Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hasil pelapukan batuan dibawa oleh suatu media ke tempat lain dimana

kemudian diendapkan. Pada umumnya pembawa hasil pelapukan ini dilakukan

oleh suatu media yang berupa cairan, angin dan es. Akan tetapi beberapa

transportasi hasil pelapukan dapat juga berlangsung tanpa bantuan suatu media,

melainkan hanya dengan tenaga gravitasi saja.

Sifat-sifat transportasi sedimen berpengaruh terhadap sedimen itu sendiri yaitu

mempengaruhi pembentukan struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen

menunjukan proses yang terjadi selama proses pengendapannyanya. Karena

umumnya proses tersebut merupakan hasil langsung dari gerakan media

pengangkut.

Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen

adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media

akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai

yang bergerak turun karena berat jenis yang langsung berhubungan dengan

gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk

mengalir.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa mengetahui dan

memahami proses transportasi sedimen.

Tujuan dalam praktikum ini antara lain :

1. Menghitung kecepatan aliran fluida.

2. Mengukur sudut kemiringan.

3. Melihat relief yang terbentuk.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1.3.1 Alat : 1. ATK

2. Armfield

3. Stopwatch

1.3.2 Bahan : 1. Pasir

2. Air

3. Bola Pingpong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Trasportasi

Pada umumnya media transportasi hasil pelapukan dan erosi adalah fluida

atau gravitasi bumi. Masing-masing jenis media transportasi akan menghasilkan

bentuk endapan dengan karakteristik tertentu.

Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen

adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media

akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai

yang bergerak turun karena berat jenis yang langsung berhubungan dengan

gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk

mengalir (Arsyad. 2000).

Berikut adalah beberapa media transportasi sedimen, antara lain:

1. Gravitasi

Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3 macam

sedimen :

 Debris flows (umumnya mud flows), bisa terjadi di air dan di darat,

memiliki ciri pada umumnya yaitu dikuasai matrik (matrix-dominated sediment),

sortasi jelek, pejal (tak berlapis). Arus Debris atau aliran lumpur merupakan

pergerakan menuruni lereng dari material-material yang dialiri oleh air

intergranular. Air bercampur dengan partikel-partikel kecil yang berperilaku

seperti cairan yang kental; partikel-partikel yang lebih besar ada pada arus dengan

kemampuan mengapungnya dan dengan kekentalan yang tinggi, menghasilkan


kekuatan, atau kekohesifan dari fase fluida dari pada dengan turbulensi atau

tekanan dispersif atau daya angkat hidrodinamik. Reverse grading merupakan

karakteristik dari lapisan basal dari endapan arus debris, ini dikarenakan tegangan

yang melemah dari sedimen lempung di arus semacam itu, menjadi kehilangan

kekuatan bahwa lumpur lempung menopang pada deformasi. Arus debris yang

lain berasal dari bawah air. Hubungan antara ukuran klastik maksimum dan

ketebalan dari aliran massa dapat berfungsi untuk membedakan antara kohesif

arus debris dan kohesi dari aliran butiran. Terdapat arus kohesif dengan hanya

sedikit lumpur dan arus berlumpur yang kurang kohesi (lebih jauh lagi, lumpur

dapat dicuci ke dalam atau luar dari endapan gravel) (Arsyad. 2000).

 Grain flow, ciri umumnya dikuasai kepingan (fragment dominated-

sediment) terpilah baik dan bebas lempung. Aliran butir dipertahankan oleh

tekanan dispersif, yang di mana dikarenakan momentum perubahan interaksi antar

butir. Lapisan granular yang bebas merupakan Tekanan Geser (T) dan Tekanan

Normal (N), menjadi tangensial dan komponen normal dari tekanan berat. Kedua

tekanan tersebut dikombinasikan menjadi sudut friksi internal, α, tan α = T/N .

Butiran kasar mengalir lebih cepat dan lebih tebal daripada butiran halus. Tipe

aliran butiran pasir ketebalannya kurang dari 2 sentimeter dan mempunyai

kecepatan kurang dari 1 meter per detik. Butiran subaqueous mengalir dengan

ketebalan kurang dari beberapa sentimeter. Aliran butiran yang tidak turbulen atau

hanya sedikit turbulen tidak ada pencampuran yang cukup di antara lapisan yang

lebih dalam di dalam arus dan lapisan dangkal. Butiran yang lebih besar muncul
untuk bermigrasi ke puncak dari aliran, memungkinkan efek saringan kinetik, jadi

disebut reverse grading (perlapisan terbalik) (Arsyad. 2000).

 Fluidatet flow, ciri sedimennya tebal, non-graded clean sand, batas atas

dan bawahnya kabur, umumnya terdapat struktur piring (dish structures). Arus

sedimen fluida hasil dari pelepasan intergranular fluida atas, di mana sesaat

menyokong butiran melawan gaya gravitasi dan juga hasil dalam agregat butiran

dengan kekuatan yang lemah. Aliran cair, di mana sedimen mengendap melalui

pori dari fluida tersebut, yang sebagai hasilnya, sedimen hanya menyokong

sebagian pergerakan ke atas dari pori-pori fluida (Arsyad. 2000).

1. Gletser

2. Aingin

3. Air

Untuk transportasi melalui media air terdapat 2 mekanisme, antara lain:

 Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus

cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang

dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah

mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak

mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang

buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah

menyentuh dasar aliran (Arsyad. 2000).


 Bedload transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi

menjadi:

 endapan arus traksi

 endapan arus pekat (density current) dan

 endapan suspensi.

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya.

Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin

atau pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya

berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:

a. pemilahan baik

b. tidak mengandung masa dasar

c. ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah

(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).harus

pekat atau arus turbidit dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi.

Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir,

lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silangsiur dan perlapisan

bersusun. Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density)

media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar

garam (Arsyad. 2000).


2.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik

berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung

(rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) (Hardjowigeno, 1993).

Gambar 2.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

2.3 Jenis Aliran Fluida

Secara umum, aliran fluida terbagi 2, yakni:

1. Aliran Laminer, dimana setiap partikel pada fluida bergerak dengan kecepatan

dan arah yang sama.

2. Aliran Turbulen, dimana partikel fluida bergerak dengan kecepatan dan arah

yang berbeda-beda. Umumnya, aliran pada sungai merupakan aliran turbulen

(Hardjowigeno, 1993).

2.4 Bilangan Reynolds

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

dengan:
vs - kecepatan fluida,

L - panjang karakteristik,

μ - viskositas absolut fluida dinamis,

ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

ρ - kerapatan (densitas) fluida.

Apabila angka Reynold ini kecil akan terjadi aliran yang laminer, dimana garis

aliran sejajar dengan batas permukaan. Sebaliknya bila angka Reynold besar

aliran akan berubah menjadi turbulen. Angka Reynold, pada aliran dalam tabung

batas antara aliran laminer dan turbulen ini adalah 2000. Sedangkan angka itu

untuk suatu partikel dalam cairan adalah satu (Hardjowigeno, 1993).

2.5 Angka Fround

Angka Froud: pada hakekatnya perbandingan antara kekuatan untuk

menghentikan gerakan partikel dan gaya gravitasi

dimana:

V=kecepatan partikel

g=percepatan gravitasi

L=kedalaman channel
2.6 Hukum Hjulstorm

Hukum Hjulstrom diterangkan dengan sebuah grafik yang menggambarkan

pada kecepatan berapa suatu partikel dengan ukuran tertentu akan tererosi,

tertransportasi, dan terendapkan atau apakah yang terjadi pada partikel berukuran

tertetu bila berada pada sistem aliran dengan kecepatan tertentu (Kartasapoetra,

1986).

Gambar 2.6 Hukum Hjulstorm

2.7 Interaksi Fluida dengan Jenis Endapan yang Dibentuknya

Harms dan Fahnestock (1965) membagi aliran menjadi tiga macam, yaitu

regim aliran atas, transisi, dan bawah. Rezim aliran merupakan kumpulan dari

beberapa hubungan yang berlaku pada aliran air, sudut permukaan air atau

sedimen, tipe transportasi sedimen, energi arus, dan morfologi yang berhubungan

dengan permukaan sedimen dan permukaan air. Terdapat kecenderungan bagi

sedimen yang dengan rezim aliran lambat untuk tidak membentuk gelombang
pada permukaannya, yang menyebabkan permukaan air cenderung tidak memiliki

riak. Demikian sebaliknya, apabila sedimen di dasar air bergelombang maka

permukaan air juga akan bergelombang (Hardjowigeno, 1993).

A. Regim Aliran Bawah (Lower Flow Regim)

Pada regim aliran bawah, tahanan aliran besar sehingga pengangkutan butir

oleh air kecil. Bentuk permukaan tidak menyatu dengan dasar aliran. Struktur

muka lapisan yang umum ditemukan adalah small ripple atau megariple atau

kombinasi keduanya. Transportasi butir yang terjadi adalah pergerakkan butir

menaiki punggungan kedua bentuk perlapisan ini dan longsor ke bagian yang

besudut tajam. Memiliki nilai Froud (Hardjowigeno, 1993).

B. Regim Aliran Transisi (Transition Flow Regim)

Regim ini memiliki bentuk perlapisan campuran antara regim aliran atas dan

bawah. Memiliki nilaiFroud = 1. (Hardjowigeno, 1993).

C. Regim Aliran Atas (Upper Flow Regim)

Pada regim aliran atas, tahanan aliran kecil sehingga pengangkutan butir

terjadi dengan kuat. Bentuk permukaan fluida menyatu dengan dasar aliran.

Struktur muka lapisan yang umum adalah planar (plane bed) atau antidune.

Memiliki nilai Froud > 1 (Hardjowigeno, 1993).


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor

Press. Bogor.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.

Akademika Pressindo. Jakarta.

Kartasapoetra, A. Gunarsih. 1986. Klimatologi: Pengaruh Iklim

TerhadapTanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai