal dan hasil tes akhir.
dan sesudah penelitian. Data dalam penelitian Data yang diperoleh dari tes tulis
ini ada tiga yaitu deskripsi nilai siswa, deskripsi dianalisis dengan menentukan hasil akhir yang
aktivitas, dan deskripsi tanggapan siswa diperoleh dari jumlah skor yang diperoleh siswa
terhadap pembelajaran. Tes ini dilaksanakan dibagi skor ideal kali 100. Adapun rumus
setelah berlangsungnya proses pembelajaran menentukan hasil akhir seperti berikut ini.
yaitu tugas terkait usaha dan energi. Penilaian
hasil tes dilaksanakan setelah proses penilaian S
NA X 100
tahap terakhir. Deskripsi peran serta siswa I
dalam pembelajaran dikumpulkan melalui tang- Keterangan :
gapan siswa terhadap pembelajaran yang NA = Nilai akhir
berbentuk angket siswa. Angket siswa berisi ∑ S = Jumlah Skor Siswa
sejumlah pernyataan yang harus direspon siswa. ∑I =Jumlah skor ideal
Siswa merespon kegiatan guru dengan 100 = Standar nilai ideal.
melengkapi pernyataan dengan memilih sangat Data yang diperoleh dari tes dipaparkan
tidak senang, tidak senang, biasa saja, senang, secara deskriptif untuk menggambarkan kondisi
dan sangat senang. Angket ini berfungsi untuk siswa berkenaan dengan tes. Data nilai siswa
mengumpulkan data pembelajaran menurut dirata-rata kemudian dibandingkan dengan
pandangan siswa. Deskripsi aktivitas siswa KKM mata pelajaran Fisika sebesar 70. Apabila
dikumpulkan dengan cara melakukan rata-rata nilai siswa lebih kecil daripada 70,
pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran usaha dan energi belum
pembelajaran dengan panduan observasi. berhasil. Sebaliknya apabila nilai rata-rata siswa
Panduan observasi berisi pernyataan-pernyataan sama dengan atau lebih besar dari pada KKM
yang harus dilengkapi oleh kolaborator. 70, pembelajaran dianggap berhasil.
Panduan observasi ada dua macam yaitu Data yang diperoleh dari non tes (1)
panduan observasi kegiatan siswa dan panduan angket siswa dan (2) observasi kegiatan siswa
observasi kegiatan guru. Panduan observasi dan guru analisis dengan teknik seperti berikut
kegiatan siswa digunakan untuk mengumpulkan ini.
aktivitas siswa selama pembelajaran. Panduan Data angket siswa dianalisis dengan
ini berfungsi sebagai acuan dalam mengamati menentukan nilai akhir yang diperoleh dengan
aktivitas siswa dalam pembelajaran menurut cara jumlah skor pernyataan. Jumlah seluruh
pandangan kolabolator. Data tersebut digunakan skor pernyataan itu dibagi dengan jumlah skor
untuk menentukan tingkat keterlaksanaan pem-
belajaran dari unsur siswa. Panduan observasi
17
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
ideal dikalikan 100, perhatikan rumus berikut Data observasi terhadap aktivitas guru
ini. selama proses pembelajaran dianalisis dengan
menentukan jumlah jawaban “ya” dibagi jumlah
S item kegiatan dikalikan 100, perhatikan rumus
NA X 100
I berikut ini.
 Ya
NO  X 100
Keterangan: I
NA = Nilai Angket
∑ S = Jumlah skor yang diperoleh siswa Keterangan :
∑ I = Skor Maksimal NO = Nilai Observasi
100= Standar Nilai Ideal. ∑ Ya = Jumlah jawaban “ya”
Tanggapan siswa ini merupakan wujud ∑I = Jumlah jawaban Ideal
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Bila nilai 100 = Standar nilai ideal
partisipasi siswa rata-rata di bawah 70,
pembelajaran belum berhasil. Sebaliknya bila Data yang diperoleh dari observasi ini
nilai partisipasi siswa di atas 70, pembelajaran digunakan untuk menentukan keterlak-sanaan
sudah berhasil. pembelajaran pembelajaran usaha dan energi
Data observasi terhadap aktivitas siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe
selama berlangsungnya proses pembelajaran investigasi kelompok dari unsur guru. Bila nilai
dianalisis dengan menentukan nilai akhir. Untuk keterlaksanaan pembelajaran dari unsur guru
menentukan nilai akhir digunakan teknik lebih kecil dari pada 70, pembelajaran belum
membandingkan skor yang dicapai oleh siswa berhasil. Sebaliknya bila nilai keterlaksanaan
dengan skor maksimum dikali 100. Nilai akhir lebih besar daripada 70, pembelajaran sudah
observasi aktivitas siswa ditentukan dengan berhasil.
rumus berikut ini. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada
saat kegiatan pembelajaran di kelas XI A.
S Peneliti mengambil setting penelitian di SMA
NA X 100
 SM Negeri 1 Bendungan Trenggalek.
Keterangan: Peneliti menggunakan data hasil wawan-
NA = Nilai Akhir cara, lembar observasi, catatan lapangan,
∑ S = Jumlah Skor yang diperoleh. dokumentasi, dan lembar penilaian menulis.
∑SM = Jumlah Skor Maksimum Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI
100= Standar nilai ideal. A SMA Negeri 1 Bendungan Trenggalek
dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 12
Data yang diperoleh dari observasi ini siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan.
digunakan untuk menentukan keterlaksana-an Instrumen yang digunakan dalam pene-
pembelajaran usaha dan energi dengan model litian ini berupa tes dan nontes. Instrumen yang
pembelajaran kooperatif tipe inves-tigasi berupa tes terdiri dari RPP (rencana pelaksanaan
kelompok. Bila nilai keterlaksanaan pembe- pembelajaran), tes, dan lembar penilaian,
lajaran dari unsur siswa lebih kecil daripada 70, sedangkan nontes terdiri dari dokumentasi,
pembelajaran belum berhasil. Sebaliknya bila observasi, dan wawancara.
nilai keterlaksanaan lebih besar daripada 70, Teknik pengumpulan data dalam pene-
pembelajaran sudah berhasil. litian ini adalah dengan mengamati setiap

18
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
aktivitas peserta didik yang termasuk dalam belajaran usaha dan energi dengan model
indikator usaha dan energi. pembelajaran kooperatif tipe investigasi
Teknik analisis data dalam penelitian kelompok. Hasil tes menunjukkan dari jumlah
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki keseluruhan nilai siswa, dapat diperoleh nilai
lapangan, selama di lapangan, dan setelah rata-rata hasil tes peserta didik siklus I adalah
selesai di lapangan.Data kualitatif berupa hasil 61,62, sedangkan nilai rata-rata prasiklus adalah
dokumentasi tugas siswa, catatan lapangan, dan 45,25. Nilai rata-rata tersebut menandakan
wawancara. Data kuantitatif diperoleh dari hasil adanya peningkatan sebesar 16,37 dari nilai
tes awal dan dari hasil tes akhir. prasiklus.
(5) Refleksi Siklus I
HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti bersama kolabolator melakukan refleksi
Informasi awal pengetahuan dan untuk perbaikan tindakan pada tahap berikutnya.
keterampilan peserta didik dalam materi usaha Refleksi ini dilakukan secara bertahap dan
dan energi diperoleh dari hasil wawancara berulang untuk memperbaiki dan menyem-
dengan guru dan juga dari hasil tes peserta didik purnakan kegiatan yang telah dilakukan
pada tahap prasiklus. Hasil tes awal sebelumnya.
menunjukkan bahwa keberhasilan materi usaha Penelitian tindakan kelas siklus II
dan energi peserta didik masih kurang. dilakukan sebagai strategi dalam upaya
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam peningkatan hasil belajar usaha dan energi.
pembelajaran usaha dan energi dengan model Adapun prosedur tindakan pada siklus ini
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelom- sebagai berikut:
pok siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bendungan (1) Perencanaan Siklus II
Trenggalek dilaksana-kan dalam dua siklus. Tahap perencanaan pada siklus II merupa-kan
(1) Perencanaan Siklus I penyempurnaan dari perencanaan siklus I
Tahap perencanaan dilakukan setelah dan dengan menyusun perbaikan rencana
sebelum tindakan diberikan kepada peserta pembelajaran pembelajaran usaha dan energi
didik. dengan model pembelajaran kooperatif tipe
(2) Pelaksanaan Siklus I investigasi kelompok.
Pelaksanaan tindakan dengan penerapan model (2) Pelaksanaan Siklus II
pembelajaran kooperatif tipe investigasi Tahap pelaksanaan pada siklus II ini merupakan
kelompok diharapkan dapat meningkatkan hasil perbaikan dari tahap tindakan pada siklus I,
belajar dalam materi usaha dan energi siswa dengan langkah-langkah yang sama dengan
kelas XI SMA Negeri 1 Bendungan Trenggalek. siklus I.
(3) Pengamatan Siklus I (3) Pengamatan Siklus II
Hal yang diamati dari situasi belajar mengajar Pengamatan yang dilakukan pada tahap siklus II
adalah perilaku positif dan negatif peserta didik ini difokuskan pada situasi kegiatan belajar
terhadap perhatian, partisipasi, respon, dan peserta didik. Hal yang diamati dari situasi
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran kegiatan belajar peserta didik adalah aktivitas
materi usaha dan energi. belajar, perhatian, keaktifan, dan proses belajar.
(4) Hasil Penelitian Siklus I (4) Hasil Penelitian Siklus II
Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dari Hasil tindakan siklus II menunjukkan adanya
hasil analisis tugas peserta didik yang diberikan peningkatan dibandingkan hasil siklus
oleh peneliti saat pelaksanaan tindakan siklus I. sebelumnya, baik dari hasil tes maupun skor
Hasil penilaian siklus I diperoleh dari pem- rata-rata. Perolehan skor rata-rata dari tes usaha
19
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
dan energi pada siklus II adalah 79,03. Skor didik. Hasil yang diperoleh dalam siklus II
rata-rata tersebut menandakan adanya menunjukkan bahwa keberhasilan peserta didik
peningkatan sebesar 17,41 dari skor rata-rata meningkatkan hasil belajar dengan model
siklus I. pembelajaran kooperatif tipe investigasi
(5) Refleksi Siklus II kelompok. Tingkat keberhasilan mencapai
Setelah dilakukan tindakan-tindakan mulai dari 86,21, dengan nilai ketuntasan minimal 70.
prasiklus, siklus I sampai siklus II, peneliti dan Tingkat keberhasilan tindakan ini dapat
kolabolator melakukan evaluasi terhadap semua dilihat pada tingkat perkembangan materi usaha
tindakan yang sudah dilakukan.Berdasarkan dan energi dengan tindakan-tindakan yang telah
hasil diskusi antara peneliti dan kolabolator, dilakukan pada penelitian ini.
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok dalam praktik pembe- SIMPULAN
lajaran usaha dan energi menunjukkan Berdasar hasil penelitian tindakan kelas
peningkatan hasil yang cukup berarti. terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Tahap prasiklus, peneliti memberikan tes Investigasi Kelompok yang sudah dilakukan
awal kepada peserta didik.Berdasarkan hasil tes sebanyak 2 siklus, dapat disimpulkan.
pada tahap prasiklus, diketahui bahwa Pada siklus pertama kebanyakan siswa
keterampilan peserta didik kelas XI SMA cenderung menunggu dan bergantung pada
Negeri 1 Bendungan Trenggalek masih kurang. siswa lain yang dianggap memiliki kelebihan
Peneliti memperoleh data hasil tes awal berupa tingkat kepandaian daripada dirinya. Akan tetapi
rata-rata skor sebesar (16,6%) dari jumlah pada siklus II siswa sudah berani bertanya bila
keseluruhan peserta didik 29 siswa dengan ada kesulitan dalam diskusi. Hal tersebut berarti
kategori masih kurang dan perlu ditingkatkan. bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Hasil tes awal tersebut, peneliti memberikan Investigasi Kelompok dapat membuat siswa
tindakan pada tahap siklus I. kelas XI A aktif, kreatif dalam suasana kelas
(1) Tindakan Pertama (Siklus I) yang menyenangkan sehingga kelas menjadi
Dalam tindakan siklus I, pembelajaran usaha hidup karena adanya persaingan antarsiswa
dan energi dengan model pembelajaran baik dalam kelompok maupun dalam kelas.
kooperatif tipe investigasi kelompok. Peneliti Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan
menjelaskan prosedur pembelajaran usaha dan bahwa penguasaan siswa terhadap materi usaha
energi dengan model pembelajaran kooperatif dan energi kurang karena ketuntasan belajar
tipe investigasi kelompok.Hasil yang diperoleh hanya 20,69% sebanyak 6 siswa yang
dari tindakan siklus I, yaitu dengan pemberian mendapatkan nilai lebih dari 70. Sedangkan
tes. Untuk tes evaluasi siklus I diperoleh hasil hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan
rata-rata nilai tes peserta didik sebesar (20,69%) bahwa penguasaan siswa terhadap materi usaha
dari jumlah keseluruhan 29 siswa dengan dan energi baik dengan persentase ketuntasan
kategori sedang dan perlu adanya perbaikan belajar sebesar 86,21% sebanyak 25 siswa
pada tindakan selanjutnya yaitu siklus II. memperoleh nilai lebih besar daripada 70. Hal
(2) Tindakan Kedua (Siklus II) tersebut berarti bahwa Model Pembelajaran
Siklus II merupakan usaha perbaikan dari siklus Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dapat
I. Usaha perbaikan ini menyangkut hal-hal meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI A
mengenai pelaksanaan yang belum sepenuhnya SMA Negeri 1 Bendungan Trenggalek dalam
sempurna.Siklus II dilaksana-kan untuk lebih materi usaha dan energi.
meningkatkan lagi hasil belajar pada peserta Saran-saran
20
JIP, Vol.7, No. 1, Edisi Januari 2017, Hal: 13-21
Bima Barata
1. Penerapan pembelajaran yang menggunakan SMA Dengan Pemberdayaan Model
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Perubahan Konseptual Bersetting
Investigation perlu dikembangkan untuk Investigasi Kelompok”. e-Journal
mata pelajaran Fisika di SMA, khususnya Program Pascasarjana Universitas
materi yang termasuk dalam kelompok Sains Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.
agar dapat meningkatkan pemahaman siswa. 1,(1), 3-12. Santyasa, I Wayan. 2008b.
2. Perlu dicoba melakukan kombinasi pola Pembelajaran Berbasis Masalah dan
pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Santyasa, I W. 2008a. Pengembangan Pemaha-
Kelompok dengan model belajar yang lain. man Konsep Dan Kemampuan
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa
dalam memahami Usaha dan Energi dalam SMA dengan Pemberdayaan Model
belajar dengan menggunakan Model Perubahan Konseptual Berseting
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Kelompok.
Investigation, yaitu siswa mau menjawab Sudjana. N dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan
pertanyaan-pertanyaan perlu diberi test Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar
tertulis atau tugas lainnya. Baru Algesindo.
4. Perlu diberikan pelatihan dan peningkatan Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan
kemampuan guru dalam mengembangkan Konsep Dalam Pendidikan Fisika.
model pembelajaran yang menggunakan Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Indonesia.
Investigation agar guru dapat mengembang- Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran
kan kemampuannya untuk menerapkan pada Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.
pokok bahasan lain. Selain itu juga dapat
menularkan pengalaman yang diperolehnya
ini kepada guru yang lain.
5. Penggunaan model Pembelajaran yang
menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation perlu
terus dilakukan karena pembelajaran ini
lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong
dan membiasakan siswa untuk belajar
mandiri, tidak bergantung kepada guru.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Desain PTK. Jakarta:
RinekaCipta.
Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA untuk SMA
kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Resnick, Halliday. 1985. Fisika Jilid 1 Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Santyasa, I.W. (2008). “Pengembangan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa
21

Anda mungkin juga menyukai