Syeril Rizka - BAB 6 - SPM D
Syeril Rizka - BAB 6 - SPM D
Oleh:
Syeril Rizka Aryani
160810301072
1. Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut dapat
digunakan untuk menentukan harga transfer.
2. Harga transfer yang ditentukan oleh penawaran (bid) dengan catatan
penawar terendah masih memiliki peluang untuk memenangkan bisnis
tersebut.
3. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas,
maka pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan
harga di luar.
4. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar
luar/bebas, maka pusat laba tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk
produk-produk eksklusifnya.
b. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas
dengan kata lain, pusat laba tersebut memiliki kapasitas yang berlebih.
Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba
pembelian membeli produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di
dalam masih memadai. Jika pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh
produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual
produknya ke pihak luar dengan kata lain, perusahaan terdapat kekurangan
kapasitas produksi di dalam industry maka dalam hal ini output dari pusat laba
pembelian terhalang dan kembali, laba perusahaan tidak dapat optimal.
Harga Transfer berdasarkan Biaya
Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan
berdasarkan biaya ditambah laba. Dua keputusan yang harus dibuat dalam system
harga transfer berdasarkan biaya adalah:
1. Bagaimana menentukan besarnya biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya actual tidak boleh digunakan
karena factor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian. Jika
biaya standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk
menetapkan standar yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut.
2. Bagaimana menghitung markup laba
Dua keputusan yang harus diperhatikan dalam menghitung markup laba,
yaitu:
a. Dasar Markup laba.
Persentase dari biaya, kelemahannya tidak ada pertimbangan atas modal
yang diperlukan.
Persentase dari investasi, kelemahannya dalam menghitung investasi yang
akan dikenakan ke stiap produk yang dihasilkan dapat menimbulkan
permasalahan teknis.
b. Tingkat laba yang diperbolehkan
Penyisihan laba harus dapat mendekati tingkat pengembalian yang akan
diperoleh seandainya unit usaha tersebut merupakan perusahaan independen
yang menjual produknya ke konsumen luar. Solusi konseptual adalah
membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk
memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi
tersebut dihitung pada tingkat “standar”, dengan aktiva tetap dan persediaan
pada tingakt biaya penggantian (replacement cost).
Biaya Tetap dan Laba Hulu
Pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkin tidak
menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang terkandung di dalam harga
pembelian internal. Metode – metode yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan cara-cara seperti dibawah ini:
1. Persetujuan Antarunit Usaha
Adanya mekanisme formal secara berkala dimana wakil-wakil dari unit
pembelian dan penjualan bertemu untuk memutuskan harga penjualan ke pihak
luar dan pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya tetap dan laba
bagian hulu yang signifikan.
2. Dua Langkah Penentuan Harga
Dua langkah Penentuan harga transfer berdasarkan beban, yaitu:
a. Berdasarkan biaya variable standar dimana untuk setiap unit yang terjual,
pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya variable
standar produksi.
b. Berdasarkan biaya tetap dimana pembebanan biaya berkala dilakukan dalam
jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang
disediakan untuk unit pembelian.
3. Pembagian Laba (Profit Sharing)
Sistem pembagian laba dapat digunakan untuk memastikan keselarasan
antara kepentingan unit usaha dan perusahaan, beroperasi sebagai berikut:
a. Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standar.
b. Setelah produk tersebut terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang
dihasilkan, yang merupakan harga penjualan dikurangi biaya variable
produksi dan pemasaran.