Anda di halaman 1dari 22

Tanggal Pengkajian : 2 Juli 2018 Ruang : Kenanga

RSUD Tugurejo, Semarang

A. BIODATA
1. Biodata Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
Alamat : Purwosari, Kota Semarang
Diagnosis Medis : Fraktur tertutup Radius Ulna Sinistra
No. CM :
Tanggal Masuk RS : 29 Juni 2018
2. Penanggung jawab
Nama : Ny. N
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Purwosari, Kota Semarang
Hubungan dengan klien : Istri

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat digerakkan.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien pasien mengatakan ...............
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan ..............................

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan ............................

D. POLA FUNGSIONAL GORDON


1) Pola nutrisi
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu makan 3x sehari dan habis
setengah centong bubur setiap kali makan dan minum 3-4 gelas perhari
(±1000 cc/hari) Pasien tidak mengkonsumsi kopi, hanya mengkonsumsi teh
dan air putih.
Selama sakit
Pasien selalu makan 3x sehari, setiap porsi yang disajikan rumah sakit selalu
tidak habis. Keluarga pasien mengatakan pasien hanya makan 3 sendok
setiap kali makan. Pasien mengatakan sudah kenyang. Pasien mendapatkan
diet bubur. Pasien terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm di tangan kanannya
sejak 14 September 2014 dengan kondisi tidak ada kemerahan tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada lesi. Keluarga pasien mengatakan selama
di rumah sakit pasien minum 2-3 gelas perhari (±750 cc/hari)
2) Pola eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengaku BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lunak dan berwarna
coklat dan tidak merasakan sakit. Pasien mengaku tidak pernah
mengkonsumsi obat pencahar. Pasien manyatakan BAK ± 4-5 kali sehari.
Selama sakit
Terakhir BAB sebelum masuk rumah sakit. Semenjak masuk rumah sakit
(14 September 2014), pasien menyatakan belum BAB. Pasien mengatakan
perut tidak terasa sakit. Keluarga pasien mengatakan selama di RS pasien
BAK ±3-4 kali sehari. Pasien BAK dengan menggunakan pispot di atas
tempat tidur.
3) Pola aktivitas istirahat tidur
Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidur selama ±8 jam, dari pukul 21.00 WIB sampai pukul
05.00 WIB. Pasien mengaku kadang-kadang tidur siang. Sebelum sakit
pasien aktifitasnya dilakukan secara mandiri.
Selama sakit
Pasien mengatakan susah untuk tidur karena tidak mendengarkan radio,
aktivitas yang sering dilakukan pasien menjelang tidur. Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak, sebentar tidur sebentar
bangun.. Selama sakit pasien melakukan aktivitasnya dengan dibantu
keluarganya. Keluarga pasien mengatakan pasien melakukan seluruh
aktivitasnya di atas tempat tidur. Pasien mengatakan dalam melakukan
aktivitas, selalu dibantu orang lain. Pasien mengatakan nyeri saat tangan
kanannya digerakkan. Pasien terbaring di tempat tidur. Pasien terlihat
meringis menahan sakit. Pasien bergerak dengan pelan-pelan. Pasien
mengatakan susah untuk mengubah posisi karena nyeri. Pasien mengatakan
tidak bisa tidur kembali setelah terbangun. Wajah pasien terlihat sayu.
Pasien menunjukkan perilaku gelisah.
4) Pola kebersihan diri
Sebelum sakit
Setiap hari, pasien selalu mandi 2x sehari. Pasien menyatakan selalu
mencuci rambutnya 2 hari sekali dengan menggunakan shampo secara rutin.
Selama sakit
Setiap pagi dan sore, pasien selalu mandi dengan dibantu keluarga di tempat
tidur dengan di lap. Keluarga pasien manyatakan belum mencuci rambutnya
semenjak masuk rumah sakit.

1) Konsep diri
a) Identitas diri
Pasien adalah seorang janda dengan pekerjaan yaitu buruh
harian.
b) Gambaran diri
Pasien terbuka dengan orang yang baru dikenal.
c) Peran diri
Pasien sebagai orang tua tunggal mempunyai 8 orang anak.
d) Ideal diri
Pasien berharap cepat sembuh dan tidak merasakan sakit
lagi.
2) Intelektual
Pasien mengatakan hanya mengetahui bahwa tulang di tangan
kirinya patah dan terasa sakit.
3) Hubungan interpersonal
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan sekitar baik-
baik saja. Saat dilakukan pengkajian terlihat banyak tetangga
dan keluarga yang berkunjung untuk mengetahui kondisi pasien.
4) Mekanisme Koping
Pasien menerima dengan ikhlas dan berharap diberi
kesembuhan oleh Allah SWT.
5) Support Sistem
Keluarga sangat mendukung untuk kesembuhan pasien.
6) Aspek Mental/ Emosional
Pasien tidak gampang emosional. Pasien tidak nampak gelisah
dan tegang saat perawat datang. Saat dilakukan pengkajian
pasien dan keluarga terlihat kooperatif dan menjaga kontak mata
dengan perawat.
7) Aspek Spiritual
Agama pasien adalah Islam. Pasien menyatakan setiap hari
selalu melaksanakan ibadah shalat wajib 5 waktu walaupun
pasien sedang terbaring sakit. Keluarga pasien mengatakan
selalu mengingatkan dan membantu pasien untuk shalat.
E. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Tanda Vital
TD : 193/127 mmHg
S : 36,5° C
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Sistem Tubuh
1) Kepala : Rambut beruban, tidak ada lesi, tidak adaketombe.
2) Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva tidak anemis, terlihat
kantung mata
3) Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada sekret yang keluar, tidak ada
pernapasan cuping hidung
4) Telinga : Simetris, masih bisa mendengar dengan jelas, tidak ada
cairan yang keluar
5) Mulut : Pasien kadang berbicara tidak jelas, mukosa mulut lembab,
tidak ada sariawan, tidak ada gigi palsu
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan.
7) Dada
a) Inspeksi : Warna putih pucat, simetris, tidak ada lesi
b) Palpasi : Pergerakan diding dada simetris, tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi :
Interkosta 1-3 paru kiri terdengan suara resonan
Interkosta 4-6 paru kiri terdengar suara redup
Interkosta 1-6 paru kanan terdengar sara resonan
Interkosta 6 paru kanan terdengar suara redup
d) Auskultasi : Pada trakhea terdengar suara trakheal, bronkus
terdengar suara bronkheal dan bronkeolus terdengar suara
bronkovesikuler. Suara jantung tidak dikaji.
8) Abdomen
a) Inspeksi : Warna coklat, tidak terlihat lesi dan benjolan
b) Auskultasi: Tidak terkaji
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Perkusi : Timpani, redup pada kuadran kiri bawah
9) Genetalia : Tidak terkaji
10) Ekstremitas
a) Atas : Capillary refill time (CRT) 3 detik, tidak ada edema, pada
tangan kanan terpasang infus NaCl 0,9% 16 tpm sejak 18
November 2013 dengan kondisi tidak ada kemerahan tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada lesi. Balutan infus terlihat bersih
tidak ada rembesan. Di pergelangan tangan kiri pasien terlihat luka
± 1cm. Tangan kiri terlihat dibalut dengan spalk sepanjang
antebrachii, balutan terlihat bersih.
b) Bawah : Simetris, kaki masih lengkap, dapat digerakkan,
tidak ada cacat tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri
tekan.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
.......

G. PROGRAM TERAPI
a. Ketorolac
b. Mexifloaxin 1x1
c. Infus NaCl 0,9% 20 tpm di tangan sebelah ....., Hari ke-
DAFTAR MASALAH
Tanggal/ Diagnosa Tanggal
No Data Fokus Ttd
Jam Keperawatan Teratasi
1 2 Juli 2018 DS : Resiko Infeksi Pertahanan
Jam 12.00 1. Keluarga pasien tubuh
mengatakan pasien sekunder
mengalami luka ± 1cm tidak
di pergelangan tangan adekuat
kiri yang disertai
dengan perdarahan
DO :
1. Pada tangan kanan
terpasang infus NaCl
0,9% 16 tpm sejak 18
November 2013
dengan kondisi tidak
ada kemerahan tidak
ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada lesi.
2. Balutan infus terlihat
bersih tidak ada
rembesan.
3. Di pergelangan tangan
kiri pasien terlihat luka
± 1cm
4. Tangan kiri terlihat
dibalut dengan spalk
sepanjang antebrachii,
balutan terlihat bersih.
5. Pemeriksaan darah
HGB : 11,1 g/dL
WBC : 14,1
103/μL
LYM% : 4,7 %
NEUT% : 39,2 %
LYM# : 0,7
103/μL
NEUT# : 12,5
103/μL
DS : Nyeri Akut Kerusakan
1. Pasien mengatakan jaringan
nyeri di bagian muskuloske
tangan kirinya, nyeri letal
saat digerakkan.
2. Pasien mengatakan
susah tidur karena
merasakan kesakitan
yang luar biasa.
DO :
1. Pasien terlihat
meringis menahan
sakit
2. Tanda tanda vital
TD : 130/80
mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
3. P : Saat digerakkan
Q : Ditusuk-tusuk
R : Pergelangan
tangan
S : VAS : 7 (0-10)
T : Hilang timbul
DS : Gangguan pola Ketidaknya
1. Pasien menyatakan tidur manan fisik
sulit tidur karena tidak : nyeri
mendengarkan radio
yang biasanya pasien
dengarkan sebelum
memulai
tidur.Keluarga pasien
mengatakan pasien
tidak bisa tidur
nyenyak, sebentar tidur
sebentar bangun.
2. Pasien mengatakan
tidak bisa tidur
kembali setelah
terbangun
DO :
1. Wajah pasien terlihat
sayu
2. Terlihat kantung mata
3. Pasien menunjukkan
perilaku gelisah
DS : Hambatan Nyeri dan
1. Pasien mengatakan Mobilitas Fisik terapi
susah untuk mengubah pembatasan
posisi karena nyeri aktifitas
2. Keluarga pasien
mengatakan pasien
melakukan seluruh
aktivitasnya di atas
tempat tidur.
3. Pasien mengatakan
dalam melakukan
aktivitas, selalu dibantu
orang lain.
DO :
1. Selama sakit pasien
melakukan aktivitasnya
dengan dibantu
keluarganya.
2. Pasien terbaring di
tempat tidur.
3. Pasien bergerak dengan
pelan-pelan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Dx Kep. Kegiatan Evaluasi


Resiko PAGI Senin, 15 September 2014
infeksi Senin, 15 September Jam 08.40 WIB
2014 S : Pasien mengeluhkan tangan kiri terasa sakit
Jam 08.30 WIB O : Tanda-tanda vital
Memonitor tanda- TD : 130/80 mmHg
tanda vital S : 36,5° C
Vindaa HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Vindaa
Nyeri Senin, 15 September Senin, 15 September 2014
akut 2014 Jam 08.45 WIB
Jam 08.45 WIB S : Pasien menyatakan bisa nafas dalam
Mengajarkan teknik : Pasien menyatakan nyeri berkurang
non farmakologi : O : Pasien terlihat mempraktikkan nafas dalam
nafas dalam dengan benar
Vindaa : Pasien nampak meringis menahan sakit
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg
Vindaa
Resiko Senin, 15 September Senin, 15 September 2014
Infeksi 2014 Jam 09.00 WIB
Jam 08.50 WIB S : Pasien mengatakan tangan kiri terasa sangat
sakit
Mengobservasi O : Terlihat luka ± 1cm di pergelangan tangan kiri
keadaan luka dan pasien, tidak terlihat nanah dan perdarahan
merawat luka : Pasien terlihat meringis menahan sakit
Vindaa : Pemeriksaan darah
HGB : 11,1 g/dL
WBC : 14,1 103/μL
LYM% : 4,7 %
NEUT% : 39,2 %
LYM# : 0,7 103/μL
NEUT# : 12,5 103/μL
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Lakukan perawatan luka 2 hari sekali
Vindaa
Nyeri Selasa, 16 September Selasa, 16 September 2014
Akut 2014 Jam 10.10 WIB
Jam 10.00 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan
Injeksi obat sebelah kiri
ketorolac O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute IV
Vindaa : Pasien terlihat meringis menahan nyeri
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg
Vindaa
Resiko Senin, 15 September Senin, 15 September 2014
infeksi 2014 Jam 10.15 WIB
Jam 10.10 WIB S:-
Injeksi cefotaxim O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip
dan drip metronidazole 500 mg masuk rute IV
metronidazole A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
Vindaa
P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan
drip metronidazole 3x500 mg
Vindaa
Resiko PAGI Selasa, 16 September 2014
infeksi Selasa, 16 September Jam 08.40 WIB
2014 S : Pasien mengatakan kepala terasa sedikit
Jam 08.30 WIB pusing
Memonitor tanda- O : Tanda-tanda vital
tanda vital TD : 130/90 mmHg
Vindaa N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,5° C
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
: Batasi pengunjung
Vindaa
Nyeri Selasa, 16 September Selasa, 16 September 2014
Akut 2014 Jam 10.20 WIB
Jam 10.15 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan
Injeksi obat sebelah kiri
ketorolac O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute IV
Vindaa : Pasien terlihat meringis menahan nyeri
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg
Vindaa
Resiko Selasa, 16 September Selasa, 16 September 2014
infeksi 2014 Jam 10.30 WIB
Jam 10.20 WIB S:-
Injeksi cefotaxim O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip
dan drip metronidazole 500 mg masuk rute IV
metronidazole A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
Vindaa P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan
drip metronidazole 3x500 mg
Vindaa

Resiko Selasa, 16 September Selasa, 16 September 2014


Infeksi 2014 Jam 11.15 WIB
Jam 11.10 WIB S : Pasien dan keluarga menyebutkan
Mengajarkan pencegahan, tanda dan gejala infeksi
kepada pasien dan O : Pasien dan keluarga terlihat mengangguk
keluarga mengenai mengerti
pencegahan, tanda : Pasien dan keluarga mampu menyebutkan
dan gejala infeksi semua tanda infeksi beserta pencegahannya
(rubor, kalor, dolor, A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
tumor, fungsio laesa)
P : Monitor tanda-tanda vital pasien
Vindaa
Vindaa
Selasa, 16 September
2014
Jam 11.30 WIB
Mengantar pasien ke
kamar operasi untuk
dilakukan operasi
ORIF
Nyeri Selasa, 16 September Selasa, 16 September 2014
akut 2014 Jam 13.05 WIB
Jam 13.00 WIB S:-
O : Pasien terlihat lemah
Mengukur tekanan : Tekanan darah post operasi ORIF : 120/80
darah post operasi mmHg
ORIF : Tangan kiri pasien terpasang back slab,
Vindaa dibalut dengan kassa dan perban elastis
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Vindaa
Resiko PAGI Rabu, 17 September 2014
infeksi Rabu, 17 September Jam 08.40 WIB
2014 S : Pasien mengatakan nyeri di tangan sebelah kiri
Jam 08.30 WIB O : Tanda-tanda vital
Memonitor tanda- TD : 110/60 mmHg
tanda vital S : 36° C
Vindaa N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Vindaa
Nyeri Rabu, 17 September Rabu, 17 September 2014
akut 2014 Jam 08.44 WIB
Jam 08.40 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan kiri
Injeksi obat O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute IV
ketorolac : Pasien terlihat meringis menahan nyeri
Vindaa A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg


Vindaa
Resiko Rabu, 17 September Rabu, 17 September 2014
infeksi 2014 Jam 10.10 WIB
Jam 10.00 WIB S:-
Injeksi cefotaxim O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip
dan drip metronidazole 500 mg masuk rute IV
metronidazole A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
Vindaa P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan
drip metronidazole 3x500 mg
Vindaa
Resiko MALAM Rabu, 17 September 2014
Infeksi Rabu, 17 September Jam 22.05 WIB
2014 S:-
Jam 22.00 WIB O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip
Injeksi cefotaxim metronidazole 500 mg masuk rute IV
dan drip A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
metronidazole P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan
Vindaa drip metronidazole 3x500 mg

Vindaa
Nyeri Rabu, 17 September Rabu, 17 September 2014
akut 2014 Jam 22.10 WIB
Jam 22.05 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan kiri
Injeksi obat berkurang
ketorolac O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute IV
Vindaa A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg


Vindaa
Resiko Kamis, 18 September Kamis, 18 September 2014
infeksi 2014 Jam 05.40 WIB
Jam 05.30 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri sudah
berkurang
Memonitor tanda- O : Tanda-tanda vital
tanda vital TD : 120/70 mmHg
Vindaa N : 80 x/menit
S : 36,5° C
RR : 20 x/menit
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Vindaa
Resiko PAGI Jum’at, 19 September 2014
Infeksi Jum’at, 19 September Jam 08.40 WIB
2014 S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri
Jam 08.30 WIB berkurang banyak
Memonitor tanda- O : Tanda-tanda vital
tanda vital TD : 150/80 mmHg
Vindaa S : 36,2° C
RR : 20x/menit
N : 80 x/menit
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
: Batasi pengunjung
Vindaa
Resiko Jum’at, 19 September Jum’at, 19 September 2014
Infeksi 2014 Jam 10.05 WIB
Jam 10.00 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri sudah
Melakukan injeksi berkurang
cefotaxim dan drip O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip
metronidazole metronidazole 500 mg masuk rute IV
Vindaa A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan
drip metronidazole 3x500 mg
Vindaa
Nyeri Jum’at, 19 September Jum’at, 19 September 2014
akut 2014 Jam 10.10 WIB
Jam 10.05 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan kiri
Injeksi obat berkurang
ketorolac O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute IV
Vindaa A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg


Vindaa
Nyeri Jum’at, 19 September Jum’at, 19 September 2014
Akut 2014 Jam 13.10 WIB
Jam 13.00 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri sudah
Melakukan berkurang
pengkajian nyeri O : Pasien terlihat tenang
Vindaa : VAS : 2
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg
Vindaa
Resiko Jum’at, 19 September Jum’at, 19 September 2014
Infeksi 2014 Jam 09.10 WIB
Jam 09.00 WIB S : Pasien mengatakan tangan kirinya terasa nyeri
Mengobservasi dan O : Balutan terlihat kering dan bersih
melakukan : Luka jahitan terlihat lembab, tidak terlihat
perawatan luka post perdarahan dan nanah
ORIF k wire : Terlihat 2 daerah jahitan, masing-masing ±
Vindaa 1cm
: Jari-jari tangan kiri pasien terlihat edem
derajat 1
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Pasien BLPL
Vindaa
Resiko PAGI Sabtu, 20 September 2014
Infeksi Sabtu, 20 September Jam 08.40 WIB
2014 S : Pasien mengeluhkan nyeri di tangan kiri
Jam 08.30 WIB berkurang
Memonitor tanda- O : Tanda-tanda vital
tanda vital TD : 160/80 mmHg
Vindaa S : 36,4° C
RR : 21 x/menit
N : 84 x/menit
A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
: Batasi pengunjung
Vindaa
Ganggua Sabtu, 20 September Sabtu, 20 September 2014
n pola 2014 Jam 08.45 WIB
tidur Jam 08.40 WIB S : Keluarga pasien mengatakan semalam pasien
Melakukan bisa tidur dengan nyenyak ± selama 5 jam
pengkajian : Pasien mengatakan semalam bisa tidur
kecukupan tidur karena nyeri berkurang
Vindaa O : Pasien tampak semangat

A : Masalah gangguan pola tidur teratasi


P : Pasien BLPL
: Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau
hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan
tidur
: Batasi pengunjung selama periode istirahat
yang optimal
Vindaa
Nyeri Sabtu, 20 September Sabtu. 20 September 2014
akut 2014 Jam 10.10 WIB
Jam 10.00 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan kiri
Injeksi obat berkurang
ketorolac O : Ketorolac 30mg+aquades 2cc masuk per IV
Vindaa A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Pasien pulang
: Ajarkan pasien dan keluarga cara mengurangi
odem, cara menggunakan tripod dan merawat
luka post operasi
Vindaa
Resiko Sabtu, 20 September Sabtu, 20 September 2014
Infeksi 2014 Jam 10.05 WIB
Jam 10.00 WIB S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri sudah
Melakukan injeksi berkurang
cefotaxim dan aff O : Injeksi cefotaxim 1 gram masuk rute IV
infus A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi
Vindaa P : Pasien pulang

Vindaa
Hambata Sabtu, 20 September Sabtu, 20 September 2014
n 2014 Jam 13.20 WIB
mobilitas Jam 13.00 WIB
fisik
Mengajarkan pasien S : Keluarga pasien mengatakan akan memastikan
dan keluarga cara pasien tidak akan mengangkat beban berat dan
mengurangi odem, menggerakkan pergelangan tangan kiri
cara menggunakan O : Keluarga pasien terlihat mengangguk
tripod dan merawat mengerti
luka post operasi : Pasien terlihat mobilisasi duduk, berdiri dan
(hindari dari air, kemudian berjalan dengan menggunakan
mengubah posisi tripod
tangan kiri, A : Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi
melarang angkat
P : Pasien pulang
berat, melarang
Vindaa
menggerakkan
pergelangan tangan
kiri)
Vindaa

CATATAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, Engram. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:


EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian.
Keperawatan. Alih Bahasa Monika Ester. Edisi 2. Jakarta : EGC
Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: ECG
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Price, A. S. dan Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. C dan Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner Suddarth. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai