Anda di halaman 1dari 2

Kalimat Majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua pola klausa atau lebih, yang terdiri dari

induk
kalimat dan anak kalimat. Setiap kalimat yang ada pasti memiliki klausa di dalamnya yang terdiri dari
gabungan antara subjek dan predikat, serta objek, atau pelengkap maupun keterangan.
Jadi bisa diartikan, kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki subjek, predikat, dan objek atau pelengkap
lebih dari satu.
Biasanya ada kata sambung/konjungsi diantara dua kalimat tersebut. Kata penghubung ini berfungsi untuk
mengaitkan satu kalimat pada kalimat lain.
Terkadang juga kita tak akan menemukan kata sambung dalam kalimat. Karena ada jenis kalimat yang sifatnya
perluasan, jadi kata sambung tidak dibutuhkan dalam kasus ini. Tapi dari kebanyakan kalimat, kita lebih
menjumpai kalimat yang memiliki kata sambung.

Ciri Ciri Kalimat Majemuk


1. Terdiri dari dua klausa yang saling berhubungan menggunakan konjungsi.
2. Dari penggabungan antar kalimat tersebut menghasilkan kalimat dan makna baru.
3. Isi kalimat yang terdiri dari subjek, predikat serta kalimat penjelas lebih dari satu.

Jenis-Jenis Kalimat Majemuk


Ada beberapa jenis kalimat yang harus kemu ketehui dari kalimat majemuk, antara lain kalimat majemuk
setara, ratapan, bertingkat, perluasan, campuran.

Kalimat Majemuk Setara


Kalimat jenis ini mempunyai dua klausa yang sifatnya sama sederajat dan digabungkan melalui konjungsi.
Kedua klausa ini bersifat koordinatif yang artinya dari kedua klausa ini mampu untuk menjadi kalimat sendiri
apabila kata penghubungnya dihilangkan atau dihapus.
Konjungsi yang biasa digunakan dalam kalimat majemuk jenis ini adalah dan, sementara, lalu.
Contoh :
Klausa 1 : Kakak bermain voli.
Klausa 2 : Adik menonton pertandingan di pinggir lapangan.
Gabungan : Kakak bermain voli, sementara adik menonton pertandingan di pinggir lapangan.
Dari klausa pertama dan kedua, masing-masing memiliki bentuk klausa yang utuh yang terdiri dari subjek dan
predikat. Kita bisa melihat apabila kata sambung ‘sementara’ dihilangkan, maka akan tetap bisa menjadi
kalimat yang sempurna.
Kedua kalimat tersebut masih bisa berdiri sendiri dan menjadi kalimat yang baik, karena masih mengandung
subjek dan predikat. Dari situlah kita bisa mengetahui kalau penggabungan dua klausa tersebut adalah jenis
kalimat majemuk setara.

Kalimat Majemuk Rapatan


Kalimat jenis ini mirip dengan kalimat majemuk setara. Berbedaannya hanya pada subjeknya yang dari
penggabungan kedua klausa tersebut dijadikan menjadi satu atau dirapatkan.
Konjungsi yang biasa digunakan dari kalimat majemuk jenis ini adalah dan, serta, juga,dan tanda koma (,)
Contoh :
Klausa 1 : Ihsan menulis cerpen
Klausa 2 : Galuh menulis cerpen
Gabungan : Ihsan dan Galuh menulis cerpen
Kita bisa lihat dari contoh di atas, kalimat pertama dan kalimat kedua memiliki predikat dan objek yang sama
dan setingkat, hanya saja subjek dari contoh di atas yang membedakan.
Jadi kita bisa tau fungsi dari kalimat majemuk jenis ini adalah untuk menggabungkan dua subjek yang terdapat
dari masing-masing klausa, sehingga menjadi satu kalimat yang digabungakan dengan menggunakan konjungsi
‘dan’.

Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat jenis ini isi dari kalimatnya terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Dari sini kedua klausa yang
terdapat dalam kalimat majemuk jenis ini tidak bisa dipisah jika konjunginya dihilangkan.
Karena anak kalimat dari klausa tersebut tidak akan menjadi kalimat yang sempurna tanpa ada induk kalimat.
Kedua klausa tersebut atau lebih tidak sama tingkat atau sejajar. Karena dari ketidak sejajaran tersebutlah anak
kalimat tidak bisa berdiri sendiri.
Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk jenis ini adalah ketika, walaupun, sebab,
karena dan meskipun.
Contoh :
Klausa 1 : Lisa sering terlambat datang ke sekolahan
Klausa 2 : rumahnya sangat jauh
Gabungan :Lisa sering terlambat sekolah karena rumahnya sangat jauh.
Penjelasanya adalah, kalimat yang pertama merupakan induk kalimat.
Kenapa bisa dikatakan dengan induk kalimat?
Karena pada klausa pertama terdapat unsur klausa yang lengkap, seperti subjek (Lisa), predikat (terlambat).
Dari sini jugalah klausa bisa menjadi kalimat sempurna sendiri tanpa harus ada konjungsi maupun anak
kalimat.
Sedangkan klausa yang kedua, maka kita sebut dengan anak kalimat. Karena tidak memenuhi unsur klausa
yang lengkap, hanya ada predikat di dalam satu kalimat tersebut.

Kalimat Majemuk Perluasan


Sama halnya di atas, kalimat ini memiliki induk kalimat dan anak kalimat. Pada jenis kalimat ini anak kalimat
yang terdapat di dalamnya berupa perluasan atau pengembangan dari kalimat sebelumnya, yaitu induk kalimat.
Anak kalimat di sini sebetulnya sifatnya mampu untuk berdiri sendiri atau termasuk kalimat sempurna, tapi
pada kalimat ini klausa kedua digunakan sebagai penjelasan dari klausa pertama.
Kenapa anak kalimat di sini bisa dikatan berdiri sendiri atau termasuk kalimat yang sempurna? Karena pada
anak kalimat di sini terdapat unsur yang lengkap, seperti predikat dan objek.
Konjungsi yang digunakan biasanya menggunakan kata ‘yang’. Konjungsi ini berfungsi menghubungkan
kepada anak kalimat menjelaskan sifat dari kalimat induk.
Contoh :
Klausa 1 : Kacamatanya mulai rusak
Klausa 2 : Kacamatanya dibeli pada tiga tahun lalu
Gabungan : Kacamatanya yang dibeli pada tiga tahun yang lalu mulai rusak
Begitulah salah satu contoh kalimatnya. Jadi klausa yang kedua sebetulnya masih bisa menjadi kalimat yang
sempurna sendiri apabila dihilangkan kata penghubungnya.
Namun karena sifat penjelas yang dimiliki klausa kedua, membuat dia menjadi anak kalimat yang menjelaskan
dari kalimat induk sebelumnya.

Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat jenis ini adalah kalimat yang terdiri dari berbagai campuran klausa dan kalimat majemuk. Kalian akan
mendapati campuran berbagai macam kalimat dari kalimat-kalimat majemuk perluasan, rapatan, maupun setara.
Dalam kalimat ini, kita akan menemukan kalimat konjungsi lebih dari satu, Entah itu bersifat koordinatif atau
juga tidak. Jumlah klausanya pun lebih dari dua. Bisa tiga, empat ataupun lebih, tergantung pada panjang
kalimat tersebut dan maknanya sendiri.
Contoh :
Klausa 1 : Saya bermain sepak bola di lapangan
Klausa 2 : Miqdad bermain sepak bola di lapangan
Klausa 3 : Buhori bermain sepak bola di lapangan
Klausa 4 : hujan deras
Gabungan : Saya, Miqda dan Buhori bermain sepak bola di lapangan, meskipun hujan deras
Dari contoh di atas kita bisa lihat bahwa klausa satu sampai tiga adalah induk kalimat yang bisa digabungkan
menjadi kalimat majemuk rapatan. Karena dari ketiga klausa itu memiliki predikat, objek dan keterangan yang
sama. Hanya dibedakan dari subjeknya saja.
Selain dari itu, klausa kata ‘hujan deras’ merupakan kalimat yang tidak sempurna dan menjadi anak kalimat.
Jadi bila kata konjungsi dari contoh kalimat di atas dibuang, maka kata ‘hujan deras’ tidak bisa dikatakan
menjadi kalimat yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai