Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan Darah Rutin
Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin atau yang sering disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari sekian banyak
tolak ukur apakah anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin adalah suatu protein yang
berada di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Jadi, oksigen yang telah
dihirup dan masuk ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh hemoglobin di dalam darah
untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot, tulang dan seluruh organ tubuh.
Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi vitamin dan mineral, ibu hamil, orang
yang mengalami perdarahan akibat terluka, terkena infeksi kronis atau penyakit kronis seperti
TBC, tumor, gangguan hati, dan gangguan kesehatan lainnya, bisa saja terjadi penurunan kadar
Hb. Raut wajah akan terlihat pucat dan kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak bertenaga dan
mudah lelah.
Nilai normal
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab
lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik,
lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat
antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya
adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis
kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada
penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Hematokrit (Ht)
Hematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan antara proporsi volume sampel
darah Anda dengan sel darah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan millimeter per desiliter
dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jadi pengukuran ini bisa
dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi presentasenya berarti semakin
tinggi kekentalan darahnya, atau sebaliknya. Bersama kadar hemoglobin, kadar hematokrit
biasanya dikaitkan dengan derajat anemia yang diderita.
Nilai normal
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Ht rendah hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal
jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan
overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, biasa muncul pada darah setelah
menjalani latihan olah raga yang berat, terkena infeksi kronis (tifus, cacingan, TBC, dan lain-
lain), atau setelah terkena luka bakar yang luas.
Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat dibandingkan
kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit tersebut justru akan merusak leukosit
lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika memang yang
bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter akan memberikan pengobatan
khusus untuk menurunkan kadar leukosit.
Ada juga yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda kurang dari
normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat-
obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan logam-logam tertentu, infeksi kronis, anemia,
dan juga faktor keturunan. Jika kadarnya terlalu rendah, tentu akan berpengaruh pada system
kekebalan tubuh. Tubuh akan lebih mudah terkena berbagai penyakit infeksi, agranulositosis,
anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan
kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi,
dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Darah terdiri atas komponen-komponen seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan leukosit.
Leukosit sendiri terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil (terdiri atas neutrofil batang
dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya kadar-kadar zat penyusun leukosit
tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi ada pada neutrofil segmen dan
limfosit, sementara persentase terendah ada pada eosinofil, basofil, dan monosit. Kadangkala
persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis seperti cacingan,
keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit dan monosit lebih tinggi
yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di
mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit
dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the
left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat
menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka
bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil
disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan
infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain
keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
Trombosit
Trombosit sering dikaitkan dengan penyakit demam berdarah atau DBD. Pada penderita DBD,
terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah secara signifikan. Trombosit yang menurun
menyebabkan terjadinya pendarahan pada kulit karena trombosit berfungsi sebagai salah satu
pembeku darah.
Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan DBD. Rendahnya trombosit juga
bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi karena produksi trombosit seseorang memang
sangat rendah.
Trombosit yang rendah menimbulkan gangguan pada system pembekuan darah. Oleh karena
itu, pada penderita DBD dengan kadar trombosit rendah akan mempermudah munculnya
titik-titik pendarahan pada kulit, hidung bahkan otak.
Nilai normal
Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan. Sekian cc
darah akan dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan dinilai pada berapa millimeter
pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan untuk menilai berapa kecepatan eritrosit
atau sel darah merah bisa mengendap dalam tabung pengukuran yang diukur selama satu jam.
Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera
yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat
kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan
menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.
Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan dan
bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.
Nilai normal
dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau kehamilan meningkat :
menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia
hemolitik, dan penyakit keganasan. jika menderita infeksi kronis atau kasus-kasus dimana
peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik. Adanya tumor, keracunan logam,
radang ginjal maupun lever juga kadang memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.
menurun : akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit
dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan
pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat
karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.
Hitung eritrosit
Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan komposisi terbanyak di
dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat metabolisme makanan untuk dapat
menghasilkan energi serta mengangkut O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Pada
penyakit-penyakit kronis seperti penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan
jumlah sel darah merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan
nilai-nilai seperti MCV dan MCHC.
MC (mean cospuscular) adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit rata-rata.
Pemeriksaan ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang. MCV atau
mean cospuscular volume digunakan untuk mengukur indeks volume eritrosit dalam darah.
MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk mengukur indeks warna pada eritrosit dalam
darah. Adapun MCHC atau mean cospuscular haemoglobin concentration untuk mengukur
indeks saturasi eritrosit dalam darah.
Sekali lagi, pemeriksaan ini ditujukan untuk menegakkan penyakit anemia yang diderita
seseorang. Nilai-nilai ini menggambarkan beraneka ragam bentuk atau wajah sel darah merah.
Hal ini penting untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sel darah merah.
Nilai normal
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar,
perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan,
penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat
(kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
Eritrosit
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan
dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Anemia berhubungan dengan jumlah atau volume darah di tubuh yang kurang. Sedangkan
tekanan darah rendah adalah kekuatan darah dalam menekan dinding pembuluh darah.