TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 januari 2008 di ruang perawatan IKA I dengan no
register 291991. klien masuk ruang perawatan pada tanggal 11 januari 2008 dengan diagnosa
medis Hidrosefalus.
1. Data Biografi
Nama klien An. D usia 1 tahun, jenis kelamin laki-laki, klin lahir pada tanggal 5 januari
2007. identitas orang tua ialah ayah klien bernama Tn. T, usia 30 tahun, pendidikan terakhir S1,
pekerjaan saat ini karyawawn swasta, agama islam, suku bangsa jawa, alamat rumah adalah
kampung hantaran RT 9/9 tanah sari Bogor.
2. Resume
Sebelum dirawat di ruang perawatan IKA I klien terlebih dahulu masuk unit gawat darurat
RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 10 januari 2008, saat di UGD data yang diperoleh
diantaranya keluarga mengatakan anak sudah tiga hari yang lalu badan teraba panas, kepala anak
semakin hari bertambah besar, lingkar kepala saat lahir 31 cm, dan saat ini 55 cm. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya cracked pot pada palpasi kepala, kelemahan fisik, terdapat
adanya tanda-tanda peningkatan TIK seperti mual, muntah, pusing dan lain-lain. Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan diantaranya mengukur TTV hasil S: 390c, N: 130 X/mnt, RR:
35 x/mnt. Memberikan cairan IVFD dengan cairan RL 5 tts/mnt makro, terapi yang didapat ialah
klien mendapat obat antipiretik supositoria paracetamol 125 mg. Masalah keperawatan yang
muncul diantaranya perubahan perfusi jaringan serebral, risiko injury dan hipertermi. Kemudian
klien dipindahkan ke ruang perawatan IKA I, saat di ruangan data yang diperoleh diantaranya
kepala anak tampak membesar, lingkar kepala lahir 31 cm saat ini 56 cm, . Pada pemeriksaan
fisik secara palpasi pada kepala ditemukan adanya cracked pot, tindakan keperawatan yang telah
dilakukan diantaranya pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CT-Scan, MRI dan pengajuan
operasi pemasangan shunt. Masalah keperawatan yang di temukan di ruangan diantaranya
perubahan perfusi jaringan serebral dan risiko injury. Kemudian klien menjalani operasi
pemasangan shunt peritonium pada tanggal 14 januari 2008.
h. Kecelakaan
Sebelumnya anak tidak ada riwayat kecelakaan
i. Imunisasi
Imunisasi yang didapat anak diantaranya BCG 1x, Hepatitis B 1x, DPT 3x, polio 3x dan
campak 1x.
j. Kebiasaan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari anak dibantu oleh orang tua, anak mendapat ASI eksklusif dan saat ini
anak mulai mendapatkan makanan padat sejak usia 7 bulan, cara pemberiannya yaitu di campur
dengan air susu botol. Pola tidur anak saat ini adalah anak tidur siang + 2 jam dari jam 13.00 –
15.00, tidur malam yaitu pukul 21:00 – 06:00 WIB. Pola aktivitas anak saat ini anak suka
memasukkan tangannya kedalam mulut. Frekuansi mandi anak saat ini 2x/hari pagi dan sore
dengan menggunakan sabun. Pola eliminasi saat ini adalah frekuansi BAB 3 x/hari, warna
kuning, bau khas, konsisitensi lembek, keluhan saat BAB tidak ada, tidak ada penggunaan
Laxatif. Frekuensi BAK saat ini 5 x/hari, warna urin kuning jernih, tidak ada keluhan saat BAK,
pola asuh klien saat ini adalah klien hanya diasuh oleh orang tua atau ibu dan bapak klien.
