Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

MENGGAGAS SINTESA BIOBUTANOL DARI TONGKOL JAGUNG


SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI BIOETANOL

BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

Diusulkan oleh:

Ketua Evi 160214020, angkatan 2014


Anggota 1 Angelina Priscilla Pranoto 160214023, angkatan 2014
Anggota 2 Mei Vandana Surya .P. 160216003, angkatan 2016

Universitas Surabaya

Surabaya

2017
i

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS


MAHASISWA-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

1. Judul Kegiatan : Sintesa Biobutanol Dari Tongkol


Jagung Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Pengganti Bioetanol
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Evi
b. NRP : 160214020
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Universitas : Universitas Surabaya (UBAYA)
e. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jalan Kapas Lor Wetan gang III/No.
2/ 081553021922
f. Alamat email : evisis22@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Yuana Elly Agustin, S.T., M.Sc
b. NIP/NPK : 210013
c. Alamat Rumah dan No. Tel/ HP :Jalan Dukuh Setro Rawasan 3 no 17
/089503968867

Surabaya, 15 Agustus 2017

Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan

(Emma Savitri S.T., M.Sc) (Evi.)


NIP/NIK : NPK. 202034 NRP: 160214020

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping

(Ir. Hudiyo Firmanto, M.Sc., Ph.D.) (Yuana Elly Agustin, S.T., M.Sc)
NIP/NIK : NPK. 194008 NIDN:0720088504
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesainya
karya tulis kami yang berjudul “Penggunaan Tongkol Jagung sebagai Bahan Baku
Biobutanol”. Karya tulis ini dibuat dengan harapan bisa menjadi salah satu
alternatif untuk menjadikan tongkol jagung sebagai bahan baku yang berguna
dalam pembuatan biofuel yang diharapkan bisa menggantikan bahan bakar
bioetanol dan bahan bakar fosil

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan,


bantuan serta arahan dari Dosen Pembimbing kami, Yuana Elly Agustin, S.T.,
M.Sc dalam penyusunan gagasan tertulis ini. Tidak lupa kami ucapakan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami .
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam karya tulis ini
karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikan positif dalam penulisan
karya tulis lebih lanjut. Semoga karya tulis ini menjadi sumber inspirasi dan karya
nyata yang bermanfaat

Surabaya, 6 Juni 2017

Penulis
iii

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................v
RINGKASAN ............................................................................................................vi
PENDAHULUAN
Latar belakang .....................................................................................................1
Tujuan .................................................................................................................2
Manfaat ...............................................................................................................3
GAGASAN ................................................................................................................3
KESIMPULAN ..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................8
LAMPIRAN
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur butanol ..........................................................................................3
Gambar 2. Tahapan pembuatan biobutanol .................................................................4
Gambar 3: Proses AFEX .............................................................................................5
v

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah kandungan bahan organik dalam tongkol jagung .............................2
Tabel 2. Tabel perbandingan biobutanol dengan bioetanol..........................................4
Tabel 3. Perbandingan antara hidrolisis asam dan hidrolisis enzimatik .......................6
vi

RINGKASAN

Jagung merupakan makanan pokok kedua bagi sebagian besar masyarakat


Indonesia. Produksi jagung setiap tahunnya meningkat seperti kenaikan pada
tahun 2013-2014 mencapai 496,57 ribu ton atau sebesar 1,1%. Kebutuhan jagung
yang meningkat juga meningkatkan jumlah limbah. Limbah dari jagung yaitu
daun, batang tanaman, serabut jagung dan tongkol jagung. Dalam PKM ini
membahas penggolahan tongkol jagung yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pengganti bioetanol yaitu berupa biobutanol.

Biobutanol dinilai mampu mengantikan bioetanol, karena karakteristik


dari biobutanol yang mempunyai rantai yang lebih panjang sehingga biobutanol
tidak cepat menguap (unvolatile) dan titik didih dan densitasnya lebih tinggi
dibandingkan dengan bioetanol. Selain itu nilai bilangan oktan dari biobutanol
hampir sama dengan bahan bakar fosil sehingga tidak dibutuhkan modifikasi dari
suatu kendaraan.

Dalam proses pembuatan biofuel berupa biobutanol ini, dibagi menjadi


empat tahapan. Pertama, tongkol jagung dikeringkan dan dihaluskan sehingga
menjadi kecil. Kemudian masuk ke tahap dua yaitu penghilangan
lignin(delignifikasi). Dalam hal ini proses menggunaakan metode AFEX. Setelah
lignin dapat dihilangkan kemudian proses hidrolisa selulosa, pada umumnya
proses hidrolisa selulosa menggunakan alkali / acid pretreament atau dengan
menggunakan enzim. Namun pada PKM-GT ini, menggunakan katalis padat
arang tersulfonasi. Selulosa terhidrolisa menjadi Glukosa. Pada tahapan terakhir
dimana glukosa yang telah terbentuk di sintesa menjadi biobutanol dengan proses
fermentasi dengan bakteri Clostridium sp
vii

Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara pertanian dan pengkonsumsi jagung
terbanyak untuk dijadikan bahan makanan yaitu jagung bakar, tepung,
pengkalengan jagung, gula dan lain sebagainya. Masyarakat belum memahami
dengan baik alternatif lain untuk mengolah tongkol jagung. Tongkol jagung
biasanya langsung dibuang begitu saja setelah jagung dikonsumsi, dibuat menjadi
pupuk kompos atau dibuat menjadi pakan ternak. Tongkol jagung dapat
dimanfaatkan dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan membuatnya
menjadi bahan baku biobutanol(biofuel)
Biofuel merupakan salah satu alternatif energi yang sangat cepat
berkembang. Pembuatan biofuel digemari karena selain ramah lingkungan juga
bahan baku dapat menggunakan biomassa yang tidak digunakan, dan biaya yang
dikeluarkan tidak sebanyak apabila menggunakan bahan kimia. Salah satu metoda
alternatif pembuatan biofuel yaitu dengan cara fermentasi limbah basah dari
kotoran hewan secara anaerob dapat menghasilkan biogas, atau
fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol (sebagai pengganti
bahan bakar bensin dari sumber bahan baku pati-patian) dan ester (sebagai
pengganti bahan bakar diesel dari sumber bahan baku lemak hewan dan minyak
sayur) Fermentasi secara tradisional menggunakan biomassa yang tidak berasal
dari bahan makanan seperti selulosa dan hemiselulosa pada produk agrikultur.
Pada produk dan limbah yang sudah dikembangkan untuk produksi butanol.
Pemanfaatan limbah agrikultur dengan hidrolisa dari hemiselulosa bisa
diperpanjang/perbanyak dengan jumlah bahan mentah untuk aseton dan butanol.
Di zaman sekarang, produksi dari biomassa atau berasal dari limbah
sedang dilakukan dalam berbagai macam penelitian di dunia. Jumlah bahan
organik yang berlimpah di perairan menjadi salah satu faktor pencarian metode
alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar fosil atau crude oil. Bioenergi
yang digemari adalah bioetanol karena mempunyai harga jual yang tinggi sebagai
produk dari limbah agroindustri dan sebagian sumber karbon bisa generasikan
dari fermentasi. Namun terdapat kelemahan dari bioetanol ini yaitu sifatnya yang
2

volatil dan karena etanol mudah larut dalam air, etanol dapat menyebabkan korosi
pada mesin karena itulah dilakukan alternatif lain untuk pengganti bioetanol yaitu
biobutanol.
Pembuatan biobutanol ini diharapkan bisa dijadikan alternatif lain selain
bioetanol untuk menjadi pengganti biogasoline (bahan bakar bensin). Alasan
digunakannya biobutanol sebagai pengganti bioetanol karena biobutanol
mempunyai rantai karbon yang lebih panjang, lebih tidak volatil, mempunyai
densitas energi yang lebih tinggi, memiliki karakteristik yang mirip dengan bahan
bakar dari fosil sehingga tidak memerlukan adanya modifikasi pada mesin
(mempunyai nilai oktan yang lebih mendekati bensin dibandingkan dengan
bioetanol), memiliki kemampuan menyerap molekul air yang lebih rendah diudara
dibandingkan dengan bioetanol. Selain penggunaannya sebagai bahan bakar
mesin biobutanol dapat diaplikasikan pada industri lain yaitu sebagai pelarut,
bahan kimia menengah, dan bahan ekstrak dalam kosmetik dan industri farmasi
dan juga produksi dari butyl acrylate(untuk industri cat, tekstil, lem dan lain-lain)
dan methacrylate.
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), produksi jagung tahun 2014 sebesar
19.008.426 ton, naik sebesar 496,57 ribu ton dibandingkan tahun 2013.
Peningkatan produksi disebabkan adanya peningkatan produktivitas sebesar 1,1
kuintal/hektar. Dari berat jagung, 30% berat tersebut adalah tongkol jagung
(Koswara, 1991). Dari data produksi Badan Pusat Statistik, diperkirakan limbah
tongkol jagung dihasilkan di indonesia sekitar 5,7 juta ton/tahun setelah paska
panen.
Tabel 1. Jumlah kandungan bahan organik dalam tongkol jagung
3

Sumber: Ariyanti,Yatti. Kandungan Bahan Organik dan Bahan Organik


Kasar Tongkol Jagung. http://repository.unhas.ac.id

Dalam penulisan PKM-GT ini, secara umum akan membahas pembuatan


biobutanol dari tongkol jagung. Dalam tongkol jagung masih menggandung
makromolekul. Polisakarida yang diinginkan untuk proses biobutanol adalah
adalah selulosa. Untuk itu, terlebih dahulu dilakukan proses delignifikasi untuk
menghilangkan kandungan lignin. Kemudian selulosa direaksikan dengan enzim
cellulase dan ditambahkan katalis karbon aktif tersulfonasi, sehingga selulosa
terpecah menjadi monosakarida dalam bentuk glukosa. Glukosa dari proses
hidrolisis selulosa difermentasi dengan bakteri Clostridium sp. untuk
menghasilkan biobutanol. Secara garis besar penulisan dalam PKM-GT ini
mendiskusikan tentang proses pembuatan biobutanol dari tongkol jagung dan
memberikan saran untuk mempertimbangkan penggunaan biobutanol.
Tujuan
Mengidentifikasi proses pembuatan biobutanol dengan menggunakan tongkol
jagung sebagai bahan baku
4

Manfaat
Dari segi ekonomi
Bahan baku yang dimanfaatkan juga memperhatikan nilai ekonomi.
Nilai ekonomi yang rendah untuk suatu proses menjadi indikator penting.
Alur pemprosesan tongkol jagung lebih pendek bila dibandingkan dengan
pembuatan bahan bakar dari fosil. Selain itu bahan baku yang digunakan
lebih untuk pembuatan biobutanol lebih murah daripada dari minyak bumi
karena itu bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk pengganti bahan bakar
fosil
Dari segi bahan baku
Bahan baku yang digunakan merupakan tongkol jagung. Tongkol
jagung sebagian besar digunakan sebagai bahan ternak dan pupuk. Namun
ketersedian bonggol jagung yang dihasilkan terlalu banyak sehingga tidak
seimbang dengan kuantitas ternak yang ada sehingga dapat dijadikan
alternatif sebagai bahan baku pembuatan biobutanol.
Dari segi produk
Pemanfaatkan suatu produk melihat dari karakteristiknya baik dari segi
tingkat toksiknya, nilai oktannya, titik didihnya, volatilitasnya, kelarutan
dan sifat fisis dan kimia lainnya. Dilihat dari sifat-sifat tersebut, produk
biobutanol dapat menjadi produk alternatif dari bioetanol untuk bahan
tambahan bahkan pengganti gasolin atau bensin (ditinjau dari nilai
oktannya)
Dari segi lingkungan
Pembuatan biobutanol dari bonggol jagung dapat mengurangi jumlah
limbah dari bonggol jagung yang terbuang sia-sia. Selain itu limbah yang
terbuang kebanyakan limbah organik sehingga tidak terlalu merusak
lingkungan jika dibandingkan dengan limbah dari bahan bakar minyak
bumi/fosil

GAGASAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, masyarakat lebih
menginginkan bahan-bahan hasil jadi yang berbahan dasar bio-organik. Salah satu
5

bahan baku yang diinginkan adalah biobutanol. Biobutanol merupakan salah satu
bahan biofuel/biogasoline yang penggunaannya cukup banyak didunia.

Gambar 1. Struktur butanol


Selain sebagai bahan baku alternatif biofuel dan juga untuk lebih
mengembangkan penggunaan tongkol jagung diharapkan pembuatan biobutanol
ini dapat dijadikan sebagai alternatif biofuel lainnya selain bioetanol. Bioetanol
pernah menjadi salah satu energi alternatif yang paling sering digunakan.
Bioetanol mulai berkembang pertama kalinya pada tahun 1980 hingga 1990.
Kemudian terus bergenerasi hingga pada tahun 2010, Amerika Serikat sebagai
negara yang memimpin dalam bidang produksi dan eksportir biofuel dengan
kapasitas sebanyak 13,5 juta galon. Bioetanol memanfaatkan biomassanya yang
berbasis lignoselulosanya. (Limayem dan Ricke,2012). Bakteri yang dapat
digunakan dalam pembuatan bioetanol antara lain Saccharomyces cerevisiae,
Clostridium thermocellum, Zymomonas mobilis
Pembuatan butanol kami inginkan berbahan dasar dari tongkol jagung.
Alasan kami memakai tongkol jagung ini dikarenakan Indonesia merupakan
negara yang menghasilkan/memproduksi jagung yang cukup besar. Pemanfaatan
bioetanol memiliki kandungan 70 % energi gasoline dan sifatnya hidroskopis.
Apabila dibandingkan dengan biobutanol (C-4), biobutanol memiliki densitas
yang tinggi, volatilitas yang rendah, dan hidroskopis yang rendah.(Cai ,dkk ,2016).
Biobutanol memiliki rantai karbon yang lebih panjang daripada etanol yang
membuat butanol lebih tidak volatil.
Tabel 2. Tabel perbandingan biobutanol dengan bioetanol
6

Sumber: Ndaba.B.,et al. 2015..n-Butanol derived from biochemical and chemical


routes: A review
Tahapan proses pembuatan biobutanol adalah:

Bahan baku Delignifikasi Hidrolisa Sintesa


selulosa biobutanol
Glukosa
Penghalusan Penghilangan lignin Katalis padat
dan dengan metode
difermentasi
arang
pengeringan AFEX pada suhu dengan bakteri
tersulfonasi
60-90 oC, 1 atm Clostridium

Gambar 2. Tahapan pembuatan biobutanol

Bahan baku yang digunakan yaitu tongkol jagung yang berasal dari limbah
pertanian. Kemudian bahan baku dihaluskan dan dikeringkan hingga berbentuk
butiran serbuk kasar. Luas permukaan serbuk jagung diharapkan berukuran kecil,
karena semakin kecil luas area suatu bahan akan dibutuhkan driving force yang
lebih besar untuk dapat mempercepat proses pemecahan makromolekul yaitu
polisakarida menjadi monosakarida.
Proses kedua yaitu delignifikasi (proses penghilangan lignin). Dalam suatu
bahan agrikultur terdapat bahan lignoselulosa. Selama ini proses delignifikasi
menggunakan metode alkali pretreatment (NaOH), acid pretreatment (HCl) dan
metode ammonia fiber expansion (AFEX). Penggunaan NaOH, HCl dinilai tidak
ramah lingkungan karena merupakan basa kuat, dan asam kuat yang dapat
berdampak bagi lingkungan. Pada umumnya, metode AFEX digunakan untuk
desain skala besar. Dalam metode ini, Amoniak yang digunakan pada suhu 70-
200°C dan tekanan 100-400 psi (Bals dkk. 2010). Menurut A. Limayem dan S.C.
Ricke (2012) metode ammonia fiber expansion (AFEX) treatment dapat
menghidrolisis terutama residu dari pertanian seperti sisa panen jagung(daun,
tongkol, batang) dan tidak menghasilkan produk samping lain yang beracun selain
itu didalam prosesnya teradapat proses ammonia recovery sehingga tidak ada
wastewater dan pembuangan ammonia dari proses ini.
7

Menurut Jaroslaw Domanski, dkk (2016), metode AFEX diuji dengan


skala lab dengan bahan dasar jerami padi dan dilakukan pada kondisi operasi suhu
60-90OC, tekanan atmosferik dan waktu pengoperasian 0-8 jam. Suhu dan tekanan
tinggi yang digunakan dapat meningkatkan biaya operasi, selain itu juga tidak
ramah terhadap lingkungan oleh karena itu metode AFEX diubah menjadi lebih
ramah lingkungan apabila digunakan pada suhu amoniak yang digunakan
diturunkan menjadi 60-90OC dan tekanan dikondisikan pada tekanan atmosferik.

Gambar 3: Proses Metode AFEX


Proses ketiga yaitu pembentukan glukosa dari Selulosa (hidrolisa selulosa)
yang dihasilkan dari proses delignifikasi dilakukan proses fermentasi dengan
penambahan enzim cellulase untuk mengubahnya menjadi glukosa yang
merupakan bahan baku utama butanol. Penggunaan enzim tidak menghasilkan
toksik namun biaya operasi lebih mahal. Sehingga pada proses hidrolisa
disarankan menggunakan katalis arang tersulfonasi. Bahan Selulosa di taruh di
autoclave dan direaksikan pada suhu ± 100-150 oC. Pada katalis arang tersulfonasi
diharapkan gugus H+ dari SO3H yang terikat pada karbon aktif dapat berperan
sebagai katalis pemecah ikatan dari selulosa menjadi glukosa. Selain itu
penggunaan katalis arang tersulfonasi. Menurut Koyotaka dan Michikazu (2007),
Penggunaan katalis padat tersebut memiliki keunggulan proses tidak korosif (pH
normal), apabila proses selesai pemisahan mudah dengan cara filtrasi, kemudian
setelah katalis padat dipisahkan bisa diaktifkan (dipergunakan) kembali. Sehingga
8

produk katalis ini tidak menghasilkan limbah.


Berikut ini adalah tabel perbandingan antara hidrolisis selulosa menjadi
glukosa dengan metode asam dan enzimatis
Tabel 3. Perbandingan antara hidrolisis asam dan hidrolisis enzimatik

Sumber: Anggoro.,Didi Dwi,et al.2014. Hidrolisis Selulosa Menjadi Glukosa


dengan Katalis Heterogen Arang Aktif Tersulfonasi.
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa hidrolisis dengan katalis arang aktif
tersulfonasi dapat menutupi kelemahan dari metode asam yang tidak ramah
lingkungan dan metode enzimatis yang mahal.
Proses yang terakhir merupakan sintesa biobutanol. Glukosa dari proses
sebelumnya dan fermentasi dengan menambahkan bakteri Clostridium sp pada
bioreaktor pada rentang pH 4,5-5 pada suhu optimal dari bakteri Clostridium sp
yaitu sekitar 30oC-40oC
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu
mengimplementasikan gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-
masingnya antara lain :
1. Masyarakat
Masyarakat sebagai sasaran penerimaan manfaat dari uji coba
produk biobutanol serta selaku komentator dan pemberi saran atas
produk biobutanol
2. Lembaga penelitian
Lembaga penelitian bisa dari pihak kampus ataupun pihak luar
dimana ikut serta dalam membantu proses kulturasi dan inokulasi
bakteri, selain itu juga bisa membantu dalam proses lainnya seperti
pemanasan.
9

Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan


gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai antara
lain:
1. Penelitian dan pendahuluan di laboratorium seperti:
a. Mengoptimasi pretreatment dengan metode AFEX menggunakan
suhu ammonia yang sesuai untuk menghilangkan lignin/memecah
ikatan lignin dari tongkol jagung
b. Mengoptimasi jumlah katalis karbon aktif tersulfonasi sehingga
didapatkan yield yang optimal
c. Mengoptimasi kondisi lingkungan fermentasi dan menentukan
jenis bakteri Clostridium sp. yang cocok agar dapat memberikan
hasil biobutanol yang optimum
2. Mencari proporsi optimal dari biobutanol yang bisa diaplikasikan pada
kendaraan sebagai additif dari bensin
3. Mengevaluasi dan merevisi yang bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan saat uji coba dan tidak ada hal -hal yang tidak diinginkan
Kesimpulan

Biobutanol dinilai lebih efisien dibandingkan dengan bioetanol, karena


dari karakteristik yang dimiliki oleh biobutanol menyerupai bahan bakar yang
berasal dari fosil selain itu biobutanol memiliki rantai yang lebih panjang
sehingga titik didihnya lebih tinggi / tidak volatil, selain itu biobutanol memiliki
daya serap air yang lebih rendah dari bioetanol. Proses delignifikasi menggunakan
AFEX karena tidak ada downstream yang harus diolah kembali dan amoniaknya
dapat direcovery. Proses hidrolisa selulosa menggunakan katalis karbon aktif
tersulfonasi karena dapat menggurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan proses.
10

DAFTAR PUSTAKA

Koswara, J. 1991. Budidaya Jagung. Jurusan Budidaya Pertanian.


Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Limayem, Alya dan Ricke, Steven C..2012.Lignocellulosic biomass
for bioethanol production:Current perspectives, potential issues and
future prospects. Progress in Energi and Combution service vol 38:449-
467
Cai, Di, D., Zhongshi, W.,Yong, Chen., Changjing, L., Ping, Q.,
Peiyong, W., Zheng, Tan., Tianwei .2016. Co-generation of microbial
lipid and bio-butanol from corn cob bagasse in an environmetally friendly
biorefinery process.Bioresource Technology.Vol 216:345-351
Ndaba.B.,Chiyanzu I dan Marx,. 2015.n-Butanol derived from
biochemical and chemical routes: A review. Biotechnology Reports 8
(2015) 1–9
Domanski,J.,Borowslo,S.,Mikolaiczyk,O.M.,Kubacki,P.2016.
Pretreatment of rye straw with aqueous ammonia for conversion to
fermentable sugars as a potential substrates in biotechnological
processes.Biomass and Bioenergi. Vol 91:91-97
Anggoro.,Didi Dwi, Purwanto, dan Rispiandi.2014. Hidrolisis
Selulosa Menjadi Glukosa dengan Katalis Heterogen Arang Aktif
Tersulfonasi. Reaktor, Vol. 15 No. 2, Oktober 2014, Hal. 126-131.

Bals, Bryan., Roger, Chad., Jin, Mingjea., Balan, Venkatesh., Dale,


Bruce. 2010. Evaluation of Ammonia Fibre Expansion (AFEX)
Pretreatment for Enzymatic Hydrolysis of Switchgrass Harvested in
Different Seasons and
Locations.https://biotechnologyforbiofuels.biomedcentral.com/articles/10.
1186/1754-6834-3-1. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017

N., D., Fialho, Joao.2015. Development of Selective Fractionation


Methods for The Integrated Upgrade of Corn Cobs in the Biorefinery
Framework.
https://fenix.tecnico.ulisboa.pt/downloadFile/281870113702578/tese_Joao
11

Fialho.pdf. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017


Kumar, Parveen., M. Barrett,Diane., Delwiche, Michael J., and
Stroeve ,Pieter.2009.Methods for Pretreatment of Lignocellulosic Biomass
for Efficient Hydrolysis and Biofuel Production: Review.
http://pubs.acs.org/doi/full/10.1021/ie801542g. Diakses pada tanggal 16
Mei 2017
LAMPIRAN 1
Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing.
A. Identitas Diri Ketua
1 Nama Lengkap Evi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknik Kimia
4 NRP 160214020
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 22 September 1996
6 E-mail Evisis@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081553021922

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDK SMPK Angelus SMAK Frateran
Nama Institusi
Custos 1
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk / Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C.Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -

D.Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instiusi


lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Surabaya, 15 Agustus 2017


Pengusul

(Evi)
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap Angelina Priscilla Pranoto
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknik Kimia
4 NRP 160214023
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 04 Juli 1996
6 E-mail Fang2bleach@ymail.com
7 Nomor Telepon/HP 082132550203

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDK ST Xaverius SMPK Angelus SMAK Frateran
Nama Institusi
Custos 1
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk / Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C.Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -

D.Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instiusi


lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Gagasan Tertulis(PKM-GT).

Surabaya, 15 Agustus 2017


Pengusul

(Angelina Priscilla P)
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap Mei Vandana Surya Poerwanto
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi S1 Teknik Kimia
4 NRP 160216003
5 Tempat dan Tanggal Lahir Madiun, 18 Mei 1998
6 E-mail meivandanasurya@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082132374717

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDK ST. SMPK ST. SMAK ST.
Nama Institusi Bernardus Bernardus Madiun Bonaventura Madiun
Madiun
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk / Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C.Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -

D.Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instiusi


lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 1 Fashion Show Hartono Mall Surakarta 2016
2 The Best Costume ARTV Surabaya 2017
Juara Runner Up 2
3 Kalicatur Resort Madiun 2016
Fashion Show
Public Speaking
4 ARTV Surabaya 2017
Reguler PRO
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Surabaya, 15 Juli 2017
Pengusul

(Mei Vandana Surya .P.)


A. Identitas Diri Dosen Pembimbing
1 Nama Lengkap Yuana Elly Agustin, S.T., M.Sc
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIDN 0720088504
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang, 20 Agustus 1989
6 E-mail yuana@staff.ubaya.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 089503968867

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Institusi Universitas Surabaya National Taiwan
University of
Science and
Technology
Jurusan Teknik Kimia Chemical
Engineering
Tahun Masuk - Lulus 2003-2008 2012-2014

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 International Conference on Life Engineered July 2014
Science and Biological Biomolecules for the
Engineering, Sapporo, Japan Detection of Silver
Nanoparticles

2 International Conference on Quality The Effect of Storage August 2015


in Research, Lombok Temperature for the
Detection of Silver
Nanoparticles via
Engineered
Biomolecules

D.Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instiusi


lainnya)

No.No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


1 Best Poster The 5th International Conference on 2012
Presentation Industrial Bioprocesses,IFIB
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Surabaya, 15 Agustus 2017
Pengusul

(Yuana Elly Agustin S.T., M.Sc.)


Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
No Program Bidang Waktu
Nama / NIM Uraian Tugas
. Studi Ilmu (jam/ming
gu)
10 Mengkoordinas
Evi /
1 Teknik Kimia Kimia jam/mingg i keseluruhan
160214020
u program
Angelina Mengkoordinas
10
Priscilla i persiapan
2 Teknik Kimia Kimia jam/mingg
Pranoto/ bahan dan alat
u
160214023 yang digunakan
Mengkoordinas
Mei Vandana
10 i pengamatan
Surya
3 Teknik Kimia Kimia jam/mingg dan
Poerwanto/1602
u karakterisasi
16003
hasil
Lampiran 3.

UNIVERSITAS SURABAYA
Jl. Raya Kalirungkut
Surabaya 60292
Telp. (031) 2981150, 2981153

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Evi
NIM : 160214020
Program Studi : Teknik Kimia
Fakultas : Teknik
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT) saya
dengan judul: “Sintesa Biobutanol Dari Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Pengganti Bioetanol” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Surabaya, 15 Agustus 2017
Mengetahui Yang menyatakan,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan,

(Ir. Hudiyo Firmanto, M.Sc., Ph.D.) (Evi)


NIP/NIK : NPK. 194008 NIM : 160214020

Anda mungkin juga menyukai