Anda di halaman 1dari 5

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujur

berada diantara 6˚ LU- 11˚ LS dan 95˚BT-141˚BT. Letak astronomis tersebut mempengaruhi 4 sifat dasar
iklim Indonesia yaitu : 1) Letak Indonesia yang ‘dekat’ dengan khatulistiwa menyebabkan suhu rata-rata
tahunan tinggi(Dadang,2016) . Suhu stabil tiap tahun, pada daerah dataran rendah sekitar 22/23˚C
(72/77˚), dan pada daerah dataran tinggi sekitar 30/32˚C (86/90˚F) (Climatestotravel.com,2018). 2)
perbedaan tekanan di darat dan laut menyebabkan Indonesia memiliki musim hujan dan musim
kemarau yang berasal dari hembusan angin musim. 3) Kepulauan Indonesia dengan sebagian besar
terletak tidak lebih dari 10˚ LU/10˚LS menyebabkan Indonesia bebas dari hembusan angin Taufan. 4)
sebagai akibat dari sifat kepulauan, kadar kelembaban di Indonesia menjadi tinggi.(Dadang,2016)

Pelepasan panas oleh matahari yang kemudian diserap oleh material keras sebagaimana beton
atau aspal akan jauh lebih besar dibanding yang terjadi pada tumbuhan. Karena sebagian besar area
kota tertutup oleh material keras, maka suhu udara kota menjadi lebih tinggi dibanding kawasan
sekelilingnya yang masih bersifat rural (Tri Harso Karyono,2001). Kondisi tersebut dapat memicu
kelembaban tubuh menurun akibat suhu panas yang dihasilkan yang menyebabkan terjadinya kulit dan
bibir kering.

Kulit kering atau xerosis cutis didefinisikan sebagai hilangnya atau berkurangnya kadar
kelembaban pada stratum corneum. Kulit kering merupakan masalah yang sering dihadapi hampir
semua orang di seluruh belahan dunia. Kulit yang kering akan terlihat kusam, teraba kasar, bersisik,
keriput, serta kurang elastis dibandingkan kulit normal. Hal ini akan mengurangi kepercayaan diri
seseorang dalam penampilannya. Apabila sudah parah dapat menggangu aktivitas bekerja seseorang
(Juny Kurnia Nuzantry, 2015).Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap
infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada
kulit.Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), satu dari komponen sinar
matahari yang mencapai bumi. Sinar UV ini memiliki efek oksidatif yang dapat menyebabkan
peradangan (Triharso Karyono, 2006)

Selain itu, karena tubuh kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih. Akibatnya, juga akan
memicu bibir kering. Ciri khas bibir yakni, lapisan jangat yang sangat tipis. Stratum germinativum
tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papilla dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah
permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan bibir sebelah
dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarangnya terdapat
kelenjar lemak pada bibir menyebabkan bibir hamper bebaas dari lemak, sehingga dalam cuaca dingin
dan kering, lapisan jangat akan cenderung mongering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang
melekat pada bibir mudah penetrasi ke stratum germinativum (Anonim,1985). Bibir orang berwarna
merah disebabkan warna darah yang mengalir di dalam pembuluh di lapisan bawah kulit bibir. Pada
bagian ini warna itu terlihat lebih jelas karena pada bibir tidak ditemukan satu lapisan kulit paling luar,
yaitu stratum corneum (lapisan tanduk). Jadi kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi
lebih mudah luka dan mengalami pendarahan. Kulit bibir yang tipis juga menyebabkan saraf yang
mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih senssitif (Wibowo,2005).
Untuk mengatasi kulit dan bibir kering yang diderita, masyarakat cenderung menggunakan
berbagai macam kosmetik kimia yang malah dapat memperparah kondisi kulit. Bahan-bahan yang
terkandung di dalam kosmetik sebagian besar merupakan bahan sintetik, dan hanya sebagian kecil yang
bersifat alami. (Gede Febby Pratama Kusuma,2014). Begitu pula dengan masalah bibir kering, mereka
banyak menggunakan berbagai macam pelembab berbahan kimia. Hal itu, sangat berbahaya bagi tubuh
yang dikawatirkan dapat memicu munculnya infeksi hingga radang.

Peristiwa ini juga didorong dengan aktivitas masyarakat yang banyak menghabiskan waktunya di
dalam ruang dengan pendingin udara. Suhu ruangan ber-AC berperan dalam kenyamanan bekerja
karena tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk metabolisme basal dan muskuler.
Namun, Suhu udara ruang kerja yang terlalu dingin dapat menimbulkan gangguan kerja bagi karyawan,
salah satunya gangguan konsentrasi dimana pegawai tidak dapat bekerja dengan tenang karena
berusaha untuk menghilangkan rasa dingin tersebut. Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang
dari 20 % dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban tinggi akan
meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme (Corie Indria Prasasti et all, 2006).

Kebiasaan masyarakat menjilati bibir saat kering juga merupakan faktor yang dapat
memperparah kondisi bibir. Enzim yang terkandung dalam air liur dapat membuat bibir tambah kering,
dan menyebabkan saliva berkumpul pada permukaan bibir lalu terbentuklah lingkungan yang sesuai
untuk proliferasi organisme. Keadaan ini dapat menjadi lebih parah dengan membiarkan bibir yang
basah dikeringkan oleh angin dan sinar matahari (Serelady Maredlyn Sitorus,2016).

Sebenarnya, pada kulit kering, tersedia faktor perlindungan alamiah yaitu Natural Moisturizing
Factor (NMF). Namun, dalam kondisi tertentu faktor perlindungan kulit alamiah tidak mencukupi
sehingga diperlukan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan pemberian pelembab.Pelembab
adalah formulasi kompleks yang didesain untuk meningkatkan mekanisme hidrasi pada kulit serta
mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari,
usia lanjut, temperatur, berbagai penyakit kulit maupun penyakit yang dapat mempercepat penguapan
air. Komponen dasar pelembab terdiri dari oklusif, humektan dan emolien. Oklusif merupakan substansi
untuk melapisi stratum korneum serta mengurangi TEWL (Transepidermal water loss). Humektan
berguna untuk proses hidrasi kulit. Sedangkan emolien adalah substansi yang ditambahkan ke kosmetik
untuk membuat kulit menjadi halus dan lembut. Apabila diberikan dalam jumlah yang banyak, emolien
dapat juga berfungsi sebagai oklusif. Komponen lainnya yaitu antioksidan, vitamin, asam lemak esensial,
asam lipoat, asam linoleat dan ekstrak herbal.Tanaman lidah buaya atau Aloe vera tergolong famili
Liliaceae, genus Aloe merupakan tanaman yang telah digunakan lebih dari 2000 tahun untuk
pengobatan pada kulit. Ekstrak Aloe vera adalah bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam produk
dermatologi. Telah banyak studi yang melaporkan bahwa Aloe vera merupakan tanaman yang efektif
untuk perawatan luka bakar, terbakar sinar matahari dan penyakit inflamasi kulit. Selain itu, Aloe vera
juga banyak digunakan sebagai formulasi produk pelembab yang bekerja pada mekanisme humektan
untuk memperbaiki hidrasi kulit. Aloe vera sangat mudah ditemukan dan dapat ditanam dimanapun
termasuk di pekarangan rumah.
Cabai merupakan tanaman dengankadar vitamin C tinggi. Vitamin yang terkandung dalam cabai
dan berguna bagi tubuh salah satunya adalah vitamin C dan provitamin A ( β-karoten). Menurut
Cahyono (2003), kandungan vitamin C dalam 100 gram cabai adalah 70 mg. Sedangkan menurut Tjahjadi
(2005), kandungan Vitamin C pada cabai segar dalam 100 gram adalah 125 mg. Vitamin C sebagai
antioksidan bekerja menangkap radikal bebas yang ada dalam kulit. Molekul antioksidan berfungsi
sebagai sumber hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Tiga fungsi utama vitamin C
pada kulit yaitu sebagai antioksidan kuat yang melindungi kulit terhadap pengaruh negatif faktor luar
seperti (polusi, matahari, iklim, AC, asap rokok, dsb); merangsang pembentukan dan peningkatan
produksi kolagen kulit, yang akan menjaga kekenyalan, kelenturan, serta kehalusan kulit; dan
mencerahkan kulit (www. exrx.net,2002). Diketahui bahwa cabai dapat memberikan efek pedas. Efek
pedas tersebut berasal dari zat capcaisin (Anonim, 1983; A.G, Mathew, 1971). Namun, efek dan aroma
pedas tersebut akan diputuskan melalui pencampuran pisang dan capcaisin melalui kandungan
karbohidrat pada buah pisang. Cabai mudah tumbuh pada kondisi geografis Indonesia sehingga, mudah
didapat dan ditemukan di manapun.

Campuran ekstrak Aloe vera dan cabai dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam formulasi
dasar pelembab. Namun, penggabungan kedua bahan tersebut sebagai bahan pelembab belum pernah
dilakukan. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh pemberian
campuran ekstrak Aloe vera dan cabai dalam formulasi pelembab pada kekeringan kulit. Ini juga
sekaligus menjadi nilai tambah pada aloe vera dan cabai yang nantinya dapat meningkatkan harga jual
kedua bahan utama tersebut di pasaran.
Rumusan masalah

1. Bagaimana mengembangkan usaha pembuatan gel pelembab ekstrak lidah buaya dan cabai
dalam ruang lingkup usaha yang lebih luas?
2. Bagaimana merancang kemasan yang diharapkan dapat menarik minat masyarakat
menghadapi banyaknya produk pesaing ?
3. Bagaimana strategi memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dari pemanfaatan dan
pemasaran gel pelembab ekstrak lidah buaya dan cabai?

Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana usaha pembuatan gel pelembab ekstrak lidah buaya dan cabai
dalam ruang lingkup usaha yang lebih luas.
2. Untuk mengetahui bagaimana merancang kemasan yang diharapkan dapat menarik minat
masyarakat menghadapi banyaknya produk pesaing.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi memperoleh keuntungan yang berkelanjutan
dari pemanfaatan dan pemasaran gel pelembab ekstrak lidah buaya dan cabai.

Luaran yang diharapkan

1. Terciptanya produk gel pelembab dengan ekstrak lidah buaya dan cabai dengan nilai jual
tinggi.
2. Sebagai referensi journal penelitian kewirausahaan terkait dengan usaha pembuatan gel
pelembab dengan ekstrak lidah buaya dan cabai.
3. Menjadi bahan informasi pemberitaan yang perlu diketahui dalam upaya mengatasi
kulit dan bibir kering.
4. Merangsang kreatifitas mahasiswa dalam bidang kewirausahaan.

Manfaat program

1. Mensosialisasikan produk pelembab yang sehat, aman, dan berkualitas.


2. Meningkatkan daya jual lidah buaya dan cabai di pasaran.
3. Memberdayakan petani dan kelompok usaha kecil hingga menengah dalam pengolahan gel
pelembab ektrak lidah buaya dan cabai.
4. Menciptakan peluang usaha bagi masyarakat yang kekurangan pekerjaan.
Dapus
 https://www.climatestotravel.com/climate/indonesia. 22 oktober 2018
 drs. H. dadang sungkawa, m. pd (geografi regional Indonesia) jur. Pen. Geo univesitas
pendidikan Indonesia.

EFEKTIVITAS CAMPURAN EKSTRAK ALOE VERA DAN OLIVE OIL DALAM FORMULASI PELEMBAB
PADA KEKERINGAN KULIT, [
 WUJUD KOTA TROPIS DI INDONESIA: SUATU PENDEKATAN IKLIM, LINGKUNGAN DAN ENERGI, Tri
Harso Karyono, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas
Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
WUJUD KOTA TROPIS DI INDONESIA: SUATU PENDEKATAN IKLIM, LINGKUNGAN DAN ENERGI
 Kualitas Losion Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Disusun Oleh: Tri Sefti Puspita
Dewi NPM : 100801159
 Kota tropis hemat energy menuju kota yang berkelanjutan di Indonesia, triharso karyono, 2006

Anda mungkin juga menyukai