Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 januari 2008 di ruang perawatan IKA I dengan no
register 291991. klien masuk ruang perawatan pada tanggal 11 januari 2008 dengan diagnosa
medis Hidrosefalus.

1. Data Biografi
Nama klien An. D usia 1 tahun, jenis kelamin laki-laki, klin lahir pada tanggal 5 januari
2007. identitas orang tua ialah ayah klien bernama Tn. T, usia 30 tahun, pendidikan terakhir S1,
pekerjaan saat ini karyawawn swasta, agama islam, suku bangsa jawa, alamat rumah adalah
kampung hantaran RT 9/9 tanah sari Bogor.

2. Resume
Sebelum dirawat di ruang perawatan IKA I klien terlebih dahulu masuk unit gawat darurat
RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 10 januari 2008, saat di UGD data yang diperoleh
diantaranya keluarga mengatakan anak sudah tiga hari yang lalu badan teraba panas, kepala anak
semakin hari bertambah besar, lingkar kepala saat lahir 31 cm, dan saat ini 55 cm. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya cracked pot pada palpasi kepala, kelemahan fisik, terdapat
adanya tanda-tanda peningkatan TIK seperti mual, muntah, pusing dan lain-lain. Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan diantaranya mengukur TTV hasil S: 390c, N: 130 X/mnt, RR:
35 x/mnt. Memberikan cairan IVFD dengan cairan RL 5 tts/mnt makro, terapi yang didapat ialah
klien mendapat obat antipiretik supositoria paracetamol 125 mg. Masalah keperawatan yang
muncul diantaranya perubahan perfusi jaringan serebral, risiko injury dan hipertermi. Kemudian
klien dipindahkan ke ruang perawatan IKA I, saat di ruangan data yang diperoleh diantaranya
kepala anak tampak membesar, lingkar kepala lahir 31 cm saat ini 56 cm, . Pada pemeriksaan
fisik secara palpasi pada kepala ditemukan adanya cracked pot, tindakan keperawatan yang telah
dilakukan diantaranya pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CT-Scan, MRI dan pengajuan
operasi pemasangan shunt. Masalah keperawatan yang di temukan di ruangan diantaranya
perubahan perfusi jaringan serebral dan risiko injury. Kemudian klien menjalani operasi
pemasangan shunt peritonium pada tanggal 14 januari 2008.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Kesehatan pada ibu sewaktu hamil tidak ada masalah, tidak ada hiperemis gravidarum,
perdarahan pervagina, anemia dan lain-lain. Pemeriksaan kehamilan dilaksasnakan secara
teratur, diperiksa oleh dokter, tempat pemeriksaan kehamilan adalah puskesmas, imunisasi yang
di dapat ialah TT. Pengobatan yang didapat saat hamil adalah vitamin B kompleks, obat
penambah darah dan kalk.
Usia kelahiran saat melahirkan adalah 39 minggu dengan cara persalinan spontan. Di totlong
oleh dokter, keadaan bayi saat lahir bayi menangis kuat, gerak aktif, BB lahir 3,5 kg, PB 48 cm,
lingkar kepala 31 cm.
Saat setelah lahir cacat congenital tidak ada, ikterus pada bayi tidak ada, tida ada kejang,
paralisis, perdarahan, trauma persalinan dan penurunan BB. Anak mendapatkan ASI segera
setelah lahir.
b. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan dalam proses tumbuh kembang tidak ada, anak sudah dapat menggenggam benda
dengan kuat dan erat, gigi susu sudah mulai ada.
c. Penyaki-penyakit yang pernah diderita
Penykit yang pernah diderita antara lain batuk pilek, demam dan mencret.
d. Pernah dirawat di rumah sakit
Sebelumnya anak belum pernah di rawat di rumah sakit.
e. Obat-obat
Anak sebelumnya tidak mendapatkan terapi obat-obatan
f. Tindakan
Sebelumnya anak tindak pernah mendapatkan tindakan pembedahan dan lainnya.
g. Alergi
Alergi terhadap obat-obatan, ASI dan makanan lainnya tidak ada.

h. Kecelakaan
Sebelumnya anak tidak ada riwayat kecelakaan
i. Imunisasi
Imunisasi yang didapat anak diantaranya BCG 1x, Hepatitis B 1x, DPT 3x, polio 3x dan
campak 1x.
j. Kebiasaan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari anak dibantu oleh orang tua, anak mendapat ASI eksklusif dan saat ini
anak mulai mendapatkan makanan padat sejak usia 7 bulan, cara pemberiannya yaitu di campur
dengan air susu botol. Pola tidur anak saat ini adalah anak tidur siang + 2 jam dari jam 13.00 –
15.00, tidur malam yaitu pukul 21:00 – 06:00 WIB. Pola aktivitas anak saat ini anak suka
memasukkan tangannya kedalam mulut. Frekuansi mandi anak saat ini 2x/hari pagi dan sore
dengan menggunakan sabun. Pola eliminasi saat ini adalah frekuansi BAB 3 x/hari, warna
kuning, bau khas, konsisitensi lembek, keluhan saat BAB tidak ada, tidak ada penggunaan
Laxatif. Frekuensi BAK saat ini 5 x/hari, warna urin kuning jernih, tidak ada keluhan saat BAK,
pola asuh klien saat ini adalah klien hanya diasuh oleh orang tua atau ibu dan bapak klien.
1. Riwayat kesehatan keluarga ( GENOGRAM )

65 th 60 th 55 th 52 th

35 th 33
th

32 th 29 th 19 th 16 th
28
th 2
6 th

1
th

KETERANGAN :

: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

: MENIKAH

: KLIEN

: MENINGGAL

: TINGGAL SATU RUMAH

Koping keluarga ialah apabila ada masalah pada keluarga mengenai kesehatankeluarga
biasanya membeli obat warung, jika tidak sembuh membawanya ke puskesmas. Tidak ada
sisitem nilai kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan keluarga. Kegiatan spiritual yang biasa
digunakan ialah shalat 5 waktu.
2. Riwayat kesehatan lingkungan
Daerah lingkungan rumah dekat dengan jalan raya, lingkungan cukup bersih, banyak mobil
angkutan umum yang melewati rumah, tempat rekreasi didekat rumah tidak ada.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk tanggal 11 januari 2008, keluhan saat masuk rumah sakit adalah
4. Pengkajian fisik secara fungsional
a. Data dasar berupa TTV N: 120 x/mnt, S: 370c, RR: 30 X/mnt, kesadaran CM, lingkar kepala
50 cm, lingkar dada 31 cm.
b. Nutrisi dan metabolik
Ibu mengatakan anak mau minum susu, tidak ada muntah, BB saat ini 11 kg. Diit anak saat
ini ialah minum susu dan makanan lunak, mukosa bibir lembab, sudah terdapat gigi susu pada
klien, turgor kulit elastis.
c. Respirasi / sirkulasi
Jenis pernafaasan spontan, tidak ada sesak, batuk. Suara nafas vasekuler, pernafasan cuping
hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, frenuensi nafas klien 30 x/mnt,
pengisian kapiler repil < 2 detik, suhu tubuh 370C.

d. Eliminasi
Pada abdomen tidak ada kembung, sakit dan mual, keadaan umum tampak lemah, bising usus
6 x/mnt, klien BAB + 3 x/hari, bau khas, konsistensi lembek, ganti popok 4 x/hari.

