Anda di halaman 1dari 22

1

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA NYATA UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA DALAM POKOK MATERI SIFAT-SIFAT
BANGUN RUANG DI KELAS V SDN 73 REJANG LEBONG
PUTRI GITE RAMADHANI
NIM.835957015
E-mail : giteputri@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan belum


optimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok materi
sifat-sifat bangun ruang, penyebabnya yaitu guru masih menggunakan metode
konvensional dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan kegiatan
pembelajaran di kelas menjadi pasif dan membosankan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Apakah dengan penggunaan alat peraga nyata dapat
meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas V SDN 73 Rejang Lebong. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 4 tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut
dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 73 Rejang
Lebong. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN 73 Rejang Lebong
yang terdiri dari 27 siswa, 10 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Teknik
analisis penelitian data deskriptif tes/non tes maupun data pengamatan. Yaitu
teknik untuk merefleksi tindakan yang dilakukan dan diolah secara deskriptif
dengan menghitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat
peraga nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari
perolehan nilai belajar siswa yang meningkat. Pada siklus I nilai rata-rata 69,62.
Pada siklus II nilai rata-rata 75,92. Dan pada siklus III nilai rata-rata 86,66.
Kata kunci : alat peraga nyata, bangun ruang, prestasi belajar.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanaman bekal pengetahuan dasar matematika siswa pada jenjang
pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pendidikan
dasar merupakan fondasi (dasar) untuk pendidikan selanjutnya yaitu pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya (Depdiknas, 2010:2).
2

Keberhasilan seorang guru dalam memahamkan konsep matematika


kepada siswanya tidak terlepas dari peran alat peraga dan penguasaan materi
pelajaran.Hal ini, disebabkan karena matematika merupakan ilmu yang abstrak,
sehingga murid yang masih terbiasa berfikir secara kongkrit akan kesulitan
menangkap hal yang abstrak. Disinilah peran besar guru sangat diperlukan
bagaimana agar murid terbantu dalam memahami konsep yang dipelajari. Salah
satu peran guru tersebut adalah bagaimana mengkongkritkan hal yang abstrak tadi
dengan bantuan alat peraga.
Pada hasil evaluasi yang telah dilakukan sebelum melaksanakan penelitian
ini pada 16 April 2018, hasil proses pengajaran menunjukkan rendahnya tingkat
penguasaan materi pembelajaran oleh siswa, dari 27 siswa hanya 13 orang yang
dapat mencapai penguasaan materi ≥ 80 % .
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi pada 16 April 2018, dan diskusi dengan teman
sejawat ataupun identifikasi masalah-masalah yang terjadi pada kegiatan belajar
adalah :
a. Pembelajaran yang dilakukan peneliti kurang berhasil
b. Masih rendahnya penguasaan materi oleh siswa
c. Hanya 13 orang siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi yang ≥
80 % dari 27 orang peserta
2. Analisis Masalah
Dari permasalah yang ada, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat untuk
menganalisis masalah tersebut, hasilnya :
a. Penjelasan yang abstrak dan terlalu cepat
b. Guru tidak menggunakan alat peraga
c. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Dengan cara menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa lebih


memahami dan mengerti atau lebih menguasai materi tersebut, sehingga prestasi
belajar yang diperoleh siswa hasilnya memuaskan
3

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan : Apakah
dengan penggunaan alat peraga nyata berupa benda-benda berbentuk bangun
ruang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN 73 Rejang
Lebong?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami konsep
mengenai sifat-sifat bangun ruang di kelas V SDN 73 Rejang Lebong
2. Dapat menjadi masukan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan dan
kegiatan belajar mengajar selama ini.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Manfaat Bagi Guru
a. Guru atau peneliti dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa
dalam belajar matematika khususnya kelas V SDN 73 Rejang Lebong
b. Sebagai masukan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan dan kegiatan
belajar mengajar selama ini
2. Manfaat Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SDN 73 Rejang
Lebong
b. Meningkatkan keaktifan guru dalam memilih metode dan keterampilan
mengajar di SDN 73 Rejang Lebong