1. Riwayat kesehatan keluarga ( GENOGRAM )
65 th 60 th 55 th 52 th
35 th 33
th
32 th 29 th 19 th 16 th
28
th 2
6 th
1
th
KETERANGAN :
: LAKI-LAKI
: PEREMPUAN
: MENIKAH
: KLIEN
: MENINGGAL
Koping keluarga ialah apabila ada masalah pada keluarga mengenai kesehatankeluarga
biasanya membeli obat warung, jika tidak sembuh membawanya ke puskesmas. Tidak ada
sisitem nilai kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan keluarga. Kegiatan spiritual yang biasa
digunakan ialah shalat 5 waktu.
2. Riwayat kesehatan lingkungan
Daerah lingkungan rumah dekat dengan jalan raya, lingkungan cukup bersih, banyak mobil
angkutan umum yang melewati rumah, tempat rekreasi didekat rumah tidak ada.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk tanggal 11 januari 2008, keluhan saat masuk rumah sakit adalah
4. Pengkajian fisik secara fungsional
a. Data dasar berupa TTV N: 120 x/mnt, S: 370c, RR: 30 X/mnt, kesadaran CM, lingkar kepala
50 cm, lingkar dada 31 cm.
b. Nutrisi dan metabolik
Ibu mengatakan anak mau minum susu, tidak ada muntah, BB saat ini 11 kg. Diit anak saat
ini ialah minum susu dan makanan lunak, mukosa bibir lembab, sudah terdapat gigi susu pada
klien, turgor kulit elastis.
c. Respirasi / sirkulasi
Jenis pernafaasan spontan, tidak ada sesak, batuk. Suara nafas vasekuler, pernafasan cuping
hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, frenuensi nafas klien 30 x/mnt,
pengisian kapiler repil < 2 detik, suhu tubuh 370C.
d. Eliminasi
Pada abdomen tidak ada kembung, sakit dan mual, keadaan umum tampak lemah, bising usus
6 x/mnt, klien BAB + 3 x/hari, bau khas, konsistensi lembek, ganti popok 4 x/hari.
7. Pemeriksaan penunjang
Hasi lab. Pada tanggal 20 Januari 2008
Hb : 13,6 gr/dl (13 – 18 gr/dl)
Ht : 39% ( 35-45%)
Thrombo : 170.000 /ul (150.000 – 400.000 gr/dl)
Leukosit : 8600 (4800 – 10800 /ul)
Eritrosit : 4,7 (4,3 - 6,0 jt/ul )
Hasil CT – Scan dan MRI pada tanggal 13 Januari 2008 kesan menunjukan pembesaran
ventrikel
8. Penatalaksanaan
- Klien terpasang infus RL 5 tts/mnt makro
- Therapi obat yang didapatkan diantaranya :
Inj : Cefotaxim 2x300 mg/IV
Vit. C 3x40 mg/IV
Diamox 3x250 mg/IV
I. DATA FOKUS
Data subjektif : orang tua mengatakan kepala anaknya bertambah besar
Data objektif :
- Tingkat kesadaran composmentis
- Balutan luka tampak kotor
- Terdapat luka pemasangan alat shunt pada kepala, leher dan abdomen sejak tanggal 14 januari
2008
- Pada daerah luka pemasangan shunt tidak ada merah, bengkak, panas dan sakit
- Pengisian kapiler repil kurang < 2 detik
- Ubun-ubun besar menonjol bila menangis
- Lingkar kepala 50 cm
- Anak menangis kuat dan nafas dangkal
- GCS : E 4, M 6, V 5
- Anak tidak kejang
- Hasil lab. Tanggal 20 januari 2008 leukosit 11.000 gr/dl (5.000-11.000 gr/dl)
- TTV : N 120 x/mnt, S 370C, RR 30 x/mnt
2. Risiko injury b.d. Peningkatan tekanan ventrikel sekunder terhadap pemasangan shunt
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan injury tidak
terjadi
Kriteria hasil : alat pemasangan shunt tepat berada pada tempatnya, TTV dalam batas normal,
kesadaran composmentis.
INTERVENSI :
1. Observasi tingkat kesadaran tiap 1x24 jam
2. Monitor adanya tanda-tanda meningkatnya tekanan intra kranial tiap 1x24 jam
3. Berikan anak posisi tidur menjadi semi fowler
4. Observasi intake dan out put tiap 1x24 jam
PELAKSANAAN
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00
mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak ada mual, muntah dan sakit kepala.
Pukul 11.30 merubah posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat
dirubah dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak menangis. Pukul 14.10 mengukur TTV
hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 18.00 mengobservasi adanya peningkatan TIK,
hasil : anak tidak ada mual, muntah dan sakit kepala. Pukul 22.30 merubah posisi tidur klien
menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak
menangis. Pukul 06.00 mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak ada mual,
muntah dan sakit kepala.
Tanggal 22-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat. Pukul 12.00 mengobservasi tingkat kesadaran, hasil : kesadaran klien
composmentis. Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul
21.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 05.00 mengobservasi tingkat kesadaran, hasil : kesadaran
klien composmentis
Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 16.00 merubah
posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi
fowler, anak tidak menangis. Pukul 17.30 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai
program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 21.00 mengukur TTV
hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 22.00 merubah posisi tidur klien menjadi semi
fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak menangis. Pukul
06.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR
30x/mnt. . Pukul 13.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat
masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
EVALUASI
Tanggal 24-1-2008
S :-
O : Alat pemasangan shunt tepat berada pada tempatnya, TTV S 36,50C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt,
tingkat kesadaran composmentis
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Tindakan kperawatan dilanjutkan
- Berikan posisi tidur anak menjadi semi fowler
- Berikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program
3. Risiko terjadi infeksi b.d. Masuknya mikroorganisme sekunder terhadap tempat pemasangan
shunt
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak
terjadi
Kriteria hasil : Daerah luka pemasangan shunt tidak merah, bengkak, panas dan sakit. Leukosit
dalam batas normal (5.800-11.000 gr/dl)
INTERVENSI :
1. Observasi TTV tiap 4 jam khususnya suhu tubuh (36-370C)
2. Monitor daerah luka post op terhadap adanya tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas
dan sakit
3. Lakukan pemijatan pada daerah tempat pemasangan shunt untuk menghindari sumbatan awal
4. Lakukan perawatan luka tiap 1x24 jam dengan menggunakan NaCl 0.9% dan Bethadin 10%
sesuai program
PELAKSANAAN :
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08.30 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat. Pukul 11.30 melakukan perawatan luka dengan menggunakan NaCl 0.9% dan
Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih, balutan
luka bersih. Pukul 14.30 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 14.30
memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat. Pukul 17.00 melakukan perawatan luka dengan menggunakan NaCl
0.9% dan Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih,
balutan luka bersih. Pukul 21.00 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program,
hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi
cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
Tanggal 22-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.30 memberikan
obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi
terhadap obat. Pukul 12.00 mengganti dan merawat luka dengan menggunakan NaCl 0.9% dan
Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih, balutan
luka bersih. Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 14.30
memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat. Pukul 17.00 mengganti dan merawat luka dengan menggunakan NaCl
0.9% dan Bethadin 10% serta kasa streril sesuai program, hasil : luka tampak kering dan bersih,
balutan luka bersih. Pukul 21.00 memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program,
hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi
cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 17.00 mengganti
dan merawat luka dengan menggunakan NaCl 0.9% dan Bethadin 10% serta kasa streril sesuai
program, hasil : luka tampak kering dan bersih, balutan luka bersih Pukul 18.00 merubah posisi
tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak
tidak menangis. Pukul 21.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul
21.15 memberikan injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat. Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt.
Pukul 13.00 memberikan injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien
tidak ada alergi terhadap obat
EVALUASI :
S :-
O : Daerah pemasangan shunt tidak merah, bengkak, panas dan sakit. Luka tampak kering, balutan
luka tampak kering dan bersih. TTV S 36,50C, N 110 x/mnt, RR 31 x/mnt.
A : tujuan tercapai, masalah teratasi
P : tindakan keperawatan dihentikan