Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUKURAN

HUBUNGAN SERI, PARALEL


DAN KOMBINASI SUATU TAHANAN

Disusun Oleh :
Nama: Dwigian Netha Putra. D.M
NIM: 1731120122
Kelas : D3 – 1E TL

2018
TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI MALANG
A. Tujuan percobaan
Setelah melakukan percobaan percobaan, anda dapat:
1. Membuktikan bahwa nilai tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus : Rs
= R1 + R2 + R3 + …. + Rn;
2. Menghitung bahwa nilai tahanan parallel (Rp) dapat dicari dengan rumus :
1 1 1 1 1
= + + + …. + ;
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛

3. Menghitung nilai tahanan yang dihubungkan secara kombinasi berdasarkan


rumus Rs dan Rp
4. Menentukan nilai tahanan pengganti pada hubungan seri, parallel dan
kombinasi.

B. Dasar teori
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah
tahanan saja pada rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan lain,
yang dapat dirangkaikan dalam beberapa cara antara lain :
1. Tahanan yang dihubungkan secara seri,
2. Tahanan yang dihubungkan secara parallel,
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi,
Jadi jelas bahwa hubungan tahanan tersebut diatas dirangkai menurut
kebutuhan.

Hubungan Seri
Gambar 4.1 Meperlihatkan rangkaian pada 3 buah tahanan yang dihubungkan
secara seri
Dari Hukum Kirchoff II didapatkan :
E = IR1 + IR2 + IR3
Dari Hukum Ohm bahwa
E = I Rs
Sehingga persamaan di atas menjadi
I.Rs = I (R1 + R2 + R3)
Jadi :
Rs = R1 + R2 + R2
Dari persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri adalah
jumlah dari harga masing-masing tahanan atau dalam rumus umumnya ditulis:
Rs = R1 + R2 + R3 + … + Rn

Hubungan Paralel
Gambar 4.2 adalah rangkaian 3 buah tahanan dalam hubungan parallel.

Berdasarkan Hukum Kirchoff, maka besar arus :


I = I1 + I2 + I3
Kemudian, berdasarkan hokum Ohm dapat disubtitusikan :
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3

Sehingga :
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3

Atau dalam rumus umumnya adalah :


1 1 1 1 1
= + + + …. + ;
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛

Khusus untuk dua tahanan yang dihubungkan parallel dapat digunakan rumus :
𝑅1 .𝑅2
Rp =
𝑅1+𝑅2

Hubungan kombinasi / campuran


Dalam hubungan kombinasi (campuran seri parallel) besarnya tahanan
pengganti dapat dicari dengan menggabungkan rumus-rumus pada hubungan
seri dan parallel (bergantung susunan / rangkaian).
Sebagai salah satu contoh adalah gambar 4.3 yang merupakan rangkaian
dari 3 buah tahanan yang dihubungkan secara kombinasi seri parallel

Berdasarkan rumus-rumus seri parallel, maka :


𝑅1 .𝑅2
RAB = R1 +
𝑅1+𝑅2

C. Alat yang digunakan


1. Sumber tegangan DC : 1bh (power supply)
2. Amperemeter DC : 3 bh
3. Voltmeter DC : 2 bh
4. Tahanan (Ω) : 1KΩ, 3K3Ω, 5K6 Ω
5. Proto Board : 1bh
6. Kabel penghubung (leads) : Kabel probe + kabel jumper buaya
D. Langkah percobaan
Hubungan Seri
1. Telitilah semua peralatan sebelum digunakan.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 4.4

3. Lakukan pengukuran seperti Tabel 4.1

Hubungan Paralel
1. Buatlah rangkaian menjadi rangkaian Gambar 4.5

2. Lakukan pengukuran sesuai dengan Tabel 4.2

Hubungan Kombinasi
1. Buatlah rangkaian menjadi rangkaian Gambar 4.6
2. Lakukan pengukuran sesuai dengan Tabel 4.3


E. Data Percobaan
Tabel 4.1
R (Ω) Tegangan V Tahanan Total (Ω)
R (Ω) Arus I
No Menurut VR VTOT Diukur Dihitung
Diukur (mA)
Kode
1 R1 =1K 1000 1,6
R2 = 3K3 3200 5,2 15,5 1,5 9800 9900
R3 = 5K6 5500 8,2

Tabel 4.2
R (Ω) Arus I (mA) Tahanan Total (Ω)
R (Ω)
No Menurut Diukur Dihitung
Diukur I1 I2 I3
Kode

R1 =3K3 3200
2 20 3,75 5 800 767,441
R2 = 1K 1000

Tabel 4.3
R (Ω) Tahanan Total (Ω)
R (Ω) Tegangan Arus IR
No Menurut Diukur Dihitung
Diukur VR (mA)
Kode
R1 =3K3 3200 12,5 4
1 R2 = 1K 1000 3,25 3,5 3700 4148,484
R3 = 5K6 5500 3,25 0,5

F. Analisa
Dengan melihat data tabel 4.1 yang merupakan data percobaan berdasarkan
percobaan menggunakan hubungan seri (gambar 4.4) pada tahanan mendapati bahwa
arus pada hubungan seri di setiap tahanannya bernilai sama. Hal ini tidak berlaku
terhadap nilai tegangan tiap tegangan, yang berarti bahwa nilai tegangan di tiap tahanan
berbeda antara satu dengan lainnya. Namun bila dijumlahkan secara aljabar akan
menghasilkan nilai tegangan total yang akan mendekati tegangan sumber yang disuplai
ke rangkaian karena hubungan seri merupakan hubungan pembagi tegangan. Bila
dilihat dari jenis hubungan yang dipakai yaitu hubungan seri, maka seharusnya Rs =
R1 +R2 + R3, dengan hasil sesuai tabel berikut.
Tegangan V Tahanan Total (Ω)
R (Ω)
R (Ω) VR VTOT Arus I Diukur Dihitung
No Menurut
Diukur (mA) (menurut
Kode
kode)
1 R1 =1K 1000 1,6 Rt= R1 + R2
98 x 100 =
R2 = 3K3 3200 5,2 15,5 1,5 + R3
9800
R3 = 5K6 5500 8,2 = 9900
Terdapat kesalahan yang terlihat dari data percobaan bahwa terdapat
penyimpangan hasil percobaan (diukur) dengan teori (hitungan). Seperti halnya, nilai
tahanan total berdasarkan pengukuran didapatkan 9800Ω dan sesuai teori adalah
9900Ω, hasil tegangan total adalah 15,5V sedangkan tegangan input yang digunakan
adalah 15V. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan sistematis atau kesalahan yang
dikarenakan oleh alat percobaan yang digunakan seperti halnya, alat dan bahan yang
tingkat presisi dan akurasinya yang sudah menurun.
Kemudian melihat data percobaan tabel 4.2 yang merupakan data yang
didapatkan dari rangkaian hambatan dengan hubungan parallel (gambar4.5). Dari
percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa hubungan parallel memiliki sifat yang
berlawanan dengan hubungan seri. Pada hubungan parallel, setiap tahanan yang ada
pada tiap percabangan yang ada memiliki tegangan yang sama besar. Namun berbalik
dengan arus yang dimiliki oleh tiap cabang tersebut, yaitu terbagi sesuai dengan
besarnya tahanan yang ada pada cabang tersebut. Semakin besar tahanan, maka
semakin kecil arus yang mengalir dan semakin kecil tahanan, semakin besar arus yang
akan mengalir pada tahanan tersebut. Perlakuan yang sama dalam melakukan analisa
1 1
atau perhitungan nilai tahanan total dari hubungan parallel dengan rumus yaitu =
𝑅𝑝 𝑅1
1 1 1
+ + + …. + ;. Berdasarkan data percobaan maka didapatkan sebagai berikut.
𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛

R (Ω) Arus I (mA) Tahanan Total (Ω)


R (Ω)
No Menurut Diukur Dihitung
Diukur I1 I2 I3
Kode
1 1 1
= +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2
R1 =3K3 3200 8x100
2 20 5 1 1 1
3,75 = +
R2 = 1K 1000 = 800 𝑅𝑝 3𝐾3 1𝐾

Rp = 767,441Ω
Terdapat beberapa kekeliruan pada saat percobaan sehingga data percobaan
pada rangkaian ini belum dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Ditunjukkan pada
hasil arus yang terukur. Seharusnya pada hubungan parallel, arus yang menuju titik
percabangan nilainya sama besar dengan arus yang keluar dari titik percabangan
tersebut. Namun, yang didapatkan adalah arus yang menuju titik percangan memiliki
nilai yang tidak sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan. Berikut
merupakan perhitungan arus I1, I2, I3 berdasarkan teori.
R (Ω) Arus I (mA)
.
Menurut R Paralel (Ω)
No I1 I2 I3
Kode
𝑅2 𝑅1
1 1 1 I3 = x I1
= + I2 = x I1 𝑅1+𝑅2
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 I = V/ R 𝑅1+𝑅2
R1 =3K3
2 1 1 1 = 15 / 767,441 1𝐾 3𝐾3
= + = x 19,545 = x 19,545
R2 = 1K 𝑅𝑝 3𝐾3 1𝐾 4𝐾3 4𝐾3
= 19,545
Rp = 767,441Ω = 14,99
= 4,545
Kesalahan ini dapat terjadi dikarenakan human error atau kesalahan yang
dilakukan oleh manusia, seperti halnya kurang telitinya dalam merangkai atau
menggunakan alat percobaan.
Dengan menganalisa data percobaan tabel 4.3 yang merupakan data percobaan
yang didapatkan dari rangkaian hambatan kombinasi antara seri dan parallel maka
dapat dikatakan bahwa sifat dari hubungan parallel dan hubungan seri tetap berlaku
sesuai dengan rangkaian tahanan. Tetapi, dalam perhitungan teori, untuk memudahkan
dalam menganalisa menggunakan rumus, diperlukannya mencari tahanan pengganti
dari tahanan yang dirangkai secara kombinasi. Dalam percobaan 4.6 yang merupakan
rangkaian percobaan untuk data tabel 4.3, nilai tahanan penggantinya adalah sebesar
R1 + Rp (parallel antara R2 dan R3). Maka didapatkan :
R (Ω) Tahanan Total (Ω)
R (Ω) Arus IR
Menurut Tegangan VR Diukur Dihitung
Diukur (mA)
Kode
1 1 1
50 16 = +
3200 𝑥30 =12,5 𝑥30 =4 𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2
120 120
R1 =3K3 37 x 1 1 1
= +
𝑅𝑝 1𝐾 5𝐾6
13 14
R2 = 1K 1000 𝑥30 =3,25 𝑥30 = 3,5 100
120 120 Rp = 848,484Ω
R3 = 5K6 = 3700
13
Rt = Rs + Rp
5500 𝑥30 =3,25 2
120 𝑥30 =0,5 =4148,484
120

Dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa arus yang menuju titik percabangan
memiliki besar yang sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan sehingga
hubungan parallel dapat terbukti. Terlihat juga dari besar tegangan pada rangkaian
yang di paralelkan yaitu memiliki tegangan yang sama. Namun, terdapat pula beberapa
kekeliruan seperti halnya pada tahanan total yang diukur dan dihitung memiliki
perbedaan yaitu 3700Ω dengan 4148,484Ω. Besar tegangan total dan tegangan input
juga mengalami perbedaan yaitu yang seharusnya tegangan total yang didapat adalah
15V tetapi hasil pengukuran mendapatkan sebesar 15,75V.
Dapat dianalisa kesalahan yang terjadi dapat dikarenakan oleh kesalahan dalam
menggunakan alat ukur atau bisa dikarenakan tingkat presisi alat dan bahan yang sudah
menurun sehingga memberikan hasil yang sedikit berbeda dari yang ditunjukkan oleh
perhitungan teori.

G. Tugas dan pertanyaan


1. Dari hasil percobaan anda, tunjukkan bahwa hubungan seri suatu tahanan
merupakan penjumlahan dari tahanan-tahanan!
Jawab : Berdasarkan percobaan dengan rangkaian 4.4, didapatkan bahwa besar
hambatanan total didapatkan yaitu Rt= R1 + R2 + R3 = 9900Ω. Bila berdasarkan
percobaan didapatkan 9800Ω. Sehingga perbandingan antara hasil perhitungan teori
dan percobaan dapat menunjukkan bahwa memang benar bila ingin menghitung
hambatan pengganti dari hubungan seri dihitung dengan penjumlahan dari tahanan
tahanan yang disusun dengan rangkaian seri

2. Sesuaikah percobaan rangkaian gambar 4.5 yang telah anda lakukan dengan
teori? Jelaskan
Jawab : Secara garis besar sesuai, tetapi hasil yang didapatkan dari percobaan hanya
mendekati hasil dari perhitungan teori. Seperti halnya, dalam hasil perhitungan
1 1 1
hambatan total yaitu menggunakan rumus = + . Tetapi, ada perbedaan hasil yang
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2

cukup jauh antara perhitungan arus total dengan arus total hasil percobaan. Yang
seharusnya adalah arus yang menuju percabangan (dalam percobaan diukur dari A1)
akan bernilai sama dengan jumlah arus yang mengalir pada titik percabangan (A2 dan
A3). Namun, hasil yang didapatkan dari hasil percobaan tidak sesuai dengan teori
tersebut. Sedangkan, bila dari sisi tegangan, menunjukkan hasil yang sesuai dengan
teori, bahwa tegangan pada satu cabang besarnya sama dengan tegangan pada cabang
lainnya.Adanya perbedaan hasil antara percobaan dan perhitungan teori baik terhadap
arus ataupun hambatan bisa dikarenakan human error kesalahan dalam percobaan, bisa
juga dikarenakan kesalahan sistematis yang dikarenakan oleh alat ukur dan bahan yang
digunakan dalam percobaan.

3. Pada percobaan rangkaian gambar 4.6, bandingkan hasil pengukuran antara


VR2 dan VR3! Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab :
R (Ω)
R (Ω) Diukur Tegangan VR
Menurut Kode
50
3200 𝑥30 =12,5
120
R1 =3K3
R2 = 1K 13
1000 𝑥30 =3,25 (VR2)
120
R3 = 5K6
13
5500 𝑥30 =3,25 (VR3)
120

Dapat dilihat bahwa hasil pengukuran antara VR2 dan VR3 memiliki tegangan yang sama
besar. Ini dikarenakan R2 dan R3 di rangkai secara parallel. Dapat diketahui juga bahwa
sifat dari rangkaian parallel adalah tiap cabangnya memiliki tegangan yang sama
namun memiliki besar arus yang berbeda. Sehingga, dengan VR2 dan VR3 memiliki
besar yang sama, maka pengukuran yang dilakukan sudah benar dan dapat
membuktikan bahwa sifat dari rangkaian parallel tersebut.

4. Ada 7 buah tahanan masing-masing 3x18Ω ; 2x10Ω ; 2x1Ω rangkailah tahanan

tersebut agar diperoleh tahanan 13


Jawab :
5. Tentukan nilai tahanan total pada rangkaian ini!
R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = 18Ω

Jawab :

Rtot = R1 + [ (((R4 // 0) // R3) + 0 ) // R2 ] + R5


𝑅4𝑥0 0𝑥𝑅3
= R1 + [ ((( ) //R3) + 0) // R2 ] + R5 = R1 [ (( ) + 0) // R2] + R5
𝑅4+0 0+𝑅3
0𝑥𝑅2
= R1 [ ] + 𝑅5 = R1 + R5
0+𝑅2

= 18 + 18 = 36Ω
*A // B = A parallel B | C + D = Seri*
H. Kesimpulan
Nilai tahanan seri dapat dicari menggunakan rumus Rs = R1 + R2 + R3 + …. +
Rn dapat dibuktikan berdasarkan contoh percobaan yang dilakukan. Tabel berikut
merupakan data percobaan yang membuktikan rumus tahanan seri dicari menggunakan
rumus Rs..
Tahanan Total (Ω)
R (Ω) Menurut Kode Diukur Dihitung
(menurut kode)
R1 =1K
Rt= R1 + R2 + R3
R2 = 3K3 98 x 100 = 9800
= 9900
R3 = 5K6
1 1 1 1 1
Nilai tahanan parallel dihitung menggunakan rumus = + + + …. +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
dapat dibuktikan berdasarkan contoh dibawah.
Dik : 1KΩ dan 5K6Ω dirangkai secara parallel
Dit : Hambatan total ?
1 1 1 1 1 1
Jawab : 𝑅𝑝 = 𝑅1 + 𝑅2 𝑅𝑝
=
1𝐾
+
5𝐾6

Rp = 848,484Ω Rt = Rs + Rp \
= 4148,484Ω
Berdasarkan contoh percobaan berdasarkan gambar 4.6. Dapat dihitung besar
hambatan pengganti yang menggunakan kombinasi dari rumus Rs dan Rp.
Dik : R1 = 3K3 ; R2 = 1K ; R3 = 5K6
Dit : Rtotal
1𝐾𝑥5𝐾6
Jawab : R total = R1 + (R2//R3) = 3K3 + ( )
1𝐾+5𝐾6

= 3K3 + 848,484Ω =4148,484Ω

Anda mungkin juga menyukai