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu yaitu
matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial dan linguistik. Didasarkan
4

pada pandangan konstruktivisme, hakikat matematika yakni anak yang belajar


matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi
pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya
(Hamzah,2007).
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Berdasarkan Kurikulum KTSP 2006 mata pelajaran matematika bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

B. Hakikat Alat Peraga


1. Pengertian dan Fungsi Alat Peraga
Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau
membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Estiningsih, 1994:7). Fungsi
utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu
menangkap arti konsep tersebut.
Menurut Roseffendi (1997:227-228) ada beberapa fungsi penggunaan alat
peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya sebagai berikut:
5

a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran
matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari
matematika semakin besar. Anak senang, terangsang, kemudian tertarik dan
bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
b. Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka
siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan
mengerti.
c. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan
bendabenda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan
masyarakat.
d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam
bentuk model matematika dapat dijadikan obyek penelitian dan dapat pula
dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru

C. Hakikat Media Visual


Media Visual Secara umum dikelompokkan menjadi media gambar
representasi (gambar dan foto), diagram yang menunjukkan hubungan antar
konsep dan isi materi, hubungan antar unsur dalam isi materi, dan grafik (tabel,
grafik, chart). Gambar atau foto adalah media grafis yang paling sering
dipergunakan untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik dalam pendidikan jasmani. Gambar atau foto yang dipergunakan
bisa berupa lukisan tangan atau hasil cetakan. Media ini memiliki berbagai
kelebihan dibanding media grafis yang lain. Oemar Hamalik, (1994:63-64)
mengemukakan, keuntungan tersebut yaitu;
1. Bersifat konkret.
2. Mengatasi ruang dan waktu.
3. Meminimalisasi keterbatasan pengamatan mata.
4. Dapat memperjelas suatu masalah.
5. Murah dan mudah.
6

D. Hakikat Prestasi Belajar


Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009 :3), Prestasi belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar .
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi pendidikan yang dicapai oleh
siswa setelah menjalani proses pendidikan secara formal dalam jangka waktu
tertentu dan hasil belajar tersebut berupa angka-angka (Sumadi Suryabrata, 2006:
6).

III. PELAKSANAAN PENELITAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas V SD Negeri
73 Rejang yang berjumlah 27 orang siswa, yang terdiri dari 17 orang anak
perempuan dan 10 orang anak laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 73 Rejang Lebong. Penulis
memilih tempat ini karena penulis sebagai guru yang mengajar di SD tersebut,
sehingga memudahkan berinteraksi dengan sekolah.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 73
Rejang Lebong, dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Hari Tanggal Mata Pelajaran Jam Ke Waktu Keterangan

23 April
Senin Matematika 1 dan 2 WIB Siklus 1
2018

Sabtu 30 April Matematika 1 dan 2 WIB Siklus 2


2018
7

Rabu 09 Mei Matematika 1 dan 2 WIB Siklus 3


2018

B. DESKRIPSI PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN


I. Rencana Penelitian
Perbaikan Pembelajaran ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) yang berlangsung dalam tiga siklus. Dalam pelaksanaanya bekerja
sama dengan teman sejawat. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan
yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi.
1. Perencanaan
Kegiatan awal dari penelitian ini adalah membuat perencanaan yang
matang. Rencana tindakan yang peneliti lakukan adalah :
a. Menyiapkan rencana pembelajaran
b. Menyiapkan lembar observasi
c. Menyiapkan media dan beberapa sumber pembelajaran
d. Menyiapkan alat evaluasi
2. Pelakasanaan Tindakan
a. Menyampaikan konsep sesuai dengan materi pokok bahasan yang
direncanakan
b. Penjelasan materi dengan menggunakan media/alat peraga
c. Melaksanakan evaluasi
3. Observasi/Pengamatan/Pengumpulan Data
Pada tahap ini, teman sejawat akan membantu melaksanakan observasi
sehingga dapat diketahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang
terjadi pada saat pelaksanaan pembelajaran dan mengumpulkan data dari hasil
pengamatan dan observasi.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi kemudian diadakan refleksi.
Refleksi digunakan untuk mengetahui hal-hal yang belum dicapai setiap
siklusnya. Hasil refleksi digunakan untuk menyusun tindakan berikutnya.
8

II. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh teman sejawat bernama Ratna Juita
yang akan mengamati kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran tersebut.
a. Siklus I
o Rencana
1. Menyiapkan rencana pembelajaran
2. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
3. Menyiapkan sumber belajar : buku paket, kurikulum
o Pelaksanaan Tindakan
 Kegiatan Awal ( 5 menit )
1. Apersepsi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru memberikan konsep tentang bangun ruang
2. Guru menggambar bangun ruang balok, kubus, limas, kerucut dan tabung
di papan tulis
3. Guru menjelaskan tentang sifat-sifat bangun ruang tersebut.
4. Guru memberikan evaluasi
5. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi
 Kegiatan Akhir
1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari
o Pengamatan atau Pengumpulan Instrumen
Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
1. Dalam penyampaian materi guru terlalu cepat
2. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
3. Guru belum menggunakan alat peraga yang nyata
4. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
o Refleksi
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
 Kekuatan
9

1. Kegiatan membuka dan menutup pembelajaran telah dilaksanakan


dengan baik
2. Guru telah dapat menguasai kelas
 Kelemahan
1. Kualitas Pembelajaran masih rendah dilihat dari hasil evaluasi
2. Rendahnya pemahaman materi yang dicapai
3. Siswa tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal evaluasi
b. Siklus II
o Rencana
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru\
3. Menyiapkan alat peraga dan media visual (gambar yang dipersentasikan)
4. Menyiapkan sumber belajar
o Pelaksanaan Tindakan
 Kegiatan Awal ( 5 menit )
1. Apersepsi
- Lemari dikelas ini berbentuk bangun ruang
- Apakah kotak pensil ini berbentuk bangun ruang
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru memberikan konsep tentang bangun ruang dengan menggunakan
alat peraga nyata
2. Guru menjelaskan tentang sifat-sifat bangun ruang balok, kubus, limas,
kerucut dan tabung dengan menggunakan media visual (gambar yang
dipersentasikan)
3. Kemudian guru memberikan bentuk nyata bangun ruang tersebut dalam
bentuk alat peraga
4. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
5. Guru memberikan evaluasi
6. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi
 Kegiatan Akhir
10

1. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang materi yang


telah dipelajari
o Pengamatan atau Pengumpulan Instrumen
Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat diperoleh:
1. Guru telah mengggunakan media visual (gambar yang dipersentasikan)
2. Guru hanya mununjukkan bangun ruang dalam bentuk benda konkret
melalui alat peraga
3. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya
4. Guru melibatkan siswa walaupun belum maksimal
5. Dalam penyampaian materi guru masih cepat
o Refleksi
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
 Kekuatan
1. Teknik penyampaian materi mulai menarik perhatian siswa
2. Siswa telah menunjukkan keaktifan walau belum maksimal
3. Kualitas Pembelajaran telah mengalami peningkatan
4. Siswa telah dapat menyelesaikan soal evaluasi dengan waktu yang cukup
 Kelemahan
1. Keterlibatan siswa belum maksimal
2. Kualitas pembelajaran belum maksimal
3. Guru kurang mendemonstrasikan alat peraga nyata bangun ruang
c. Siklus III
o Rencana
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
3. Menyiapkan alat peraga dan media visual
4. Menyiapkan sumber belajar
5. Pelaksanaan Tindakan
 Kegiatan Awal ( 5 menit )
1. Apersepsi
11

