ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanaman bekal pengetahuan dasar matematika siswa pada jenjang
pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pendidikan
dasar merupakan fondasi (dasar) untuk pendidikan selanjutnya yaitu pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya (Depdiknas, 2010:2).
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan : Apakah
dengan penggunaan alat peraga nyata berupa benda-benda berbentuk bangun
ruang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN 73 Rejang
Lebong?
a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran
matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari
matematika semakin besar. Anak senang, terangsang, kemudian tertarik dan
bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
b. Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka
siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan
mengerti.
c. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan
bendabenda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan
masyarakat.
d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam
bentuk model matematika dapat dijadikan obyek penelitian dan dapat pula
dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru
23 April
Senin Matematika 1 dan 2 WIB Siklus 1
2018
II. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh teman sejawat bernama Ratna Juita
yang akan mengamati kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran tersebut.
a. Siklus I
o Rencana
1. Menyiapkan rencana pembelajaran
2. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
3. Menyiapkan sumber belajar : buku paket, kurikulum
o Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal ( 5 menit )
1. Apersepsi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru memberikan konsep tentang bangun ruang
2. Guru menggambar bangun ruang balok, kubus, limas, kerucut dan tabung
di papan tulis
3. Guru menjelaskan tentang sifat-sifat bangun ruang tersebut.
4. Guru memberikan evaluasi
5. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi
Kegiatan Akhir
1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari
o Pengamatan atau Pengumpulan Instrumen
Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
1. Dalam penyampaian materi guru terlalu cepat
2. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
3. Guru belum menggunakan alat peraga yang nyata
4. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
o Refleksi
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
Kekuatan
9
- Siapa yang bisa memberikan contoh bangun ruang yang ada disekitar
kita
- Siapa yang bisa menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dari kubus dan
kerucut
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru menjelaskan lagi konsep mengenai bangun ruang dengan
menggunakan media visual
2. Guru mendemonstrasikan sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan
alat peraga nyata
3. Guru memberikan beberapa alat peraga nyata kepada siswa dan meminta
siswa untuk menjelaskan kembali sifat-sifat bangun ruang
4. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya
5. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
6. Guru dan siswa membahas soal evaluasi
Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang materi yang
telah dipelajari
o Pengamatan atau Pengumpulan Instrumen
Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
1. Guru telah menggunakan alat peraga benda nyata
2. Dalam penyampaian materi guru telah menggunakan teknik yang tepat
3. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya
4. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran
5. Penggunaan waktu sudah efisien
o Refleksi
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh :
Kekuatan
1. Prestasi belajar telah mengalami peningkatan yang signifikan
2. Pemahaman siswa terhadap materi mengalami peningkatan
Kelemahan
12
1. Tidak ada
Keterangan :
∑ 𝑥 = jumlah nilai
N = jumlah siswa
2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan rumus :
𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁
Keterangan:
NS = jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 70
N = jumlah seluruh siswa
𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁
14
= X 100% = 51%
27
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas
70 berjumlah 14 orang dan masih ada 13 orang lagi yang belum tuntas. Maka akan
dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
𝑁𝑆
Ketuntasan belajar Klasikal (KB) = X 100%
𝑁
16
20
= X 100% = 74%
27
26
= X 100% = 96%
27
Pada pembelajaran Siklus III ini dari 27 siswa, jumlah nilai yang diperoleh
secara keseluruhan mencapai 2.340, rata-rata 86,66. Ada 26 orang yang telah
tuntas dan ada 1 orang yang belum tuntas dalam proses pembelajaran ini.
18
Persentase siswa yang tuntas pada siklus II ini mencapai 96%, persentase
ketuntasan sudah >80% artinya pada proses pembelajaran ini peneliti sudah
dikatakan berhasil dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa.
Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I dapat di lihat bahwa nilai siswa masih sangat
rendah, masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam sistem pembelajaran.
Masih kurangnya penggunaan metode yang mudah dipahami oleh siswa, materi
pelajaran masih kurang menarik dalam penyajiannya. Maka itu perlu diadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Pada siklus II dapat dilihat bahwa nilai dan persentase ketuntasan
mengalami peningkatan. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti,
peneliti telah menggunakan media visual (gambar yang dipresentasikan) dengan
baik selain itu peneliti sudah menyiapkan alat peraga nyata berupa bangun ruang
yang terbuat dari karton untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep
bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang.
Namun, masih adanya kendala dan kelemahan pada siklus II ini, peneliti
kurang mendemonstrasikan alat peraga yang ada sehingga masih ada beberapa
siswa yang masih kurang bersemangat dalam belajar sehingga prestasi hasil
belajarnya tidak mencapai standar ketuntasan. Tetapi peneliti terus berusaha
20
Hal ini terjadi karena penggunaan alat peraga benda nyata pada
pembelajaran matematika sangat cocok untuk siswa yang sedang duduk di bangku
Sekolah Dasar. Poses pembelajaran akan lebih mengena pada sasaran dan
menambah semngat siswa dalam belajar siswa, disamping itu pembelajaran lebih
bermakna, efektif dan optimal. Dengan demikian pelaksanaan penelitian kelas
siklus III telah berhasil karena siswa sudah mampu menjawab tantangan yaitu
indikator kinerja yang harus tercapai adalah nilai rata-rata kelas yang di atas
KKM. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I 69,62 , pada
siklus II 75,92, dan terus meningkat pada siklus III menjadi 86,66.