Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ANALISIS POTENSI WILAYAH

Permasalaham Implementasi Analisis Potensi Wilayah pada


Proses Perencanaan Kegiatan Instansi atau Lembaga

Nama : Hadi Yudha Pradana


NPP : 27.0182
Kelas : C-2

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


MANAJEMEN PEMERINTAHAN
2018
A. PENGERTIAN ANALISIS POTENSI WILAYAH

Analisis berasal dari dua kata, yaitu ana dan analusis / luwen yang
berasal dari bahasa Yunani. Kata ana berarti kembali. Luwen artinya
mengumpulkan kembali sesuatu yang berserakan atau teruraikan. Jadi
apabila dijabarkan Analisis adalah suatu usaha atau proses yang
dilakukan untuk menguraikan kembali sesuatu yang berserakan atau
sudah teruraikan untuk diteliti kembali dengan seksama dan benar.
Potensi memiliki makna yang berarti suatu kemampuan yang
dimiliki dan masih bisa dikembangkan lagi menjadi lebih baik. Setiap
individu manusia pasti memiliki potensi. Yang masih bisa
dikembangkan lagi menjadi lebih baik. Tergantung dari pribadi
individu tersebut. Bukan hanya manusia, barang pun memiliki potensi.
Dan potensi dari barang tersebut masih bisa dikembangkan dan
dimanfaatkan dengan maksimal, tergantung oleh siapa
dipergunakannya.
Wilayah adalah suatu daerah yang memiliki garis batas dan sudah
ditetapkan oleh pemerintah secara resmi serta memiliki penduduk yang
menempati wilayah tersebut dan memiliki sistem pemerintahan yang
berjalan serta mempunyai sistem hukum yang berlaku di daerah
tersebut. Wilayah dibagi menjadi dua, yaitu: Wilayah Formal dan
Wilayah Fungsional. Wilayah formal memiliki arti wilayah resmi yang
sudah ditetapkan. Dan Wilayah Fugsional adalah wilayah yang
memiliki fungsi dan memiliki manfaat tertentu yang dapat
dipergunakan.
Jadi secara garis besar pengertian Analisis Potensi Wilayah atau
biasa disingkat ANPOTWIL memliki makna yaitu Suatu usaha yang
dilakukan baik oleh individu ataupun kelompok yang dilakukan untuk
menguraikan kembali atau meneliti kembali secara detail sesuatu yang
masih berserakan dan belum dimanfaatkan secara maksimal,
kemampuan yang dimiliki suatu wilayah untuk dikembangkan dan
dianalisis kembali agar semua potensi yang ada di daerah tersebut dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.

B. MENGAPA ANALISIS POTENSI WILAYAH DIPERLUKAN ?

 Perencanaan pembangunan wilayah dan derah tidak dapat dilakukan dengan


baik tanpa dasar permahan wilayah dan daerah termasuk potensinya
 Perencanaan pembangunan wilayah dan daerah harus dapat memilah potensi
terbaharukan dan tidak terbaharukan sebagai modal pembangunan
 Resources ketrsediaannya terbatas jadi digunakan denga bijak, sehingga
perlu analisis yang memadai untuk dapat mengolahnya dengan baik.

C. APAKAH TUJUAN DILAKSANAKANNYA ANALISIS POTENSI


WILAYAH ?

 Untuk mengenali potensi dan kekuatan serta kelemahan wilayah dan


daerah dalam pembangunan wilayah dan daerah
 Untuk memberikan dasar yang logis dan valid bagi perencanaan
pembangunan wilayah dan daerah yang akan dilakukan
 Untuk dapat mengidentifikasi modal dasar wilayah dan daerah dalam
melakukan perencanaan pembangunan

D. PERMASALAHAN IMPLEMENTASI ANALISIS POTENSI WILAYAH


PADA PROSES PERENCANAAN KEGIATAN INSTANSI ATAU
LEMBAGA

Batasan mengenai pengetahuan ini menjelaskan dan mengajarkan


bagaimana dasar-dasar pemikiran dan pertimbangan yang akurat dalam
proses pembangunan wilayah sehingga apa yang direncanakan dapat
tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pembangunan wilayah ke depan yang diharapkan akan tercapai harus
direncanakan. Harapan dari pembangunan wilayah yang akan dicapai adalah
tujuan dan sasaran pembangunan wilayah. Untuk itu unsur penting yang
mendasari perencanaan pembangunan wilayah adalah adanya tujuan dan
sasaran pembangunan. Pada dasarnya pembangunan wilayah yang
direncanakan itu belum terwujud dan akan terwujud setelah pembangunan
dilakukan. Karena itu satu perencanaan adalah sesuatu harapan yang akan
dicapai kemudian. Harapan yang akan dicapai merupakan tujuan dan sasaran
pembangunan yang direncanakan. Untuk itu dalam proses perencanaan
pembangunan apa saja dalam satu wilayah harus mempunyai unsur :

a) Realistis, ( punya tujuan dan sasaran /visi dn misi, kepentingan


b) Dapat dengan mudah dilaksanakan
c) Sistematis
d) Dapat dengan mudah dilaksanakan
e) Sesuai dengan anggaran pembangunan
f) Dalam jadwal waktu yang telah ditetapkan
g) Mempunyai skala prioritas
h) Mengantisipasi dampak pembangunan yang mungkin terjadi
kemudian setelah pembangunan
i) Pengawasan pelaksanaan pembangunan
j) Evaluasi keberhasilan pembangunan

Bila pembangunan yang dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
diharapkan maka perencanaan yang dibuat sebelumnya benar dan berhasil.
Sebaliknya bila pembangunan yang telah dicapai tidak sesuai dengan tujuan
sasaran yang diharapkan maka perencanaan yang dibuat sebelumnya keliru
atau salah dan dikatakan tidak berhasil. Selanjutnya hasil pembangunan
yang tidak tercapai sesuai tujuan sasaran yang diharapkan dinyatakan bahwa
menjadi masalah pembangunan ( Development issue ). Jadi masalah
pembangunan disebabkan karena perencanaan yang keliru atau salah.
Kekeliruan atau kegagalan perencanaan dapat disebabkan karena berbagai
macam kekeliruan/kesalahan yang ada dalam perencanaan seperti :
1) Tujuan dan sasaran tidak benar dan tepat
2) Tidak masuk akal apa yang direncanakan
3) Sulit dilaksanakan
4) Tidak sesuai dengan anggaran pembangunan yang dibuat
5) Tidak sesuai jadwal waktu perencanan , waktu yang dibutuhkan
mungkin lebih lama karena adanya hambatan yang tidak
diperhitungkan
6) Tidak sistematis pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan
7) Tidak berdasarkan skala prioritas, kemungkinan apa yang dibangun
belum diperlukan atau belum waktunya dibangun sudah dibangun,
membuat hasil pembangunan terbengkalai.
8) Tidak memperhitungkan dampak pembangunan yang muncul
kemudian setelah dibangun.
9) Fungsi pengawasan tidak langsung secara benar dalam proses
pelaksanaan pembangunan
10) Bisa terjadi karena tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi
keberhasilan pembangunan tidak tepat/tidak benar.

Perencanaan pembangunan wilayah tidak lain adalah penyusunan


beberapa rencana ( sederetan rencana ) pembangunan wilayah.
Pembangunan sendiri adalah kegiatan usaha untuk membangun sesuatu
yang sebelumnya belum ada menjadi ada. Hal ini berarti bahwa bangunan
yang direncanakan itu belum ada, namun dengan harapan akan dibangun
sesuai rencana yang dibuat. Selanjutnya pengembangan ( development)
adalah juga termasuk pembangunan yang lebih luas fungsi dan peranannya
dari yang ada sebelumnya. Wilayah adalah. Ruang/space atau region, untuk
itu istilah perencanaan wilayah dalam bahasa Inggris disebut Regional
Planning. Negara, Propinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai Kampung Desa,
RK, RT adalah wilayah termasuk daerah. Untuk itu ( wilayah ) suatu wilayah
mempunyai batasan administrasi. Sedangkan wilayah yang mempunyai
batasan geografis dapat meliputi seperti wilayah kepulauan, wilayah
pegunungan, wilayah perairan, dsb. Wilayah yang mempunyai fungsi dan
peranan khusus disebut kawasan, seperti : Kawasan pemukiman; kawasan
pertokoan; Kawasan industri; Kawasan wisata ( Alam Pantai dan gunung ),
dsb.

Wilayah atau daerah yang mempunyai pemerintahan tersendiri


/khusus dan diberi wewenang dan tanggung jawab ketahanan dan keamanan
disebut Teritorial. Selanjutnya pengertian mengenai lokasi daerah yang
mempunyai daerah adalah wilayah yang menunjukkan tempat. Unutk itu
pengertian wilayah secara umum analog dengan lahan atau ruang yang
dibatasi dengan batasan administrasi pemerintahan, batasan kewenangan,
batasan fungsi atau batasan pertahanan ruang atau spaces adalah tempat
yang dibatasi dengan batasan administrasi pemerintahan, batasan
kewenangan, batasan fungsi atau batasan pertahanan . Ruang atau spaces
adalah tempat yang dibatasi dengan pada bagian atas adalah udara atmosfer,
bagian bawah dibatasi dengan tanah/air sedangkan samping kiri kanan,
muka belakang adalah udara, menjadi tempat manusia beraktivitas untuk
kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka pemahaman mengenai ilmu


pengetahuan mengenai ilmu perencanaan adalah ilmu pengetahuan
mengenai penyusunan rencana kegiatan apa saja termasuk rencana kegiatan
pembangunan wilayah , jadi tidak terbatas pada obyek pembangunan
wilayah. Perencanaan dapat berupa rencana kegiatan pribadi seperti
perencanaan untuk menjadi sarjana pertanian, rencana apa yang disusun agar
anggaran dari kemampuan orang tua dapat sesuai dengan target waktu yang
relatif singkat . Penyusunan rencana untuk berumahtangga, rencana kegiatan
apa yang diperlukan, apakah jadi atau tidak tergantung dari kegiatan sesuai
rencana . Untuk itu perencanaan dapat berarti membuat prediksi keadaan ke
depan ddengan bercermin pada keadaan sebelumnya atau berdasar pada
keadaan sekarang ( existing condition ). Proyeksi ataupun prediksi
bagaimana keadaan ke depan, tentunya seperti harapan yang akan di capai,
tentunya bisa tercapai atau tudak tercapai.

Tahapan Kegiatan Perencanaan Pembangunan Wilayah

Secara teoritis pembuatan rencana pembangunan wilayah diawali dari


adanya ide dasar atau gagasan yang timbul untuk pembangunan wilayah. Ide
dasar ataupun gagasan rencana pembangunan dituangkan ke dalam suatu
konsep pembangunan wilayah. Selanjutnya dari konsep pembangunan apa
direncanakan akan dijabarkan/dituangkan dalam program atau dalam bentuk
desain. Setelah pembuatan program disetujui lalu tahapan pelaksanaan
disertai dengan pengawasan dari pelaksanaan. Pada tahap terakhir dari
perencanaan adalah tahapan evaluasi keberhasilan pembangunan. Pada
dasarnya berhasil atau gagalnya pembangunan dikaitkan dengan pencapaian
hasil atau gagalnya pembangunan dikaitkan dengan pencapaian hasil
pembangunan apakah sudah sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan
yang direncanakan.

Ide dasar/ Konsep Program/ Pelaksanaan Hasil


Gagasan Dasar desai Pembangunan Pembangunan
Pembangunan Pembangunan Pembangunan

Pengawasan Evaluasi
Pembangunan Hasil Pemb.

Gambar : Skema Tahapan Pembuatan Perencanaan

Menjadi pertanyaan bagaimana atau apa yang menjadi sumber ide dasar
dan gagasan ataupun inspirasi pembangunan wilayah yang akan dibuat.
Secara umum bahwa sumber inspirasi/ide/gagasan pembangunan wilayah
adalah bersumber dari :
1. Falsafah dasar negara yakni tidak lain dari Pancasila untuk Negara
Indonesia, yakni meliputi pembangunan :
a). Berketuhanan
b). Keadilan Sosial
c). Kebangsaan
d). Kesejahteraan Rakyat
e). Musyawarah dan Mufakat

2. Garis Besar Haluan Negara


3. Masalah Pokok Pembangunan Wilayah ( Development Issue )

Penyusunan rencana wilayah yang bersumber pada ketiga sumber di


atas termasuk perencanaan yang bersifat top down, pada kondisi sekarang
hal ini merupakan pembangunan paradigma lama. Untuk itu paradigma baru
ide dasar pembangunan terutama pada era reformasi , era demokrasi, diera
otoda maupun di era globalisasi ini maka paradigma pembangunan wilayah
tidak lagi seperti paradigma lama tetapi lebih banyak bersumber dari ide
yang bersumber dari daerah atau bottom up bukan top down. Namun
demikian menjadi pertanyaan mampukah daerah dalam hal ini SDM daerah
membuat perencanaan pembangunan wilayah. Di era otoda ini
pembangunan wilayah merupakan suatu tantangan namun sekaligus menjadi
peluang untuk membangun wilayah atau memacu pertumbuhan wilayah
lebih atau berbagai keberhasilan pembangunan wilayah lainnya.
Ide dasarpembangunan wilayah pada era pembangunan otoda tidak lain
bersumber pada pemanfaatan dan pemberdayaan potensi SDA dan SDM
yang dimilki daerah secara optimal dan berkelanjutan yang dilandasi moral
yang tinggi serrta berorientasi keberhasilan pembangunan daerah.
Kosep pembangunan wilayah yang merupakan produk penjabaran ide
dasar atau gagasan pembangunan maka konsep dasar pembangunan harus
berisikan yakni :
1. Latar belakang yang berisikan alasan-alasan munculnya ide dasar
/gagasan diperlukan kegiatan/obyek pembangunan yang
direncanakan.
2. Kerangka dan sasaran pembangunan
3. Tujuan dan sasaran pembangunan yang direncanakan
4. Kepentingan pembangunan yang direncanakan
5. Konsep pembangunan yang ditawarkan seperti apa.

Penjabaran dari konsep pembangunan ini dituangkan ke dalam satu atau


beberapa program atau desain pembangunan yang direncanakan. Pada setiap
program pembangunan pada dasarnya :
1. Berisikan latar belakang yang mengutarakan garis besar acuan
rencana dan kepentingan pembangunan.
2. Metode pelaksanaan
3. Kerangka pikir pelaksanaan
4. Dukungan teori atau literatur sebagai acuan
5. Penyusunan anggaran yang dibutuhkan
6. Penyusunan jadwal waktu pelaksanaan
7. Juklak teknis pelaksanaan

 Tahapan perencanan yakni pada tahapan pelaksanaan dan tahap


pengawasan berlangsung secara bersamaan. Kegagalan dan keberhasilan
pelaksanaan pembangunan bila perencanaan atau program yang dibuat
sudah tepat dan benar maka kedua tahapan ini sangat menentukan
keberhasilan pembangunan.
Salah satu kunci keberhasilan pembangunan adalah terletak pada fungsi
pengawasan. Team ataupun orang ditunjuk berperan sebagai pengawas
sebaiknya termasuk mempunyai kriteria :
1. Mengetahui dan memahami serta menguasai tentang rencana yang
akan dibangun.
2. Independen, tidak mempunyai kepentingan pribadi termasuk untuk
mendapatkan keuntungan pribadi.
3. Mempunyai tanggung jawab moral
4. Melaksanakan fungsi pengawasan secara benar sesuai perjanjian
dalam pelaksanaan.
5. Tidak terpengaruh oleh bujukan
6. Tidak hanya mencari kesalahan tetapi lebih banyak memberi
kesadaran /saran untuk kelancaran pembangunan yang dikerjakan
pihak pelaksana.

 Dimensi Pembangunan Wilayah

Pembangunan apa yang diperlukan sati wilayah, atau obyek apa yang
akan dibangun pada suatu wilayah . Berbagai pertimbangan dari berbagai
obyek pembangunan harus dilakukan agar pembangunan itu dapat
membuat terjadi pertumbuhan wilayah secara optimal. Menurut Feroux
1961, bahwa pertumbuhan tidak dapat terjadi dimana-mana di seluruh
wilayah secara bersamaan pada waktu yang sama, tetapi pertumbuhan
hanya dapat terjadi pada bagian wilayah tertentu atau lokasi tertentu saja,
tergantung dari potensi bagian wilayah secara keseluruhan dapat meliputi
:
1. Letak strategis lokasi/wilayah
2. Potensi SDM
3. Potensi SDA termasuk lahan dan perairan
4. Potensi permodalan
5. Aksessibitas/utilitas yang dimiliki
6. Birokrasi pemerintahan/peraturan yang berlaku
7. Stabilitas keamanan
8. Sistem trasnportasi
9. Peluang pasar/usaha yang dimiliki
10. Potensi perekonomian.

1. Letak Stategis Lokasi/Wilayah


Letak lokasi dapat ditinjau berdasarkan administrasi pemerintahan,
dan letah geografis. Karena letak lokasi, maka suatu lokasi mempunyai
keunggulan potensi dari lokasi lainnya atau wilayah lainnya. Seperti
suatu lokasi atau bagian wilayah berada dekat dengan lokasi pusat
pemerintahan maka lokasi tersebut lebih unggul dari lokasi lain yang
jauh jaraknya dari pusat pemerintahan. Sama halnya dengan letak
geografis apakah karena lintang, bujur ataupun ketinggian tempat dapat
memebrikan kondisi yang menguntungkan bagi pembangunan obyek
pembagunan tertentu. Demikian pula bila suatu lokasi karena letak
fisiografi yang menempati pesisir pantai atau perbukitan memilki
potensi untuk pengembangan / pembangunan obyek tertentu yang
berbeda.

Berdasarkan tata letak lokasi maka secara alamia suatu lokasi dapat
tumbuh lebih cepat karena mempunyai daya tarik untuk
beraglomerasinya kegiatan usaha, walaupun belum memiliki fasilitas
pendukung yang memadai. Tata letak lokasi/wilayah secara alamia
memiliki potensi untuik mendukung kelancaran aliran barang dari dan
ke berbagai wilayah lainnya, tidak dimilki oleh wilayah lainnya.
Berdasarkan potensi tata letak wilayah dijadikan dasar pertimbangan
utama bagi perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah
karena diperlukan analisis tata letak wilayah terhadap wilayah-wilayah
lainnya dalam bentuk keterkaitan wilayah utamanya keterkaitan funsi
dan keterkaitan aliran orang dan barang.

Bagi banyak perencanaan wilayah, kajian mengenai tata letak


wilayah hanya dijadikan pelengkap dan digambarkan sebagai hanya
keadaan umum wilayah.

2. Potensi Sumberdaya Manusia

Potensi pembangunan wilayah sangat bertumpu pada potensi


sumberdaya manusianya bahkan bobot potensinya lebih tinggi dari
potensi SDA. Namun demikian bila potensi SDM yang tinggi didukung
dengan potensi SDA yang tinggi pula maka wilayah bersangkutan
berpeluang memiliki pembangunan wilayah yang cepat dan besar.
Manusia atau penduduk yang ada di suatu wilayah dapat menjadi subyek
dan obyek dari berbagai jenis pembangunan wilayah. Karena itu salah satu
kunci fokus perencanaan wilayah adalah manusianya yang menentukan.
Analisis perhitungan perencanaan penyusunan anggaran pendapatan
maupun belanja satu wilayah (APBN) ditentukan salah satunya adalah
jumlah penduduk/manusia yang ada. Karena itu potensi SDM satu
wilayah termasuk pertumbuhan dan perkembangannya dijadikan salah
satu tolok ukur pertumbuhan atau pembangunan wilayah. Dengan kata
lain bahwa salah satu dimensi pembangunan wilayah dapat dilihat dari
aspek sosial dalam hal aspek kependudukan. Tolok ukur pertumbuhan
pembangunan wilayah dari aspek sosial dapat meliputi :
1. Jumlah penduduk
2. Tingkat kelahiran
3. Mortalitas/Tingkat kematian
4. Jenis kelamin
5. Umur Angkatan Kerja
6. Distribusi Penduduk
7. Tingkat pendidikan
8. Tingkat Kesehatan
9. Lapangan kerja
10. Migrasi

Potensi komponen aspek sosial antara lokasi/bagian wilayah maupun


antar wilayah sangat berbeda dan bervariasi, karena potensi aspek sosial
dijadikan dasar penentu potensi wilayah maka pembangunan wilayah
didasarkan pada potensi penduduk yang ada dalam satu wilayah.
Keunggulan wilayah karena memilki SDM adalah modal pembangunan
yang dimilki wilayah. Sama seperti negara Jepang-Korea yang
mempunyai potensi yang tinggi membuat pembangunan wilayah Jepang
dan Korea dapat lebih maju di tingkat dunia. Namun demikian keunggulan
potensi SDM yang paling tinggi di dunia adalah RRT namun
pembangunan wilayah Cina masih jauh dari Jepang maupun Korea yang
jumlah penduduknya jauh lebih rendah dari RRT. Namun demikian
peluang RRT untuk memajukan pembangunannya tetap sangat berpotensi
karena potensi SDM yang dimiliki.

Walaupun potensi SDM karena jumlah penduduk yang tinggi


didukung dengan tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan yang tinggi
menjadikan potensi SDM ini dalam pembangunan akan semakin unggul.
Karena itu potensi SDM tidak terbatas pada jumlah totalnya saja secara
kuantitatif unggul tetapi kualitasnya tidak mendukung kemungkinan
wilayah yang jumlah penduduknya lebih rendah tetapi kualitasnya lebih
tinggi akan lebih maju pembangunannya.

Indonesia yang mempunyai potensi SDM di tingkat dunia dari


jumlahnya termasuk urutan ke 4 yang tertinggi namun tingkat kemajuan
pembangunannya tidak termasuk urutan ke 4. Namun demikian Indonesia
mempunyai potensi dan peluang dapat lebih maju asalkan didukung
dengan kualitas SDM yang tinggi dan merata. Dalam wilayah negara
Indonesia antar wilayah propinsi umumnya di propinsi di Pulau Jawa
memiliki potensi SDM yang jauh lebih tinggi dari wilayah propinsi yang
lainnya di luar Pulau Jawa , maka sangat disadari bahwa pembangunan
propinsi di Pulau Jawa juga lebih maju dari propinsi lain di luar pulau
Jawa . Hal ini secara sadar dapat diterima karena perencanaan
pembangunan wilayah di Indonesia didasarkan pada kriteria jumlah
penduduk dalam kaitannya dengan jumlah anggaran pembangunan.
Pembangunan wilayah dalam berbagai aspek selalu terkait dengan potensi
SDM yang ada, demikian pula dalam kaitannya dengan peluang investor
lokal maupun manca negara. Pembangunan kegiatan industri ataupun
pemanfaatan lahan dalam pembangunan potensi SDM menjadi
pertimbangan utama yaitu komponen umur angkatan kerja dalam hal ini
menyangkut ketersediaan tenaga kerja. Potensi SDM dalam kaitannya
dengan komponen jumlah dan distribusi sangat erat kaitannya dengan
pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari penduduk
dengan kata lain dari jumlah penduduk dapat diproyeksikan stok produksi
untuk pemasaran lokal yang tidak termasuk produk ekspor.

Kemajuan pembangunan wilayah dapat secara teoritis ditentukan oleh


potensi SDM yang dimiliki sangat menentukan namun secara kenyataan
harus didukung dengan potensi budaya yang dimiliki akan lebih
menentukan laju tingkat pertumbuhan wilayah. Dalam penyusunan
rencana pembangunan wilayah di Indonesia relatif aspek budaya tidak
dijadikan salah satu pendekatan dalam penyusunan program
pembangunan walaupun selalu didasarkan pada faktor potensi SDM.
Dengan kata lain potensi SDM yang tinggi tidak selalu dapat mendukung
percepatan pembangunan wilayah bila tidak didukung dengan potensi
budaya. Dalam konsep pembangunan wilayah Sul-Sel di masa
pemerintahan Prof. Dr. Amiruddin Patabai yang dikenal sebagai Trilogi
Konsep Pembangunan, salah satunya adalah perbaikan pola pikir.
Peningkatan ataupun perbaikan pola pikir merupakan salah satu konsep
pembangunan dengan pendekatan budaya. Memperbaiki / meningkatkan
budaya untuk bekerja/berusaha melalui perubahan pola pikir yang ada.

Adapun yang akan direncanakan untuk pembangunan wilayah mutlak


didasarkan pada aspek kemanusiaan ataupun kependudukan yang hidup
dan berkembang di wilayah tersebut./ Untuk itu SDM di satu wilayah
adalah modal dasar pembangunan yang menjadi obyek dan subyek
pembangunan wilayah maka dalam pembangunan wilayah SDM menjadi
issue pokok pembangunan wilayah. SDM antar wilayah ataupun antar
wilayah sangat bervariasi jumlah dan distribusinya karena itu pula
membuat adanya kesenjangan aspek SDM atau aspek sosial . Adanya
kesenjangan SDM antar wilayah tentu saja membuat adanya kesenjangan
lainnya yang tergambar adanya kesenjangan pembangunan secara
menyeluruh.

Potensi Sumberdaya Alam ( SDA )

Sama halnya dengan SDM yang sangat bervariasi dan berbeda di


antara wilayah , SDA demikian pula. Namun aspek SDA yang tinggi
menjadi asset wilayah yang dapat mendukung pembangunan wilayah
tergantung peruntukan dan pengelolanya kadang wilayah yang tinggi
potensi SDA justru pertumbuhan wilayahnya sangat rendah karena
perencanaan pembangunannya tidak tepat, benar dan efisien.
Potensi SDA dapat meliputi :
1. Mineral bahan tambang
2. Biofisik lingkungan
3. Potensi lahan
4. Potensi perairan ( air tawar, payau dan laut )
5. Hutan
6. Wisata Lama ( pantai, gunung, sungai, danau, waduk )
7. Plasma nutfa.

Variasi dan perbedaan potensi SDA antar wilayah ataupun bagian


wilayah sebagai asset kekayaan SDA tidak sama dan tidak merata, karena
dalam pembangunan pemanfaatan SDA. SDA sering menjadi masalah
utama dalam pembangunan ( Development Issue ). Perbedaan dan variasi
potensi SDA membuat terdapatnya kesenjangan SDA yang tentunya dapat
membuat terjadinya kesenjangan pembangunan secara menyeluruh antar
wilayah.

Telah diketahui bahwa potensi SDA selalu mempunyai keterbatasan


dan tidak relatif dapat diperbaharui serta mempunyai keterkaitan reta
dengan ekosistem lingkungan. Untuk itu dalam proses pemanfaatan SDA
harus direncanakan secara benar, tepat, efisien untuk pembangunan yang
memberi kesejahteraan serta berkelanjutan dan berkesinambungan.

Potensi SDA sebagai asset kekayaan wilayah bila diperuntukkan


untuk meningkatkan pembangunan wilayah justru kadang menjadi
bumerang yang memberi dampak negatif yang merugikan dan
memusnahkan hasil pembangunan yang telah ada, bila digunakan dan
dimanfaatkan secara bijaksana. Untuk itu potensi SDA yag menjadi asset
kekayaan dan sebagai anigrah Yang Maha Kuasa maka SDA perlu
dimanfaatkan secara optimal dan menjaga kelestarian SDA.

Anda mungkin juga menyukai