Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PARASITOLOGI II

Giardia lamblia

Nama : Lucky Andani Alpioneri


NIM : PO.71.34.0.17.061
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat
dan Hidayat serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan ”Makalah Parasitologi II :
Giardia lamblia” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diamanatkan, Makalah ini
disusun berdasarkan referensi-referensi yang telah saya baca.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saya mengharapkan saran-saran yang sifatnya membangun sebagai bahan
pertimbangan untuk penyusunan makalah di masa yang akan datang. Semoga Makalah
Parasitologi II : Giardia lamblia” ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan.

Palembang, Oktober 2018

Penyusun
Daftar Isi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Giardia lamblia merupakan penyebab utama penyakit giardiasis yaitu penyakit yang
menyerang bagian usus manusia, dimana penderitanya akan mengalami semacam diare
yang walaupun tidak terlalu parah namun lamanya penyakit ini bisa sampai berbulan-bulan.
Sejatinya penyakit ini sangat jarang dijumpai di Indonesia terutama pada orang dewasa,
karena sebagian besar orang telah kebal oleh parasit Giardia lamblia ini. Penyakit ini lebih
banyak menyerang anak kecil terutama dalam masa pembentukan kekebalan tubuh.

Tidak seperti bakteri penyebab diare yang lain, diare yang disebabkan Giardia lamblia
dapat bertahan selama berbulan-bulan. Penularan penularan penyakit ini yaitu melalui fecal-
oral sesuai siklus hidup dari Giardia lamblia sendiri, dimana Giardia lamblia dapat hidup dan
bertahan pada media air dalam waktu yang cukup lama, maka dari itulah sebagian besar
penyakit ini disebabkan akibat konsumsi air yang kurang bersih, namun tidak dipungkiri juga
penyakit ini menular melalui debu-debu kotoran yang sudah kering.

Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme
yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flegellata ini pertama kali dikenal serta dibahas oleh
lambl (1859), dan diberi nama “intestinalis”. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia
lambia, untuk menghormati Prof. A.Giard dari paris dan Dr. Lambl dari Prague. Giardia lamblia
(identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit yang
membentuk koloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus
kecil). Parasit giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram berperekat
diperutnya dan bereproduksi melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar melalui
darah, dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus
kecil. Mereka menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan
oksigen untuk hidupnya (anaerob).

Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut
Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan
di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan
di Indonesia. Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit
yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar
ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang
terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu
multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit
menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya.
Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat
ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk
kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. Giardia lamblia adalah
salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini
ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari
Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran
pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung,
sapi, berang-berang, rusa dan domba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana klasifikasi Giardia lamblia?
2. Bagaimana morfologi Giardia lamblia?
3. Bagaimana sifat umum Giardia lamblia?
4. Bagaimana siklus hidup Giardia lamblia?
5. Bagaimana gejala klinik jika terinfeksi Giardia lamblia?
6. Bagaimana cara mendiagnosis Giardia lamblia?
7. Bagaimana cara penularan Giardia lamblia?
8. Bagaimana cara pencegahan Giardia lamblia?
9. Bagaimana cara pengobatan jika terinfeksi Giardia lamblia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi Giardia lamblia
2. Mengetahui morfologi Giardia lamblia?
3. Mengetahui sifat umum Giardia lamblia?
4. Mengetahui siklus hidup Giardia lamblia?
5. Mengetahui gejala klinik jika terinfeksi Giardia lamblia
6. Mengetahui cara mendiagnosis Giardia lamblia
7. Mengetahui cara penularan Giardia lamblia
8. Mengetahui cara pencegahan Giardia lamblia
9. Mengetahui cara pengobatan jika terinfeksi Giardia lamblia
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Giardia lamblia


Klasifikasi /Nomen Klatur Giardia Lambia

Domain : Eukaryota
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Ordo : Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : G.lamblia
2.2 Morfologi Giardia lamblia
Selama siklus hidupnya terdapat 2 bentuk parasite, yaitu bentuk tropozoit dan bentuk
kista. Dalam keadaan mendatar, tropozoit berbentuk seperti raket badminton. Permukan
bagian badan dorsal cembung, sedangkan bagian ventral cekung. Tropozoit mempunyai
ukuran panjang 14 mikron dengan ukuran lebar 7 mikron. Ujung anterior melebar serta
membulat, sedangkan bagian posterior tubuh meruncing. Bentuk tubuh parasite ini bilateral
simetris sehingga semua alat-alat tubuhnya berpasang-pasangan. Terdapat 2 buah aksostil,
2 buah inti, dan 4 pasang flagel yaitu 1 pasang cross lateral (bagian anterior), 2 pasang
uncross lateral (bagian lateral tubuhnya), 1 pasang uncross flagella (terletak bagian posterior),
mempunyai 2 inti dan kariosoma letaknya ditengah-tengah, pada bagian anteriornya terdapat
blefaroplas, pada sitoplasmanya terdapat bintik-bintik halus, dan terdapat axonema (2
pasang)

