Anda di halaman 1dari 8

MODUL IV

TIE IN

1.1 Tujuan Praktikum


1) Meledakan batuan untuk mendapatkan ruang yang berfungsi sebagai jalan masuk,
gudang, terowongan pipa, dan lain-lain.
2) Untuk membongkar / mengambil material (dalam kegiatan penambangan).

1.2 Materi Praktikum


Hal yang paling penting dalam kegiatan tambangbaeah tanah adalah membuat lubang-
lubang buatan (terowongan). Umumnya terowongan dibuat dengan arah mendatar, vertical dean
miring.
Tahapan –tahapan pembuatan terowongan :
- Pemboran
- Pengisianlubang ledak
- Pembersihan atap
- Pemuatan dan pengangkutan
- Persiapan kegiatan selanjutnya
Dalam melakukan kegiatan pemboran, hal yang perlu diperhatiakn adalah lubang ledak harus
di bor pada tempat yang telah di tentukan dengan kemiringan yang tepat.

Dasar Peledakan Tanbang Bawah Tanah


Perbedaan yang paling mendasar antara peledakan terowongan dengan peledakan jenjang
adalah dalam peledakan terowongan, dilakukan peledakan kearah 1 bidang bebas. Sedangakan
pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas. Selain itu ruangan untuk
melakukan peledakan di tambang bawah tanah sangat terbatas, sehingga batuan lebih sukar di
ledakan dan perlu dibuat bidang bebas kedua yang merupakan arah peledakaan selanjutnya.
Bidang bebas kedua diperoleh dengan membuat cut pada permukaan terowongan. Cut ini
berfungsi sebagai bidang bebas pada peledakan berikutnya, yang kemudian akan diperbesar
dengan dua atau lebih susunan lubang tembak peledakan.

35
Peladakan yang terakhir adalah peledakan lubang “Tummer” (roof holes, wall holes, and
floor holes) yang akan menentukan bentuk dari terowongan.

Efisiensi peledakan dalam terowongan sangat tergantung pada suksesnya peledakan


“cut”. “Cut” itu ssendiri dapat dibuat dalam beberapa jenis pada lubang tembak, dan
penanamannya disesuaikan dengan jenis “Cut” yang dibentuk.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe “Cut”, anatara lain ;
 Kondisi batuan yang akan ditembus
 Bentuk dan ukuran terowongan
 Kemajuan yang di targetkan, yaitu besarnya kemajuan setiap sisi peledakan yang
ditentukan oleh kedalaman “Cut”.

Pola Lubang Tembak


1. Drag Cut
Tipe ini biasa digunakan pada batuan dengan struktur perlapisan, misalnya batuan serpih.
Lubang “Cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus,
sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. Tipe “Cut” seperti ini cocok
untuk terowongan berukuran kecil (lebar 1,5 – 2 m) dimana kemajuan yang besar tidak
terlalu penting.

36
2. Fan Cut
Pola ini cocok digunakan pada struktur batuan berlapis – lapis dan sudah jarang
digunakan.
Pada tipe “Fan Cut” lubang tembak dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar.
Stelah Cut diledakan maka batuan yang ada diantara dua garis lubang “Cut” akan
terbongkar.
Selanjutnya lubang-lubang „easer‟ dan „Trimmer‟ akan memperbesar bukaan „cut‟
samapai pada bentuk geometri pada terowongan.

3. V-Cut
Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur
sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk „V‟. Sebuah „Cut‟ dapat terdiri
dari dua atau tiga pasang „V‟, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang – lubang
tembak pada „Cut‟ biasanya dibuat membentuk sudut 600 terhadap permukaan
terowongan. Dengan demikian, panjang kemajuan tergantung pada lebar dari

37
terowongan, karena panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua lubang
tembak yang lebih pendek (burster) dapat dibuat di tengah „Cut‟ untuk memperbaiki hasil
pragmentasi.

4. Pyramid Cut
Terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada 1 titik di tengah
terowongan. Untuk batuan yang keras, banyaknya lubang „Cut‟ dapat ditambah menjadi 6
buah.

5. Burn Cut
Berbeda dengan pola – pola „Cut‟ sebelumnya, dimana lubang „Cut‟ membentuk sudut
satu sama lain dan tegak lurus dengan permukaan terowongan.

38
Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang cut yang tidak di isi dengan bahan peledak
yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang terisi. Lubang kosong
dapat dibuat lebih dari satu dengan ukuran yang lebih besar dari pada lubang cut yang
terisi.

6. Large Hole Cut


Metode ini mirip dengan Burn Cut, terdiri dari satu atau lebih lubang kosong yang
berdiameter besar, dikelilingi oleh lubang-lubang bor berdiameter kecil yang berisi bahan
peledak.

Burden antara lubang – lubang yang terisi dengan lubang kosong relatif kecil.
Selanjutnya lubang – lubang ledak diatur dalam segi empat yang mengelilingi bukaan.
Jumlah segi empat dalam „Cut‟ dibatasi oleh ketentuan batuan „Burden‟ dalam segi empat
terakhir tidak melebihi „Burden‟ dari lubang Stoping.

Metode perhitungan
Untuk memudahkan perhitungan pola pemboraan dan Cross Section terowongan, akan
lebih mudah yaitu, perhitungan „Cut‟ dan bagian lain (Easer dan Trimmer).

39
Perhitungan sebaiknya menggunakan standar bahan peledak yang akan digunakan misalnya akan
menggunkan Dynamite dengan Weight Strength = S = 1,0 atau 78 % dari Blasting Gelatine.

Perhitungan Cut
 Untuk lubang parallel
Lubang yang berada di dekat Burster.

V = 0,7 d
(berdasarkan bustafsor 1973, sebagai
pedoman penggunaan di lapangan )

Keterangan :
- Menggunakan 1 lubang kosong
- d = diameter lubang kosong
Jika menggunakan dua lubang, maka:
V = 0,7 x 2 d
Pengisian lubang perlu memilih Charge Concertration yang seimbang, mengingat segi empat I
berdekatan dengan lubang besar yang kosong, untuk menghindari Plastic Deformation atau
breakage.
Tabel berikut dapat digunakan sebagai patokan pengisian lubang pada “Paralel Hole Cut”
Nomor hb Lp ho
Segi Empat (x H) (x Lb) (x v)
1 0,05 0,5 0,5
2 0,05 0,5 0,5
3 0,20 0,5 0,5
4 0,33 0,5 0,5

Keterangan :
hb = Tinggi Bottom Charge
H = Kedalaman Lubang
Lp = Konsentrasi muatan kolom

40
V = Burden
ho = Stemming

Untuk Lubang Menyudut


Tinggi Cut dan Burden V1 dan V2 dihitung dengan diagram

41
- Untuk semua lubang, tinggi dari bottom charge sama dengan :
hb.1/3 H
H = Kedalaman lubang
- Konsentrasi muatan kolom :1
Lp = 40 – 50 % dari Lb
- Lubang kosong
Ho = 0,3 V1

42

Anda mungkin juga menyukai