Anda di halaman 1dari 4

Gaya Eksterior Mediterania

Secara spesfik asalgaya arsitekturMediterania ini sulit untuk diungkapkan. Karena wilayah
Miditerania itu sendiri begitu luas, meliputi tiga benua (Eropah, Afrika dan Asia) yang
mengelilingi Laut Tengah. Dari Eropah yang termasuk wilayah Mediterania meliputi
Spanyol, Prancis Selatan, Italia dan Yunani. Sedangkan untuk benua Asia adalah Turki dan
Timur Tengah. Sementara di benua Afrika meliputi Mesir dan semua negara di Afrika Utara
yng memiliki pantai yang menghadap ke Laut Tengah; yang sering disebut negara-negara
Maghribi yaitu Marokko, Aljazair, Tunisia dan Libya.Tetapi menurut Freddy H. Istanto (Staf
Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur – Universitas Kristen Petra) dalam
artikelnya : TELAAH GAYA ARSITEKTUR MEDITERANIA DI INDONESIA, bahwa
gaya arsitektur Mediterania berasal dari negara Spanyol (yang dikawasan Mediterania,
Spanyol bagian selatan).Pertama kali gaya Arsitektur Mediterania ini diperkenalkan oleh
bangsa Spanyol pada abad ke 16 M ke wilayah negara-negara yang diekspansinya (Negara
Amerika Serikat, terutama negara Florida). Kemudian gaya arsitektur Mediterania mencapai
zaman keemasan di Amerika Serikat pada dekade awal abad ke 19 M.

Di negara-negara asalnya gaya arsitektur mediterania ini muncul karena adanya penyesuaian
dengan kondisi lingkungan setempat. Dimana daerah-daerah yang termasuk kawasan
Mediterania umum beriklim panas. Dengan kondisi iklim yang demikian umumnya rumah di
kawasan Mediterania berdinding tebal yang fungsinya untuk melindungi panas di siang hari
dan tetap hangat pada malam hari. Bukaan-bukaan jendela yang kecil untuk menahan hawa
panas, dan taman yang terlindung secara privasi di dalam bangunan yang merupakan ciri khas
gaya mediterania yang sudah berkebang selama berabad-abad. Dominasi kekuatan kerajaan
Romawi pada kawasan Mediterania, membawa pula institusi, hukum-hukum, bahasa latin
dan senibangsa Romawi; demikian pula masuk ke kawasan ini pengaruh Yunani klasik dan
Etruria kuno. Seni bangsa Spanyol termasuk didalamnya arsitektur Spanyol terpengaruh oleh
seni-seni yang berasal dari Romawi seperti round-arched, rhythmic dan kecintaanpada
hangatnya sinar matahari (sun-loving).
Bentuk-bentuk rumah yang merupakan jawaban atas iklim Mediterania, seperti juga bentuk-
bentuk rumah kota di Yunani dan Romawi, memiliki wajah yang oleh Newcomb disebut
sebagai “bleak and bare’ fachada (face) to the street”. Ekspresi wajah rumah tinggal ini
diperkenalkan pula sampai ke Amerika Selatan, Mexico, Hindia-Belanda serta daerah-daerah
permukiman orang Spanyol di negara-negara lain.Konsep Arsitektur Mediterania yang
sebenarnya adalah menyelaraskan atau menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar
yang dipertegas dengan pemakaian bahan -bahan yang berasal dari alam dan tidak merusak
alam seperti penggunaan plesteran secara tradisional serta pemakaian batu alam dan tanah liat
pada dinding bangunan, arsitektur mediterania sendiri jugatelah mendapat pengaruh dari
arsitektur Islam yang sampai saat ini menjadi karakter dari arsitektur mediterania, yaitu
penggunaanlengkung pada pintu masuk, jendela, dan serambi. Arsitektur mediterania tidak
hanya menekankan pada fungsi saja melainkan diseimbangkan dengan kematangan konsep
yang menggunakan pilihan bentuk, material, dan warna serta mempertimbangkan
dengankondisi lingkungan sekitar (M. Sahid Indraswara; KAJIAN ARSITEKTUR
MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA).
Gaya arsitektur Mediterania memiliki ciri khas sebagai berikut:
Portico adalah bagian bangunan terbuka yang menempel bangunan, digunakan untuk area
masuk (entrance) bangunan, biasanya memiliki kolom-kolom untuk menyangga atapnya
sendiri. Sebuah bangunan bergaya arsitektur Mediterania biasanya mempunyai portico, atau
yang menyerupai portico, karena merupakan ciri kunci dari gaya arsitektur Mediterania
memiliki sejumlah bentuk kolom dan penyangga, di daerah pantai Pasifik, kolom pendukung
yang sering digunakan adalah kolom yang terbuat dari batubata, sebagai bagian dari kolonade
biasanya mengelilingi patio. Pada daerah lain kolom vertikal terbuatdari batuan, kayu atau
metal yang berfungsi struktural (konstruksi) dalam arti memikul beban atap, atau hiasan saja
(ornamentasi). Pilar menjadi salah satu pemerkuat ciri gaya arsitektur Mediterania, sebagai
bagian penting dari gaya ini. Pilar-pilar sesungguhnya dari Mesir dan Yunani-
Romawimerupakan bagian dominan pada muka bangunan (facade), sangat vokal dan
memiliki kesan kemewahan bangunan-bangunan besar. Hiasan (ornamentasi) padapilar
adalah aturan baku dengan tiga jenis aturan (dalam aturan klasik/classical order Yunani-

