Anda di halaman 1dari 1

Ketika semua subyek pada kelompok SG, PG dan OG digabungkan, selain gangguan

somatoform dan gangguan panik, diagnosis yang paling umum adalah MDD (n=90), GAD (n=59),
adjustment disorder (n=21), dysthymic disorder (n=2-) dan gangguan campuran depresi-cemas
(n=17). Dan terdapat 5 subyek dengan beberapa diagnosis lainnya, seperti OCD, PTSD, Fobia
social, Insomnia primer dan gangguan bipolar. Komorbiditas tersering pada SG adalah MDD
(n=67), GAD (n=37), dan gangguan campuran cemas-depresi (n=14). Diagnosis tersering pada
OG adalah MDD (n=32), gangguan penyesuaian (n=21) dan GAD (n=15).
Skor BDI-II dan BAI pada keempat kelompok menunjukkan perbedaan signifikan diantara
kelompok-kelompok tersebut. BDI-II secar signifikan lebih rendah pada kelompok NG. Diantara
ketiga kelompok, skor BDI-II pada SG cenderung lebih tinggi (19,75 + 13,76), tetapi perbedannya
pada SG, PG dan OG tidak tampak jelas. SG dan PG memiliki skor BAI tertinggi (SG: 19,36 + 13,29;
PG: 21,75 + 13,80), OG menunjukkan tingkat ansietas sedang, dan skor pada NG menunjukkan
angka terendah. Pada SG, 4 subgrup diidentifikasi berdasarkan diagnosis: pain disorder (n=19),
undifferentiated somatoform disorder (n=177), hipokondriasis (n=6), dan undifferentiated
somatoform disorder + hipokondriasis (n=10). Tidak didapatkan subyek dengan gangguan
somatisasi, gangguan konversi atau dismorfia tubuh dalam penelitian ini. Nilai rerata BDI-II dan
BAI tertinggi didapatkan pada hipokondriasis dan terendah pada undifferentiated somatoform
disorder. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa skor BDI-II dan BAI pada subgup ini tidak
berbeda secara signifikan (Tabel 2).
Selain gangguan somatoform dan gangguan panik, MDD dan GAD merupakan diagnosis
yang sering ditemukan dalam penelitian ini. Untuk itu, peneliti melakukan uji t independent
untuk membandingkan skor depresi/ansietas dari subyek dengan MDD/GAD dengan dan tanpa
gangguan somatoform komorbid. MDD dengan gangguan somatoform komorbid menunjukkan
BAI yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan MDD tanpat komorbiditas somatoform; BDI-
II tidak berbeda pada kedua kelompok tersebut. Analisis GAD tidak jauh berbeda dengan MDD
(Tabel 3).
Beberapa variabel demografis dan diagnosis memiliki korelasi yang signifikan dengan
ansietas/depresi. Jenis kelamin (perempuan), tingkat pendidikan (rendah), lokasi tempat tinggal
(daerah pinggiran), dan durasi penyakit (lama/panjang) berkaitan dengan skor BDI-II (tinggi);
skor BAI (tinggi) berkaitan dengan usia (usia tua), tingkat pendidikan (rendah), dan durasi
penyakit (lama/panjang). Gangguan somatoform, gangguan panik, MDD dan GAD berkaitan
dengan skor BDI-II dan BAI yang tinggi. Koefisien dengan korelasi tertinggi adalah antara
gangguan somatoform dan BDI-II (r=0.332) dan gangguan somatoform dan BAI (r=0,429)
(Tabel 4).
Model untuk analisa regresi multipel linear ditampilkan dalam tabel 5. Hanya faktor-
faktor yang masuk dalam model akhir yang ditunjukkan dalam tabel tersebut. Faktor-faktor yang
secara signifikan berhubungan dengan BDI-II adalah jenis kelamin, lokasi tempat tinggal,
gangguan somatoform, gangguan panik, MDD dan GAD. Nilai beta untuk MDD dan gangguan
somatoform adalah yang tertinggi. Kuadrat R model, dengan mempertimbangkan variasi di atas
ables, adalah 0,223. Sebaliknya, hanya diagnosis psikiatri, seperti gangguan somatoform,
gangguan panik, dan MDD, memiliki peran penting pengaruh pada skor BAI. Nilai β untuk
memiliki somatoform gangguan adalah yang tertinggi. Kuadrat R dari model yang
menggabungkan di atas tiga diagnosa mencapai 0,237.

Anda mungkin juga menyukai