- Siapa yang bisa memberikan contoh bangun ruang yang ada disekitar
kita
- Siapa yang bisa menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dari kubus dan
kerucut
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru menjelaskan lagi konsep mengenai bangun ruang dengan
menggunakan media visual
2. Guru mendemonstrasikan sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan
alat peraga nyata
3. Guru memberikan beberapa alat peraga nyata kepada siswa dan meminta
siswa untuk menjelaskan kembali sifat-sifat bangun ruang
4. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya
5. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
6. Guru dan siswa membahas soal evaluasi
 Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang materi yang
telah dipelajari
o Pengamatan atau Pengumpulan Instrumen
Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
1. Guru telah menggunakan alat peraga benda nyata
2. Dalam penyampaian materi guru telah menggunakan teknik yang tepat
3. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya
4. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran
5. Penggunaan waktu sudah efisien
o Refleksi
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
 Kekuatan
1. Prestasi belajar telah mengalami peningkatan yang signifikan
2. Pemahaman siswa terhadap materi mengalami peningkatan
 Kelemahan
12

1. Tidak ada

C. TEKNIK ANALISIS DATA


Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
model analisis data kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Hasil tes di analisis dengan menggunakan rata-rata nilai dan persentase
ketuntasan belajar, dimana secara klasikal proses pembelajaran dikatakan tuntas
apabila 80% siswa memperoleh nilai ≥70. Untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II serta perbedaan persentase
ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus :
∑𝑥
1. Nilai rata-rata = 𝑁

Keterangan :
∑ 𝑥 = jumlah nilai
N = jumlah siswa
2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan rumus :
𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁

Keterangan:
NS = jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 70
N = jumlah seluruh siswa

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Siklus I

Tahapan awal dari penelitian ini adalah peneliti melakukan kegiatan


pembelajaran di dalam kelas dan diamati oleh teman sejawat. Dari hasil
pengamatan tersebut ternyata nilai matematika yang diperoleh siswa masih
rendah/ belum memuaskan.
13

Tabel 4.1 Hasil tes formatif siswa pada siklus I


No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Amelda Putri 70 50 Tidak tuntas
2 Anabel Gesya 70 50 Tidak tuntas
3 Kristian Ronaldo 70 50 Tidak tuntas
4 Delia Saputri Utari 70 100 Tuntas
5 Devia Ristiani Putri 70 70 Tuntas
6 Dinda Pratiwi 70 60 Tidak tuntas
7 Endang Kurniawan 70 60 Tidak tuntas
8 Grasella Violindrian 70 80 Tuntas
9 Hanna Zafira Mardia 70 90 Tuntas
10 Intan Hutri 70 80 Tuntas
11 Livy Aprilia 70 90 Tuntas
12 M.Akbar Ramadhan 70 60 Tidak tuntas
13 Meyza Salsabila 70 60 Tidak tuntas
14 Mifta Amelia Putri 70 50 Tidak tuntas
15 M.Fajar 70 50 Tidak tuntas
16 M.Patur Rahman 70 60 Tidak tuntas
17 M. Rasya Nurozak 70 70 Tuntas
18 M.Vino Pratama 70 90 Tuntas
19 Natasya Oktavia 70 70 Tuntas
20 Okta Adevio 70 90 Tuntas
21 Okta Rahmawati 70 60 Tidak tuntas
22 Sandika Aditia 70 50 Tidak tuntas
23 Rehan Yoga Prasetio 70 70 Tidak tuntas
24 Sefta Nafisya Ramadani 70 100 Tuntas
25 Sifa Liora Saher 70 90 Tuntas
26 Tiwi Tria Maharan 70 60 Tidak tuntas
27 Zahra Dina Rahmawati 70 70 Tuntas
Jumlah 1.880
14

Nilai Rata-rata 69,62


Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50

Dari data diatas maka dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut :


∑𝑥 1880
Nilai rata-rata = = = 69,62
𝑁 27

𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁

14
= X 100% = 51%
27

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas
70 berjumlah 14 orang dan masih ada 13 orang lagi yang belum tuntas. Maka akan
dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

b. Siklus II (Rencana perbaikan I)

