Anda di halaman 1dari 14

2.1.

1 Mineral radio aktif

Meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif lainnya

a. RADIUM (Ra)

Radium adalah unsur yang sangat langka di Bumi. Radium ditemukan dalam bijih
uranium. Dibutuhkan sekitar 7 ton bijih hanya untuk menghasilkan satu gram radium.
Radium diproduksi sebagai produk sampingan dari pertambangan uranium. Karena begitu
berbahaya, hanya beberapa ons yang diproduksi setiap tahun. Di Indonesia radium terdapat di
papua

Ketika radium pertama kali ditemukan itu memiliki beberapa manfaat. Radium
digunakan dalam cat yang bercahaya. Cat ini digunakan pada jam dinding, jam tangan, dan
benda-benda lain sehingga orang bisa melihat mereka dalam gelap. Kegunaan lain termasuk
pengobatan kanker, pasta gigi, dan percobaan penelitian.

Saat ini radium tidak memiliki kegunaan untuk industri besar karena bahaya
radioaktivitasnya.

b. THORIUM (Th)

unsur kimia radioaktif dari seri aktinoid dari tabel periodik, nomor atom 90; Thorium
adalah bahan bakar reaktor nuklir yang berguna. Thorium ditemukan (1828) oleh kimiawan
Swedia Jöns Jacob Berzelius. Thorium berwarna putih keperakan tapi ternyata abu-abu atau
hitam pada paparan udara. Kelimpahan Thorium sekitar setengah dari kelimpahan timah dan
tiga kali lebih banyak daripada uranium di kerak bumi. Thorium secara komersial diproduksi
dari monasit mineral dan terjadi juga dalam mineral lain seperti thorite dan thorianite.
Logam thorium telah diproduksi dalam jumlah komersial dengan reduksi tetrafluorida (ThF 4)
dan dioksida (ThO2) dan dengan elektrolisis dari tetraklorida (ThCl 4). Nama unsur Thorium
berasal dari nama dewa Norse Thor.

Thorium telah digunakan dalam sel fotolistrik komersial untuk mengukur sinar
ultraviolet panjang gelombang berkisar 2000-3750 angstrom. Ditambahkan ke kaca, thorium
menghasilkan gelas dengan indeks bias tinggi, berguna untuk aplikasi optik khusus. Thorium
dulunya diminati sebagai komponen mantel untuk lampu gas dan minyak tanah dan telah
digunakan dalam pembuatan filamen tungsten untuk bola lampu dan tabung vakum dan juga
untuk bahan bakar pembangkit listrik.

Diindonesia thorium terdapat di bangka belitung

c. URANIUM (U)

Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan
nomor atom 92.. Ia merupakan logam putih keperakan yang termasuk dalam deret aktinida
tabel periodik. Uranium memiliki 92 proton dan 92 elektron, dan berelektron valensi 6. Inti
uranium mengikat sebanyak 141 sampai dengan 146 neutron, sehingganya terdapat 6 isotop
uranium. Isotop yang paling umum adalah uranium-238 (146 neutron) dan uranium-235 (143
neutron). Semua isotop uranium tidak stabil dan bersifat radioaktif lemah. Uranium memiliki
bobot atom terberat kedua di antara semua unsur-unsur kimia yang dapat ditemukan secara
alami.[3] Massa jenis uranium kira-kira 70% lebih besar daripada timbal, namun tidaklah
sepadat emas ataupun tungsten. Uranium dapat ditemukan secara alami dalam konsentrasi
rendah (beberapa bagian per juta (ppm)) dalam tanah, bebatuan, dan air.

Di Indonesia uranium banyak terdapat di pulau kalimantan, sulawesi dan papua.


Uranium adalah bahan bakar nuklir yang sangat penting. Uranium 238 bisa diubah menjadi
Plutonium.Kegunaan bahan bakar nuklir untuk menghasilkan energi listrik, untuk membuat
isotop yang digunakan untuk tujuan damai, dan sebagai peledak, sangat diketahui dengan
baik

d. MONASIT (Ce,La,Y,Th)PO4

Miner monasit berwarna coklat kemerahan memiliki sistem kristal monoklin dengan
kekerasan 5-5,5 serta berat jenis 5-5,3. Monasit adalah mineral fosfat mengandung unsur
tanah jarang logam. Sebenarnya ada setidaknya empat berbagai jenis monasit, tergantung
pada komposisi unsur relatif dari mineral. Monasit merupakan bijih penting untuk thorium,
lantanum dan cerium. Hal ini sering ditemukan dalam endapan letakan. Keberadaan thorium
dalam monasit dapat menghasilkan radioaktif. Monasit sebagai sumber utama untuk
menghasilkan thorium, cerium, dan elemen langka lainnya.

Sebagai bijih logam tanah jarang khususnya thorium, cerium dan Lantanum dimanfaatkan
sebagai zat Radioaktif.

DI Indonesia potensi terkaya akan monasi adai di Kepulauan Bangka Belitung di Gunung
Muntai

2.1.2 Mineral logam

Mineral logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga
,perak, timbal, seng timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa,
wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, candium, galium,
indium, yitrium, magnetit, besi,galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium,
ytterbium, dysprosium, hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium,
ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin.

a. EMAS (Au)
Mineral Emas dialam bijihnya dapat diperoleh sebagai emas murni (Native Gold) ,
Elektum (Au,Ag). Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), massa jenisnya 19,3 gr/cm3. Warnanya
kuning emas, kekerasaanya rendah sehingga dapat dipotong dengan pisau dan mudah diubah
bentuknya. Bentuknya di alam tidak teratur, ukuran butirnya bervariasi tetapi sering kali
mikroskopis dan bahkan sukar dilihat (Munir, 1996)

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di permukaan. Beberapa


endapan terbentuk karena prosesmetasomatisme yaitu kontak yang terjadi antara bebatuan
dengan air panas (hydrothermal) atau fluida lainnya. Genesis emas dikategorikan menjadi dua
yaitu endapan primer dan endapan plaser (Alamsyah, 2006Mineral bukan logam

potensinya tersebar merata di seluruh penjuru negeri, seperti di Aceh, Sumatera Utara,
Bengkulu, dan kawasan timur Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) 2013, jumlah cadangan emas di Indonesia sebesar 3.000 ton dan
sumber dayanya mencapai 6.000 ton. Adapun di seluruh dunia, menurut data United States
Geological Survey (USGS) 2011, cadangan emas mencapai 51 ribu ton.

manfaat emas dalam kehidupan manusia yaitu untuk perhiaasan, kesehatan gigi,
perlengkapan pesawat ruang angkasa, produksi perangkat elektronik, bahan membuat
penghargaan, emas untuk investasi, menjaga kesehatan dan terapi kecantikan.

b. TEMBAGA (Cu)

Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan
unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan
titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali
diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral.
Hampir sebagian besar cebakan Tembaga terjadi dari Proses larutan Hidrothermal, dengan
tipe alih tempat (Replacemen) dan pengisian rongga (Cavity filling) pada batuan beku,
sedimen maupun metamorf
Penggunaan tembaga yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam
bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam
pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan
industry. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai
unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam
organism hidup dan merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya :
Cikotok : JawaBarat, timika : Papua, Sangkarapi : Sulawesi Selatan, Tirtamaya : Jawa
Tengah Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.
c. PERAK (Ag)

kebanyakan perak berasal dari cebakan hidrotermal tipe pengisian ( Fisure filling) pada
urat-urat (Vein), Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn
silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel
merupakan sumber-sumber penting untuk menambang perak.

Dalam kehidupan perak dimanfaatkan untuk mata uang, persiasan dan aksesoris, bahan
panel surya pembangkit listrik, bahan pembuatan medali, penghantar listrik, bidang kesehan,
produk elektronik dan mesin dan lain-lain.

Potensi perak diindonesia yaitu terdapat di papua, NTB, jawa barat, bengkulu, riau dan
aceh.

d. NIKEL (Ni)

Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa, dalam
hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin, piroksen,
magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami
proses pelapukan.

