Anda di halaman 1dari 16

II.

ISI LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN/ DEFINISI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan nya (Sustrani,2006).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normalyang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian
atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2011).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah.WHO (World Health Organization) memberikan
batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia
dan jenis kelamin, hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. (Marliani, 2007).

2. EPIDEMIOLOGI

Hipertensi diderita oleh sekitar 7 milyar manusia di dunia. Di Indonesia sebanyak 31,7%
(2007) dan 25,8% (2013) orang dewasa mengalami hipertensi. Sayang nya hanya 9,5%
penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi itupun sudah meningkat dari 7,2% di
tahun 2007. Dari sekian banyak yang mengetahui sudah memiliki penyakit hipertensi sayangnya
hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Tingkatan tekanan darah, peningkatan tekanan
darah terkait umur dan prevalensi hipertensi bervariasi antar-negara dan antar-kelompok di
masyarakat. Hipertensi ada di setiap populasi masyarakat kecuali pada beberapa kelompok
orang yang hidup di lingkungan yang primitif ternyata jumlah penderita hipertensi lebih kecil.
Hipertensi saat ini diperkirakan berkontribusi menyebabkan 65 kematian di seluruh dunia.
Hipertensi terus meningkat dalam dua dekade ini, jumlah penderita hipertensi di negara miskin
serta berkembang ternyata lebih banyak dibandingkan dengan di negara maju. Hal ini
disebabkan oleh kesenjangan kualitas sistem kesehatan yang tersedia juga tingkat pendidikan di
masyarakat.
3. ETIOLOGI

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer)
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor
keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari
adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas),
konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar.
Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress,
kegemukan(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2011).

4. KLASIFIKASI
Menurut Salma Elsanti (2009), klasifikasi penyakit hipertensi terdiri dari:

NO KATEGORI STADIUM TEKANAN TEKANAN DIASTOLIC


SISTOLIC
1 Stadium 1 (hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
2 Stadium 2 (hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
3 Stadium 3 (hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119mmHg

5. TANDA DAN GEJALA


A. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.
B. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.
6. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
ditoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah .Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
7. WOC DARI PENYAKIT HYPERTENSI
8. PEMERIKSAAN FISIK

a. Kepala :

Inspeksi : bagaimanakah bentuk kepala, ukuran, distribusi dan warna rambut.

Palpasi : bagaimanakah ketebalan rambut, banyaknya rambut dan apakah terdapat hematoma
dan nyeri tekan.

b. Mata :

Inspeksi : apakah kedua mata simetris, bagaimanakah konjungtiva, pupil dan sclera.

Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan dan bagaimanakah tekanan pada bola mata.

c. Hidung

Inspeksi : bagaimanakah bentuk tulang, kesimetrisan lubang hidung dan apakah ada atau tidak
nya pernafasan cuping hidung.

Palpasi : bagaimanakah sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis serta apakah ada dan tidak nya
nyeri tekan.

d. Mulut :

Inspeksi : amati apakah ada atau tidak nya kelainan pada bibir, kebersihan mulut, kemampuan
membuka mulut dan amati apakah gigi terdapat lubang atau tidak.

Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan, bagaimanakah palatum dan lidah.

e. Telinga :

Inspeksi : bagaimanakah ukuran, dan bentuk, serta apakah terdapat serumen atau tidak.

Palpasi : bagaimanakah kartilago telinga dan apakah terdapat nyeri tekan atau tidak.

f. Leher :

Inspeksi : bagaimanakah kesimetrisan leher.

Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan atau pembengkakan..

g. Paru-paru :

Inspeksi : bagaimanakah kesimetrisan paru kanan dan kiri, betuk dan postur.
Palpasi : apakah terdapat pembengkakan dan nyeri tekan.

Perkusi : bagaimanakah batas paru.

Auskultasi : apakah terdapat kelainan suara paru seperti crekles, ronki dan wheezing.

h. Jantung :

Inspeksi dan palpasi : bagaimanakah batas paru dan apakah ada tidaknya ketidaknormalan
denyut jantung.

Perkusi : bagaimanakah ukuran dan bentuk jantung.

Auskultasi : bagaimanakah denyut jantung dan apakah terdapat suara lain pada jantung.

i. Abdomen :

Inspeksi : bagaimanakah bentuk dan gerakkan abdomen.

Auskultasi : apakah terdapat bising usus atau tidak.

Palpasi : bagaimanakah bentuk, ukuran dan konsistensi organ.

Perkusi : apakah ada tidaknya caian dan nyeri tekan pada abdomen.

j. Ekstremitas atas/bawah :

Inspeksi : bagaimanakah warna kulit, apakah ada tidak nya nyeri tekan dan benjolan.

Palpasi : bagaimanakah temperature, sendi-sendi daan apakah terdapat nyeri tekan pada otot
atau tidak.

k. Genetalia

1. Pria :

Inspeksi : bagaimanakah distribusi rambut pubis, kulit dan ukuran.

Palpasi : apakah ada tidak nya nyeri tekan serta benjolan.

2. Wanita :

Inspeksi : bagaimanakh distribusi rambut pubis, kulit dan ukuran.

Palpasi : apakah ada tidak nya nyeri, benjolan serta cairan.


9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium
a. HB/Ht: untuk mengekaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat. mengidikasikan factor resiko seperti:hipokogulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa: hipoglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

2. CT scan : mengkaji adanya tumor ceiebral, encelopati.

3. EKG: dapat menujukkan pola regangan,dimana luar peninggian gelombang P adalah salah

satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

4. IUP mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan ginjal.

5. Photo dada: menunjukan destraksi pada area katup, pembesaran jantung.

10. PENATALAKSANAAN

1. Terapi tanpa obat

Terapi tanpa obat ini meliputi:

a. Diet.
b. Latihan Fisik .
c. Edukasi psikologis.
2. Pendidikan kesehatan (penyuluhan).
3. Terapi dengan obat
a. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika,bera blockus,ca.
Antagonis, ACE Inhibitor.
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan:
Dosis obat pertama dinaikan.
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama.
Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat berupa deuretik, beda blocker, Ca antagonis, Alpa.
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
Follow up untuk mempertahankan terapi untuk mempertahankan terapi jangka panjang
memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat
dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

11. KOMPLIKASI

1.Gangguan pengliahatan.

2. Gangguan saraf.

3. Gagal jantung.

4.Gangguan fungsi ginjal.

5. Gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah ke
otak yang mengakibatkan kelumpuhan.

6. Gangguan kesadaran hingga koma.

Komplikasi dari hipertensi yang terberat dapat mengakibatkan terjadinya kematian yang tiba

tiba. Penyebab dari kematian tersebut adalah penyaki-penyakit komplikasi yang mengenai

jantung,ginjal ( gagal ginjal) otak (stroke).


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I.DATA UMUM
1. Identitas klien
Nama :
Umur :
Tempat/Tgl lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Dx. Medis :
Alamat :
Tanggal MRS :
Ruangan :
Gol. Darah :
Sumber Info. :

2. Identitas penanggung jawab


Hub. dengan pasien :
Umur :
Nama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Telp :

II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan Utama :

2. Alasan masuk rumah sakit :


3. Riwayat Penyakit:
III.RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah dialami :
2. Penyebab :
3. Riwayat Perawatan :
4. Riwayat Operasi :
5. Riwayat Pengobatan :
6. Kecelakaan yang pernah dialami :
7. Riwayat Alergi :
IV.RIWAYAT PSIKOLOGI DAN SPIRITUAL
1. Riwayat Psikologi
a. Tempat tinggal :
b. Lingkungan rumah :
c. Hubungan antar
anggota keluarga :
Pengasuh anak :
2. Riwayat Spiritual
a. Support sistem :
b. Kegiatan keagamaan :
3. Riwayat Hospitalisasi :
V.POLA FUNGSI KESEHATAN (11 POLA FUNGSIONAL GORDON)
1) Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Jelaskan : Bagaimanakah pasien mempresepsikan keadaan kesehatan nya saat ini ?

2) Pola Nutrisi/metabolic

Jelaskan : Bagaimanakah makan/minum pasien, bagaimanakah kemampuan menelan pasien


dan apakah pasin nafsu makan nya bagus?
3) Pola eliminasi
Jelaskan : Apakah terdapat peningkatan/penurunan BAB/BAK dan apakah terdapat masalah
pada saat BAB/BAK?
Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total.

Jelaskan :

Okigenasi:
Jelaskan : Bagaimanakah pernafasan pasien dan apakah memakai selang oksigen?
4) Pola tidur dan istirahat
Jelaskan : Apakah waktu tidur cukup, apakah terdapat gangguan tidur?
5) Pola kognitif-perseptual
Jelaskan : Adakah penurunan kemampuan mengingat atau disorientasi?

6) Pola presepsi diri / konsep diri

Jelaskan : Apakah pasien mengalami gangguan konsep diri ?


7) Pola seksual dan reproduksi
Jelaskan : Bagaimanakah hubungan dengan pasangan dan bagaimanakah kemapuan
reproduksi?
8) Pola peran-hubungan
Jelaskan : Bagaimanakah peran setelah sakit dari sebelum nya?
9) Pola manajemen koping stress
Jelaskan : Bagaimanakah pasien / keluarga menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi /
manajemen stress?
10) Pola keyakinan-nilai
Jelaskan : Ada tidak keyakinan yang menghambat penyembuhan?

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah vaskuler serebral iskemia
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan aflerload, vasokontriksi
hipertrofi / rigiditas ventrikuler, dan iskemia miokard.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan restensi Na dan edema.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai darah
dan kebutuhan oksigen.

3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN NOC NIC
1 Nyeri akut Setelah melakukan tindakan Pain manajemen : a). Mengkaji tipe
O : Observasi
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam dan sumber nyeri
reaksi
peningkatan tekanan diharapkan pasien tidak nonverbal dari untuk menentukan
ketidaknyama
darah vaskuler nyerikepala dengan kriteria intervensi.
nan.
serebral iskemia hasil : N : Pilih dan
lakukan
yang ditandai oleh a). Pain level
penanganan
nyeri pada kepala Mampu mengenai nyeri nyeri b). Agar nyeri
(farmakologi
(skala intensitas, pasien berkurang.
dan non
frekuensi dan tanda farmakologi).
E : Ajarkan teknik
nyeri) dengan derajat c). Mengajarkan
non
nyeri yang diharapkan farmakologi tentang teknik
kepada
adalah 3 (berkurang). nonfarmakologi.
keluarga
b). Pain control pasien.
C : Kolaborasikan
Mampu mengontrol nyeri d).Mengkolaborasi
dengan dokter
(tahu penyebab nyeri dan jika ada kan dengan dokter
keluhan dan
mampu menggunakan untuk pemberian
tindakan nyeri
teknik non farmakologi tidak berhasil. analgetik.
untuk mengurangi nyeri).
c). Comfort level
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri.

2 Penurunan curah Setelah melakukan tindakan O: Monitor a).Memonitor


jantung keperawatan 1x24 jam adanya perubahan adanya perubahan
berhubungan dengan diharapkan pasien bisa sadar tekanan darah. tekanan darah.
peningkatan dan dapat berkomunikasi N: Evaluasi
afterload, dengan kriteria hasil : adanya nyeri b) Mengevaluasi
vasokonstriksi, a). Tanda vital dalam rentan kepala. adanya nyeri
hipertropi/rigiditas normal (tekanan darah) E: Anjurkan kepala.
ventrikuler, iskemia nadi, respirasi. untuk
miocard b). Dapat mentoleransi menurunkan c).Menganjurkan
aktivitas, tidak ada stress. untuk menurunkan
kelelahan. C: Kolaborasikan stress.
c). Tidak ada penurunan dengan dokter
kesadaran. untuk pemberian d)Mengkolaborasik
obat penurun an dengan dokter
tekanan darah untuk pemberian
seperti amlodipin. obat penurun
tekanan darah.

