PENDAHULUAN
1
3. Bagaimanakah sasaran tatanan kesehatan itu?
4. Bagaimana indeks potensi tatanan sehat?
5. Apa pengertian dari pemberdayaan masyarakat?
6. Apa saja jenis pemberdayaan masyarakat
a. yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
b. yang berbasis dan bersumberdaya/swadaya masyarakat
7. Apa saja peran puskemas terhadap kedua jenis pemberdayaan
masyarakat tersebut?
8. Apa saja indikator keberhasilan indeks potensi keluarga sehat
(keluarga dan masyarakat)
9. Apa pengertian dari pusat pelayanan kesehatan?
10. Apa saja jenis upaya pokok pelayanan?
11. Apa saja jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mengetahui pengertian tatanan kesehatan
3. Mengetahui sasaran tatanan sehat
4. Mengetahui indeks potensi tatanan sehat
5. Mengetahui pengertian pemberdayaan masyarakat
6. Mengetahui jenis pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, dan yang berbasis dan
bersumberdaya/swadaya masyarakat
7. Mengetahui peran puskesmas terhadap kedua jenis pemberdayaan
masyarakat tersebut?
8. Mengetahui indikator keberhasilan indeks potensi keluarga sehat
(keluarga dan masyarakat)
9. Mengetahui pengertian pusat pelayanan kesehatan
10. Mengetahui jenis 6 upaya pokok pelayanan
11. Mengetahui jenis-jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan
2
BAB II
ISI
2.1 FUNGSI PUSAT PENGGERAK PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATAN
2.1.1 Pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
Pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif
semua komponen bangsa dalam menetapkan perencanaan
pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan upaya promotif
dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan
berarti mengesampingkan kegiatan kuratif. Gerakan tersebut berlaku
untuk semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif
baik yang berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat,
instansi pemerintah ataupun swasta.
Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek
penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan
kesehatan diselenggarakan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. (Depkes, 2006).
Fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan berarti puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
3
2.1.2 Pengertian tatanan sehat
Pengertian tatanan menurut KBBI ialah aturan, tata tertib, system.
Sedangkan pengertian kesehatan menurut Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari dua
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tatanan kesehatan
merupakan suatu aturan, tata tertib, atau system yang mengatur semua
perihal mengenai kesehatan yang bertujuan untuk membuat setiap orang
dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
a. Sasaran
1) Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron
dengan kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang
disepakati masyarakat.
2) Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama
antar masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta
dapat menampung aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah
secara seimbang dan berkelanjutan dalam mewujutkan sinergi
pembangunan yang baik.
3) Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan
budaya serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
secara adil, merata dan terjangkau dengan memaksimalkan
seluruh potensi sumber daya di kabupaten tersebut secara mandiri.
4) Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk
menigkatkan produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya
sehingga mampu meningkatkan kehidupan dan penghidupan
masyarakat menjadi lebih baik
4
Tatanan dan sasaran Kabupaten Sehat sesuai dengan potensi dan
permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten,
dikelompokkan dalam 9 tatanan berdasarkan tatanan/kawasan dan
permasalahan khusus sebagai berikut:
5
7) Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan
daerah, kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan
melalui partisipasi masyarakat dan kerjasama
8) Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik,
ekonomi, dan budaya setempat
6
d. Ketersediaan Usaha Kesehatan Sekolah yang berfungsi dengan
baik.
e. Siswa menjadi anggota dana sehat Jaminan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (JPKM).
f. Siswa pada umumnya kukunya pendek dan bersih.
g. Siswa tidak merokok.
h. Siswa ada yang menjadi Dokter Kecil (tingkat SD/MI) atau dokter
Remaja (tingkat SMP/SMA) minimal 10%
2. Tatanan tempat kerja: kantor, pabrik, industri rumah tangga,
peternakan, perkebunan
3. Tatanan tempat-tempat umum: pasar, tempat ibadah, tempat hiburan,
rumah makan
7
Mardikanto (2012:28) menjelaskan bahwa pemberdayaan dalam
sebuah pemerintahan merupakan proses agar setiap orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi memenuhi kehidupannya dalam bentuk
keterampilan, dan pengetahuan. Berdasarkan penjelasan tersebut tampak
bahwa pemberdayaan masyarakat diarahkan pada upaya dalam
mewujudkan partisipasi masyarakat secara optimal meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannya.
Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat, menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu
strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya
untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8)).
Konsep pemberdayaan masyarakat di Indonesia secara konstitusi
termasuk dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa setiap daerah di Indonesia
diberikan kekuasaan mengatur, mengelola dan memberdayakan daerah
masing-masing. Berdasarkan undangundang tersebut dapat dipahami
bahwa setiap daerah memiliki tanggung jawab dalam memberdayakan
masyarakat.
Suharto (dalam Hatu, 2010:102) menjelaskan bahwa pemberdayaan
masyarakat merupakan kekuasaan aparat atau pemberdaya untuk
memberdayakan masyarakat sehingga mengikuti kehendak pemberdaya
atau penguasa tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti
berpendapat bahwa pemberdayaan berkenaan dengan orang yang
memberdayakan dan orang yang diberdayakan. Golongan pemberdaya
biasanya dari kalangan penguasa atau birokrasi yang berupaya
memberikan motivasi dan fasilitas sehingga masyarakat akan berdaya
dalam melakukan suatu kegiatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan
masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki
masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan masyarakat berkenaan dengan upaya yang dilakukan
8
olehpenguasa untuk memberdayakan individu atau sekelompok
masyararakat sehinga melakukan dan mematuhi apa yang diinginkan
penguasa, dalam hal ini penguasa dalam sebuah negara adalah
pemerintah itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah
dilakukan secara terprogram berdasarkan perencanaan yang matang
sejalan dengan pembangunan. Atau dengan kata lain inti pengertian
pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat.
9
pelayanan dan kesehatan ibu serta kesehatan anak lainnya. Kegiatan
pondok bersalin desa antara lain melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan imunisasi, penyuluhan
kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan
dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan
dari UKBM yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu
dimana bentuk pelayanan menyediakan obat bebas dan obat khusus
untuk keperluan berbagai program kesehatan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD antara lain :
10
4. Lembaga Swadaya Masyarakat
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM),
namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang
kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM
ini dapat digolongkan menjadi LSM yang aktivitasnya seluruhnya
kesehatan dan LSM khusus antara kain organisasi profesi kesehatan,
organisasi swadaya internasional.
Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat
termasuk kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan
gizi masyarakat yang selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Dengan
sasaran kegiatan yakni bayi berumur 6-11 bulan terutama mereka dari
keluarga miskin, anak umur 12-23 bulan terutama mereka dari keluarga
miskin, anak umur 24-59 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, dan
seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita kurang gizi.
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah
diberikan PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP)
11
maka, makanan tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera
diperiksakan ke puskesmas (dirujuk)
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos
Obat Desa namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau
masyarakat disekitar pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di
lingkungan perkotaan maupun pedesaan.
12
10. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)
13
yang rapi, serta sistem evaluasidan pemantauan yang akurat. Rangkaian
manajerial tersebut bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah
dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan Rancangan Anggaran
Pembelanjaan Daerah (RAPBD) yang berorientasi kepada kepentingan
masyarakat. Pada masa mendatang, Puskesmas juga dituntut berperan
dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan
pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
14
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya
masyarakat setempat.
2.2.4 Indikator keberhasilan
Indeks potensi keluarga sehat (keluarga dan masyarakat)
Indikator keberhasilan dari indeks potensi keluarga sehat dapat dilihat dari
makin baiknya fungsi pemberdayaan keluarga yang ditandai dengan
makin tingginya IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) yang berarti makin
banyak keluarga yang berpotensi sehat.
2.3.1 Definisi
15
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
B. Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat,
serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
C. Sasaran
Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
Penyuluhan Kesehatan
- Penyuluhan dalam gedung
- Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok :
- Kelompok posyandu
- Penyuluhan masyarakat
- Anak sekolah
Penyuluhan perorangan : PHN
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Advokasi program kesehatan dan program prioritas
Kampanye program prioritas antara lain : vitamin A,
narkoba, P2M DBD, HIV, malaria, diare
Promosi kesehatan tentang narkoba
Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
Pembinaan dana sehat/jamkesmas
16
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan
dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Tujuan surveilans:
1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau
evaluasi program kesehatan.
B. Pelacakan Kasus
Puskesmas bertugas untuk mengumpulkan dan
menganalisis data penyakit, melaporkan kasus, penyelidikan
lapangan, penyembuhan penderita, pemberian imunisasi,
pemberantasan vektor, dan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat.Tidak semua penyakit akan diamati oleh
puskesmas, beberapa penyakit yang diamati puskesmas
adalah :
Kolera, Diare, Tifus, TB, Kusta, Campak, Difteri,
Batuk, Tetanus, Hepatitis, Malaria, DB, Pneumonia, Sifilis,
Gonorhae, Filariasis, Influenza.