e. Aktivitas dan latihan


Kekuatan otot adalah 5555 5555 , kebutuhan klien saat ini di bantu oleh
orang y 5555 5555
Tua klien sendiri, klien sudah dapat menggenggam mainan dengan kuat dan erat, keadaan umum
tampak lemah.
f. Persepsi dan sensori
Sistem pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan pengecap tidak ada gangguan,
reaksi terhadap rangsang baik.
g. Konsep diri
Masalah yang di hadapi anak saat ini sangat mempengaruhi klien sehingga anak jadi rewel
dan mudah menangis.
h. Tidur dam istirahat
Anak dapat tidur nyenyak, masalah saat tidur tidak ada.
i. Seksual / reproduksi
Kelainan skrotum tidak ada, hipospadia, pimosis tidak ada, sakit saat BAK tidak ada, penis
bisa ereksi.
5. Dampak hospitalisasi
Saat ini anak gampang menangis dan takut jika melihat banyak orang, dan melihat perawat
ruangan. Pada keluarga merasa tidak tega dan kasihan akan keadaan anaknya saat ini.
6. Tingkat perkembangan saat ini
Pada motorik kasar anak sudah dapar memegang makanan atau mainan dengan kuat dan erat,
motorik halus anak sudah dapat membedakan perbedaan mana orang tua dan mana yang bukan
orang tua. Pada kemampuan berbahasa anak dapat menyebutkan kata-kata seperti “MA MA, DA
DA, PA PA”. Sosialisasi anak dengan orang lain cukup baik kecuali dengan perawat, anak akan
menangis jika melihat perawat.

7. Pemeriksaan penunjang
Hasi lab. Pada tanggal 20 Januari 2008
Hb : 13,6 gr/dl (13 – 18 gr/dl)
Ht : 39% ( 35-45%)
Thrombo : 170.000 /ul (150.000 – 400.000 gr/dl)
Leukosit : 8600 (4800 – 10800 /ul)
Eritrosit : 4,7 (4,3 - 6,0 jt/ul )
Hasil CT – Scan dan MRI pada tanggal 13 Januari 2008 kesan menunjukan pembesaran
ventrikel

8. Penatalaksanaan
- Klien terpasang infus RL 5 tts/mnt makro
- Therapi obat yang didapatkan diantaranya :
Inj : Cefotaxim 2x300 mg/IV
Vit. C 3x40 mg/IV
Diamox 3x250 mg/IV

I. DATA FOKUS
Data subjektif : orang tua mengatakan kepala anaknya bertambah besar
Data objektif :
- Tingkat kesadaran composmentis
- Balutan luka tampak kotor
- Terdapat luka pemasangan alat shunt pada kepala, leher dan abdomen sejak tanggal 14 januari
2008
- Pada daerah luka pemasangan shunt tidak ada merah, bengkak, panas dan sakit
- Pengisian kapiler repil kurang < 2 detik
- Ubun-ubun besar menonjol bila menangis
- Lingkar kepala 50 cm
- Anak menangis kuat dan nafas dangkal
- GCS : E 4, M 6, V 5
- Anak tidak kejang
- Hasil lab. Tanggal 20 januari 2008 leukosit 11.000 gr/dl (5.000-11.000 gr/dl)
- TTV : N 120 x/mnt, S 370C, RR 30 x/mnt

II. ANALISA DATA


No DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Orang tua klien mengatakan kepala Meningkatnya Perubahan
anaknya makin hari bertambah besar volume cairan perfusi jaringan
DO : serebrospinalis
- Ubun-ubun besar menonjol bila anak
menangis
- Lingkar kepala 50 cm
- Anak menangis kuat dan bernafas dangkal
- GCS : E 4, M 6, V 5
- Kesadaran komposmentis
- TTV : S 370C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt
2. DS : - Peningkatan tekanan Risiko injury
DO : ventrikel sekunder
- Tingkat kesadaran composmentis terhadap pemasangan
- Pengisian kapiler repil kurang < 2 detik shunt
- Lingkar kepala 50 cm
- Anak tidak kejang
- Terdapat luka pemasangan alat shunt pada
kepala, leher dan abdomen sejak tanggal 14
januari 2008
3. DS : - Masuknya Risiko terjadi
DO : mikroorganisme infeksi
- Balutan luka tampak kotor sekunder terhadap
- Terdapat luka pemasangan alat shunt pada tempat pemasangan
kepala, leher dan abdomen shunt
- Pada daerah luka pemasangan shunt tidak ada
merah, bengkak, panas dan sakit
- Hasil lab. Tanggal 20 januari 2008 leukosit
11.000 gr/dl (5.000-11.000 gr/dl)
- TTV: N 120 x/mnt, S 370C, RR 30 x/mnt
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Meningkatnya volume cairan serebrospinalis
2. Risiko injury b.d. Peningkatan tekanan ventrikel sekunder terhadap pemasangan shunt
3. Risiko terjadi infeksi b.d. Masuknya mikroorganisme sekunder terhadap tempat pemasangan
shunt

