Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG KB

DENGAN KEIKUTSERTAAN KB OLEH PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI RW III


KELURAHAN KORONG GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURANJI
PADANG TAHUN 2012

Nova Fridalni*, Arif Kurniawan

ABSTRAK

Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai
pasangan sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami
istri. Suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi karena KB dan
kesehatan reproduksi bukan hanya urusan pria atau wanita saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan suami tentang KB dengan
keikutsertaan KB oleh pasangan usia subur (PUS) di RW III Kelurahan Korong Gadang Wilayah Kerja
Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif analitik dengan desain cross sectional study.
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 21 Juli sampai 7 Agustus 2012 di RW III Kelurahan Korong
Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang dengan 66 orang responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner, kemudian data dianalisa dengan analisa univariat dan
bivariat kemudian diuji dengan Uji Statistik Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kurang dari separoh (45.5%) responden memiliki tingkat
pengetahuan rendah, lebih dari separoh (60.6%) responden memiliki sikap positif, lebih dari separoh
(60.6%) responden memiliki dukungan yang rendah, lebih dari separoh (57.6) respondentidak
akseptor sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan, dukungan suami dengan keikutsertaan KB
dan tidak terdapat hubungan antara sikap suami dengan keikutsertaan KB di RW III Kelurahan Korong
Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012.
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan diharapkan kepada petugas puskesmas untuk
dapat meningkatkan penyuluhan kesehatan dan memfokuskan tentang tujuan dan manfaat ber KB
diwilayah RW III Kelurahan Korong Gadang Padang.

Kata Kunci : Akseptor KB, PUS, Suami

Alamat Korespondensi

Nova Fridalni
Dosen Prodi D III Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Jln. Jamal Jamil Pondok Kopi – Siteba
Padang
PENDAHULUAN melalui upaya peningkatan partisipasi pria
dalam program KB untuk mewujudkan hal
Masalah utama yang telah dihadapi di tersebut diperlukan dukungan politis, sosial
Indonesia di dalam kependudukan adalah dan budaya terhadap penerimaan partisipasi
pengendalian tingkat kelahiran dan usaha pria dalam KB, meningkatnya pengetahuan
penurunan tingkat pertambahan penduduk dan sikap positif tentang peran suami dalam
yang demikian telah mempersulit usaha KB dan kesehatan reproduksi, meningkatnya
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan jumlah, tempat dan fasilitas pelayanan KB
rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan (Good, 2004 : 12).
penduduk semakin kuat usaha yang dilakukan Keluarga berencana adalah perencanaan
untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. kehamilan, sehinggga kehamilan hanya terjadi
Untuk memperlambat pertumbuhan penduduk pada waktu yang di inginkan. Jarak antara
yang terus meningkat, pemerintah Indonesia kehamilan di perpanjang, dan kelahiran
telah melaksanakan program keluarga selanjutnya dicegah apabila jumlah anak telah
berencana (KB) yang bertujuan untuk tercapai sesuai dengan yang dikehendaki,
meningkatkan kesejahteraan Ibu dan Anak untuk membina kesehatan seluruh anggota
serta menunjukkan norma keluarga kecil keluarga dengan sebaik – baiknya menuju
bahagia dan kesejahteraan (BKKBN, 2005). norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
Berbagai program pembangunan telah (NKKBS). Keluarga berencana dapat
sedang dan akan dilaksanakan untuk disesuaikan dengan merencanakan metoda
mengatasi masalah kependudukan tersebut, kontrasepsi sesuai dengan kesepakatan
antara lain melalui program pelayanan pasangan usia subur (PUS). Secara garis besar
kesehatan ibu, anak dan suami (KIAS), keluarga metoda kentrasepsi dapat dibagi atas 2
berencana dan pembangunan keluarga kelompok yaitu metode sederhana terdiri dari
sejahtera (BKKBN, 2006). Selanjutnya untuk salah satunya senggama terputus, metode
mencapai tujuan atau target yang telah di kalender, pantang berkala, kondom, diafragma
tetapkan, maka penggarapan program dan metode modern terdiri dari salah satunya
nasional keluarga berencana di arahkan 2 pil, suntik, implant, mop dan mow (Hartanto,
bentuk sasaran yaitu sasaran lansung dan 2003 : 42).
sasaran tidak lansung. Sasaran lansung di Penggunaan kontrasepsi merupakan
maksudkan agar para pasangan usia subur tanggung jawab bersama pria dan wanita
(PUS) secara bertahap menjadi peserta sebagai pasangan sehingga metode
keluarga berencana yang aktif dan lestari, kontrasepsi yang dipilih mencerminkan
sehingga dapat memberikan efek lansung kebutuhan serta keinginan suami istri. Suami
terhadap penurunan organisasi – organisasi dan istri harus saling mendukung dalam
atau lembaga permasyarakatan, Instansi – penggunaan metode kontrasepsi karena KB
instansi pemerintahan ataupun swasta, toko – dan kesehatan reproduksi bukan hanya urusan
toko masyarakat di harapkan memberikan pria atau wanita saja. Hasil studi menunjukan
dukungan terhadap proses pembentukan 65 % wanita menginginkan peran suami yang
system nilai dilingkungan masyarakat yang lebih besar dalam pemilihan alat kontrasepsi
mendukung usaha pelembagaan norma (BKKBN, 2005). Para penyedia layanan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Everett, kesehatan reproduktif harus menyadari bahwa
2007). sering menghadapi keadaan-keadaan khusus
Program KB ini dirintis sejak tahun 1951 yang mungkin menyebabkan mereka sulit
dan terus berkembang sehingga pada tahun memperoleh layanan kesehatan reproduktif
1970 terbentuk badan koordinasi keluarga sesuai kebutuhan. Sebagian dari keadaan
berencana nasional (BKKBN) program ini salah kasus tersebut berkaitan dengan status wanita
satu tujuannya adalah adalah berupaya di berbagai bagian dunia. Sebagai contoh
mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 banyak negara dan budaya yang mana wanita
melalui promosi, perlindungan dan bantuan tidak memperoleh layanan kesehatan
untuk mewujudkan hak – hak reproduksi, serta reproduktif tanpa persetujuan suami atau tidak
memaksimalkan akses kesetaraan gender mampu menentukan pilihan tanpa persetujuan
suami. Pada beberapa keadaan ancaman Menurut Notoadmojo (2001).
kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin Pengetahuan merupakan domain yang sangat
dihadapi wanita akan menyebabkan mereka penting untuk terbentuknya sikap seseorang.
enggan mencari layanan tersebut (Wulansari, Penerimaan sikap yang didasari oleh
dkk, 2006). pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif
Rendahnya dukungan pasangan usia maka akan menghasilkan sebuah prilaku yang
subur dalam program keluarga berencana akan dapat di pertahankan lebih lama.
dipengaruhi dari pengalaman yang berasal Sikap pasangan usia subur (PUS)
dari berbagai macam sumber, misalnya media terhadap program KB merupakan landasan
massa, media elektronik, buku petunjuk, atau dasar utama bagi timbulnya kesediaan
petugas kesehatan, media poster, kerabat untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam
dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat setiap kegiatan program tersebut. Makna
membentuk keyakinan tertentu sehingga positif atau negative sebagai hasil sikap
seseorang berperilaku sesuai keyakinan seseorang terhadap KB akan menyadari
tersebut. Notoatmojo (1993) mengatakan pendorong atau penghemat baginya untuk
bahwa pengetahuan merupakan resultan berperan dalam kegiatannya. Berbagai hal
akibat proses pengindraan terhadap suatu yang terjadi yang menyadari pengalaman yang
obyek. Pengindraan tersebut sebagian besar kurang menyenangkan sering mengakibatkan
berasal dari penglihatan dan pendengaran. PUS kurang mampu bersikap terbuka untuk
Pengukuran atau penilaian pengetahuan pada secara jujur menyatakan sikap dan
umumnya dilakukan melalui tes atau pandangannya tentang suatu program yang di
wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi selenggarakan pemerintah, karena dilandasi
materi yang diukur dari responden oleh sikap yang kurang positif maka
(Notoatmojo, 1990). keterlibatan yang ada sering merupakan
Petugas dan pengelola KB dilapangan dukungan yang semu. Keadaan yang demikian
umumnya merespon positif dan mendukung itu bila sering terjadi maka akan berakibat
pelaksanaan peningkatan partisipasi pria kurang lancarnya kegiatan sesuai dengan
dalam KB dan kesehatan reproduksi, namun rencana sehingga menyulitkan usaha
demikian karena keterbatasan sumber dana, pencapaian tujuan program secara jitu dan
daya dan tenaga, program ini masih mantap.
mengalami banyak hambatan yang perlu Pengetahuan seseorang tidak mudah di
mendapat perhatian dalam pelaksanaannya ungkap secara lengkap dan rinci, lebih – lebih
antara lain : pengetahuan dan sikap suami PUS apabila orang tersebut tidak bersikap terbuka.
tentang metode KB pria masih belum Banyak hal yang merupakan pengalaman
seimbang. Hal ini ditujunjukkan bahwa seseorang dapat mempengaruhi makna hasil
pengetahuan pria 31,9 % dan sikap pria 90 % pengetahuan terhadap kegiatan hubungan
setuju istri memakai kontrasepsi ( Wulansari, antar manusia dalam PUS, selain tergantung
dkk, 2006). dari bentuk dan proses interaksinya,
Menurut Sarason 1983 dalam Kuntjoro, pengetahuan seseorang sangat tergantung
2002. Dukungan keluarga (Suami) adalah pada banyak faktor yang membentuk
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang pengalamannya dalam kehidupan masyarakat
– orang yang dapat diandalkan, menghargai itu sendiri (Wulansari, dkk, 2006).
dan menyanyangi kita. Rendahnya dukungan Dari data BKKBN propinsi Sumatra Barat
pasangan usia subur (PUS) dalam program tahun 2011 tercatat jumlah PUS berjumlah
berencana di pengaruhi juga oleh 721.757 jiwa dengan jumlah peserta KB aktif
pengetahuan sikap PUS tentang penggunaan sebanyak 487.218 jiwa yang berarti pencapaian
alat kontrasepsi karena salah satu yang peserta KB aktif sebesar 67,5 %, dengan jumlah
menentukan sikap seseorang pengetahuan pengguna alat kontrasepsi IUD sebanyak
yang ia miliki. Seorang yang memiliki 55.537 jiwa (11,4 %), MOP sebanyak 96 jiwa
pengetahuan baik tentang sesuatu akan (0,02 %), MOW sebanyak 14.363 jiwa (2,95 %),
memiliki sikap yang lebih positif terhadap hal Implant sebanyak 49.026 jiwa (10,06 %), Suntik
tersebut (BKKBN, 2004). sebanyak 259.785 jiwa (53,32 %), Pil sebanyak
101.938 jiwa (20,92 %) dan Kondom sebanyak dengan peserta KB sebanyak 2096 (76,83%)
6.413 jiwa (1,32 %) (BPMKB, 2006). rincian IUD sebanyak 296 (14,12%), MOP 1
Berdasarkan data yang diperoleh dari (0,05%), MOW 88 (4,19), Implant 110 (5,25%),
Badan Pemberdayaan Masyarakat Keluarga Suntik 1202 (57,35%), Pil 306 (14,59%),
Berencana Kota Madya pada tahun 2010 Kondom 93 (4,44%). RW 3 Memiliki PUS paling
tercatat jumlah PUS 115.219 jiwa dengan banyak di antara 16 RW yaitu 198 orang di
jumlah peserta KB sebanyak 79.703 jiwa yang Kelurahan Korong Gadang.
berarti pencapaian KB aktif sebesar 69,17 % Pada survey awal yang dilakukan
dengan jumlah penggunaan alat kontrasepsi peneliti kepada Perawat Puskesmas Kuranji
IUD 14.872 jiwa (18,66 %), MOP sebanyak 18 yang memegang program KIAS mengatakan
jiwa (0.02 %), MOW sebanyak 3.683 jiwa (4,62 bahwa Puskesmas Kuranji merupakan salah
%), Implant sebanyak 4300 jiwa (5,4 %), satu Puskesmas program KIAS ( klinik ibu, anak
Suntikan sebanyak 39.246 jiwa (49,24 %), Pil dan suami ). Merupakan program pemerintah
sebanyak 16.453 (20,64 %) dan Kondom kota Padang yang bertujuan memberikan
sebanyak 1.130 jiwa (1,42 %) dari 11 penyuluhan kepada suami tentang informasi
kecamatan yang ada di kota Padang (BKKBN, keluarga berencana. Namun program ini tidak
2006). membawa dampak untuk meningkatkan
Hasil perkembangan KB di puskesmas jumlah akseptor KB karena masih ada sebagian
Kuranji tahun 2011 berjumlah . Puskesmas ibu-ibu yang memasang alat kontrasepsi tanpa
Kuranji memiliki wilayah kerja 2 Kelurahan sepengetahuan suami mereka akibat dilarang,
yaitu Korong Gadang dan Kalumbuk. Korong selain itu masyarakat lebih cenderung
Gadang merupakan Kelurahan yang paling memasang KB ke praktek bidan swasta.
banyak PUS dengan jumlah PUS 2728 jiwa
.

METODE PENELITIAN 3. Bersedia menjadi responden.


4. Mampu berkomunikasi dengan baik
Jenis penelitian ini merupakan penelitian 5. Responden yang berada dirumah pada saat
Deskriptif Analitik dengan pendekatan yang dilakukan penelitian
digunakan Cross Sectional Study Untuk
mengetahui hubungan antara tingkat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengetahuan, sikap dan dukungan suami
dengan keikutsertaan KB Di RW III Kelurahan Dari pengumpulan data yang telah
Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas dilakukan pada tanggal 21 Juli sampai 7
Padang Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan di Agustus 2012 tentang hubungan tingkat
RW III Kelurahan Korong Gadang Wilayah Kerja pengethuan, sikap dan dukungan suami
Puskesmas Kuranji Padang dari tanggal 21 Juli tentang KB dengan keikutsertaan KB oleh
sampai 7 Agustus 2012. pasangan usia subur (PUS) di RW III Kelurahan
Populasi penelitian ini adalah semua Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas
suami pasangan usia subur di RW 3 Kelurahan Kuranji Padang Tahun 2012 dengan jumlah 66
Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas responden didapatkan hasil sebagai berikut:
tahun 2012 yang berjumlah 198 responden.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 66 orang. 1. Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB
Pengambilan sampel dengan teknik Systematic Adapun Distribusi frekuensi
Random Sampling, dengan membagi jumlah Pasangan Usia Subur berdasarkan tingkat
populasi dengan jumlah sampel yang pengetahuan tentang KB di RW III
diinginkan, hasilnya adalah Interval sampel. Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja
Maka sampelnya adalah setiap kelipatan dari puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012
hasil interval 3. yang telah di teliti dari 66 Responden dapat
Dengan kriteria responden sebagai berikut dilihat pada table dibawah ini:
1. Suami PUS yang sudah memiliki anak.
2. Bisa baca tulis.
Tabel 1 Distribusi frekuensi Berdasarkan tingkat pengetahuan Suami tentang KB di RW III
Kelurahan Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Tingkat
f %
Pengetahuan
Rendah 30 45.5
Sedang 27 40.9
Tinggi 9 13.6
Total 66 100.0

Berdasarkan dari tabel 1 dapat kehamilan ideal, manfaat dari KB, Sasaran
terlihat bahwa dari 66 responden kurang KB, Jenis-jenis KB yang digunakan oleh
dari separoh (45,5%) responden memiliki pria atau wanita dan Mengetahui efek
tingkat pengetahuan rendah tentang KB di samping dari KB
RW III Kelurahan Korong Gadang Wilayah
kerja puskesmas Kuranji Padang Tahun Penelitian ini tidak sesuai dengan
2012. hasil yang didapatakan oleh penelitian
Rendahnya pengetahuan yang dilakukan oleh Budisantoso (2008)
responden terlihat dari hasil kuesioner yang berjudul
dimana 56,07% responden tidak faktor-faktor yang berhubungan
mengetahui tentang tujuan dari KB, dengan partisipasi pria dalam keluarga
62.12% responden tidak mengetahui jenis berencana di kecamatan jetis kabupaten
alat KB yang digunakan wanita, 59.09% bantul tahun 2008 Dimana tingkat
responden tidak mengetahui jenis alamiah pengetahuan akseptor tentang KB lebih
atau tanpa alat serta 60.60% responden dari separoh tinggi.
tidak mengetahui tentang metode Menurut Notoatmodjo, (2007)
kalender. Pengetahuan adalah apa yang diketahui
Menurut peneliti tingkat suami/seseorang tentang sesuatu hal yang
pengtahuan responden kurang dari didapat secara formal dan informal.
separoh rendah dikarenakan kurangnya Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini
mendapat informasi tentang konsep terjadi setelah seseorang/suami mengolah
keluarga berencana (KB), salah persepsi objek dari panca indra yaitu penglihatan,
pasangan usia subur memasang KB karena pendengaran, penciuman, perasa dan
efek samping dari KB yang bisa peraba.
mempengaruhi bentuk tubuh atau
gangguan berhubungan intim. Tingkat 2. Sikap Suami Tentang KB
Pendidikan juga mempengaruhi Adapun Distribusi frekuensi
pengetahuan responden . Sehingga Pasangan Usia Subur berdasarkan sikap
kebanyakan responden tidak mampu suami tentang KB di RW III Kelurahan
menjawab kuisioner yang diberikan Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas
peneliti seperti : pengertian KB, tujuan KB, Kuranji Padang Tahun 2012 yang telah di
jarak kehamilan yang dianjurkan,usia teliti dari 66 Responden dapat dilihat
pada table dibawah ini:

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Suami Tentang KB Di RW III Kelurahan


Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Sikap f %
Negatif 26 39.4
Positif 40 60.6
Total 66 100.0
Berdasarkan dari tabel 2 dapat dilakukan oleh Budisantoso (2008) yang
terlihat bahwa dari 66 responden lebih berjdul faktor-faktor yang berhubungan
dari separoh (60,6%) responden memiliki dengan partisipasi pria dalam keluarga
sikap positif tentang KB di RW III berencana di kecamatan jetis kabupaten
Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja bantul tahun 2008 Dimana sikap
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. responden tentang KB lebih dari separoh
Menurut analisa peneliti sikap positif
responden positif terhadap KB Hasil penelitian ini sesuai dengan
dikarenakan sebahagian kecil responden teori yang disampaikan Robert Kwick (
memiliki keyakinan kalau Keluarga 1974 ) dalam Notoatmodjo ( 2003 : 126 )
berencana berdampak positif terhdap sikap adalah suatu kecendrungan untuk
kesejahteraan hidup mereka seperti : mengadakan tindakan suami terhadap
Program KB salah satu usaha untuk suatu cara yang menyatakan adanya tanda
kesejahteraan, Tidak setuju dengan banyak untuk menyenangi objek terebut. Sikap
anak banyak rezeki, setuju dengan hanya bagian dari perilku. Sikap yang
memiliki anak 2 orang. positif tidak selalu terwujud dalam bentuk
Tetapi pada sebahagian responden tindakan nyata. Sikap dapat diartikan suatu
yang memiliki pengetahuan rendah kontrak untuk memungkinkan terlihatnya
terhadap KB memiliki sikap positif suatu aktifitas yang dilakukan oleh
dikarenakan responden disungguhkan suami/seseorang.
beberapa pilihan jawaban dengan skala
likhert, sehingga responden akan memilih 3. Dukungan Suami Tentang KB
pilihan yang dianggap benar dan Adapun Distribusi frekuensi
berdampak positif bagi dirinya seperti : Pasangan Usia Subur berdasarkan
mendiskusikan dahulu dengan istri dukungan suami tentang KB di RW III
sebelum memasang KB, Menganjurkan Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja
pasangan untuk memamakai KB, puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012
berdiskusi dengan istri tentang jarak yang telah di teliti dari 66 Responden
kehamilan, dan lain sebagainya. dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Penelitian ini sesuai dengan hasil
yang didapatakan oleh penelitaian yang

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami Tentang KB Di RW III Kelurahan


Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Dukungan Suami f %
Rendah 40 60.6
Tinggi 26 39.4
Total 66 100.0

Berdasarkan dari tabel 3 dapat III Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja
terlihat bahwa dari 66 responden lebih puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012.
dari separoh (60,6%) responden memiliki Rendahnya dukungan suami
dukungan yang rendah tentang KB di RW terlihat dari hasil kuesioner dimana 54.54%
III Kelurahan Korong Gadang Wilayah tidak mendukung istri untuk ber KB,
kerja puskesmas Kuranji Padang Tahun 59.09% tidak membantu istri dalam
2012. memilih kontrasepsi yang cocok, 50%
Berdasarkan dari tabel 5.3 dapat suami tidak memberi informasi kepada
terlihat bahwa dari 66 responden lebih orang lain dan tidak pernah mengajak
dari separoh (60,6%) responden memiliki tetangga untuk ber KB, serta 72.72% tidak
dukungan yang rendah tentang KB di RW bersedia menggunakan KB jika tidak ada
KB yang cocok untuk istri.
Menurut analisa peneliti sebagaian dalam dukungan emosional ini adalah
responden tidak mendapatkan dukungan ekspresi dari empati, kepedulian dan
oleh suami karena dipengaruhi oleh perhatian kepada individu. Demikian juga
tingkat pengetahuan yang kurang dengan dukungan suami terhadap
terhadap alat kontrasepsi ditamba adanya keluarga berencana, Ibu harus mendapat
banyak salah persepsi tentang alat empati, kepedulian dan perhatian dari
kontrasepsi seperti banyak anak banyak suami.
rezeki dan lain sebagainya. Sehingga Hasil penelitian ini sesuai dengan
dengan tidak ada dukungan maka suami teori yang disampaikan oleh: Dukungan
kebanyakan jarang membicarakan KB, keluarga (suami) adalah keberadaan,
tidak mau membiayai istri dalam ber KB, kesediaan , kepedulian dari orang-orang
tidak memberikan informasi atau sangat yang dapat diandalkan, menghargai dan
jarang berdiskusi tentang KB. menyayangi kita. Tidak ada dukungan
Tidak adanya Dukungan Suami berarti tidak bersedianaya suami dalam
bisa dalam beberpa bentuk seperti mendukung pemberian KB
dukungan Informasi dengan memberikan
solusi dari masalah, memberikan nasehat, 4. Keikutsertaan KB
pengarahan, saran atau umpan balik Adapun Distribusi frekuensi
tentang apa yang dilakukan oleh keikutsertaan KB di RW III Kelurahan
seseorang. Dukungan Emosional dalam Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas
pelaksanaan tindakan individu perlu Kuranji Padang Tahun 2012 yang telah di
mendapatkan penguatan akan rasa dimiliki teliti dari 66 Responden dapat dilihat
atau dicintai. Dukungan emosional pada table dibawah ini:
memberikan individu rasa nyaman dan
memberikan semangat. Yang termasuk

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Keikutsertaan KB Di RW III Kelurahan Korong Gadang Wilayah


Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Keikutsertaan KB Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Akseptor 38 57.6
Akseptor 28 42.4
Total 66 100.0

Berdasarkan dari tabel 4 dapat antara karakteristik,


terlihat bahwa dari 66 responden lebih pengetahuan,dukungan keluarga, dan tarif
dari separoh (57,6%) responden tidak layanan dengan pemilihan jenis
akseptor (Tidak Ikut Serta) KB di RW III kontrasepsi suntik pada akseptor kb di
Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja rsud pandan arang boyolali. Karena hasi
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. penelitian yang didapatkan kalau
Menurut peneliti rendahnya keikut keikutsertaan peserta responden dalam
sertaan peserta KB pada pasangan usia ber KB lebih dari separoh ikut serta
subur dikarenakan kurang nya informasi Hasil penelitian ini sesuai dengan
tentang tujuan, manfaat dan jenis serta teori yang disampaikan oleh Salim, (2001)
metode KB sehingga pengetahuan Akseptor Akseptor adalah orang yang
tentang KB rendah, serta ditambahya menerima). Akseptor Keluarga Berencana
kurang dukungan dari suami untuk adalah orang yang menjalani kontrasepsi.
memakai KB. Sedangkan Keluarga berencana adalah
Hasil yang didapatkan oleh peneliti salah satu usaha untuk mencapai
tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan kesejahteraan dengan jalan memberikan
oleh penelitian yang dilakukan Sunarsih nasehat perkawinan, pengobatan,
(2009) Yang judul penelitian hubungan kemudahan dalam penjarangan kehamilan,
dan mengakhiri fertilisasi setelah tercapai keikutsertaan KB di RW III Kelurahan
jumlah anak yang diinginkan. Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas
Kuranji Padang Tahun 2012 yang telah di
5. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami teliti dari 66 Responden dapat dilihat
Dengan Keikutsertaan KB pada table dibawah ini:
Adapun analisa hubungan
tingkat pengetahuan dengan

Tabel 5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami dengan keikutsertaan KB di RW III


Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Keikutsertaan KB
Tingkat
Tidak Akseptor Akseptor Total %
Pengetahuan
f % f %
Rendah 22 73,7 8 26,7 30 100
Sedang 14 51,9 13 48,1 27 100
Tinggi 2 22,2 7 77,8 9 100
Total 38 28 66
p= 0,018
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat tentang KB maka semakin tinggi kesadaran
dari 30 responden yang memiliki tingkat untuk kutserta dalam KB, begitupun
pengetahuan rendah lebih dari separoh sebaliknya semakin rendah pengetahuan
(73,7%) Tidak ikut serta dalam KB (Tidak seseorang tentang KB maka semakin
akseptor) sedangkan dari 9 responden rendah dalam ikut serta dalam ber KB
yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi Penilitian ini sesuai dengan hasil
sebagian besar (77,8%) ikut serta dalam yang didapatakan oleh penelitaian yang
KB (Akseptor) di RW III Kelurahan Korong dilakukan oleh Budisantoso (2008) yang
Gadang Wilayah kerja puskesmas Kuranji berjdul faktor-faktor yang berhubungan
Padang Tahun 2012. dengan partisipasi pria dalam keluarga
Setelah di Uji chi-square didapatakan berencana di kecamatan jetis kabupaten
p-value = 0.018 (p< 0,05) sehingga bantul tahun 2008 Dimana hasil penelitian
menolak Ho ada hubungan bermakna yang didapatakn ada hubungan
antara tingkat pengetahuan tingkat bermakana antara pengetahuan tentangKB
pengetahuan dengan keikutsertaan KB di dengan keikutsertaan akseptor pria dalam
RW III Kelurahan Korong Gadang Wilayah KB dengan nilai p-value = 0,009.
kerja puskesmas Kuranji Padang Tahun Menurut Notoatmodjo (2007),
2012 pengetahuan atau kognitif merupakan
Menurut analisa peneliti domain yang sangat penting untuk
remdahnya pengetahuan tentang KB terbentuknya tindakan seseorang (overt
sehingga responden berfikir kalau berKB behavior). Dari pengalaman dan penelitian
tidak ada gunanya sehingga tidak terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
munculnya perilaku untuk ber KB sehingga pengetahuan akan lebih langgeng dari
keikutsertaan berKB juga rendah, begitu pada perilaku yang tidak didasari oleh
sebaliknya jika responden memiliki pengetahuan.
pengetahuan yang tinggi tentang KB,
mengetahui manfaa dari KB sehingg akan 6. Hubungan Sikap Suami Dengan
membuat responden melakukan yang Keikutsertaan KB
terbaik untuk kesejahteraan keluarganya Adapun analisa hubungan sikap
dan responden akan mengikuti program suami dengan keikutsertaan KB di RW III
pemerintah dengan ikut serta dalam KB Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja
menjadi akseptor. Jadi kesimpulanya puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012
semakin tinggi pengetahuan seseorang
yang telah di teliti dari 66 Responden
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6 Hubungan Sikap dengan keikutsertaan KB di RW III Kelurahan Korong Gadang


Wilayah kerja puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Keikutsertaan KB
Sikap Tidak Akseptor Akseptor Total %
f % F %
Negatif 17 68,4 9 34,6 26 100
Positif 21 52,5 19 47,5 40 100
Total 38 28 66
p= 0,301
Berdasarkan tabel.6 dapat dilihat pria dalam KB dengan nilai p-value =
dari 26 responden yang memiliki sikap 0,007.
negatif tentang KB lebih dari separoh Sikap yang positif belum tentu bisa
(68,4%) Tidak ikut serta dalam KB (Tidak merubah sikap karena sikap dipengaruhi
aseptor) sedangkan dari 40 responden oleh Pengalaman pribadi. Untuk dapat
yang memiliki sikap positif lebih dari menjadi dasar pembentukan sikap,
separoh (52,5%) tidak ikut serta dalam KB pengalaman pribadi harus meninggalkan
(Tidak Akseptor) di RW III Kelurahan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan
Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas lebih mudah terbentuk apabila
Kuranji Padang Tahun 2012. pengalaman pribadi tersebut melibatkan
Setelah di Uji chi-square faktor emosional, Faktor emosi dalam diri.
didapatakan p-value = 0.301 (p> 0,05) Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh
sehingga menerima Ho tidak terdapat situasi lingkungan dan pengalaman
hubungan bermakna antara sikap tentang pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu
KB dengan keikutsertaan KB di RW III bentuk sikap merupakan pernyataan yang
Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja didasari oleh emosi yang berfungsi
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012 sebagai semacam penyaluran frustasi atau
Menurut peneliti tidak adanya pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
hubungan antara sikap tentang KB dengan ego. Sikap demikian bersifat sementara
keikutsertaan KB karena responden hanya dan segera berlalu begitu frustasi telah
memiliki keinginan yang tinggi atau hanya hilang akan tetapi dapat pula merupakan
merespon tapi responden tidak bisa sikap yang lebih persisten dan lebih tahan
menerapkan dalam kehidupannya, lama. contohnya bentuk sikap yang
sehingga tidak semua keinginan yang baik didasari oleh faktor emosional adalah
(Sikap positif) berujung terhadap prasangka.
perubahan perilaku atau diterapkan dalam Selain itu sikap juga di pengaruhi
kehidupan sehari-hari seperti oleh Orang lain yang dianggap penting.
keikutsertaan KB. Pada umumnya, individu bersikap
Penilitian ini tidak sesuai dengan konformis atau searah dengan sikap orang
hasil yang didapatakan oleh penelitaian orang yang dianggapnya penting.
yang dilakukan oleh Budisantoso (2008) Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
yang berjdul faktor-faktor yang oleh keinginan untuk berafiliasi dan
berhubungan dengan partisipasi pria keinginan untuk menghindari konflik
dalam keluarga berencana di kecamatan dengan orang yang dianggap penting
jetis kabupaten bantul tahun 2008 Dimana tersebut.
hasil penelitian yang didapatakn ada
hubungan bermakana antara sikap
tentangKB dengan keikutsertaan akseptor
7. Hubungan Dukungan Suami Dengan Wilayah kerja puskesmas Kuranji Padang
Keikut Sertaan KB Tahun 2012 yang telah di teliti dari 66
Adapun analisa hubungan Responden dapat dilihat pada table
dukungan suami dengan keikutsertaan KB dibawah ini:
di RW III Kelurahan Korong Gadang

Tabel 7 Hubungan Dukungan Suami dengan keikutsertaan KB di RW III Kelurahan Korong


Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012

Keikutsertaan KB
Dukungan Suami Tidak Akseptor Akseptor Total %
f % F %
Rendah 34 85 6 15 40 100
Tinggi 4 15,4 22 84,6 26 100
Total 38 28 66
p= 0,00

Berdasarkan tabel 7 dapat mengambil keputusan terutama dalam


dilihat dari 40 responden yang memiliki keikut sertaan KB.
dukungan suami tentang KB yang Penelitian ini sesuai dengan
rendah sebagian besar (85%) Tidak ikut hasil yang didapatakan oleh penelitaian
serta dalam KB (Tidak akseptor) yang dilakukan oleh Gustaman (2007)
sedangkan dari 26 responden yang yang berjdul dukungan keluarga dengan
memiliki dukungan suami yang tinggi keikutsertaan menjadi akseptor kb
tentang KB sebagian besar (84,6%) ikut dikalangan wanita pasangan usia subur
serta dalam KB (Akseptor) di RW III di desa jatijaya kecamatan gunung
Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja tanujung kabupaten tasikmalaya.
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. Dimana hasil penelitian yang didapatakn
Setelah di Uji chi-square ada hubungan bermakana antara
didapatakan p-value = 0.00 (p< 0,05) dukungan suami dengan keikutsertaan
sehingga menolak Ho terdapat akseptor pria dalam KB dengan nilai p-
hubungan bermakna antara sikap value = 0,000.
tentang KB dengan keikutsertaan KB di Hasil penelitian ini sesuai
RW III Kelurahan Korong Gadang dengan teori yang disampaikan oleh
Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Friedman, (1998) dukungan banyak
Tahun 2012 diperoleh individu dari lingkungan
Menurut analisa peneliti sekitarnya, oleh karena itu perlu
dukungan keluarga mempengaruhi diketahui seberapa banyak sumber
keikutsertaan KB, karena suami sebagai dukungan keluarga ini efektif bagi
kepala keluarga memiliki peran yang individu yang memerlukan. Sumber
sangat penting dalam mengambil setiap dukungan internal (suami) merupakan
keputusan. Keputusan yang diambil aspek yang penting untuk peningkatan
nantiny berdasarkan hasil dari kesehatan reproduksi maka perlu
musyawara dan diskusi dengan anggota diketahui dan dipahami. Dengan
keluarga lainya. Jadi semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman itu,
dukungan keluarga tentang KB maka seseorang akan tahu kepada siapa dan
semakin tinggi pula ikut serta dalam KB, seberapa besar ia akan mendapatkan
begitu sebaliknya semakin rendah dukungan sesuai dengan situasi dan
dukungan suami maka juga semakin keinginan yang spesifik , sehingga
rendah keikutsertaan dalam KB. Untuk dukungan tersebut bermakna
itu dukungan suami sangat penting Menurut Sarason 1983 dalam
untuk mendukung istri dalam Kuntjoro, 2002, Dukungan keluarga
(suami) adalah keberadaan, kesediaan , Adapun saran yang dapat diberikan
kepedulian dari orang-orang yang dapat adalah sebagai berikut :
diandalkan, menghargai dan 1. Puskesmas Kuranji
menyayangi kita. dukungan yang terjadi Diharapkan kepada petugas puskesmas
bila ekspresi yang positif diberikan untuk dapat meningkatkan penyuluhan
kepada individu. Individu mempunyai kesehatan dan memfokuskan tentang
seorang yang dapat diajak bicara tujuan dan manfaat ber KB diwilayah RW
tentang masalahnya, terjadi melalui III Kelurahan Korong Gadang Padang
ekspresi pengharapan positif individu 2. Peneliti Selanjutnya
kepada individu lain, penyemangat, dan Bagi peneliti selanjutnya semoga
persetujuan terhadap ide-ide atau penelitian ini bisa dijadikan data dasar
perasaan seseorang. untuk penelitian selanjutnya dengan
metoda berbeda seperti menambah
pengetahuan akseptor dengan
PENUTUP memberikan penyuluhan dengan
memperhatikan pengaruh terhadap
Kesimpulan yang dapat ditarik dari tingkat pengetahuan akseptor tersebut
peneli tian ini adalah sebagai berikut :
1. Kurang dari separoh (45,5%) responden
memiliki tingkat pengetahuan rendah DAFTAR PUSTAKA
tentang KB di RW III Kelurahan Korong
Gadang Wilayah kerja puskesmas Kuranji Arikunto, Suharsimi.2002. Metode Penelitian
Padang Tahun 2012. Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:
2. Lebih dari separoh (60,6%) responden Rineka Cipta
memiliki sikap positif tentang KB di RW III .2000. Manajemen
Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012.
3. Lebih dari separoh (60,6%) responden Azwar, S. 2001. Pengantar Pendidikan
memiliki dukungan yang rendah tentang KB Kesehatan, Jakarta : Sastra Hudaya
di RW III Kelurahan Korong Gadang
Wilayah kerja puskesmas Kuranji Padang Dwiloka, Bambang dan Rati Riana.2005. Teknik
Tahun 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:Rineka Cipta
4. Lebih dari separoh (57,6%) responden
Tidak Akseptor (Tidak Ikut Serta) KB di RW Effendi, Nasrul.1998. Dasar -dasar
III Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. Edisi 2 . Jakarta:EGC.
5. Ada hubungan bermakna antara tingkat
pengetahuan tingkat pengetahuan dengan Ekayanthi. 2005.Persepsi Pria Pasangan Usia
keikutsertaan KB di RW III Kelurahan Subur TerhadapPartisipasi Pria Dalam
Korong Gadang Wilayah kerja puskesmas Program KB di Kecamatan Tabanan,
Kuranji Padang Tahun 2012 Kab. Tabanan, Prop Bali, Yogyakarta :
6. Tidak terdapat hubungan bermakna antara UGM.
sikap tentang KB dengan keikutsertaan KB
di RW III Kelurahan Korong Gadang Everett, Suzanne.2007. Kontrasepsi dan
Wilayah kerja puskesmas Kuranji Padang Kesehatan Seksual Reproduksi Edisi 2 .
Tahun 2012 Jakarta:EGC
7. Terdapat hubungan bermakna antara sikap
tentang KB dengan keikutsertaan KB di RW Glasier, Anna dan Ailisa Gobie.2002. Keluarga
III Kelurahan Korong Gadang Wilayah kerja Berencana dan Kesehatan Reproduksi .
puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. Jakarta:EGC
Good, William J.2004. Sosial Keluarga. Dikelurahan Tanjung Saba Pitameh
Jakarta:Sinar Grafika Offset Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
Begalung Padang Tahun 2007”. Karya
Hartanto, Hanafi.2003. Keluarga Berencana dan Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan
Kontrasepsi. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan Politeknik Kesehatan Padang

Hastoko, Sutanto Prio. 2001. Analisa Data Wiknjosastro, Hanafi. 2005. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Mantra.2006. Partisipasi suami dengan Wulan sari, pita dkk.2006. Ragam Metode
pemasangan alat Kontrasepsi. Jakarta:EGC
kontrasepsi.www://goole.co.id
BKKBN, 2005. Jumlah Peserta KB Aktif Menurut
Notoatmodjo, Soecidjo.2005. Metode Jenis Kontrasepsi Kota Padang Tahun
Penelitian Kesehatan.Yogyakarta:Rineke Cipta 2005.

.2007. Promosi Ilmu BKKBN, 2006. Peserta KB Aktif Bulan Desember


Kesehatan dan Ilmu Prilaku 2006.
.Yogyakarta:Rineka Cipta
BKKBN Pusat, 2006. Pusliitbang KB dan
Rustam, Muchtar.1998, Sinopsis Obsetri II. KR.WWW://google.co.id
Jakarta:EGC
Depkes RI, 1999. Aspek-aspek Kesehatan
Umar, husein.1997. Metodologi Penelitian. Keluarga Berencana .
Jakarta:PT.Gramedia Pustka Utama Jakarta:Departemen Kesehatan

Nurlita, Vinna.2007. ’Gambaran Tingkat Depkes RI, 2005. Indonesia Sehat 2010.
Pengetahuan Dan Sikap Suami PUS Jakarta:Departemen Kesehatan RI
Tentang Keluarga Berencana

Anda mungkin juga menyukai