Anda di halaman 1dari 6

#Autisme

Semua

Artikel

Autisme

PENYAKIT

PengertianDiagnosisGejalaPengobatanPenyebab

PENGERTIAN

Autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak. Gangguan ini mencakup bidang sosial dan
fungsi afek, komunikasi verbal (bahasa) dan non verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup interest (minat),
kognisi dan atensi.

Ada beberapa perilaku yang sering dilaporkan oleh orang tua dengan anak autisme. Seperti
keterlambatan berbicara dari anak-anak sepantarannya, perilaku acuh dan tak acuh, atau cemas jika
anaknya dicurigai tuli.

Kebiasaan yang di luar perilaku normal ini biasanya sudah terlihat saat anak berusia 3 tahun. Pada saat-
saat inilah biasanya orang tua menyadari bahwa ada yang berbeda pada anak mereka.

Penyakit Autisme (Olesia Bilkei/Shutterstock)

DIAGNOSIS

Pemeriksaan fisik yang bisa ditemukan pada pasien dengan autisme adalah adanya gejala autisme.
Seorang anak akan diperiksa mulai dari tinggi dan dan berat badan, hingga pemeriksaan tubuh secara
general untuk melihat adakah kelainan atau tidak.

Beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan dokter sebelum memberikan diagnosis antara lain:
• Pemeriksaan perilaku anak

• Pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan pendengaran)

• Pemeriksaan lanjutan (misalnya: pemeriksaan kromosom, pemeriksaan EEG, dan MRI)

• Pemeriksaan perkembangan anak seperti M-CHAT

GEJALA

Gejala pada anak autisme biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Beberapa gejala yang
bisa diperhatikan antara lain tidak adanya kontak mata dan tidak adanya respons terhadap lingkungan.

Jika tidak dilakukan terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan anak akan berhenti atau mundur.
Seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenali namanya.

Beberapa pakar mengungkapkan 3 gejala pada penderita autisme klasik, yaitu:

• Gangguan interaksi sosial

• Hambatan dalam komunikasi ucapan dan bukan ucapan (bahasa tubuh dan isyarat)

• Kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.

Selain itu juga terdapat sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autisme, seperti:

Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain

Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya

Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata

Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri

Lebih senang menyendiri atau menarik diri dari pergaulan


Tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka

Gemar memutar benda atau terpaku pada benda tertentu

Sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik secara fisik

Aktif atau justru tidak aktif sama sekali

Tidak memberikan respons terhadap cara pengajaran yang normal

Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima atau mengalami perubahan

Tidak takut akan bahaya

Terpaku pada permainan yang ganjil

Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)

Tidak mau dipeluk

Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli

Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata

Senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk

Jengkel atau kesal membabi buta

PENGOBATAN

Pengobatan untuk penderita autisme dibagi menjadi 2 bagian:

Edukasi kepada keluarga

Keluarga memiliki peran yang penting dalam membantu perkembangan anak. Bagaimanapun juga, orang
tua adalah orang terdekat yang dapat membantu anak untuk belajar berkomunikasi, berperilaku
terhadap lingkungan dan orang sekitar. Bisa dibilang keluarga adalah jendela bagi penderita autisme
untuk masuk ke dunia luar. Meski perlu diakui bahwa ini bukanlah hal yang mudah.

Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat-obatan pada penderita autisme harus dibawah pengawasan dokter. Pengobatan ini
diberikan jika dicurigai terdapat gangguan di otak yang mengganggu pusat emosi dari penderita autisme.
Hal ini seringkali menimbulkan gangguan emosi mendadak, agresifitas, hiperaktif dan stereotipik.
Beberapa obat yang bisa diberikan adalah haloperidol (antipsikotik), fenfluramin, naltrexone (antiopiat),
clompramin (mengurangi kejang dan perilaku agresif).
Dari beberapa penelitian terakhir, pengobatan untuk gangguan autisme yang berkembang adalah terapi
perilaku. Terapi ini dipercaya sebagai terapi yang paling penting.

Tujuannya adalah untuk mengontrol atau membentuk perilaku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan
lewat sistem reward dan punishment. Pemberian hadiah (reward) akan meningkatkan munculnya
perilaku yang diinginkan, sedangkan hukuman (punishment) akan menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan.

Hingga saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah timbulnya autisme. Namun bukan ada beberapa
cara yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko autisme. Seperti:

• Jika Anda sedang hamil dan merencanakan kehamilan, sebaiknya hindari alkohol, kafein dan merokok

• Jika Anda sedang hamil dan merencanakan kehamilan, tingkatkan konsumsi makanan bernutrisi tinggi
seperti sayuran dan buah

• Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, lakukan olahraga secara rutin

• Jika Anda sedang hamil, lakukan kontrol secara rutin ke dokter

Lakukan ini jika anak Anda telah lahir:

Dekatkan diri Adengan anak Anda. Ajaklah anak Anda bicara, tertawa, dan peganglah anak Anda sesering
mungkin. Anda juga bisa mencoba tidur dengan anak Anda

Berikan ASI kepada anak Anda, bahkan kalau bisa hingga usia 2 tahun

Berikan makanan yang bernutrisi tinggi

PENYEBAB

Penyebab pasti dari autisme hingga saat ini belum diketahui. Perlu diingat bahwa penyebab autisme
bukanlah salah asuh dari orang tua. Menurut penelitian beberapa penyebab autisme, antara lain:

Ketidakseimbangan biokimia

Faktor genetis
Faktor metabolic

Beberapa kasus yang tidak biasa, autisme disebabkan oleh infeksi virus (TORCH), penyakit- penyakit
lainnya seperti fenilketonuria (penyakit kekurangan enzim), dan sindrom X (kelainan kromosom).

Menurut studi yang dilakukan Lumbantobing (2000), penyebab autisme dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:

Faktor keluarga dan psikologi

Respons anak-anak terhadap stressor dari keluarga dan lingkungan.

Kelainan organ-organ biologi dan neurologi (saraf)

Berhubungan dengan kerusakan organ dan saraf yang menyebabkan gangguan fungsi-fungsinya,
sehingga menimbulkan keadaan autisme pada penderita

Faktor genetik

Pada hasil penelitian ditemukan bahwa 2-4% dari saudara kandung juga menderita penyakit yang sama.

Faktor kekebalan tubuh

Berhubungan pada masa kehamilan, faktor kekebalan tubuh ibu yang tidak dapat mencegah infeksi
sehingga terjadi kerusakan jaringan saraf bayi .

Faktor pada kehamilan dan kelahiran

Faktor biokimia

JARINGAN

Liputan6

Bintang

Bola

Vidio

Lakupon

HT Club

Karir
Bukalapak

Rumah

Bobobobo

Oto

BBM

DOWNLOAD APPS

Play Store

KONTAK

DISCLAIMER

REDAKSI

KARIR

Copyright © 2018 klikdokter.com Kreatif Media Karya

All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai