Makalah Amira Kelenjar Tiroid Blok 11 102015060
Makalah Amira Kelenjar Tiroid Blok 11 102015060
Email : amira.2015fk060@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin yang terdiri dari 2 lobus, satu pada setiap sisi
trakea dihubungkan oleh istmus yang sempit yang menghasilkan hormon tiroid (tiroksin &
triyodotironin). Kelenjar tiroid berbentuk seperti dasi kupu-kupu, terletak di atas trakea, tepat
di bawah laring. Secara embriologis, kelenjar tiroid berasal dari evaginasi epitel faring yang
membawa pula sel-sel dari kantung faring lateral. Evaginasi ini berjalan ke bawah dari
pangkal lidah menuju leher hingga mencapai letak anatomiknya yang terakhir. Sepanjang
perjalanan ke bawah ini sebagian jaringan tiroid dapat tertinggal, membentuk kista triglosus,
nodula, atau lobus piramidalis tiroid. Dalam keadaan normal kelenjar tiroid pada orang
dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram.
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan tepat dibawah kertilago krikoid
disamping kiri dan kanan trakea. Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus kanan dan lobus
kiri pada C5 – T1 dan dipisahkan dengan istmus digaris tengah yang biasa menutupi cincin
trakea 2-3, sehingga bentuknya menyerupai huruf H.
Kelenjar tiroid menempati ruangan dibagian dorso medialnya yang terdapat laring
trakea, carotis sheath sedangkan bagian ventralnya oleh m.sternokleidomastoideus,
m.sternohyoideus, v.jugularis anterior.
Vaskularisasi kelenjar tiroid oleh sepasang a.tiroid superior yang berasal dari a.carotis
comunis ( a.carotis eksterna ), a.tiroid inferior cabang dari a.subclavia dan a.tiroid ima yang
berasal dari a.brakhiosefalik salah satu cabang dari arcus aorta. Inevarsi kelenjar tiroid
berasal dari ganglion servikal superior dan n.laringeus superior yang merupakan cabang dari
n.vagus, kedua saraf ini akan bergabung dan berjalan didalam kelenjar tiroid dan disepanjang
a.tiroid superior.
Sel parafolikular besar, yang pucat terletak di dalam epitel. Intinya bulat atau lonjong
dan mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung
reticulum endoplasma terutama berbentuk tubular. Granul sekresi sel-sel parafolikel
mengandung kalsitonin. Pada sejumlah spesiaes mamalia, sel ini mengandung serotonin.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon, yaitu T3,T4 dan sedikit Tirokalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Fungsi hormon-hormon tiroid adalah :
Regulasi hormon tiroid diprakarsai oleh hormon TSH (Tiroid Stimulating Hormone) yang
dilepas hipotalamus.
TSH berfungsi untuk :
a. Meningkatkan proteolisis tiroglobulin
b. Meningkatkan aktivitas pompa iodium
c. Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan kecepatan proses coupling
Thyroid stimulating hormone (TSH) hormon tropik tiroid dan hifofisis anterior,
adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah
dalam pembentukan dan pengeluaran tiroid dirangsang TSH.
Hormon tiroid dengan mekanisme umpan balik negatif “mematikan” sekresi TSH,
sementara thyrotropin relasing hormone (TRH) dari hipotalamus secara tropik
“menghidupkan” sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-
tiroid, inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan
balik negatif lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan
stabilitas keluaran (sekresi) hormon tiroid.
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpan balik
negatif antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka panjang diperantai
oleh hipotalamus. Tidak seperti sebagian besar sistem hormonal lain, pada orang dewasa
hormon-hormon di sumbu tiroid secara normal tidak mengalami pergeseran sekresi yang
mendadak dan lebar. Kecepatan sekresi hormon tiroid yang relatif stabil sesuai dengan
respons terhadap hormon yang bersifat lamban dan berlangsung lama; peningkatan atau
penurunan kadar hormon tiroid dalam plasma yang mendadak tidak memiliki nilai adaptif.
Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan sekresi TRH (dan dengan demikian TSH
dan hormon tiroid) adalah pajanan ke dingin pada bayi; keadaan ini merupakan mekanisme
yang sangat adaptif pada bayi baru lahir. Peningkatan drastis sekresi hormon tiroid
penghasilan panas diperkirakan ikut berperan dalam mempertahankan suhu tubuh dalam
menghadapi penurunan mendadak suhu lingkungan pada saat lahir; sewaktu bayi berpindah
dari tubuh ibunya yang hangat ke udara lingkungan yang lebih dingin.
Sumber Makanan. ⁴
Untuk membuat tiroksin dalam jumlah normal, setiap tahunnya dibutuhkan 50 mg
yodium yang ditelan dalam bentuk iodida. Setelah ditelan per oral, iodida akan diabsorpsi
dari saluran cerna ke dalam darah. Seperlima dari iodida yang beredar di darah akan
digunakan oleh kelenjar tiroid sebagai bahan baku.
Efek kalorigenik yang berkaitan erat dengan efek metabolik keseluruhan dari hormon
tiroid adalah efek kalorigenik (penghasil panas). Peningkatan laju metabolisme menyebabkan
peningkatan produksi panas.
Metabolisme. ⁵
Metabolisme Karbohidrat. ⁵
Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna menjadi
molekul-molekul berukuran kecil agar dapat diserap. Hasil akhir pencernaan nutrien tersebut:
Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah
proses pemecahan glukosa menjadi:
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat,
dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain
itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan
sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi
dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap
menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP
10. Fosfat berenergi tinggi PEPdipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase
sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini
11. Jika keadaan bersifat anaerob(tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan
direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat
dehidrogenase.
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi
menjadi asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2melalui siklus asam sitrat(Siklus
Kreb’s). Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis
akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik
(shuttle).
Oksidasi Piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi interna mitokondria.
Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat dehidrogenase dan analog
dengan kompleks -keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa
non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang
menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen
yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang
tersedia dari bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk
asetil-KoA (CH3-COKoA, asetat aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin
asam pantotenat.Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan
banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus
tersebut.
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi
dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik.
Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar
ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau
kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.Enzim-enzim
siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun
melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi
pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang
bertempat di dalam membran interna mitokondria.
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh
enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom
karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi
kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA
yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar,
memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna.
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S).
(terikat enzim)
H2O H2O
Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa
terakhir ini menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
(terikat enzim)
5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya
peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat
berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari
dekarboksilasi oksidatif –ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan
berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3-P).
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan
kembali oksaloasetat.
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat
dehidrogenase juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir
reaksi serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada
kenyataannya mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim
mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim tersebut
merupakan isoenzim).
Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan 1
FADH2 akan dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam
siklus asam sitrat. Dalam hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke
rantai respirasi dalam membrane interna mitokondria (lihat kembali gambar tentang
siklus ini).
Glikogenesis
Reaksi pertama glukosa dan ATP melalui enzim glukokinase dan heksokinase, akan
menghasilkan glukosa 6 fosfat dan ADP. Glukosa 6 fosfat ini melalui proses dengan enzim
fosfoglukomutase akan menjadi glukosa 1 fosfat. Enzim glikogen sintetase membentuk
ikatan alfa 1,4 glikosidik (rantai lurus) dari glikogen. Enzim pencabang (branching enzyme)
akan membentuk ikatan alfa 1,6 (rantai cabang) dari glikogen.
Metabolisme Lemak. ⁶
Oksidasi beta terjadi di mitokondria dan merupakan proses aerobik yang memerlukan
oksigen. Senyawa awal yang digunakan adalah asil ko-A dan diaktivasi oleh enzim tiokinase.
Oksidase beta ini dalam prosesnya memerluhkan NAD dan FAD serta menghasilkan ATP
melalui rantai pernafasan. Hasil akhir dari proses oksidasi ini adalah asetil ko-A dan propionil
ko-A.Untuk asam lemak dengan atom C lebih besar dari 12 perlu karnitin supaya dapat
masuk ke mitokondria. Karnitin dihasilkan dari lisin, S-adenosil metionin, asam askorbat atau
dari makanan, disintesis di hati dan ginjal dan terdapat banyak di otot. Asam lemak utama
yang dihasilkan adalah asam palmitat.
Oksidasi ini untuk asam lemak rantai panjang sekitar 20-22 atom C. Diaktivasi oleh
sil ko-A sintetase menghasilkan oktanoil ko-A dan asetil ko-A dan tidak menghasilkan ATP.
Pada reaksi ini menghasilkan H2O2 yang diubah oleh katalase. Oksidasi ini dinduksi oleh diet
tinggi lemak dan obat hipolipidemik
Transpor lemak (lipid) dalam aliran darah. Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam
lemak bebas dan lipoprotein.
1. Kilomikron terbentuk dalam mukosa usus dari asam lemak dan gliserol,
diabsorpsi dalam lakteal, dan masuk ke sirkulasi darah. Kilomikron terdiri dari
90% trigliserida ditambah kolestrol, fosfolipid dan selubung tipis protein.
Metabolisme Protein. ⁷
A. Transpor dan absorpsi asam amino. Asam amino yang berasal dari protein dalam
makanan diabsorpsi dari usus melalui transpor aktif dan dibawa ke hati. Di hati asam
asmino disinteis menjadi molekul protein atau dilepas ke dalam sirkulasi untuk
ditranspor ke sel lain.
1. Setelah memasuki sel-sel tubuh asam amino bergabung dengan ikatan peptida
untuk membentuk protein selular yang dipakai untuk pertumbuhan dan
regenerasi jaringan.
2. Hanya sedikit simpanan asam amino dalam sel-sel tubuh, kecuali sel-sel hati.
Protein intraselular tubuh sendiri terus terhidrolisis menjadi asam amino dan
disintesis ulang menjadi protein. Asam amino dari makanan dan asam amino
dari penguraian protein intraselular membentuk kelompok asam amino utama
yang memenuhi kebutuhan tubuh.
B. Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati.
a. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya setiap asam
amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.
b. Deaminasi asam amino yang merupakan langkah pertama, melibatkan
pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk amonia
(NH3).
c. Pembentukan urea oleh hati. Amonia diubah menjadi urea melalui siklus urea
(siklus ornitin) oleh hati. Urea disekresi oleh ginjal ke dalam urine.
d. Oksidasi asam amino terdeaminasi. Bagian asam amino non nitrogen yang
tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui
Secara umum, kelenjar tiroid di bagi menjadi dua, yakni hipertiroid dan hipotiroid,
Disebut hipertiroid apabila kelenjar tiroid memproduksi hormon secara berlebihan. Dalam
kasus hipertiroid, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid melebihi kapasitas
metabolisme tubuh kita sehingga semua makanan yang kita makan langsung tercerna dengan
sangat cepat. Akibatnya, makanan tidak sempat terserap oleh tubuh.
Abnormalitas sekresi terjadi defisiensi iodium, atau malfungsi hipotalamus, hipofisis atau
kelenjar tiroid.
Hormon tiroid dapat meningkatkan metabolisme sebagian besar sel tubuh. Bila kelebihan
hormon ini dapat meningkatkan laju metabolisme basal setinggi 60 sampai 100 persen di atas
nilai normalnya. Sebaliknya, bila tidak ada hormon tiroid dihasilkan, maka laju metabolisme
basal menurun sampai hampir setengah nilai normal.
Iodium
Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, setiap tahunnya dibutukan kira-kira 50
mg yodium yang ditelan dalam bentuk iodida, atau kira-kira 1mg/ minggu. Agar tidak terjadi
defisiensi yodium, garam dapur yang umum dipakai diiodisasi dengan kira-kira 1 bagian
natrium iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida.
Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat dapat menurunkan berat badan, dan bila
produksinya sangat berkurang maka dapat menimbulkan kenaikan berat badan, namun efek
ini tidak selalu terjadi. Hormon tiroid juga dapat meningkatkan nafsu makan, dan keadaan ini
dapat berpengaruh pada perubahan kecepatan metabolisme oleh enzim Na K ATPase.
Kesimpulan
Kelenjar endokrin yang terdiri dari 2 lobus, satu pada setiap sisi trakea dihubungkan
oleh istmus yang sempit yang menghasilkan hormon tiroid (tiroksin & triyodotironin).
Kelenjar tiroid berbentuk seperti dasi kupu-kupu, terletak di atas trakea, tepat di bawah
laring. Dalam skenario disebutkan seorang perempuan, usia 45 tahun, berobat ke dokter dan
melalui pemeriksaan didapat menderita perbesaran kelenjar tiroid. Hipotesis di terima,
pembesaran kelenjar tiroid disebabkan oleh gangguan sekresi hormon tiroid.
2. Sherwood. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta : EGC; 2008.h.650-52.
4. Guyton, H. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008:978-90.
6. Erma MC, Anna MD, Hendrik K dr, Prof K.H.Timotius, Winarsi dr, et all. Metabolik
endokrin 1, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta ;
2016.h 31-64.