Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK MENURUNKAN


KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI PADA TN “S” DENGAN BPH
DI INSTALASI RAWAT JALAN (UROLOGI)
RSUD RAA SOEWONDO PATI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners Stase KDP

Disusun Oleh :

SUBIYANTO ,S.Kep
NIM : N520184159

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI


NERS STIKES MUHAMMMADIYAH KUDUS
2018
43
2

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : SUBIYANTO, S.Kep

NIM : N520184159

Hari / Tanggal : Kamis / 18 Oktober 2018

Judul Jurnal : Tehnik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan


Kecemasan Pasien Pre Operasi Pada Tn “S” dengan
BPH di Instalasi Rawat Jalan (Urologi) RSUD RAA
SOEWONDO PATI

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn “S”
Umur : 66 tahun 2 bulan 15 hari
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia

Status Perkawinan : Kawin


Alamat : Ds Wateshaji /4/1 Pucak Wangi
Tanggal periksa : 18 Oktober 2018
Nomer RM : 213699

2. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif (Sebelum diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam )
 Pasien mengatakan khawatir akan operasi

Data Subyektif (Setelah diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam)


 Pasien menyatakan agak tenang dan siap di operasi

b. Data Obyektif (Sebelum diajarkan tehnik relaksasi nafas)


 Pasien tampak khawatir
 TD : 180/100 mmHg
 RR : 24 x/mnt
 HR : 98 x/mnt
 S : 36,5oC
3

Data Obyektif (Setelah diajarkan tehnik relaksasi nafas)


 Pasien tampak tenang
 TD : 150/92 mm/Hg 43
 HR : 88 x/mnt
 RR: 20 x/mnt
 S : 36,5oC

3. TINDAKAN / HAL YANG DIPELAJARI

Penerapan tehnik relaksasi nafas dalam pada pasien

Tindakan keperawatan yang dilakukan

Relaksasi nafas dalam untuk mengurangi kecemasan

Prosedur relaksasi nafas dalam

1. Ciptakan lingkungan yang tenang

2. Usahakan tetap rileks dan tenang

3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan


udara melalui hitungan 1,2,3.

4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan


ekstrimitas atas dan bawah rileks

5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui


mulut secara perlahan-lahan

7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8. Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam

9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
4

4. ANALISIS

Semua pasien yang akan rencana akan dilakukan tindakan operasi, baik
operasi minor apalagi operasi mayor pasti mengalami yang namanya
kecemasan, perasaan khawatir, merasa tegang, gemetar, lesu, tidak bisa
beristirahat dengan tenang, sering terbangun dimalam hari, sedih atau terlihat
murung, nyeri pada otot, pucat, lemas, denyut nadi meningkat, berdebar-
debar, rasa tertekan atau sempit di dada, nafas pendek atau sesak, rasa mual
atau muntah, sering buang air kecil, kepala pusing, kepala terasa berat, tidak
tenang dan gelisah.
Seseorang yang merasa terancam maka respon tubuh akan berespon
mengeluarkan hormone adrenalin yang berfungsi untuk meningkatkan
kewaspadaan, efek yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan detak
jantung dan denyut nadi, dalam hal ini seseorang yang akan dilakukan tindakan
operasi maka ia merasa terancam secara otomatis tubuh akan mengeluarkan
hormone adrenalin.
Selain hormone adrenalin seseorang yang merasa terancam juga akan
mengeluarkan hormone kortisol atau hormone stress yang berfungsi untuk
menjaga tubuh agar tetap terjaga, hal ini dibuktikan dengan adanya gejala
pasien merasa kawatir. Karena efek dari hormon-hormon tersebut maka
wajar bila pasien yang akan dilakukan operasi mengalami gejala tersebut.
Relaksasi merupakan keadaan dimana tubuh dan pikiran merasa nyaman,
tenang, rileks, terkontrol, dan jauh dari ketegangan (Audah, 2011). Beberapa
macam teknik relaksasi dapat diterapkan pada klien yang mengalami
kecemasan, salah satunya relaksasi napas dalam (Perry & Potter, 2010).
Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan kecemasan
dengan merilekskan tegangan otot yang menunjang cemas, dengan cara
menarik napas (inspirasi) secara perlahan kemudian ditahan selama ±5 detik
dan akhirnya dihembuskan (ekspirasi) secara perlahan pula diikuti dengan
merilekskan otot-otot bahu (Smeltzer, et.al, 2010).
Setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terjadi penurunan gejala-
gejala yang dirasakan pasien, hal ini dikarenakan dalam keadaan rileks
seseorang akan merasakan tenang, tidak merasa terancam sehingga terjadi
penurunan kadar hormone adrenallin dan kortisol dan meningkatkan hormone
endorfin dan hormone serotonin yaitu hormone yang berperan dalam perasaan
senang dan tenang.
5

Dengan meningkatnya kedua hormone tersebut berefek pada respon


fisiologis yang ditunjukkan dengan penurunan detak jantung, penurunan denyut
nadi, perasaan tenang, tidak khawatir, gelisah dan lain sebagianya.
Hal ini terbukti dalam penelitian Riniasih W,dkk (2016) yang
menyatakan bahwa tehnik relaksasi dan nafas dalam dan dzikir terbukti
efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi BPH.
6

5. REFERENSI

Audah, Faiza. 2011. Dahsyatnya Teknik Pernapasan. Yogyakarta : Interprebook


Perry,AG & Potter PA. 2010. Buku Ajar Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Volume 1 Edisi 4 Jakarta: EGC
Riniasih W, Natassia K. 2016. Efektivitas Tehnik Relaksasi Napas Dalam Dan
Dzikir Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre
Operasi BPH Di RSUD Dr. Raden Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.
ejournal.annurpurwodadi.ac.id Diakses 19 Oktober 2018 Jam 18.30
Smeltzer, et.al. 2010. Brunner & Suddarth’s Text Book For Medical Surgical
Nursing. Amerika : Wolters Kluwer Health.

Anda mungkin juga menyukai