Berdasarkan pelaksanaan pengamatan pada siklus II yang telah


dilakukan, maka diperoleh hasil yang jauh lebih baik. Prestasi belajar siswa sudah
menunjukkan peningkatan dalam evaluasi. Hasil tes siswa pada siklus 2 ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Hasil tes formatif siswa siklus 2

No Nama KKM Nilai Keterangan


1 Amelda Putri 70 60 Tidak tuntas
2 Anabel Gesya 70 60 Tidak tuntas
3 Kristian Ronaldo 70 60 Tidak tuntas
4 Delia Saputri Utari 70 100 Tuntas
5 Devia Ristiani Putri 70 80 Tuntas
6 Dinda Pratiwi 70 70 Tuntas
7 Endang Kurniawan 70 70 Tuntas
15

8 Grasella Violindrian 70 90 Tuntas


9 Hanna Zafira Mardia 70 90 Tuntas
10 Intan Hutri 70 80 Tuntas
11 Livy Aprilia 70 90 Tuntas
12 M.Akbar Ramadhan 70 70 Tuntas
13 Meyza Salsabila 70 70 Tuntas
14 Mifta Amelia Putri 70 60 Tidak tuntas
15 M.Fajar 70 60 Tidak tuntas
16 M.Patur Rahman 70 60 Tidak tuntas
17 M. Rasya Nurozak 70 80 Tuntas
18 M.Vino Pratama 70 100 Tuntas
19 Natasya Oktavia 70 70 Tuntas
20 Okta Adevio 70 90 Tuntas
21 Okta Rahmawati 70 70 Tuntas
22 Sandika Aditia 70 60 Tidak tuntas
23 Rehan Yoga Prasetio 70 70 Tuntas
24 Sefta Nafisya Ramadani 70 100 Tuntas
25 Sifa Liora Saher 70 100 Tuntas
26 Tiwi Tria Maharan 70 70 Tuntas
27 Zahra Dina Rahmawati 70 70 Tuntas
Jumlah 2.050
Nilai Rata-rata 75,92
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

Dari data diatas maka dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut :


∑𝑥 2050
Nilai rata-rata = = = 75,92
𝑁 27

𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁
16

20
= X 100% = 74%
27

Pada pembelajaran Siklus II ini dari 27 siswa, jumlah nilai yang


diperoleh secara keseluruhan mencapai 2.050, rata-rata 75,92, nilai tertinggi 100
sedangkan yang terendah 60. Ada 20 orang yang telah tuntas dan ada 7 orang
yang belum tuntas dalam proses pembelajaran ini. Persentase siswa yang tuntas
pada siklus II ini mencapai 74 %, artinya sudah mengalami peningkatan dari
siklus I. Dengan perolehan persentase tersebut, peneliti perlu melakukan
perbaikan lagi dan penyusunan perencanaan pada siklus III hingga mencapai
ketuntasan >80%.Dengan perolehan persentase tersebut, peneliti perlu melakukan
perbaikan lagi dan penyusunan perencanaan di Siklus III.

c. Siklus III (Rencana Perbaikan II)

Berdasarkan pelaksanaan pengamatan pada siklus III yang telah


dilakukan, maka diperoleh hasil yang jauh lebih baik. Prestasi belajar siswa sudah
menunjukkan peningkatan dalam evaluasi. Hasil tes siswa pada siklus 3 ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Hasil tes formatifr siswa pada siklus III


No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Amelda Putri 70 70 Tuntas
2 Anabel Gesya 70 80 Tuntas
3 Kristian Ronaldo 70 70 Tuntas
4 Delia Saputri Utari 70 100 Tuntas
5 Devia Ristiani Putri 70 100 Tuntas
6 Dinda Pratiwi 70 80 Tuntas
7 Endang Kurniawan 70 80 Tuntas
8 Grasella Violindrian 70 100 Tuntas
9 Hanna Zafira Mardia 70 100 Tuntas
10 Intan Hutri 70 90 Tuntas
11 Livy Aprilia 70 100 Tuntas
17

