Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


(CAIRAN DAN ELEKTROLIT)

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
a. Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut.
b. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion.
c. Kekurangan cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami penurunan cairan intravaskuler,
interstitial dan atau intraseluler.
d. Kelebihan cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami peningkatan cairan intravaskuler,
interstitial dan atau intraseluler.
e. Ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit adalah keadaan dimana
seorang individu mengalami atau beresiko mengalami peningkatan,
penurunan atau cepatnya pertukaran dari satu ke lainnya dari intravaskuler,
interstitial dan atau intraseluler.
2. Distribusi Cairan Dan Elektrolit
a. Distribusi Cairan :
1) Cairan Ekstra Sel (CES)
CES terdiri dari cairan interstitial dn cairan intravaskuler. Cairan
interstitial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian besar sel
tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. Sekitar
15% berat tubuh merupakan cairan interstitial. Sedangkan cairan
intravaskuler terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang berisi atau
mengandung air dan tidak berwarna, dan daerah yang mengandung
suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat
tubuh.

1
2) Cairan Intra Sel (CIS)
Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel yang berisi
substansi terlarut atau solute yang penting untuk keseimbangan cairan
dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intra sel membentuk
40% berat tubuh.
b. Distribusi Elektrolit
1) Elektrolit terdiri dari :
a) kation bermuatan positif ( Na+ , K+, Mg+, Ca+)
b) anion bermuatan negatif ( Cl-, HCO3- )
2) Nilai normal elektrolit pada orang dewasa
a) Natrium : 135 - 145 mem/L
b) Kalium : 3,5 – 5,0 mem/L
c) Clorida : 9,5 – 5,5 mem/L
d) Magnesium : 1,5 – 2,5 mem/L
e) Fosfat : 1,5 – 2,6 mem/L
3. Pengaturan Cairan Dan Elektrolit
a. Asupan cairan
Diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat pengendalian rasa haus
berada di dalam hipotalamus di otak. Asupan cairan dari makanan &
minuman yang di asup.
b. Haluran cairan
Pemasukan dan Pengeluaran cairan setiap hari pada orang dewasa
sehat.
Pemasukan Pengeluaran
Cairan yang diminum 1200 ml Ginjal (urine) 1500 ml
Makanan padat (air) 1000 ml Usus halus (feses) 200 ml
Oksidasi makanan 300 ml Paru ( dlm udara ekspirasi 400 ml
4. Pergerakan Cairan Tubuh
a. Difusi adalah perpindahan cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah melalui membran sel yang permeable terhadap substansi materi baik
padat maupun partikel zat terlarut.

2
b. Filtrasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat
terlarut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya cairan yang
mempuntai perbadaan tekanan.
c. Osmosis adalah perpindahan cairan melalui membrane selaktof permeable
dari area yang konsentarsi rendah ke area dengan konsentrasi tinggi.
d. Transpor aktif adalah perpundahan cairan menggunakan ATP yang
melawan gradien konsentrasi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
5. Gangguan Keseimbangan Cairan
a. Hipovolemia
Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang hilang
berada di dalam proporsi isotonic.kadar elektrolit dalam serum tetap tidak
berubah, kecuali jika terjadi ketidakseimbangan lain.pasien yang beresiko
kekurangan volume cairan ini adalah pasien yang mengalami kekurangan
cairan dan elektrolit melalui saluran gastrointestinal,missalnya akibat
muntah, pengisap lambung, diare, atau fustula.penyebab lain dapat meliputi
perdarahan, pemberian obat-obatan diuretic, keringat yang banyak, bemam,
dan penurunan asupan per oral.
b. Hipervolemia
Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan
dalam proporsi isotonic sehingga menyebabkan hipervolemi tanpa disertai
perubahan kadar elektrolit serum.pasien yang berisiko kelebihan volume
cairan ini meliputi pasien yang menderita gagal jantung kongestif, gagal
ginjal, dan sirosis.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Keseimbangan Cairan
a. Usia
Berkaitan dengan permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan, berat
badan, dan perkembangan.
b. Temperatur
Panas yang berlebihan menyebabkan kertingat dimana seseorang dapai
kehilangan NaCl melalui keringat.

3
c. Diit
Pada saat tubuh mengeluarkan nutrisi, tubuh akan memesan cadangan
energi. Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari insterstitial ke
intraseluler.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot. Metabolisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
e. Olah Raga
Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui
keringat.
7. Patofisiologi
Kekurangan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karena
cairan dan elektrolit ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi
dihipotalamus anterior.
apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka
keseimbangan termoregulasi dihipotalamus anterior akun mengalami gangguan
pada pasien.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas :
Terdiri nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat,
pendidikan, tanggal MRS dan diagnosa medis.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan Utama
Berdasarkan PQRST, penyebab dari kekurangan cairan, seberapa
parah gangguan kekurangan cairan yang terjadi seberapa jauh
gangguan kekurangan cairan yang terjadi, kapan gangguan kekurangan
cairan mulai di rasakan pasien.

4
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi riwayat penyakit menular,penyakit keturunan dan alergi
obat-obatan atau makanan.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Ada tidaknya ubun-ubun terlihat cekung, sakit kepala, kepala
pusing/pening.
2) Muka
Apakah simetris,raut muka terlihat layu dan lemas.
3) Mata
Apakah konjungtifa pucat,simestris.
4) Telinga
Apakah simestris, tanda-tanda radang
5) Hidung
Apakah simestris, polip. Tanda-tanda radang
6) Mulut + Gigi
Apakah simestris, mukosa binir kering atau basah,apakah ada caries
gigi.
7) Leher
Apakah ada pembesaran limfe,vena jugluralis.
8) Thoraks
Apakah simestris.
9) Paru
Apakah ada nyeri, whizzing,rhongki,timpani.
10) Abdomen
Apakah abdomen terlihat membucit, datar atau menonjol. Adakah
nyeri tekan,bisung usus atau menunjukkkan obstruksi.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Darah lengkap

5
2) Pola-pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
a) Kebiasaan
b) Status Ekonomi
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
a) Pemenuhan Nutrisi
b) Cairan
c) Keadaan yang mengganggu nutrisi
d) Status gizi
3) Pola Eliminasi
a) Defekasi
Frekuensi, feases konsentrasi, warna, bau.
b) Urine / Miksi.
Frekuensi, konsentrasi urine,warna, bau.
4) Pola tidur dan istirahat.
a) Lamanya tidur.
b) Suasana lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan intake
dan out put tidak seimbang, Ditandai dengan :
1) Urine ( 0,5 – 1 cc / kg BB/ jam)
2) Urime pekat atau encer
3) Ada edema / diare
4) Demam
5) Nadi lemah
b. Resiko Devisit Volume Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan output
berlebihan, Ditandai dengan :
1) Demam
2) Berkerinat banyak
3) Mual muntah
4) Hiperventilasi

6
c. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan devisit caiaran, Ditandai
dengan :
1) Mukosa mulut kering
2) Turgor kulit menurun
3) Mata cowong
4) Suhu tubuh meningkat
5) Demam tinggi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan intake
dan out put tidak seimbang.
Tujuan : Keseimbangan cairan elektrolit pasien terpenuhi dalam waktu 1 x
24jam, dengan kriteria hasil :
1) Berat badan stabil
2) Haluran urine stabil
3) Turgor kulit baik
4) TTV normal
Intervensi dan Rasionalisasi
1) Observasi TTV
R : Mengetahui perkembangan yang terjadi pada pesien
2) Anjurkan asupan cairan yang menunjang
R : Untuk menungkatkan keseimbangan cairan elektrolit
3) Anjurkan pasien minum sedikit tapi sering
R : Mencegah rasa ingin muntah
4) Anjurkan untuk bedrest dan kurangi aktifitas
R : Mengurangi peningkatan eksresi cairan melalui GI dan kulit
b. Resiko Devisit Volume Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan output
berlebihan.
Tujuan : Mual teratasi sehingga tidak terjadi dehidrasi dalam waktu ...... x
24jam, dengan kriteria hasil :
1) Berat badan stabil
2) Nafsu makan kembali normal

7
3) Turgor kulit baik
Intervensi dan Rasionalisasi :
1) Anjurkan makan sedikit tapi sering
R : Untuk mencegah terjadinya mual dan muntah
2) Dorong pasien untuk menjaga kebersihan oral
R : Untuk meningkatkan nafsu makan
3) Kendali makanan yang merangsang peningkatan asam lambung
R : Untuk mencegah terjadinya peningkatan asem lambung
4) Lakukan advis dokter dengan pemberian anti emetic
R : Menghilangkan rasa mual
c. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan devisit caiaran
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal ( 36 -37 0c) dalam waktu..... x 24 jam,
dengan kriteria hasil:
1) Suhu tubuh kembali normal
2) Mukosa basah
3) Turgor kuli baik
Intervensi dan Rasionaliasasi :
1) Observasi TTV
R: Memantau peningkatan dan penurunan suhu tubuh
2) Anjurkan pasien banyak minum air putih
R : Mencegah dehidrasi
3) Anjurkan pasien menggunakan pakaian tipis
R : Dapat menyarap keringat, memberikan kenyamanan pasien dan
meningkatkan evaporasi
4) Lakukan kolaborasi dokter pemberian obat anti piretik
R : Menurunkan panas

8
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall.1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilynn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.
Gleadle, Jonathan.2005.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.Jakarta:Air langga
Potter, Patricia A.Perry,Anne griffin.1999.Buku Ajar Fundamental
Keperawatan.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai