KAJIAN PUSTAKA
Kerangka katak secara khusus diadaptasi untuk melompat dan berenang. Kerangka ini sangat
keras dengan ilium panjang di pelvis, ekor yang berkurang, kaki belakang yang memanjang,
kaki depan pendek dan kuat. Hewan-hewan melompat dan berenang dengan menyodorkan
kaki belakang ke belakang bersama. Tengkorak menunjukkan gigi pedicellate, fitur dari
semua amfibi.2. Sistem Otot
Sistem otot pada amphibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi
antara ikan dan reptil. Sistem otot pada ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka
dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang celah insang) dan
gerakan sirip yang relatif sederhana. Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini.
Sistem otot aksial pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapi tampak
tanda-tanda perbedaan. Sekat horisontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari sistem
otot epaksial dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam
pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi (Sukiya, 2001: 36). Selanjutnya, otot
hipaksial terlepas atau terbagi dalam lapisan-lapisan kemudian membentuk otot-otot oblique
eksternal, oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.
Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu berenang, berjalan, meloncact atau memanjat,
melibatkan perkembangan berbagai tipe otot. Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu
sendiri dan berupa otot-otot intrinsik.
Gambar 2.2 Sistem Otot pada katak
Sumber: Kardog, 1998
3. Sistem Sirkulasi
Sebagian besar amphibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang menerima
darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh.
Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah tersebut, bahwa amfibi telah
mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial,
kantong ventrikular dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh
pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke
sisi kanan ventrikel dan dari sini dipompa ke paru-paru. Darah yang mengandung oksigen
dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis kemudian menuju sisi kiri
ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh. Beberapa pengecualian terjadi
pada salamander yang tidak mempunyai paru-paru, di mana celah interatrial tidak lengkap
dan vena pulmonalis tidak ada (Sukiya, 2001: 37).
Kebanyakan pada amphibi pasangan arkus aorta pertama, kedua dan kelima hilang.
Arkus aorta ketiga pada sisi dasar karotid internal, dan arkus aorta keempat merupakan sistem
arkus yang menuju ke posterior berupa dorsal aorta. Bagian proksimal dari pasangan keenam
arkus aorta cabang dari arteri pulmokutaneus, membawa darah ke paru-paru dan ke kulit
dimana aerasi terjadi. Sistem venosus pada amfibi sangat mirip pada ikan paru-paru, kecuali
pada vena abdominal masuk sistem portal hepatik ke sinus venosus.
4. Sistem Pencernaan
Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka berada di air sehingga
tidak memerlukan banyak kelenjar mukus di mulut. Kelenjar-kelenjar ini banyak terdapat
pada katak (frog) dan kodok (toad) darat, khususnya pada lidahnya, yang digunakan untuk
menangkap mangsa.
Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada
beberapa amphibia yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa
amphibia mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar (Protrusible tongue) serta pada
katak dan kodok lidah digulung ke belakang bila tidak digunakan. Esofagus pendek dapat
dibedakan dari lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan
ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan
kodok terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka ke kloaka (Sukiya,
2001: 38).