Romawi), yaitu aturan Doric, aturan Ionic, serta aturan Chorintian.

Balok, berfungsi untuk menghubungkan kolom satu dengan yang lain berbentuk semi-
sirkular (arches) dilengkapi dengan mahkota dan alas kolom yang sederhana.
Balustrade, merupakan barisan atau susunan horisontal dari tiang-tiang yang di satukan
railing (rel penghubung) berupa kayu, besi atau bahan lain. Balustrade merupakan permainan
hias (dekorati f) yang terdapat pada rangkaian tiang-tiang pengaman di atas bangunan,
balkon, atau tangga yang mempunyai dua lantai, maka biasanya juga memiliki citra
keindahan khas Medi terania. mempunyai balkon.
Tympanumadalah bagian dari bentuk geometri dan hiasan (dekorasi) yang berbentuk
segitiga (kadang juga setengah lingkaran) diatas pintu, jendela atau portico. Di Indonesia,
banyak digunakan pada bagian atas portico, bentukan atap, serta di atas pintu dan jendela.

Pergoladigunakan di kebun atau berdekatandengan bangunan rumah tinggal.


Warna, permainan warna menghadirkan perbedaan pada rumah tinggal kalangan atas (yang
cenderung memilih warna-warna pastel) dan kalangan bawah (yang lebih berani bermain-
main dengan komposisi warna). Penutup atap/genteng berwarna terrakota. Kusen pintu dan
jendela dihadirkandengan cat (bukan diplitur). Penggunaan cat pada bahan bangunan seperti
besi tempa (pada railing atau lampu hias misalnya), dihadirkan dengan warna-warna yang
dingin; tidak berkilau seperti sifat kilau stainless-steel.memiliki beberapa bentukan terutama
karena pengaruh Bizantium, Moorish, Spanish Gothic dan bentuk pintu masuk utama yang
paling sering digunakan adalah bentuk Spanish Renaissance. Dalam perkembangannya,
pintumasuk utama berbentuk persegi biasa dengan angin-angin di atasnya berbentuk semi-
sirkular atau persegi empat. Bahan daun pintu dari kayu masif atau dengan komposisi kotak-
kotak kecil persegi dengan bahan kaca. Untuk negara-negara di asia khususnya di Indonesia
kebanyakan pintu utama pada bagian atoiasnya berbentuk lengkung.
Bingkai/frame, adanya penebalan antara pertemuan kuzen pintu/jendela dengan tembok
yang menyerupai bingkai. Bentuk penebalan ini seperti sebuah bingkai pada lukisan. Bingkai
atau frame ini biasanya hadirdengan bentukbentuk pelipitan-pelipitan (benangan-benangan)
yang tidak rumit dan sangat sederhana.
Jendela-jendela,biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk persegi panjang atau kotak-
kotak kecil . Kadang-kadang dengan ujung bagian atas berbentuk lengkungan. Jendela
terkadang dilengkapi dengan kisi-kisiyang terbuat dari kayu atau besi tempa.
Bukaan dan penghawaan,lubang pada dinding untuk keperluan jendela ini biasanya berupa
bukaan yang relatif lebar, dihadirkan kotak-kotak persegi kecil sebagai pembagi. Angin-angin
atau bovenlicht ada pula yang berbentuk lingkaran. Angin-angin ini sering digunakan sebagai
penghawaan pada atap (dipasang pada bagian geuvel dekat dengan ujung atap bagian atas.
Balkonbanyak pula dijumpai pada bangunan-bangunan rumah tinggal yang cukup besar.
Biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang menghubungkan dua sayap bangunan.
Tangga,masih merupakan bagian bangunanyang menarik. Di Amerika Serikat, tangga
luar(diluar bangunan) digunakan sebagai alat transportasi yang menghubungkan patio dengan
lantai di atasnya. Tangga biasanya terbuat dari kayu, meskipun tangga dari batubata masih
banyak pula ditemukan. Pengaruh unsur Moor dan Renaisance banyak ditemukan dalam
rancangan tanggaini. Besi tempa digunakan pada pegangan tangga, pagar balkon.
Atap, bangunan yang berarsitektur Mediterania menggunakan atap miring. Kuda-kuda kayu
dengan penutup atap genteng yang berwarna merah digunakan saat gaya arsitektur ini
berkembang didaerahCalifornia. Bentuk atap yang biasa digunakan adalah bentuk atap
pelana, meskipun disana-sini ditemukan pula bentuk atap perisai. Bangunan ini banyak
menggunakan tritisan yang dalam. Akhiran pada diberi gewel atau listplank.
Dinding, umumnya terbuat dari tanah liat yang dibakar (adobe) merupakan ciri khas dinding
bangunan Mediterania, yang tiap kali disegarkan kembali dengan cat kapur. Di Amerika
dinding batubata yang dibakar merupakan bahan bangunan pilihan dan penggunaan batu alam
lebih banyak dipakai, terutama di Mexico, Texas, California dan juga di New Mexico.
Dinding batu bata ini biasanya tanpa finishing (ekspos) atau diplester tanpa diaci sehingga
membentuk tekstur yang kasar, dinding batuan, atau ornamen yangmenyerupai susunan
batuan.
Kubah, kadang juga digunakan pada bangunan dengan gaya arsitektur ini (ini banyak
dijumpai pada bangunan-bangunanmediterania di Indonesia). Kubah juga memiliki nilai
keindahan (estetika) yang baik.Kubah merupakan salah satu ciri gaya arsitektur Mediterania
di Indonesia, walaupunbukan keharusan menggunakannya. Kubah banyak dipakai sebagai
elemen hiasan (dekoratif) pada area masuk bangunan (entrance) atau khusus di atas ruang
yang membutuhkan penekanan suasana special. Karena kubah memberi kesan mewah,
biasanya ditemp atkan pada area ruang tamu atau orang berkumpul dalam rumah.
Warna, permainan warna menghadirkan perbedaan pada rumah tinggal kalangan atas (yang
cenderung memilih warna-warna pastel) dan kalangan bawah (yang lebih berani bermain-
main dengan komposisi warna). Penutup atap/genteng berwarna terrakota. Kusen pintu dan
jendela dihadirkandengan cat (bukan diplitur). Penggunaan cat pada bahan bangunan seperti
besi tempa (pada railing atau lampu hias misalnya), dihadirkan dengan warna-warna yang
dingin; tidak berkilau seperti sifat kilau stainless-steel.

Anda mungkin juga menyukai