12 M.Akbar Ramadhan 70 80 Tuntas


13 Meyza Salsabila 70 80 Tuntas
14 Mifta Amelia Putri 70 70 Tuntas
15 M.Fajar 70 70 Tuntas
16 M.Patur Rahman 70 80 Tuntas
17 M. Rasya Nurozak 70 90 Tuntas
18 M.Vino Pratama 70 100 Tuntas
19 Natasya Oktavia 70 90 Tuntas
20 Okta Adevio 70 100 Tuntas
21 Okta Rahmawati 70 90 Tuntas
22 Sandika Aditia 70 60 Tidak Tuntas
23 Rehan Yoga Prasetio 70 90 Tuntas
24 Sefta Nafisya Ramadani 70 100 Tuntas
25 Sifa Liora Saher 70 100 Tuntas
26 Tiwi Tria Maharan 70 80 Tuntas
27 Zahra Dina Rahmawati 70 90 Tuntas
Jumlah 2.340
Nilai Rata-rata 86,66
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70

Dari data diatas maka dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut :


∑𝑥 2340
Nilai rata-rata = = = 86,66
𝑁 27
𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁

26
= X 100% = 96%
27

Pada pembelajaran Siklus III ini dari 27 siswa, jumlah nilai yang diperoleh
secara keseluruhan mencapai 2.340, rata-rata 86,66. Ada 26 orang yang telah
tuntas dan ada 1 orang yang belum tuntas dalam proses pembelajaran ini.
18

Persentase siswa yang tuntas pada siklus II ini mencapai 96%, persentase
ketuntasan sudah >80% artinya pada proses pembelajaran ini peneliti sudah
dikatakan berhasil dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan, peneliti dengan teman
sejawat selalu melakukan analisis terhadap semua data yang terkumpul.
Berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti memberikan pembahasan terhadap
setiap siklus perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar Siswa selama rentang 3 siklus


No Nama KKM Siklus I Siklus II Siklus III
1 Amelda Putri 70 50 60 70
2 Anabel Gesya 70 50 60 80
3 Kristian Ronaldo 70 50 60 70
4 Delia Saputri Utari 70 100 100 100
5 Devia Ristiani Putri 70 70 80 100
6 Dinda Pratiwi 70 60 70 80
7 Endang Kurniawan 70 60 70 80
8 Grasella Violindrian 70 80 90 100
9 Hanna Zafira Mardia 70 90 90 100
10 Intan Hutri 70 80 80 90
11 Livy Aprilia 70 90 90 100
12 M.Akbar Ramadhan 70 60 70 80
13 Meyza Salsabila 70 60 70 80
14 Mifta Amelia Putri 70 50 60 70
15 M.Fajar 70 50 60 70
16 M.Patur Rahman 70 60 60 80
17 M. Rasya Nurozak 70 70 80 90
18 M.Vino Pratama 70 90 100 100
19 Natasya Oktavia 70 70 70 90
19

20 Okta Adevio 70 90 90 100


21 Okta Rahmawati 70 60 70 90
22 Sandika Aditia 70 50 60 60
23 Rehan Yoga Prasetio 70 70 70 90
24 Sefta Nafisya Ramadani 70 100 100 100
25 Sifa Liora Saher 70 90 100 100
26 Tiwi Tria Maharan 70 60 70 80
27 Zahra Dina Rahmawati 70 70 70 90
Jumlah 1.880 2.050 2.340
Nilai Rata-rata 69,62 75,92 86,66
Nilai Tertinggi 100 100 100
Nilai Terendah 50 60 70

Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I dapat di lihat bahwa nilai siswa masih sangat
rendah, masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam sistem pembelajaran.
Masih kurangnya penggunaan metode yang mudah dipahami oleh siswa, materi
pelajaran masih kurang menarik dalam penyajiannya. Maka itu perlu diadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Pada siklus II dapat dilihat bahwa nilai dan persentase ketuntasan
mengalami peningkatan. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti,
peneliti telah menggunakan media visual (gambar yang dipresentasikan) dengan
baik selain itu peneliti sudah menyiapkan alat peraga nyata berupa bangun ruang
yang terbuat dari karton untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep
bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang.
Namun, masih adanya kendala dan kelemahan pada siklus II ini, peneliti
kurang mendemonstrasikan alat peraga yang ada sehingga masih ada beberapa
siswa yang masih kurang bersemangat dalam belajar sehingga prestasi hasil
belajarnya tidak mencapai standar ketuntasan. Tetapi peneliti terus berusaha
20

melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, peneliti merefleksi apa yang


sudah dan belum dicapai pada siklus II ini, sehingga peneliti harapkan prestasi
belajar siswa terus meningkat sesuai yang diharapkan pada siklus III.
Siklus III
Pada siklus ketiga ini permasalahan yang ditimbulkan sudah hampir tidak
ada lagi namun belum sempurna, masalah yang ditimbulkan juga dianggap
lumrah jika hanya satu, dua orang saja yang belum aktif dalam belajar dan belum
menunjukan peningkatan prestasi belajar namun sudah lebih dari 80% siswa
sudah menguasai materi dengan baik, peningkatan ini sudah dianggap luar biasa.
Pada tahap ini sudah tampak peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari nilai
hasil tes siswa yang menunjukan hasil rata-rata 86,66 pada tahap ini, dan ini
dianggap peningkatan yang sangat bagus.
Dari setiap siklusnya pada motivasi belajar siswa dan adanya peningkatan
terhadap prestasi belajar siswa. Perubahan nilai tersebut terjadi setelah
dilaksanakannya perbaikan pembelajaran dari siklus I-III pada mata pelajaran
Matematika di Kelas V SDN 73 Rejang Lebong terhadap 27 siswa.

Hal ini terjadi karena penggunaan alat peraga benda nyata pada
pembelajaran matematika sangat cocok untuk siswa yang sedang duduk di bangku
Sekolah Dasar. Poses pembelajaran akan lebih mengena pada sasaran dan
menambah semngat siswa dalam belajar siswa, disamping itu pembelajaran lebih
bermakna, efektif dan optimal. Dengan demikian pelaksanaan penelitian kelas
siklus III telah berhasil karena siswa sudah mampu menjawab tantangan yaitu
indikator kinerja yang harus tercapai adalah nilai rata-rata kelas yang di atas
KKM. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I 69,62 , pada
siklus II 75,92, dan terus meningkat pada siklus III menjadi 86,66.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebgai berikut :
21

1. Penggunaan alat peraga nyata dalam proses belajar mengajar dapat


meningkatkan semangat siswa dalam belajar.
2. Penggunaan alat peraga nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal
ini bisa dilihat dari rata-rata nilai siswa pada siklus I 69,62 namun setelah
menggunakan media visual nilai siswa meningkat di setiap perbaikan
pembelajararn pada perbaikan I menjadi 75,92 , dan terus meningkat ketika
menggunakan alat peraga nyata menjadi 86,66 %
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan juga sebagai bahan uraian penutup
laporan ini antara lain:
1. Bagi Guru
Guru hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung
pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan,karena sangat mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada
proses dan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 73 Rejang Lebong
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu
tanggap akan tugas atau perintah yang diberikan guru serta berusaha
meningkatkan perhatian atau konsentrasi pada materi pembelajaran yang sedang
berjalan, sehingga dapat memperoleh prestasi belajar Matematika sesuai dengan
yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah
Dasar/MI. Jakarta : Terbitan Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineke


Cipta.

Estiningsih,E. 1994. Landasan Teknik Pengajaran Hitung SD. Yogyakarta :


PPPG Matematika.

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Hamzah,Uno. 2007. Pembelajaran Matematika menurut Teori Belajar


Kontruktivisme. Jakarta : Rineka Cipta

Rosseffendi. 1997. Dasar-dasar Matematika Modern untuk Guru. Bandung :


Tarsito

Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Anda mungkin juga menyukai