PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vibriosis merupakan suatu penyakit pada ikan yang disebabkan oleh
kelompok bakteri Vibrio sp. yang banyak terdistribusi di air bersih, air terpolusi,
air laut kecuali yang salinitasnya tinggi, mikroflora dalam usus, ginjal dan darah
ikan. Penyakit ini sering menyerang pada budidaya ikan air laut, air payau dan air
tawar. Vibrio sp. merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang panjang atau
lengkung, berukuran 0,5-2,0 µm dapat bergerak karena mempunyai 2-3 flagela
polar pada spesies tertentu (Duijn, 1973).
Strain virulen biasanya menyebabkan wabah penyakit yang berhubungan
dengan perubahan lingkungan, stres, perubahan suhu yang mendadak, handling
yang kasar, penurunan oksigen, umur ikan, suhu tinggi, kandungan oksigen yang
rendah dan kepadatan populasi (Roberts, 1989; Bowser, 1999).
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui morfologi, sifat biokimia dan fisiologis, jenis-jenis bakteri,
patogenitas dan patogenesis dari Vibrio sp. yang menyebabkan penyakit pada
ikan
2. Mengetahui gejala klinis pada ikan atau udang yang terserang penyakit
Vibriosis
3. Mengetahui cara pencegahan penyakit Vibriosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BAKTERI
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan dibumi. Beberapa kelompok bakteri
dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya
dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur
sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan antara selprokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agenparasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi
ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.
Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan danjamur, tetapi
dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka berganda dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,
dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh atau morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri
tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari
koloninya.
Vibriosis merupakan suatu penyakit pada organisme air yang disebabkan
oleh kelompok bakteri Vibrio sp.yang banyak terdistribusi di air bersih, air
terpolusi, air laut kecuali yang salinitasnya tinggi, mikroflora dalam usus, ginjal
dan darah ikan. Penyakit ini sering menyerang ikan air laut, air payau dan air
tawar.Vibrio sp. merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang panjang atau
lengkung, berukuran 0,5-2,0 µm dapat bergerak karena mempunyai 2-3 flagela
polar pada spesies tertentu. Strain virulen biasanya menyebabkan wabah penyakit
yang berhubungan dengan perubahan lingkungan, stres, perubahan suhu yang
mendadak, penanganan yang kasar, penurunan oksigen, umur ikan, suhu tinggi,
kandungan oksigen yang rendah dan kepadatan populasi (Albert et al. 1993).
Bakteri Vibrio menyerang larva udang secara sekunder yaitu pada saat
dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri
ini termasuk jenis opportunistic patogen. Pemberian pakan yang tidak terkontrol
mengakibatkan akumulasi limbah organik di dasar tambak sehingga menyebabkan
terbentuknya lapisan anaerob yang menghasilkan H2S. Akibat akumulasi H 2S
tersebut maka bakteri patogen oportunistik, jamur, parasit, dan virus mudah
berkembang dan memungkinkan timbulnya penyakit pada udang. Ciri-ciri udang
yang terserang vibriosis antara lain kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu
makan hilang, badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration)
pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari terlihat menyala. Udang yang
terkena vibriosis akan menunjukkan gejala nekrosis (Rozi 2008).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Vibrio
Kingdom : Eubacteria
Divisi : Bacteri
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
B. Morfologi Vibrio
Vibrio sp. menyerang lebih dari 40 spesies ikan di 16 negara. Vibrio sp.
mempunyai sifat gram negatif, sel tunggal berbentuk batang pendek yang bengkok
(koma) atau lurus, berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm,
motil, dan mempunyai flagella polar. Menurut Austin (1988) bakteri ini bersifat
gram negatif, fakultatif anaerob, fermentatif, bentuk sel batang dengan ukuran
panjang antara 2-3 µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan
satu flagella pada ujung sel.
1. Vibrio Anguillarum
Ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red
dan H2S negatif.
2. Vibrio alginolyticus.
Ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah
mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa,
laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
3. Vibrio cholera
Ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah
menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif,
katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol
positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
4. Vibrio salmonicida
Ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol,
sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
5. Vibrio vulnificus.
Ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia
adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S
glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa
bersifat negatif.
6. Vibrio parahaemolyticus.
Ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna
hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,
oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa,
fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif.
E. Sifat Patogenitas
Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio,
maka bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni
yang tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada
suhu kamar (30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja,
dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-
hijau (sukrosa negatif).
Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Pada Vibrio
parahaemolyticus gejala berlangsung sampai 10 hari, rata-rata 72 jam. Sumber
penularannya adalah melalui air, makanan, dan minuman yang terkontaminasi
oleh lalat. Serta hubungan antar manusia, yaitu orang yang sedang sakit, orang
yang telah sembuh dari penyakit, dan orang yang tidak pernah sakit tetapi
membawa bibit penyakit atau healthy carrier.
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Albert MJ, Ansaruzzaman M, Bardhan PK, Faruque ASQ, Faruque SM, Islam
MS, Mahalanabis D, Sack RB, Salam MA, Siddique AK, Yunus M,
Zaman K. 1993. Large epidemic of cholera-like disease in Bangladesh
caused by Vibrio cholerae O139 synonym Bengal. Lancet 342:387–390
Anonim. 2012. Cara Mengatasi Vibrio spp pada Ikan.
http://www.alamikan.com/2012/05/cara-mengatasi-penyakit-vibrio-spp-
pada.html. Diakses pada 10 Oktober 2016.
Anonim. Vibriosis pada Ikan. http://tentanghewan.com/vibriosis-pada-ikan/.
Diakses pada 10 Oktober 2106.
Astuti. Vibriosis. 2012. https://astutipage.wordpress.com/tag/vibrio/. Diakses pada
9 Oktober 2016.
Basyari A, Danakusumah, Philip TE, Mustahal P, Isra M. 1988. Budidaya Ikan
Beronang. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan dan International
Development Research Centre
Benenson AS, Islam MR, Greenough WB. 1964. Rapid identification of Vibrio
cholerae by darkfield microscopy. Bull WHO 30: 827-831
Feliatra. 1999. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri. http://kambing-ui.ac.id .
Diakses pada 10 Oktober 2016.
Gustafsson B, Holme T. 1985. Rapid detection of Vibrio cholerae O1 by motility
inhibition and immunofluorescence with monoclonal antibodies. Eur J
Clin Microbiol 4: 29-34
Rozi FA. 2008. Penerapan budidaya udang ramah lingkungan dan berkelanjutan
melalui aplikasi bakteri antagonis untuk biokontrol vibriosis udang windu
(Penaeus monodon Fabr.) [makalah]. Yogyakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada
Spira WM, Ahmed QS. 1981. Gauze filtration and enrichment procedures for
recovery of Vibrio cholerae from contaminated waters. Appl. Environ.
Microbiol. 42: 730–733.
Wirnawati. 2013. Makalah Vibrio sp.
http://wirnawatisilviantiyunita.blogspot.co.id/. Diakses pada 10 Oktober
2016.