Kista berbentuk lonoing, berukuran panjang 12 mikron dan lebar 7 mikron, bentuk kista
mempunyai 4 buah inti, dengan 2 inti pada kista muda serta 4 inti pada kista matang.
Mempunyai dinding yang tebal sebagai alat pelindung, sitoplasma granuler, mempunyai
nucleus 2-4 buah, pada bagian tangannya terdapat axonema

Bentuk stadium tropozoit berkembang biak dengan cara membelah diri sedangkan
bentuk stadium kista berkembang biak dengan cara pembelahan inti. Giardia lamblia
ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari
manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang terkontaminasi yang
meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan kimia.

2.3 Sifat Umum Giardia lamblia


Tropozoit mulai berkembang biak setelah mereka melekat pada usus reproduksi terjadi
melalui pembelahan biner, jenis reproduksi aseksual melalui pembelahan sel.

Giardia lamblia ditemukan ditanah


2.4 Siklus hidup Giardia lamblia

Siklus hidup Giardia lamblia dimulai dari penularan dimulai dari menelan parasit dalam
bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan keluarlah
bentuk tropozoit Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol dengan parasit
lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala gangguan saluran cerna.
Bentuk tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai sepasang cambuk (flagella)
untuk membantu bergerak dan berenang bebas di dalam lumen usus.

Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran makanan
dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir usus, sambil terus
membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun. tropozoit ada yang mati karena enzim
pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan keras.Yang ikut
aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air sungai, air danau, air
selokan, atau mata air di pegunungan.Dalam bentuk tropozoit , parasite memperbanyak diri
didalam usus manusia. Jika lingkungan di dalam duodenum tidak sesuai dengan kebutuhan
parasite, maka Giardia lamblia akan membentuk kista. Pembentukan kista biasanya terjadi
didalam usus besar.

Infeksi pada manusia terjadi karena termakan kista infektif, yang dalam waktu
setengah jam akan berubah bentuk menjadi 2 tropozoit. Di dalam duodenum, tropozoit akan
memperbanyak diri dari keasaman yang tinggi di daerah duodenum, maka parasite ini akan
menuju kedalam saluran empedu atau kantung empedu.

2.5 Gejala Klinik Giardia lamblia


Giardiasis umumnya tidak banyak menimbulkan keluhan pada penderita. Pada penderita-
penderita yang tidak menunjukkan gejala keluhan, dapat ditemukan sejumlah besar kista di
dalam tinja mereka. Jika banyak parasite terdapat di dalam usus penderita, maka akan timbul
gejala-gejala dan keluhan. Gejala-gejala yang terlihat adalah :

 Anemia
 Demam
 Gejala alergi

Gejala-gejala usus yang dapat timbul yaitu :

 Enterokolitis akut atau enteritis kronik


 Penderita akan mengalami malaise
 Lemah badan
 Berat badan menurun
 Kejang perut
 Perut kembung akibat dari kelemahan otot – otot usus setelah peritastik ( peristaltic )
yang meningkat
 Febris
 Adanya darah dalam feses
 Penetrasi dari Giardia lamblia dapat sampai stratum propium
 Diare dengan lemak yang banyak

Anak-anak umunya lebih mudah mengalami gejala-gejala klinik yang lebih berat
dibandingkan orang dewasa. Akibat masuknya parasite ke dalam saluran kandung empedu,
kolesistopati yang kronik yang akan dialami oleh penderita. Gangguan penyerapan lemak
pada penderita akan menimbulkan steatore.

Adanya Giardia lamblia pada hospes dengan batil isapnya melekat pada mukosa
duodenum dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala .bila timbul kelainan ,hanya berupa
iritasi yang disebabkan oleh melekstnya parasit pada mukosa dengan batil isapnya.lesi
berupa vilus menjadi pendek dan peradangan pada kripta dan lamina propria,seperti terdapat
pada sindroma malabsorbsi .tidak diketahui apakah kelainan mukosa oleh giardia disebabkan
oleh factor mekanik dan toksik dan factor lainya. Infeksi giardia dapat menyebabkan
diare,disertai steatore karena gangguan absorbs karoten ,folat,dan vitamin B12. Produksi
enzim mukosa juga berkurang penyerapan bilirubin oleh giardia menghambat aktifitas lipase
pangkreatik ,kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom malaabsorbsi,yang menimbulkan
gejala kembung, abdomen membesar dan tegang ,mual,anoreksia,feses banyak dan berbau
busuk dan mungkin penurunan beratbadan .setelah pengobatan kelainan usus kecil revesibel.
Gejala klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di antara
penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang tertelan, lamanya
infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri. Giardia lamblia dapat ditemukan pada saluran
gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk manusia. Protozoa ini dapat ditularkan
melalui cara fecal-oral maupun oral-anal. Banyak sumber air seperti danau dan sungai
mengandung kista protozoa ini sebagai akibat dari kontaminasi oleh feses manusia dan
hewan. Transmisi G.lamblia umum terjadi pada orang yang memiliki risiko tinggi seperti anak-
anak yang berada di tempat penitipan anak, wisatawan yg mengunjungi beberapa area,
homoseksual, dan orang yg sering berhubungan dengan hewan-hewan tertentu. Gejala
giardiasis bervariasi dari yang asimtomatik hingga diare dan malabsorbsi. Diagnosis dengan
ditemukannya kista dan trofozoit dalam feses. Metode immunofluorescece dan enzyme
immuoassay sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi G. Lamblia dalam feses. Di dalam
tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara alami. Sedangkan pada
pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung
lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang umumnya memiliki kekurangan IgA, dan
dapat berkembang menjadi penyakit kronis. Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan
suatu infeksi giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan
pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah
-masalah yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.

2.6 Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis pasti, harus dilakukan pemerksaan labotarorium untuk
menentukan kista atau tropozoit parasite. Kista sering ditemukan pada penderita-penderita
tanpa gejala atau pada karier, sedangkan tropozoit Giardia lamblia ditemukan pada penderita
yang mengalami diare atau sesudah pengobatan dengan pencahar (laksans). Selain itu
dengan mengadakan intubasi duodenum, tropozoit parasite juga dapat ditemukan.

Diagnosa terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopik


dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan doudenum atau bentuk
kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar.

Infeksi Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa yang


akurat memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat dilakukan pemeriksaan parasit
dari feses. Beberapa test pada feses diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten
terlihat pada feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk banyak
negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu melakukan
berdasarkan gejala

Trofozoit dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami


desintegrasi .teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista.dengan enterotest
harus ditelan kapsul gfelatin kemudian mucus usus yang menempel pada kapsul dapat
diperiksa secara mikroskopik.tetapi ditemukan parasit ini belum membuktikannya sebagai
penyebab gejala duodenitis .tukak lambung ,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis
oleh sebab itu harus disingkirkan dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak dapat
didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak tersedia,
dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses diperlukan karena
cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat sifat pengujian
sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus
dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan berdasarkan gejala.

2.7 Cara Penularan


Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum,
makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui
praktek seks yang melibatkan lidah dan anus).Kista Giardia dapat bertahan di air hangat
dalam hitungan minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur, sumber
air tergenang dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di
gunung/pegunungan.Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air sumur, sumber air
tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di
gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu bagian
doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan kandung
empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat
berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.

Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista
secara terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus.
Ekskistasi merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang
kemudian membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan
sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel epitel, organisma
tsb akan berkembang dengan cara belah pasang longitudinal. Sebagian tropozoit akan
mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini tidak
diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap
empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut akan keluar bersama feses.
Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta
tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan
dan pengeringan. Pada seorang yang menderita berat, dapat ditemukan 14 milyard parasit
dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta kista. Dalam usus
halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk tropozoit, tetapi
setelah masuk ke dalam colon parasit akan berubah jadi kista. Pertama-tama flagella
memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar melalui feses.
Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu jam kemudian ditemukan
4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista tersebut langsung masuk ke doudenum,
flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit kembali.

2.8 Cara Pencegahan


Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50°
sehingga dapat menginaktifkan kista.
2. Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat
diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4. Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5. . Penyediaan makanan yang bersih dan baik.

Usaha pencegahan penularan giardiasis dapat dilakukan baik dengan tindakan


pencegahan pribadi maupun pencegahan masyarakat. Tindakan pencegahan pribadi
dilakukan dengan menjaga agar makanan tetap bersih, tidak tercemar dengan kista Giardia
lamblia yang dibawa oleh lalat, lipas atau tikus, menjaga kebersihan alat-alat makan dan
memasak makanan dan minuman dengan baik. Pencegahan masyarakat dapat dilakukan
dengan mengobati pada karier giardiasis, mencegah pencemaran tinja terhadap air minum
serta membuat pembuangan tinja yang baik. Penduduk dianjurkan untuk tidak menggunakan
tinja manusia untuk pupuk tanaman.

2.9 Pengobatan
Untuk mengobati penderita giardiasis, dapat diberikan metrinidazol dengan takaran 3
kali 250mg sehari selama 10 hari pengobatan atau dapat juga diberikan sebanyak 2 gram
sehari selama 3 hari pengobatan. Selain itu dapat juga diberikan tinidazol dalam bentuk dosis
tunggal sebanyak 2 gram. Chloroquine dapat pula diberikan dengan takaran 300mg sekali
selama 5 hari.

Selain itu giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin, furazolidon
atau nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan,
namun bisa menyebabkan mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker
pada tikus putih sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum
adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur oregon,
goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek
entimicrobial dan antipyretic, Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil
karena dapat merangsang rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat
menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah),

2.10 Daftar Singkatan


IgA : Imunoglobulin A

pH : potensial hydrogen

2.11 Glosarium
Giardiasis : suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia
lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia
duodenalis atau Lamblia intestinalis.

Tropozoit : adalah bakteri/protozoa,dari kelas sporozoa, yang berada pada tahap


aktif dalam siklus hidupnya.

Fecal-oral : Adalah penyakit yg ditularkan melalui Fecal (anus) dan oral (mulut) 
Melalui makanan dan minuman serta melalui tinja.

Enterokolitis akut : adalah penyakit yang cukup umum yang disertai dengan peradangan
mukosa usus. Biasanya, proses meluas ke jaringan usus besar dan usus
kecil dan sering disertai dengan gastritis.

Enteritis kronik : adalah suatu proses radang usus yang berjalan akut atau kronis, akan
menyebabkan peningkatan peristaltik usus, kenaikan jumlah sekresi
kelenjar pencernaan serta penurunan proses penyerapan cairan maupun
penyerapan sari-sari makanan di dalamnya.

Malaise : adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi umum yang lemas,
tidak nyaman, kurang fit atau merasa sedang sakit

Febris : adalah istilah medis untuk menggambarkan demam atau peningkatan


suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius
Steatore : suatu penyakit kronis yang mengenai saluran pencernaan

Sindroma malabsorbsi : Sindrom malabsorpsi adalah suatu kondisi di mana nutrisi termasuk
karbohidrat, protein, lemak, air, elektrolit, mineral, dan vitamin yang
tidak efektif diserap oleh mukosa usus, mengakibatkan ekskresi
pada tinja. Sindrom malabsorpsi disebabkan oleh berbagai
gangguan usus

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Selama siklus hidupnya terdapat 2 bentuk parasite, yaitu bentuk tropozoit dan bentuk
kista. Tropozoit mempunyai ukuran panjang 14 mikron dengan ukuran lebar sebesar
7 mikron. Bentuk kista berbentuk lonjong berukuran panjang 12 mikron dan lebar 7
mikron.
 Siklus hidup Giardia lamblia dimulai dari penularan dimulai dari menelan parasit dalam
bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan
keluarlah bentuk tropozoit. Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol
dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala
gangguan saluran cerna.
 Gejala-gejala yang terlihat adalah anemia, demam, gejala alergi. Gejala-gejala usus
yang dapat timbul yaitu : Enterokolitis akut atau enteritis kronik, penderita akan
mengalami malaise, lemah badan, Berat badan menurun, Kejang perut, Perut
kembung akibat dari kelemahan otot – otot usus setelah peritastik ( peristaltic ) yang
meningkat, Febris, Adanya darah dalam feses, Penetrasi dari Giardia lamblia dapat
sampai stratum propium, Diare dengan lemak yang banyak.
 Dapat ditemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer atau cairan duodenum. Ditemukan
bentuk kista dalam tinja padat.
 Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum,
makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun
melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus).
 Tindakan pencegahan dilakukan dengan menjaga agar makanan tetap bersih, tidak
tercemar dengan kista Giardia lamblia, menjaga kebersihan alat – alat makan dan
memasak makanan dan minuman dengan baik, mencegah pencemaran tinja terhadap
air minum serta membuat pembuangan tinja yang baik, penduduk dianjurkan untuk
tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk makanan
 Untuk mengobati penderita giardiasis, dapat diberikan metronidazole dengan takaran
3 kali 250 mg sehari selama 10 hari pengobatan atau dapat juga diberikan sebanyak
2 gram sehari selama 3 hari pengobatan. Selain iyu dapat juga diberikan tinidazol
bentuk dosis tunggal sebanyak 2 gram. Chloroquine dapat pula diberikan dengan
takaran 300 mg sekali sehari selama 5 hari.

3.2 Saran
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan,
keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi dan
Penyediaan makanan yang bersih dan baik
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/293236967/Giardia-Lamblia

https://www.academia.edu/11035503/Giardia_lamblia
http://www.idbiodiversitas.com/2016/12/pengertian-morfologi-habitat-giardia.html

Anda mungkin juga menyukai