Nikel digunakan dalam : campuran logam-logam bukan besi (non ferrous alloys), baja
tahan karat, (stainless stell), baja jenis lain, melapisi logam-logam (electroplating), campuran
yang tahan akan listrik dan suhu tinggi, besi tuang, katalisator, keramik, magnet, dan lain-
lain.

Potensi nikel diindonesia, sulawesi tengah yaitu di soroako dan buluhalang, sulawesi
tenggara yaitu di pomala, Tg. Pakar, plau maniang, dan pulau lemo

e. TIMAH (Sn)

Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W, Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn,
dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000 km. Terdapat tiga tipe
kelompok asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu stanniferous pegmatites, kuarsa-
kasiterit dan sulfida-kasiterit . Urat kuarsa-kasiterit, stockworks dan greisen terbentuk
pada batuan beku granitik plutonik, secara gradual terbentuk stanniferous pegmatites
yang ke arah dangkal terbentuk urat kuarsa-kasiterit dan greisen . Urat berbentuk tabular
atau tubuh bijih berbentuk lembaran mengisi rekahan atau celah .

Kegunaan timah putih di antaranya untuk melapisi logam lainnya yang berfungsi
mencegah karat, bahan solder, bahan kerajinan untuk cendera mata, bahan paduan logam,
casing telepon genggam. Selain itu timah digunakan juga pada industri farmasi, gelas,
agrokimia, pelindung kayu, dan penahan kebakaran.

Potensi timah putih di Indonesia tersebar sepanjang kepulauan Riau sampai Bangka
Belitung, serta terdapat di daratan Riau yaitu di Kabupaten Kampar dan Rokan Ulu.

f. MANGAN (Mn)
Mangan termasuk batuan beku. Bijih mangan utama berasal dari pirolusit (MnO 2) dan
psilomelan (Ba,H2O)2Mn5O10, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam
cebakan sedimenter dan residu. Mangan juga terdapat sebagai nodul, yaitu endapan mirip
batuan dengn akomposisi kira-kira 15-30 % Mn yang dalam bentuk oksidanya bersama-sama
dengan oksida-oksida Fe, Co, Cu, dan Ni. Nodul ini berupa butiran-butiran bola dengan
diameter beberapa millimeter sampai dengan 15 cm, dan terakumulasi dalam dasar lautan.

Manfaat mangan yaitu digunakan untuk produksi baja, campuran alumunium, industri batuan
kering, pembuatan keramik dan gelas, emghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan
oleh pengotor besi, memberi warna lmbayung pada kaca, dioksidanya berguna untuk
pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat hitam, Untuk industri, mangan
sebagai bahan pembuat batang las,elektrosis seng dan bahan pengoksida dalam produksi
uranium
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai lokasi
yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau,
Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

2.1.3 Mineral bukan logam

Mineral bukan logam meliputi intan, korondum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluospar, kriolit yodium,
brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, flourit, ball clay, fire clay,
zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, walastonit,
tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen.

a. INTAN (C)
Genesa atau pembentukan dari endapan intan terbagi menjadi dua teori utama yang keduanya
masih dipergunakan. Teori pertama menunjukkan bahwa intan merupakan fenokris yang sudah
terbentuk saat magma dari astenosfer naik ke atas melalui pipe diatremenya. Teori kedua
mengatakan bahwa intan merupakan kristal exotic (xenokris) yang membeku selama pergerakan
mengisi pipe-diatreme. Fasies pembentukan endapan ini terdiri atas fasies crater, fasies diatreme,
dan fasies hypabisal. Fasies crater terbentuk setelah letusan dalam pembentukan pipe-diatreme.
Fasies diatreme adalah proses pendinginan dari magma yang naik langsung dari astenosfer. Fasies
hypabisal terjadi pada bagian bawah, dekat dengan astenosfer, di mana terjadi pembentukan
‘root’ dari pipe yang berhubungan langsung dengan astenosfer.

manfaat intan sebagai berikut:

1. Intan sebagai perhiasan, kalung, gelang, cincin, mata batu cincin, liontin pada kalung,
hiasan pada gelang, hiasan anting, hiasan pada aksesoris lainnya, seperti kacamata,
ikat pinggang dan tas tangan.

2. Intan sebagai salah satu benda koleksi. Sama seperti jenis benda koleksi lainnya,
biasanya orang-orang mengkoleksi berlian dan intan karena memang suka dengan
bentuk dan kemewahan dari intan itu sendiri. Biasanya mereka yang mengoleksi intan
dan berlian tidak hanya menyimpannya dalam bentuk perhiasan, namun juga
menyimpannya dalm bentuk berlian utuh, yang belum dipasangkan pada jenis
perhiasan.

3. Intan Sebagai Investasi. Untuk memperoleh berlian membutuhkan kocek yang tidak
sedikit. Begitu pula untuk menjualnya. Beberapa orang senang memanfaatkan berlian
sebagai sumber investasi mereka. sama seperti semas, berlian atau intan juga memiliki
sertifikat khusus, sehingga intan dapat menjadi salah satu jenis investasi yang
menguntungkan. Selain itu dengan harga pasar yang stabil, intan juga dapat menjadi
alternative bagi anda dalam melakukan investasi.

4. Intan Sebagai bahan industri. 80% dari intan yang diperoleh akan dihancurkan
menjadi bubuk, dan dilempar ke industry, dan sisanya barulah dibuat menjadi jenis
perhiasan. Bidang industri yang menggunakan bahan baku intan pun beragam,
biasanya intan dibuat menjadi bubuk intan untuk kemudian menjadi bahan campuran
dalam pemnbuatan berbagai macam barang berikut ini adalah beberapa jenis barang
yang sering diberi capuran bubuk intan: gergaji, pisau bedah, mata bor, alat elektronik
dan berbagai sirkuit elektronik, komponen pesawat terbang dan roket.

Potensi intan diindonesia antara lain terdapat di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu,
Kampar, dan Bangkinang), Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang), Kalimantan
Tengah (Sungai Gula, Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang), Kalimantan Selatan (Martapura
dan Simpang Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan
Longiran).

b. PASIR KUARSA (SiO2)

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga
dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung
mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa
oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa, terutama digunakan dalam industri gelas, optik, keramik dan abrasif.
Pasir kuarsa tanpa semen dipergunakan sebagai dasar atau bahan tambahan pada pembuatan
jalan tol dan airport, juga untuk pembuatan jalan raya, bahan bangunan dan aspal.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di
Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan
Belitung

c. BELERANG (S)

Belerang atau sulfur ditemukan dalam dua bentuk, yaitu sebagai belerang alam dan
sebagai belerang persenyawaan sufida logam. Belerang alam berbentuk kristal bercampur
lumpur. Endapan belerang ini terbentuk oleh kegiatan solfatara, fumarola, atau sebagai akibat
daripada gas-gas dan larutan yang mengandung belerang keluar dari bumi, serta berkaitan
dengan rangkaian gunung api aktif. Kedua jenis endapan belerang alam yaitu tipe sublimasi
dan tipe lumpur (danau kawah).
Belerang umumnya banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu pembuatan asam
sulfat (H2SO4) yang diperlukan dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak, bahan-bahan
kimia berat dan keperluan metalurgi.
Selain itu masih banyak lagi kegunaan dari pada belerang antara lain yaitu dalamm
industri cat, karet, industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban luar dan
dalam, pabrik kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi serta dalam industri
rayon film cellulosa, ebonit, cairan sulfida, CS 2, bahan anti serangga, bahan pengawet kayu,
obat-obatan dan lain-lain.
Endapan belerang di Indonesia dapat ditemukan di beberapa provinsi diantaranya
adalah :
1. Sumatra Utara, yaitu di Tarutung, Sibangaor, Sonk Merapi, serta di Namora I Langit
2. Lampung, yaitu di daerah Sekicau
3. Jawa Barat, yaitu di Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Putri, Gunung Galunggung,
Gunung Ciremai, Gunung Papandayan Telaga Bodas, Kawah Putih
4. Jawa Tengah, yaitu di Gunung Dieng, Gunung Telaga Terus
5. Jawa Timur, yaitu di Gunung Arjuno, Welireng, Kawah Ijen
6. Sulawesi Utara, yaitu di Gunung Mahawu, Gunung Saputan, Kawah Maseun
7. Mauku, yaitu di pulau Damar

d. BATU GAMPING (CaCO3)


Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organic, secara mekanik, atau
secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara organic. Jenis ini berasal dari
pengendapan cangkan atau rumah kerang dan siput. Foraminifera atau ganggang. Atau berasal dari
kerangka binatang koral/kerang.
Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda
dengan jenis batugamping yang terjadi secara organic. Yang membedakannya adalah terjadinya
perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya
diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis
batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut
ataupun air tawar.
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping. Jenis
batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batugamping
dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi.
Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsure pengotor yang mengendap bersama-sama pada
saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batugamping memberikan klasifikasi jenis
batugamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai
batu gamping dolomitan.
Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai
batugamping lempungan, dan batugamping pasiran apabila pengotornya pasir. Persentase unsure-
unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna
putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya,
biasanya disebabkan oleh adanya unsure mangan, sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh
adanya unsure organic.
Batugamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang
pejal dijumpai pula yang porous.
Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun sifat-
sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batugamping tersebut
menjadi berhablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh
terhadap penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur kalsit.
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah tanah.
Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari
hasil pembusukan zat-zat organic dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan
batugamping yang dilaluinya
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :

a. Bahan bangunan
b. penstabilan jalan raya
c. Sebagai pembasmi hama
d. Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
e. Penjernihan air
f. Batu Gamping (caco3) Sebagai Pupuk Alternatif Penetralisir Keasaman Tanah
g. Batugamping keprus sebagai campuran agregat pada lapis pondasi agregat kelas b
h. Batugamping sebagai bahan baku semen
2.1.4 Batuan

Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer,perlit, tanah diatome, tanah
serap (fullers earth), slate,granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt,trakhit, leusit,
tanah liat, tanah urug, batu apung, opal,kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase,
kayu
terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunungquarry besar, kerikil galian dari
bukit, kerikil sungai,batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug,pasir pasang, kerikil
berpasir alami (sirtu), bahantimbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanahmerah
(laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasiryang tidak mengandung unsur mineral
logam atau unsurmineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjaudari segi ekonomi
pertambangan.

a. GRANIT
Komposisi kimia granit adalah ±70% SiO2 dan ±15% Al2O3.

Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Bentuk cebakan yang
terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam bentuk masa yang besar dan tidak beraturan.
Batuan lelehan dari granit disebut rhiolit, yang mempunyai susunan kimia dan mineralogy
yang sama dengan granit tetapi tekstur dan strukturnya berlainan.

Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa,
ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam,
kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. merupakan batuan beku dalam yang mempunyai
kristal-kristal kasar.

Granit mempunyai sumber cadangan yang potensial, namun sampai saai ini belum banyak
yang ditambang. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Kegunaan :
Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen,
jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi)., sebagai bahan baku industri poles (tegel,
ornamen, dll) dan bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai,wastafel dan meja serta di
bidang konstruksi.

b. ANDESIT

Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar
tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa
kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat
yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat
besar. Andesites terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius. Di dalam
andesite terdapat sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika ( Sio2). Mineral-mineral
penyusun Andesite yang utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral
pyroxene ( clinopyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.

Andesit dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan dan
jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lain-lainnya.
Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll). Batuan
ini sangat potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara skala
besar

Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun lembah-lembah
sungai. Keterdapatanya batuan ini terdapat hampir disemua tempat di Indonesia, terutama di
Indonesia bagian timur.

c. BASALT (SiO2, feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite)

Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan
keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol
dan mineral hitam

Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll), bahan bangunan
/ pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan Sebagai agregat.

Potensinya diindonesia banyak terdapat di Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Malang,


Probolinggo.

d. BATU PASIR

Komposisi kimia Batu pasir 61,7 % sampai hampir 100 % sedangkan sisanya adalah
unsur lainnya sepeti Ti02, Al203, Fe203, Fe0, Mg0, Ca0, Na20, K20, H20+, H20-, dan C02.

Batupasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana partikel penyusunya
kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-
butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di
suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit
untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa
sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.

Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu


kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam
pembuatan gelas/kaca
Potensinya tersebar hampir diseluruh indonesia
2.1.5 Batubara

Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal,batubara, dan gambut, Batubara


merupakan bahan bakar fosil berupa mineral organik yang dapat terbakar, yang terbentuk dari
sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika
dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun.

Pada awalnya, batubara merupakan tumbuh-tumbuhan pada zaman prasejarah, yang


berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Kemudian, karena adanya pergeseran pada kerak
bumi (tektonik), rawa dan lahan gambut tersebut lalu terkubur hingga mencapai kedalaman
ratusan meter. Selanjutnya, material tumbuh-tumbuhan yang terkubur tersebut mengalami
proses fisika dan kimiawi, sebagai akibat adanya tekanan dan suhu yang tinggi. Proses
perubahan tersebut, kemudian menghasilkan batubara yang kita kenal sekarang ini.

Setiap batubara yang dihasilkan, memiliki mutu (dilihat dari tingkat kelembaban,
kandungan karbon, dan energi yang dihasilkan) yang berbeda-beda. Pengaruh suhu, tekanan,
dan lama waktu pembentukan menjadi faktor penting bagi mutu batubara yang dihasilkan.

Pada saat ini, penggunaan batubara sebagai alternatif sumber energi primer sedang naik
pamor, dibandingkan penggunaan minyak dan gas yang harganya relatif lebih mahal. Selain
didasari juga oleh beberapa faktor lain, seperti tersedianya cadangan batubara yang sangat
banyak dan tersebar luas, sekitar lebih dari 984 milyar ton tersebar di seluruh dunia.
Kemudian, batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang
stabil, serta aman untuk ditransportasikan dan disimpan. Kemudian, pengaruh pemanfaatan
batubara terhadap lingkungan disekitarnya sudah dipahami dan dipelajari secara luas,
sehingga teknologi batubara bersih dapat dikembangkan dan diaplikasikan.

Klasifikasi Batubara

Pengklasifikasian batubara didasarkan pada derajat dan kualitas dari batubara tersebut, yaitu:

a. Gambut (peat)

Golongan ini sebenarnya belum termasuk jenis batubara, tapi merupakan bahan bakar.
Hal ini disebabkan karena masih merupakan fase awal dari proses pembentukan batubara.
Endapan ini masih memperlihatkan sifat awal dari bahan dasarnya (tumbuh-tumbuhan).
berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

b. Lignit (Batu bara Cokelat, ”Brown Coal”)

Golongan ini sudah memperlihatkan proses selanjutnya berupa struktur kekar dan gejala
pelapisan. Apabila dikeringkan, maka gas dan airnya akan keluar. Endapan ini bisa
dimanfaatkan secara terbatas untuk kepentingan yang bersifat sederhana, karena panas yang
dikeluarkan sangat rendah. mengandung air 35-75% dari beratnya.

c. Sub-Bituminus (Bituminus Menengah)

Golongan ini memperlihatkan ciri-ciri tertentu yaitu warna yang kehitam-hitaman dan
sudah mengandung lilin. Endapan ini dapat digunakan untuk pemanfaatan pembakaran yang
cukup dengan temperatur yang tidak terlalu tinggi. mengandung sedikit karbon dan banyak
air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus.

d. Bituminus

Golongan ini dicirikan dengan sifat-sifat yang padat, hitam, rapuh (brittle) dengan
membentuk bongkah-bongkah prismatik. Berlapis dan tidak mengeluarkan gas dan air bila
dikeringkan. Endapan ini dapat digunakan antara lain untuk kepentingan transportasi dan
industri. mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya

e. Antrasit

Golongan ini berwarna hitam, keras, kilap tinggi, dan pecahannya memperlihatkan
pecahan choncoidal. mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air
kurang dari 8%.

Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen
dan oksigen akan berkurang umumnya akan semakin keras dan kompak kandungan energinya
juga semakin besar. Batubara bermutu rendah (lignit dan sub-bituminus), memiliki tingkat
kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga energinya juga
rendah.

Tingkatan batubara berdasarkan kandungan kimianya.

Jenis C (%) H (%) O (%) N (%) C/O


Batubara

Wood 50.0 6.0 43.0 1.0 1.2

Peat 59.0 6.0 33.0 2.0 1.8

Lignit 69.0 5.5 25.0 0.5 2.8

Bituminus 82.0 5.0 12.2 0.8 6.7


Antrasit 95.0 2.5 2.5 0.0 38.0

Kegunaan batubara antara lain:


1. Batubara sebagai bahan produksi baja dan besi mendukung produksi baja.
2. Batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik
3. Batubara sebagai bahan bakar cair
4. Batubara sebagai bahan bakar pembuatan semen
5. Sebagai bahan utama pembuatan briket

PETA PERSEBARAN BATU BARA DI INDONESIA

Dari peta diatas bisa dilihat potensi batubara di Indonesia sangatlah melimpah, ada
sekitar 18 provinsi yang menyimpan potensi batubara, yaitu :
Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, semua provinsi di
Kalimantan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua.
3.2 Daftar Pustaka

https://kuliahnyok.wordpress.com/2011/05/27/analisis-batuan-basalt/

https://sigantengliar.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai

  • Bagan Alis Pekerjaan Manajemen Dan
    Bagan Alis Pekerjaan Manajemen Dan
    Dokumen2 halaman
    Bagan Alis Pekerjaan Manajemen Dan
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Mutu Kerja
    Mutu Kerja
    Dokumen1 halaman
    Mutu Kerja
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Kesimpulan
    Bab Iv Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv Kesimpulan
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Fase Pneumatolitik
    Fase Pneumatolitik
    Dokumen10 halaman
    Fase Pneumatolitik
    Firman Maulana
    Belum ada peringkat
  • Belerang New
    Belerang New
    Dokumen25 halaman
    Belerang New
    dewa ayu
    Belum ada peringkat
  • BI
    BI
    Dokumen3 halaman
    BI
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • BELERANG DAN INDUSTRI
    BELERANG DAN INDUSTRI
    Dokumen26 halaman
    BELERANG DAN INDUSTRI
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Sistem Penyaliran Tambang
    Pengertian Sistem Penyaliran Tambang
    Dokumen1 halaman
    Pengertian Sistem Penyaliran Tambang
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • HKKLL
    HKKLL
    Dokumen1 halaman
    HKKLL
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Lempeng
    Lempeng
    Dokumen11 halaman
    Lempeng
    Adjie Baskara
    Belum ada peringkat
  • Metalurgi
    Metalurgi
    Dokumen1 halaman
    Metalurgi
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Lempeng
    Lempeng
    Dokumen11 halaman
    Lempeng
    Adjie Baskara
    Belum ada peringkat
  • Catatan Seminar Ayu
    Catatan Seminar Ayu
    Dokumen2 halaman
    Catatan Seminar Ayu
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Catatan Seminar Ayu
    Catatan Seminar Ayu
    Dokumen2 halaman
    Catatan Seminar Ayu
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • XNNXNX
    XNNXNX
    Dokumen17 halaman
    XNNXNX
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • My Life
    My Life
    Dokumen14 halaman
    My Life
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen5 halaman
    Tugas
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Statistik
    Analisis Data Statistik
    Dokumen7 halaman
    Analisis Data Statistik
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Statistik
    Analisis Data Statistik
    Dokumen7 halaman
    Analisis Data Statistik
    Dewa Ayu Krismonika
    Belum ada peringkat