Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Elektronika

DOSEN PENGAMPU:

Benny Nixon, ST, MT.

Nama Praktikum: Dioda Sebagai Pengubah Bentuk Gelombang

Di Susun Oleh :

1. Agnes Christi R. S. S. 1317030001

2. Dhani Wahyuningtias Hafsha 1317030029

3. Muhammad Farhan 1317030059

Kelas/Kelompok : TT-2A/Kelompok 6

Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 2 Mei 2018

Tanggal Penyerahan Laporan : 8 Mei 2018

JURUSAN ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JAKARTA

2018

1
Daftar Isi

Penyearah Setengah Gelombang……….……..………….…………………3

A. Tujuan Pecobaan ............................................................................... 3

B. Dasar Teori ....................................................................................... 3

C. Alat yang Digunakan ........................................................................ 14

D. Langkah Percobaan ........................................................................... 15

E. Analisa …………………………………………………………….. 16

F. Tugas ................................................................................................ 21

G. Kesimpulan ....................................................................................... 21

Lampiran ........................................................................................................ 23

Daftar Pustaka ................................................................................................ 25

2
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Tujuan Percobaan

Mengamati penggunaan dioda dalam rangkaian clipper dan clamper.

Dasar Teori

Diode adalah suatu elemen dasar dari piranti non linear. Diode telah di desain dengan banyak
jenis dan digunakan secara luas dalam bentuk satu atau lainnya di hampir setiap cabang
teknologi kelistrikan. Diode merupakan suatu komponen yang memiliki aplikasi yang
sangat banyak apalagi dalam suatu rangkaian, diode memiliki banyak sekali fungsi. Salah
satunya adalah sebagai clipper dan clamper dalam rangkaian.

2.1 Rangkaian Clipper


Salah satu aplikasi prinsipal diode adalah menghasilkan tegangan searah dari sumber
tegangan bolak-balik. Rangkaian Cliiper digunakan untuk memotong atau menghilangkan
sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Salah satu contoh
rangkaian ini adalah penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah
gelombang ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal masukan di atas atau di
bawah level nol. Jika sinyal yang ingin dibuang adalah sinyal polaritas positif maka
digunakan clipper positif.Jika sinyal yang ingin dibuang adalah polaritas sinyal negatif maka
digunakan clipper negatif.
Rangkaian clipper adalah rangkaian yang digunakan untuk membatasi tegangan agar
tidak melebihi dari suatu nilai tegangan tertentu. Rangkaian ini dapat dibuat dari dioda dan
sumber tegangan DC yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Secara umum rangkaian clipper dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: seri dan paralel.
Rangkaian clipper seri berarti diodanya berhubungan secara seri dengan beban, sedangkan
clipper paralel berarti diodanya dipasang paralel dengan beban. Sedangkan untuk masing-
masing jenis tersebut dibagi menjadi clipper negatip (pemotong bagian negatip) dan clipper
positip (pemotong bagian positip).

1. Clipper Seri
Rangkaian clipper seri adalah rangkaian clipper yang diodenya berhubungan secara seri
dengan beban. Rangkaian dasar dari clipper seri ini mirip dengan rangkaian penyearah
setengah gelombang. Namun demikian rangkaian ini dapat dibuat dalam berbagai variasi.

3
Berikut ini adalah petunjuk menganalisa rangkaian clipper seri
 Perhatikan arah dioda, bila arah dioda ke kanan maka bagian positif dari sinyal input
akan dilewatkan dan bagian negatif akan dipotong (clipper seri ini bersifat negatif).
 Bila arah doida ke kiri, maka bagian negatif dari sinyal input akan dilewatkan dan
bagian positif akan di potong (clipper seri ini bersifat positif).
 Bila ada perhatikan polaritas baterai.
 Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol pada level baterai.
 Batas pemotongan sinyal sesuai dengan sinyal input.

 Clipper positif
Clipper positif adalah rangkaian yang membuang bagian positif dari sinyal.

Cara kerja rangkaiannya yaitu selama setengah siklus positif tegangan input, dioda
konduksi. Dioda terhubung singkat dan tegangan pada beban RL saat siklus positif ini sama
dengan nol. Selama setengah siklus negatif, dioda terbias reverse dan terbuka. Dengan harga
RL yang jauh lebih besar dari R dihasilkan tegangan output dengan harga mendekati -Vp.
Maka pada clipper positif ini sinyal di atas level 0 volt akan dipotong.

Gambar rangkaian clipper seri positif

4
 Clipper Negatif
Clipper negatif adalah rangkaian yang membuang bagian negatif dari sinyal.

Cara kerjanya adalah kebalikan dari clipper positif yaitu dioda konduksi saat setengah siklus
negatif , output pada beban RL nol. Dan dioda reverse saat setengah siklus positif, dengan
harga RL jauh lebih besar dari R dihasilkan output mendekati harga Vp.

Gambar rangkaian clipper seri negatif

5
Dalam analisa ini diodanya dianggap ideal.

Rangkaian Clipper Seri Positif

Rangkaian Clipper Seri Negatif

2. Rangkaian Clipper Paralel


Rangkaian clipper paralel adalah rangkaian clipper yang dodenya dipasang paralel dengan
beban.
Berikut adalah cara menganalisa rangkaian clipper paralel

6
 Perhatikan arah dioda, jika arah dioda ke bawah maka bagian positif dari sinyal input
akan dipotong (rangkaian clipper paralel positif). Jika rah doida ke atas, kmaka bagian
negatif dari sinyal input akan dipotong (rangkaian clipper paralel negatif).
 Jika terdapat baterai, perhatikan polaritasnya.
 Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol sesuai dengan input.
 Batas pemotongan sinyal adalah pada level baterai.

Gambar rangkaian clipper paralel positif

Gambar rangkaian clipper paralel negatif

Clipper Parallel Pada clipper dengan dioda tipe parallel ada beberapa poin sebagai berikut :

 Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara paralel dengan jalur
output rangkaian.
 Bila output rangkaian parallel dengan katoda dioda, maka bagian positip dari sinyal input
akan dilewatkan, dan bagian negatip akan dipotong (berarti clipper negatip).

7
 Bila output rangkaian parallel dengan anoda dioda, maka bagian negatip dari sinyal input
akan dilewatkan, dan bagian positip akan dipotong (berarti clipper positip).
 Baterai dalam rangkaian cliper ini berfungsi untuk batas pemotongan atau level clipping.
 Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai + tegangan dioda (0,7
untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener).

Rangkaian Clipper Parallel Positif

Rangkaian Clipper Parallel Negatif

3. Rangkaian Clipper Di Bias


Cliper ini adalah untuk mendapatkan level pemotongan tidak 0 Volt. Dengan clipper di bias
dapat digeser level pemotongan pada level positif atau negatif yang diinginkan.

8
Pada clipper di bias positif ini, agar dioda dapat konduksi tegangan input harus lebih besar
daripada +V. Ketika Vin lebih besar dari pada +V, dioda berlaku seperti saklar tertutup dan
tegangan pada output sama dengan +V. Ketika tegangan input kurang dari +V, dioda terbuka
dan
karena harga RL jauh lebih besar dari R maka hampir seluruh tegangan input muncul pada
output.
Rangkaian clipper di bias positif ini bekerja akan membuang semua sinyal di atas level +V.
Sebaliknya untuk rangkaian clipper di bias negatif akan membuang semua sinyal di bawah level
-V.

4. Rangkaian Clipper Kombinasi


Dengan penggabungan clipper di bias positif dan di bias negatif dapat dirancang clipper
kombinasi.

Cara kerjanya adalah Dioda D1 konduksi ketika tegangan input lebih besar dari +V1. Oleh
sebab itu tegangan output sama dengan +V1 ketika Vin lebih besar dari +V1. Sebaliknya
ketika Vin lebih negatif daripada -V2, dioda D2 konduksi. Dengan D2 forward, tegangan

9
output sama dengan -V2 selama tegangan input lebih negatif dari -V2. Ketika Vin terletak
antara +V1 dan -V2, tidak ada dioda yang konduksi.

2.2 Rangkaian Clamper


Rangkaian clamper digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level DC yang lain.
Rangkaian clamper harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor. Selain ketiga
komponen tersebut bisa juga menambahkan sebuah baterai untuk memperoleh pergeseran
tegangan tambahan. Nilai R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta waktu
RC cukup besar. Hal ini berguna agar kapasitor tidak membuang tegangan (discharge) pada
saat diode mengalami periode non konduksi (off). Dalam analisis kapasitor kita anggap
mengisis dan membuang semua dalam 5 kali konstanta waktu. Berikut adalah gambar
rangkaian clamper sederhana :

 Gambar (a) adalah gambar gelombang kotak yang menjadi sinyal input rangkaian
clamper.
 Gambar (b) adalah gambar rangkaian pada saat 0 – T/2 sinyal input merupakan
positif sebesar +V, sehingga dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan
dengan cepat melalui tahanan dioda yang rendah.
 Gambar (d) adalah gambar pada saat sinyal output pada R adalah nol.
 Gambar (e) adalah saat T/2 – T sinyal input berubah ke negatif sehingga dioda tidak
menghantar (OFF).
 Gambar (c) adalah kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat
cukup lama. Sehingga pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan
sinyal output. Sinyal output merupakan penjumlahan tegangan input –V dan
tegangan pada kapasitor V, yaitu sebesar -2V. Pada gambar ini terlihat bahwa sinyal

10
output merupakan bentuk gelombang kontak yang level DC nya sudah bergeser ke
arah negatif sebesar –V.
Besarnya penggeseran pada rangkaian ini bisa juga divariasi dengan cara menambahkan
sebuah baterai secara seri dengan diode. Disamping itu arah penggeseran juga bisa dibuat ke
arah positif dengan cara membalik arah diode. Berikut adalah contoh rangkaian clamper
negatif dan positif :

 Cara Kerja :
Rangkaian Penggeser (Clamper) ini memberikan penambahan komponen DC pada
tegangan masukan. Akibatnya, seolah-olah terjadi pergeseran (clamping) pada tegangan.
Jika penambahan komponen DC negatif, maka terjadi pergeseran tegangan ke bawah
(negatively clamped), dan begitu pula sebaliknya, (positively clamped).
Gambar di atas (Rangkaian Clamper) menunjukkan sebuah rangkaian penggeser
negatif. Selama setengah tegangan masukan Vin positif, dioda di-forward biased dan dalam
kondisi konduksi, sehingga kapasitor akan terisi dengan polaritas seperti ditunjukkan oleh
gambar. Akibatnya, tegangan keluaran Vo akan sama dengan nol. Namun, selama setengah
tegangan masukan Vin negatif, dioda di-reverse biased.
Kapasitor akan mulai membuang tegangannya melalui tegangan keluaran Vo.
Akibatnya, tegangan keluaran Vo akan sama dengan tegangan masukan Vin dikurang
dengan tegangan buangan dari kapasitor VC. Sehingga, secara grafik, tegangan keluaran Vo
merupakan tegangan masukan Vin yang diturunkan sejauh tegangan buangan dari kapasitor
VC.
Jika dirancang bahwa waktu buangan kapasitor sangat lama, maka tegangan buangan
dari kapasitor VC akan sama dengan tegangan masukan Vin maksimum.

2.3 Dioda Zener

11
Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik
mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan
tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang
hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui
batas tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik
yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas
kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), diode ini
akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode
silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa, kecuali
bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan
Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang
memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita
konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku
tegangan tembus yang terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan
jatuh supaya tetap pada tegangan Zener. Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan
menunjukan tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya
terbatasi, sehingga diode Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan
referensi, untuk menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus
besar diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi
dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%.
Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener.
Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di
dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama
dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam diode silikon, sampai
dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi
temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga
menunjukan sifat koefisien temperatur positif.

12
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua
koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt menjadi
pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat diode-
diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur
yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur
muncul dengan singkat pula. Sebuah diode untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10
kali lipatnya koefisien sebuah diode 12 Volt.
Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase operasinya
ditulis dipermukaan kristal diode , biasanya dijual dinamakan diode Zener.

Simbol Dioda Zener

Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener

13
Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi
konsentrasi doping. Konsentrasi doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah
pengotoran sehingga tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya,
dengan konsentrasi doping yang rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda
zener dipasaran tersedia mulai dari Vz 1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari
¼ hingga 50 W. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau
stabilizer tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan
dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan
baik sebagai stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown.
Yaitu dengan memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda
zener (Vz).

Rangkaian Dasar Stabilizer Dengan Dioda Zener

Pada dioda zener terdapat nilai Izm (Arus zener maksimum) yang telah ditentukan
ooleh pabrik dan arus zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan
kerusakan pada dioda zener. RS adalah hambatan yang berfungsi sebagai pembatas arus
untuk rangkaian stabilizer tegangan. Apabila tegangan Vi lebih tinggi dari Vz dan RL lebih
besar dari RL minimum maka fungsi dari stabilizer tegangan pada dioda zener dapat bekerja,
oleh karena itu RL harus lebih besar dari RLmin. RLmin dapat ditentukan pada saat VL =
Vz sebagai berikut.

Alat-Alat yang Digunakan

1. Trafo Step Down 12-6V : 1 Buah


2. Osiloskop dua kanal : 1 Buah

14
3. Dioda Zener 9,1V : 2 Buah
4. Dioda Si : 2 buah
5. Resistor : 390 ohm, 100 ohm dan 10K ohm
6. Kapasitor 47uF : 1 buah
7. Kabel-kabel Penghubung

Langkah Percobaan

A. Rangkaian Clipper

1. Buat rangkaian Clipper positif seperti gambar 1 dan beri tegangan input AC
sebesar 12 Vpp. Mengamati bentuk gelombang input dengan osiloskop.
2. Amati dan menggambar bentuk gelombang Vout.

Gambar 1. Rangkaian Clipper Positif

3. Balik posisi dioda sehingga kaki katoda di atas dan terbentuk rangkaian Clipper
negatif kemudian menggambar bentuk gelombang Vout.

B. Rangkaian Clamper

4. Membuat rangkaian Clamper positif seperti gambar 2. Dan beri tegangan input
AC sebesar 12 Vpp. Mengamati bentuk gelombang input dengan osiloskop dan
gam
5. Menggambar bentuk gelombang Vout.

15
6. Membalik posisi dioda sehingga kaki katoda di bawah dan balik juga polaritas
kapasitor sehingga terbentuk rangkaian Clamper negatif menggambar bentuk
gelombang Vout.

Gambar 2. Rangkaian Clamper Positif

C. Rangkaian Clipper dengan Dioda Zener

7. Mengulangi langkah 1 sampai 3 dengan menggunakan dioda zener sebagai


clipper dan tegangan input AC sebesar 24 Vpp.

Gambar 3. Rangkaian Clipper Zener Positif

Analisa

1. Jelaskan perubahan bentuk gelombang output saat posisi dioda diubah pada
rangkaian clipper!

2. Jelaskan perubahan bentuk gelombang output saat posisi dioda diubah pada
rangkaian clamper!
3. Jelaskan perubahan bentuk gelombang output saat posisi dioda diubah pada
rangkaian clipper dengan dioda zener!

16
4. Perbedaan rangkaian clipper dengan dioda biasa dengan rangkaian clipper dengan
dioda zener?

5. Perbedaan rangkaian clipper dengan rangkaian clamper ?

Jawaban :

1. Vin Clipper (+)

Vmaks = 3,6 𝑥 5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 = 18 𝑉 Vmaks = 2 div x 5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 10 𝑉𝑜𝑙𝑡

T = 4 div x 5 𝑚𝑠⁄𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠 T = 2 div x 10 𝑚𝑠⁄𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠

1 1
F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧 F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧

Clipper (-)

17
Vmaks = 2 div x 5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 = 10 𝑉𝑜𝑙𝑡

𝑚𝑠
T = 4 div x 5 𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠

1
F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, bahwa bentuk gelombang yang dihasilkan pada
Vout rangkaian Clipper positif terdapat pemotongan gelombang pada bagian positif
gelombang atau puncak. Hal ini disebabkan karena selama setengah siklus positif tegangan
input, dioda konduksi. Dioda terhubung singkat dan tegangan pada beban RL saat siklus
positif ini sama dengan nol. Dengan harga RL yang jauh lebih besar dari R dihasilkan
tegangan output dengan harga mendekati -Vp. Maka pada clipper positif ini sinyal di atas
level 0 volt akan dipotong.
Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan pada Vout rangkaian Clipper negatif terdapat
pemotongan gelombang pada bagian negatif gelombang. Clipper negatif merupakan
kebalikan dari clipper positif yaitu dioda konduksi saat setengah siklus negatif , output pada
beban RL nol. Dan dioda reverse saat setengah siklus positif, dengan harga RL jauh lebih
besar dari R dihasilkan output mendekati harga Vp.

2. Clamper (+) Clamper (-)

Vmaks = 2,8 div x 5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 = 14 𝑉𝑜𝑙𝑡 Vmaks = 2,8 x 5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 = 14 𝑉𝑜𝑙𝑡

𝑚𝑠 𝑚𝑠
T = 2 div x 10 𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠 T = 2 div x 10 𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠

1 1
F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧 F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧

18
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, rangkaian clamper digunakan untuk menggeser
suatu sinyal ke level DC yang lain. Rangkaian clamper harus mempunyai sebuah kapasitor,
dioda, dan resistor. Dalam analisis kapasitor kita anggap mengisis dan membuang semua
dalam 5 kali konstanta waktu. Selama setengah tegangan masukan Vin positif, dioda di-
forward biased dan dalam kondisi konduksi, sehingga kapasitor akan terisi dengan polaritas
seperti ditunjukkan oleh gambar. Akibatnya, tegangan keluaran Vo akan sama dengan nol.
Namun, selama setengah tegangan masukan Vin negatif, dioda di-reverse biased.

3. Clipper Zener (+) Clipper Zener (-)

Vmaks = 2 div x 2 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 = 4 𝑉𝑜𝑙𝑡 Vmaks = 2 div x 2 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝑑𝑖𝑣 = 4 𝑉𝑜𝑙𝑡

𝑚𝑠 𝑚𝑠
T = 2 div x 10 𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠 T = 2 div x 10 𝑑𝑖𝑣 = 20 𝑚𝑠

1 1
F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧 F = 20 𝑚𝑠 = 50 𝐻𝑧

Seperti terlihat pada gambar, rangkaian Clipper positif terjadi bias maju. Maka bentuk
gelombang yang dihasilkan pada Vout rangkaian Clipper positif dioda zener terdapat
pemotongan gelombang pada bagian positif.

Sedangkan pada saat rangkaian Clipper negatif, maka terjadi bias mundur sehingga bentuk
gelombang yang dihasilkan pada Vout rangkaian Clipper negatif dioda zener terdapat
pemotongan gelombang pada bagian negatif.

4. Perbedaan rangkaian clipper dengan dioda biasa dengan rangkaian clipper dengan
dioda zener terlihat pada saat breakdown . Pada dioda biasa, saat daerah breakdown adalah
daerah yang kritis dalam pemakaiannya sehingga akan mengakibatkan dioda biasa menjadi

19
rusak. Sifat dioda biasa yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan
menghambat arus pada tegangan balik. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu
tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus,
dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu
normal.

Sedangkan pada dioda Zener, saat daerah breakdown masih dapat berkonduksi sehingga
arus dapat meningkat terus-menerus. Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil
tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level
tertentu untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada
penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah
buffer arus. Dioda zener dibias mundur (reverse).

5. Perbedaan antara rangkaian Clipper dan Clamper


No. CLIPPER CLIMPER

1. Clipper tidak menggunakan kapasitor dan hanya Clamper harus menggunakan kapasitor untuk mengisi
menggunakan resistor sebagai konektornya. dan mengosongkan muatan, sehingga menghasilkan
pergeseran poositif dan negative.
2. Rangkaian clipper berguna untuk pembentukan Rangkaian clamper berguna untuk melempar sinyal ke
sinyal dan juga untuk melindungi rangkaian dari level DC yang berbeda.
sinyal-sinyal yang tidak diinginkan.
3. Rangkaian clipper ada 2 jenis, dibedakan Penjepit DC pada rangkaian clamper mempunyai 2
berdasarkan pada level tegangan yg dibatasi. jenis, yaitu penjepit DC positif dan penjepit.
4. Pembatas tegangan yang membatasi tegangan Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi
sinyal input pada bagian positifnya disebut pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana
pembatas tegangan positif (positive limiter) arah panah dioda menunjukkan pergeseran sinyal
sedangkan yang membatasi tegangan sinyal input outputnya.
pada bagian negatifnya disebut pembatas
tegangan
negatif (negative limiter).

20
Tugas

1. Jelaskan fungsi kapasitor pada rangkaian clamper!


Kapasitor pada rangkaian clamper berfungsi untuk mengisi dan mengosongkan
muatan, dan untuk menyimpan tegangan pada saat clamper positif dan clamper
negative.

2. Membuat tabel yang terdiri dari baris dan kolom untuk merangkum perbedaan
rangkaian clipper dengan dioda biasa, rangkaian clamper dan rangkaian clipper
dengan dioda zener.
Tabel Clipper Dioda Silikon!

Rangkaian Komponen RL Vin Vdc Vac


seri

Clipper + 100Ω 10KΩ 6V - 2,41 V - 3,72 V

Clipper - 100Ω 10KΩ 6V 2,41V 3,72 V

Clamper + 47 µF 390Ω 6V 5,37 V 5,32 V

Clamper - 47 µF 390Ω 6V -5,37 V - 5,32 V

Zenner Clipper 100Ω 10KΩ 6V 1,13 V 2,013 V


(+)

Zenner Clipper 100Ω 10KΩ 6V -1,13 V -2,013 V


(-)

Kesimpulan

Rangkaian clipper adalah rangkaian yang digunakan untuk membatasi tegangan agar
tidak melebihi dari suatu nilai tegangan tertentu. Rangkaian ini dapat dibuat dari dioda dan
sumber tegangan DC atau rangkaian alternatif dibuat dengan menggunakan dioda zener.
Secara umum rangkaian clipper dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: seri dan paralel.
Rangkaian clipper seri berarti diodanya berhubungan secara seri dengan beban, sedangkan

21
clipper paralel berarti diodanya dipasang paralel dengan beban. Sedangkan untuk masing-
masing jenis tersebut dibagi menjadi clipper negatip (pemotong bagian negatip) dan clipper
positip (pemotong bagian positip).Rangkaian clipper (pemotong) berfungsi untuk memotong
atau menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level
tertentu.
Rangkaian Clamper adalah rangkaian yang digunakan untuk memberikan offset
tegangan DC, dengan demikian, tegangan yang dihasilkan adalah tegangan input
ditambahkan dengan tegangan DC. Rangkaian Clamper dibagi menjadi rangkaian clamper
positif dan rangkaian clamper negatif. Pada rangkaian clamper digunakan dioda, cappasitor dan
resistor, diode untuk penyearah, kapasitor untuk menyimpan tegangan, dan resistor untuk
penstabil. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan tegangan serta mengisi dan mengosongkan
muatan. Rangkaian clamper digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level DC yang lain.
Rangkaian clamper harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor. Rangkaian
Penggeser (Clamper) ini memberikan penambahan komponen DC pada tegangan masukan.
Akibatnya, seolah-olah terjadi pergeseran (clamping) pada tegangan. Jika penambahan
komponen DC negatif, maka terjadi pergeseran tegangan ke bawah (negatively clamped),
dan begitu pula sebaliknya, (positively clamped).

22
Lampiran

23
24
Daftar Pustaka

Diktat Laboratorium Dasar Pengukuran Elektronika Politeknik Negeri Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai