Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era modernisasi seperti saat ini banyak makanan dengan kadar gula tinggi dan
budaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes
mellitus. Selain dari faktor makanan dan gaya hidup yang tidak sehat, penyakit
diabetes melitus juga dapat terjadi karena faktor genetik. Seseorang yang memiliki
anggota keluarga dengan riwayat penyakit diabetes melitus atau pernah mengalami
diabetes gestasional beresiko lebih tinggi terkena penyakit diabetes melitus.
Diabetes mellitus adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan
kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi
kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel
yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita. (Kharroubi, AT. Darwish,
HM. 2015). Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika
pankreas gagal memproduksi hormon insulin atau ketika tubuh tidak mampu
menggunakan insulin secara efektif yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah yang tidak terkontrol.

Diabetes dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari ketergantungan terhadap insulin, yaitu
:
Diabetes tipe 1 (DM bergantung pada insulin) terjadi karena sistem kekebalan
tubuh penderita akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang
memproduksi insulin yang menyebabkan defisiensi jumlah insulin. Hal ini memicu
peningkatan kadar glukosa darah sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ
tubuh. Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum diketahui secara
pasti. Penderita jenis diabetes ini umumnya berusia di bawah 40 tahun, biasanya
muncul pada masa remaja atau anak-anak. Selain harus menerima suntikan insulin
setiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan untuk menjaga kadar glukosa
dalam darah agar tetap terkontrol. (Ramachandran, A. 2014)
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih umum terjadi. Sekitar 90
persen penderita diabetes di dunia mengidap diabetes tipe ini. Diabetes jenis ini
disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang
menjadi kurang sensitif terhadap insulin atau dikenal dengan istilah resistensi
insulin. Gejala pada penderita diabetes tipe ini biasanya dapat dikendalikan dengan
pola makan sehat dan memantau kadar glukosa dalam darah. Diabetes tipe 2 sering
dihubungkan dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Semakin tinggi indeks
massa tubuh seseorang, maka risiko diabetes tipe ini juga meningkat. Diabetes
akibat obesitas umumnya menyerang para manula (Ramachandran, A. 2014).
Diabetes melitus yang tidak terkontrol akan mengakibatkan peningkatan kadar
glukosa darah secara signifikan. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa masalah
kesehatan yang serius seperti penyakit kardiovaskuler, masalah pembuluh darah,
gangguan pada sistem penglihatan, gangguan pada ginjal dan kerusakan saraf.
Komplikasi muncul ketika penyakit diabetes melitus tidak dimanajemen dengan
baik. Komplikasi tersebut berdampak pada meningkatnya resiko kematian,
tingginya biaya pengobatan dan rendahnya kualitas hidup pada penderita diabetes
melitus. Peningkatan gkukosa darah abnormal dapat menyebabkan terjadinya
ketoasidosi diabetik dan koma hipersomnoler. Sedangkan penurunan glukosa darah
abnormal dapat menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran. Ketika terjadi
penurunan aliran darah di ekstremitas bawah yang disertai dengan kerusakan saraf
(neuropati) akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus diabetikum, infeksi bahkan
amputasi.
Ulkus Diabetikum adalah luka terbuka atau luka yang paling sering terjadi di
bagian bawah kaki pada kira-kira 15 persen pasien diabetes. Dari mereka yang
menderita ulkus diabetikum, enam persen akan dirawat di rumah sakit akibat infeksi
atau komplikasi terkait ulkus lainnya (Ramachandran, A. 2014)
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
melitus pada tahun 2014, meningkat sangat signifikan dibandingkan dengan 108
juta pada tahun 1980. Prevalensi global (usia standar) pada populasi dewasa
diabetes telah hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi
8,5%. Hal ni mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat
badan atau obesitas. Selama satu dekade terakhir, prevalensi diabetes memiliki
risiko lebih cepat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada
di negara-negara berpenghasilan tinggi. Diabetes Melitus menyebabkan 1,5 juta
kematian pada tahun 2014. Sebanyak 2,2 juta kematian disebabkan peningkatan
glukosa darah yang optimal dan peningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Empat puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Kerusakan pembuluh darah seperti gangguan aliran darah dan kerusakan saraf
(Neuropati) dapat meningkatkan resiko terjadinya ulkus diabetikum, infeksi dan
kemungkinn prosedur amputasi (Global Report on Diabetes, WHO 2016).
Dari hasil data Riskesdas 2013, proporsi diabetes pada usia >= 15 tahun
meningkat hampir 2x lipat dibandingkan tahun 2007 dengan perkiraan jumlah
absolut penderita DM sebanyak 6,9% dari total jumlah penduduk Indonesia
(176.689.336 jiwa) yaitu sebanyak 12.191.564 jiwa.(Infodatin, 2014).
Ulkus diabetikum dapat menimbulkan masalah kerusakan integritas jaringan
yang jika tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan masalah yang serius
seperti infeksi bahkan amputasi. Prevalensi amputasi ekstremitas bawah pada
penderita ulkus diabetikum setiap tahunnya adalah 3,5 per 1000 orang.
Penatalaksanaan ulkus diabetikum yang tepat penting dilakukan untuk menghindari
terjadinya komplikasi akibat ulkus tersebut.
Pasien dengan ulkus diabetikum dengan masalah kerusakan integritas jaringan
perlu mendapatkan asuhan keperawatan yang baik dalam hal edukasi terkait
pencegahan infeksi, perawatan luka, dan penatalaksanaan diabetes melitus sehingga
kondisi pasien dapat terkontrol dengan baik, tidak terjadi komplikasi yang tidak
diinginkan yang nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dari pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan studi kasus tentng
asuhan keperawatan pada pasien ulkus diabetikum dengan masalah keperawatan
kerusakan integritas jaringan.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah diatas adalah
"Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ulkus diabetikum dengan masalah
keperawatan kerusakan integritas jaringan di ruang Wijaya Kusuuma A RSUD Dr.
Soedono Madiun"

C. Rumusan Masalah
Melihat banyaknya jumlah penderita Diabetes Melitus dengan komplikasi
ulkus diabetikum di Indonesia dan di RSUD Dr. Soedono Madiun, penulis
merumuskan masalah yaitu "Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Diabetes
Melitus dengan ulkus diabetikum dengan masalah keperawatan gangguan integritas
jaringan di ruang Wijaya Kusuma A RSUD Dr. Soedono Madiun".

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Tujuan Umun
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu penulis mampu
memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan
ulkus diabetikum dengan masalah kperawatan gangguan integritas jaringan dan
mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan
ulkus diabetikum.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu penulis mampu
menggambarkan, mengetahui, menentukan, memahami, menjelaskan, dan
mendiskripsikan:
a. Pengkajian pada pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetikum
b. Penentuan diagnosa atau masalah keperawatan pada pasien diabetes
melitus dengan ulkus diabetikum
c. Penyusunan intervensi secara tepat pada pasien diabetes melitus dengan
ulkus diabetikum
d. Intervensi keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan ulkus
diabetikum
e. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada pasien diabetes melitus
dengan ulkus diabetikum
f. Pendokumentansian tindakan yang telah diberikan pada pasien diabetes
melitus dengan ulkus diabetikum

E. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan pencegahan
penyakit diabetes melitu dan perawatan pada penyakit diabetes melitus dengan
ulkus diabetikum. Penulisan karya tulis ilmiah ini juga berfungsi untuk
membandingkan antara teori dan penatalaksanaan di lapangan tentang asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetikum apakah sesuai
atau tidak.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Perawat
Karya tulis ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi perawat
dan menjadi wacana keilmuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus dengan ulkus diabetikum
b. Bagi Rumah Sakit
Karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan kebijakan (SOP) dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus dengan ulkus diabetikum
c. Bagi Institusi Kesehatan
Manfaat praktis karya tulis ini bagi institusi pendidikan adalah dapat
digunakan sebagai sumber referensi dalam mengembangkan ilmu pengethuan
tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan ulkus
diabetikum
d. Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi pasien dan keluarga yaitu dapat
memberikan informasi tentang penyakit diabetes melitus dan perawatan ulkus
diabetikum secara tepat.
e. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi mahasiswa keperawatan adalah sebagai
referensi dalam menambah pengetahuan terkait penyakit diabetes melitus dengan
ulkus diabetikum dan asuhan keperawatannya.
f. Bagi Pembaca
Manfaat karya tulis ini bagi pembaca secara umum adalah sebagai sumber
informasi tentang penyakit diabetes melitus dengan ulkus diabetikum dan cara
perawatannya.

Anda mungkin juga menyukai