IV. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Meningkatnya volume cairan serebrospinalis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan perubahan perfusi
jaringan serebral dapat diatasi.
Kriteria hasil :
- tidak ada tanda-tanda penurunan kesadaran
- kesadaran composmentis
- TTV dalam batas normal (S 36-370C, N 100-120 x/mnt, RR 25-30 x/mnt)
INTERVENSI :
4. Ukur lingkar kepala tiap 1x24 jam
5. Ubah posisi anak miring ke arah yang tidak dilakukan tindakanoperasi
6. Posisikan kepala anak sejajar dengan tempat tidur untuk menghindari pengurangan tekanan intra
kranial yang tiba-tiba
7. Pantau TTV tiap 8 jam
8. Kolaborasi untuk pemberian obat injeksi Diamox sesuai program
PELAKSANAAN :
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 09:00 mengukur
lingkar kepala, Hasil : lingkar kepala 50 cm. Pukul 09:15 Menjaga posisi kepala sejajar dengan
tempat tidur, Hasil : anak dapat dirubah posisi, ankak tidak menangis. Pukul 14:00 mengukur
TTV hasil : S 370C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 19:00 mengukur lingkar kepala, Hasil :
lingkar kepala 50 cm. Pukul 22:15 Menjaga posisi kepala sejajar dengan tempat tidur, Hasil :
anak dapat dirubah posisi, anak tidak menangis. Pukul 08:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N
120x/mnt, RR 30x/mnt.
Tanggal 22-1-2008
Pukul 08:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N 110x/mnt, RR 32x/mnt. Pukul 09:30 merubah
posisi anak miring kanan menjauhi daerah luka operasi, hasil : posisi anak dapat dirubah menjadi
miring kanan. Pukul 13.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil :
obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 14:00 mengukur TTV hasil : S 37 0C, N
110x/mnt, RR 32x/mnt. Pukul 17:30 merubah posisi anak miring kanan menjauhi daerah luka
operasi, hasil : posisi anak dapat dirubah menjadi miring kanan. Pukul 21.00 memberikan obat
injeksi cefotaxim 300 mg/IV dan Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV dan
Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 14.15 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV dan Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk,
klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 17:30 merubah posisi anak miring kanan menjauhi
daerah luka operasi, hasil : posisi anak dapat dirubah menjadi miring kanan. Pukul 21.00
mengukur TTV hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi
Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 27x/mnt. Pukul 13.00 memberikan
obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat.
EVALUASI
Tanggal 24-1-2008
S :-
O : kesadaran komposmentis, tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial tidak ada seperti mual,
muntah, sakit kepala dan penurunan kesadaran, TTV S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. lingkar
kepala 49 cm.
A : tujuan tercapai masalah teratasi
P : tindakan keperawatan kolaborasi memberikan obat injeksi Diamox 3x250 mg/IV sesuai program
dilanjutkan.

2. Risiko injury b.d. Peningkatan tekanan ventrikel sekunder terhadap pemasangan shunt
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan injury tidak
terjadi
Kriteria hasil : alat pemasangan shunt tepat berada pada tempatnya, TTV dalam batas normal,
kesadaran composmentis.
INTERVENSI :
1. Observasi tingkat kesadaran tiap 1x24 jam
2. Monitor adanya tanda-tanda meningkatnya tekanan intra kranial tiap 1x24 jam
3. Berikan anak posisi tidur menjadi semi fowler
4. Observasi intake dan out put tiap 1x24 jam
PELAKSANAAN
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00
mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak ada mual, muntah dan sakit kepala.
Pukul 11.30 merubah posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat
dirubah dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak menangis. Pukul 14.10 mengukur TTV
hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 18.00 mengobservasi adanya peningkatan TIK,
hasil : anak tidak ada mual, muntah dan sakit kepala. Pukul 22.30 merubah posisi tidur klien
menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak
menangis. Pukul 06.00 mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak ada mual,
muntah dan sakit kepala.
Tanggal 22-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat. Pukul 12.00 mengobservasi tingkat kesadaran, hasil : kesadaran klien
composmentis. Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul
21.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 05.00 mengobservasi tingkat kesadaran, hasil : kesadaran
klien composmentis

Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 16.00 merubah
posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi
fowler, anak tidak menangis. Pukul 17.30 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai
program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 21.00 mengukur TTV
hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 22.00 merubah posisi tidur klien menjadi semi
fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak menangis. Pukul
06.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR
30x/mnt. . Pukul 13.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat
masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
EVALUASI
Tanggal 24-1-2008
S :-
O : Alat pemasangan shunt tepat berada pada tempatnya, TTV S 36,50C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt,
tingkat kesadaran composmentis
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Tindakan kperawatan dilanjutkan
- Berikan posisi tidur anak menjadi semi fowler
- Berikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program

3. Risiko terjadi infeksi b.d. Masuknya mikroorganisme sekunder terhadap tempat pemasangan
shunt
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak
terjadi
Kriteria hasil : Daerah luka pemasangan shunt tidak merah, bengkak, panas dan sakit. Leukosit
dalam batas normal (5.800-11.000 gr/dl)

INTERVENSI :
1. Observasi TTV tiap 4 jam khususnya suhu tubuh (36-370C)
2. Monitor daerah luka post op terhadap adanya tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas
dan sakit
3. Lakukan pemijatan pada daerah tempat pemasangan shunt untuk menghindari sumbatan awal
4. Lakukan perawatan luka tiap 1x24 jam dengan menggunakan NaCl 0.9% dan Bethadin 10%
sesuai program
PELAKSANAAN :
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08.30 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat. Pukul 11.30 melakukan perawatan luka dengan menggunakan NaCl 0.9% dan
Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih, balutan
luka bersih. Pukul 14.30 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 14.30
memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat. Pukul 17.00 melakukan perawatan luka dengan menggunakan NaCl
0.9% dan Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih,
balutan luka bersih. Pukul 21.00 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program,
hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi
cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.

Tanggal 22-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.30 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat. Pukul 12.00 mengganti dan merawat luka dengan menggunakan NaCl 0.9% dan
Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih, balutan
luka bersih. Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 14.30
memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat. Pukul 17.00 mengganti dan merawat luka dengan menggunakan NaCl
0.9% dan Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih,
balutan luka bersih. Pukul 21.00 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program,
hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi
cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.

Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 17.00 mengganti
dan merawat luka dengan menggunakan NaCl 0.9% dan Bethadin 10% serta kasa streril sesuai
program, hasil : luka tampak kering dan bersih, balutan luka bersih Pukul 18.00 merubah posisi
tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak
tidak menangis. Pukul 21.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul
21.15 memberikan injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat. Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt.
Pukul 13.00 memberikan injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat
EVALUASI :
S :-
O : Daerah pemasangan shunt tidak merah, bengkak, panas dan sakit. Luka tampak kering, balutan
luka tampak kering dan bersih. TTV S 36,50C, N 110 x/mnt, RR 31 x/mnt.
A : tujuan tercapai, masalah teratasi
P : tindakan keperawatan dihentikan

Anda mungkin juga menyukai