17
ataupun atas koordinasi bersama dengan sesama
profesi maupun pelaksana penunjang pelayanan
kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya, untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan
penyakit yang ditemukan dari pengguna jasa pelayanan
kesehatan, dengan tidak memandang umur dan jenis
kelamin, yang dapat diselenggarakan pada ruang
praktek.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya
pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat
sejahtera, badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial
dan ekonomi dengan baik
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta
masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengatasi masalah kesehatannya sendiri, trutama
melalui peningkatan kesehatan dasar dan
pencegahan penyakit
b. Meningkatkan kesehatan ‘pengguna jasa pelayanan,
dan komunikasi yang dilayani oleh Puskesmas
c. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas
serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap
perawatan untuk:
- Mengurangi penderitaan karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke
arah kecacatan
- Memulihkan kesehatan fisik, psikis dan sosial
d. Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah
kerja Puskesmas.
18
C. Sasaran
Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang
diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota
masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak
membedakan strata sosial.
2. Pelayanan Kedaruratan Medik
A. Pengertian
Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan
penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan
medik berkenaan dengan perubahan keadaan baik
fisiologik, anatomik dan mental psikologikal dari pengguna
jasa pelayanan, yang terjadi mendadak, yang tindakan
mengatasinya harus segera dilaksanakan di mulai dari
tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik untuk
menyelamatkan kehidupan.
B. Tujuan
Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik
adalah memberikan pertolongan medik segera dengan
menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk
mengambil fungsi vital tubbuh serta meringankan
penderitaaan dari pengguna pelayanan.
C. Prinsip Kerja
Pelayanan kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip
kerja khusus yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Pertolongan harus cepat dan tepat
b. Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan
tingkat primer, yaitu :
- Menstabilkan kondisi medik untuk evakuasi ke
tempat rujukan
- Memperbaiki jalan nafas dan pernafasan spontan,
agar terjaminnya oksigenasi yang adekuat ke
seluruh tubuh terutama otak
19
- Memperbaiki sirkulasi darah
- Menghilangkan dan mengurangi rasa nyeri
- Melakukan tindakan invasif medik yang diperlukan
c. Memberikan informed consent kepada keluarga
penderita
3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
A. Pengertian
Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
pelaksana pelayanan medik ataupun kesehatan yang
berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, yang
dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya
masing-masing, gguna mengantisifasi proses penyakit
gigi dan mulut dan permasalahannya secara
keseluruhan, yang dapat dilaksanakan dalam prosedur
pelayanan di kamar praktek dan dengan pembinaan
kesehatan wilayah setempat.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi:
a. Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang
terintegrasi dengan program-program lain di
Puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi
esensial yang terbanyak di butuhkan oleh
masyarakat dengan mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit gigi.
b. Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya
perlindungan khusus, tindakan, pengobatan dan
pemulihan masalah kesehatan gigi dan mulut serta
pelayanan asuhan sistemik kesehatan gigi dan
mulut.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah
meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan
20
keluarganya untuk bersama-sama mewujudkan
tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat
yang optimal
Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku
masyarakat dalam kemampuan pemeliharaan diri di
bilang kesehatan gigi dan mulut dalam mencari
pertolongan sedini mungkin
b. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa
pelayanan, keluarga dan komunikasinya
c. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut
yang berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga
terhadap perawatan untuk:
- Menghentikan perjalanan penyakit gigi dan mulut
yang diderita
- Terhindarnya/berkurangnya gangguan fungsi
kunyah akibat kerusakan gigi dan mulut
- Mengurangi penderita karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke
arah kecacatan
- Memulihkan kesehatan gigi dan mulut
d. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang
banyak diderita masyarakat terutama pada kelompok
masyarakat yang rawan
C. Sasaran
Kelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut yaitu:
a. Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)
b. kelompok ibu hamil dan menyusui
c. Anak pra sekolah
d. Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendah
e. Lansia
21
4. Kesehatan Ibu dan Anak
A. Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya
kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan
bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra
sekolah dalam proses tumbuh kembang.
Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah
meningkatkan derajat kesehatan ibbu dan anak dalam
rangka menurunkan angka kematian ibu dan
anak.Pelayanan KIA Puskesmas terdiri dari
1. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di
wilayah Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak
pra sekolah
B. Tujuan
Tujuan Umum : Terciptanya pelayanan berkualitas dengan
partisipasi penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam
mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan
yang terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan,
melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang
kondusif sehat, dengan asuhan antenatal yang ade kuat,
dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.
Tujuan Khusus
22
b. Memberikan pertolongan pertama penanganan
kedaruratan kebidanan dan neonatal serta merujuk ke
fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai kebutuhan
c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan
penagganan kedaruratan kebidanan neonatal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara
berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran
serta masyarakat dalam upaya KIA
f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial
seluruh bayi baru lahir yang meliputi usaha pernafasan
spontan, menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan
eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana
neonatal sakit
g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh
balita dan anak pra sekolah yang meliputi perawatn bayi
baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin pemberian
imunisasi dan upaya perbaikan gizi
h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan
stimulasi tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak
pra sekolah yang melipui perkembangan motorik,
kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan
kemandirian anak
i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang
datang berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk
pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya
C. Sasaran
Adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga
yang tinggal dan beraada di wilayah kerja Puskesmas serta
yang berkunjung ke Puskesmas.
23
A. Pengertian
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan
status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi
dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta
aktif masyarakat
B. Program
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi
(AGB)
Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori
Energi Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis
(KEK)
Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan
Vitamin A (KVA)
Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah
Kekurangan Gizi Mikro Lain
Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi
Lebih
4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)
Program
C. Tujuan Umum : Menanggulangi masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan
prilaku gizi yang baik dan benarsesuai denagn gizi
seimbang
24
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status
gizi warga dari berbagai institusi pemerintahan serta
swasta
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas
gizi/petugas Puskesmas lainnya dalam merencanakan,
melaksanakan, membina, memantau dan mengevaluasi
upaya perbaikan gizi masyarakat
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan
partisipasi keluarga terhadap pencegahan dan
penanggulangan masalah kelainan gizi
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan
pencatatan/pelaporan masalah gizi dan tersedianya
informasi situasi pangan dan gizi.
D. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok
yang beresiko menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia
sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin
(cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia
lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5. Pekerja penghasilan rendah.
6. Kesehatan Lingkungan
A. Pengertian
Bahaya potensial terhadap kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia
maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma
Sehat’ yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat
promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan
25
lingkungan sangat penting.
Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh
para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat
berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut
sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai
pemeliharaan.
B. Tujuan
Tujuan Umum , Kegiatan peningkatan kesehatan
lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang
lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan
gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan
keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan yang optimal
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut
sertaan sektor lain yang bersangkutan, serta
bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang
penyehatan lingkungan dan permukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna
menunjang kegiatan dalam peningkatan kesehatan
lingkungan dan pemukiman.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana
sanitasi perumahan, kelompok masyarakat, tempat
pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan
tempat-tempat umum
C. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus
dilakukan Puskesmas meliputi:
26
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
27
dan asuhan keperawatan keluarganya.Misalnya kasus kurang
gizi penderita ISPA atau Pneumonia
4. Kesehatan Kerja
Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang
ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal di
wilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.Misalnya pemeriksaan
berkala di tempat kerja oleh petugas Puskesmas
5. Kesehatan Gigi Dan Mulut
Program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan
puskesmas kepada masyarakat yang dilakukan diluar maupun
didalam gedung. Pembinaan kesehatan gigi di posyandu, TK,
SD/MI, Tindakan perawatan dan pengobatan penyakit gigi
6. Kesehatan Jiwa
Program pelayanan Puskesmas dengan didukung oleh
masyarakat dala rangka mencapai derajat kesehatan jiwa
masyarakat yang optimal melalui pengenalan & deteksi dini
gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa, dan
konseling.
7. Kesehatan Mata
Program pelayanan kesehatan mata terutama program
pemeliharaan kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
8. Kesehatan Usia Lanjut
Program pemeriksaan kesehatan usia lanjut meliputi deteksi
dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : Diabetes
Melitus, Hipertensi, Osteoporosis
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan
tradisional, pengobat tradidional dan cara pengobatan
tradidional.Yang dimaksud pengobatan tradidional adalah
pengobatan yang dilakukan secara turun temurun baik yang
28
melelui herbal ( jamu ), alat ( tusuk jarum akupuntur ) maupun
keterampilan ( pijat )
29
BAB III
RINGKASAN
30
DAFTAR PUSTAKA
http://lamongankab.go.id/instansi/bappeda/forum-kabupaten-sehat/
http://aiphss.org/restoring-the-function-of-puskesmas/?lang=id
http://gardamd12.tumblr.com/post/21178725960/manajemen-pelayanan-
kesehatan-health-services
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASYA
RAKAT.pdf
http://eprints.ung.ac.id/3193/5/2013-1-87205-221408005-bab2-
01082013112705.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASYA
RAKAT.pdf
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.pag
aralam/BPS%20BAB%20IV.doc.
31
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6336.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf
32
FORM PENILAIAN
MATA KULIAH ORGANISASI dan MANAJEMEN KESEHATAN
Kelas :
Kelompok :
Materi :
Penilaian
NO NAMA NIM Makalah Penguasaan
dan AVA Materi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Semarang,
Dosen Pengampu,
………………………
33