3 Kelebihan volume Setelah melakukan tindakan O: kaji lokasi a) Mengkaji lokasi


cairan berhubungan keperawatan 1x24 jam beserta luas beserta luas edema
dengan restensi Na diharapkan volume cairan edema dan dan monitor status
dan edema kembali normal dengan monitor status cairan.
kriteria hasil : cairan. b) Menganjurkan
a). Terbebas dari N: pasang urine pasien untuk
edema,epasi, anaskara. kateter. mengurangi intake
b).Terbebas dari kelelahan, E: Ajarkan pasien cairan.
kecemasan atau untuk mengurangi c)Mengkolaborasi
kebingungan. intake cairan. kan pemberian
C: kolaborasi deuretik sesuai
pemberian intruksi.
deuretik sesuai
intruksi.
4 Intoleransi aktivitas Setelah melakukan tindakan O : Monitor a). Agar
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam respon fisik, mengetahui
kelemahan, diharapkan pasien bisa emosi sosial dan fisiologis dan
ketidakseimbangan melakukan aktivitas normal spiritual. psikologis pasien.
suplai darah dan dengan kriteria hasil : N: Rencanakan
kebutuhan oksigen a). Berpartisipasi dalam program terapi b). Agar pasien
aktivitas fisik tanpa disertai yang tepat dan cepat pulih
peningkatan tekanan darah, bantu klien kembali.
nadi dan RR. mengidentifikasi
b). Mampu berpindah aktivitas yang
dengan atau tanpa alat mampu
bantuan. dilakukan.
E : Sediakan c). Agar pasien
penguatan positif memiliki rasa
bagi yang aktif semangat untuk
beraktivitas dan sembuh.
bantu klien /
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas.
C: Kolaborasikan d). Agar pemulihan
dengan tenaga pasien berjalan
rehabilitasi. dengan cepat.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tindakan yang direncanakan maka akan langsung dilaksanakan di tahap pelaksanaan

( implementasi).

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI


1 Nyeri akut berhubungan dengan Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan.
peningkatan tekanan darah vaskuler
Memilih dan lakukan penanganan
serebral iskemia nyeri (farmakologi dan non
farmakologi).
Mengajarkan teknik non
farmakologi kepada keluarga pasien.
Mengkolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
2 Penurunan curah jantung berhubungan Memonitor adanya perubahan
dengan peningkatan tekanan darah.
afterload,vasokonstriksi,hipertropi/rigiditas Mengevaluasi adanya nyeri kepala.
ventrikuler,iskemia miocard Menganjurkan untuk menurunkan
stress.
Mengkolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian obat penurun
tekanan darah seperti amlodipin.
3 Kelebihan volume cairan berhubungan Mengkaji lokasi beserta luas edema
dengan restensi Na dan edema dan monitor status cairan.
Melakukan pemasangan urine
kateter.
Mengajarkan pasien untuk
mengurangi intake cairan.
Mengkolaborasikan pemberian
deuretik sesuai intruksi.
4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Memonitor respon fisik, emosi
kelemahan, ketidakseimbangan suplai sosial dan spiritual.
darah dan kebutuhan oksigen Merencanakan program terapi yang
tepat dan bantu klien
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan.
Menyediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas dan bantu
klien / keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas.
Mengkolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi.

5. EVALUASI
Evaluasi merupakan proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dan menggambarkan kesimpulan
tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan
pada kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Gitang-ya-g2A009181-Bab2KTI.pdf

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi, S.Kep. Ns.2015. ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS NANDA NIC NOC JILID 1 & 2. Jogjakarta. Media
Action

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi, S.Kep. Ns.2015. ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS NANDA NIC NOC JILID 1, 2, & 3. Jogjakarta. Media
Action

Jtptunimus-gdi-hasibsadul-5254-2-bab2-pdf

Anda mungkin juga menyukai