Anda di halaman 1dari 15

Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.

2 (2018) 177-191 | 177

HUBUNGAN ANTARA PERIODE PENGGUNAAN ALAT K ONTRASEPSI


SUNTIK 3 BULAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
Diah Andriani Kusumastutia* , Dewi Hartinahb
aProdi DIII Kebidanan , STIKES Muhammadiyah Kudus
a email: diahandriani@stikesmuhkudus.ac.id
b
Prodi S1 Keperawatan , STIKES Muhammadiyah Kudus
b email: dewihartinah@stikesmuhkudus.ac.id

Abstrak

Latar Belakang : Siklus menstruasi adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian
organ reproduksi. Yaitu ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena tidak
adanya pembuahan. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda berkisar 21-35 hari. Namun rata-
rata siklus menstruasi adalah 28 hari (Manan, 2011). Salah satu penyebab siklus menstruasi adalah
penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Tujuan : Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan periode penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan siklus menstruasi di Desa Pasuruhan Lor.
Metode : Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi dengan desain penelitian Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan di Desa Pasuruhan Lor
Kabupaten Kudus yang berjumlah sebanyak 85 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Simple
Random Samplig. Sehingga besar sampel sebanyak 46 responden. Uji analisa data dengan uji
nonparametik Spearman Rho. Hasil Penelitian : Hasil analisis data menggunakan spearman rho diperoleh
nilai p sebesar 0.000 (< 0.05) yang berarti terdapat hubungan periode penggunaan alat kontrasepsi suntik
3 bulan dengan siklus menstruasi dan setelah dilakukan tabulasi silang faktor yang paling dominan antara
umur responden dan penguunaan kontrasepsi jangka panjang dengan menggunakan uji regresi linear
diperoleh umur responden dengan nilai p value 0,032 dan kontrasepsi jangka panjang diperoleh nilai p
value 0,000. Kesimpulan : Ada hunbungan antara periode penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan
dengan siklus menstruasi dengan p value0.000, dan ada hubungan antara umur responden dengan siklus
menstruasi dengan p value 0,032.

Kata Kunci : Periode Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan, Siklus Menstruasi

Abstract

Background: The menstrual cycle is a change in the female body, especially in the part of the
reproductive organs. That is when the lining of the uterine lining (endometrium) is thoroughly thicken
becausefertilization does not occur. The menstrual cycle in each woman varies from 21-35 days. But the
average menstrual cycle is 28 days (Manan, 2011). One of the causes of menstrual cycles is the use of 3-
month injection contraceptives. Objective: The purpose of this study is to determine the relationship
between the use of injecting contraceptives with menstrual cycle in Pasuruhan Lor village. Methods:The
result of data analysis using spearman rho obtained p value of 0.000 (<0.05) which means there is
relation of period of use of 3-month injection contraception with menstrual cycle and after cross
tabulation the most dominant factor between respondent age and long-term use of contraception by using
regression test linear obtained age of respondents with p value 0,032 and long term contraception
obtained p value 0,000. Results: The results of data analysis using spearman rho obtained p value of
0.000 (<0.05), which means there is a relationship period of use of 3-month injection contraception with
menstrual cycle.Conclusion:There is a correlation between the period of use of 3-month injection
contraception with menstrual cycle with p value 0.000, and there is correlation between respondent's age
with menstrual cycle with p value 0,032.

Keywords : Period of 3 Months Contraception Uses, Menstrual Cycle


178 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
(29,58%) (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan
PENDAHULUAN tingkat Kabupaten, Menurut Dinas Kesehatan
Beberapa akseptor kontrasepsi suntik sering Kabupaten Kudus, jumlah PUS (Pasangan Usia
mengalami perubahan siklus menstruasi dan Subur) di Kabupaten Kudus pada tahun 2011
terjadi perdarahan sedikit-sedikit sebesar 136.981. Peserta KB aktif di Kabupaten
(spoting).Kelainan menstruasi merupakan sebab Kudus berjumlah 112.669 (82,3%) dengan
utama dari pnghentian pemakaian kontrasepsi pengguna kontrasepsi suntik aktif sebanyak
suntik.Keuntungan suatu metode kontrasepsi 63.334 (56,2%). Puskesmas Jati memeiliki jumlah
dapat mempengaruhi akseptor dalam pemakaian PUS 8.884, peserta KB aktif di wilayah
metode kontrasepsi.Efek samping yang sering Puskesmas Jati sebesar 6.965 (78,39%) sedangkan
dikeluhkan tejadinya perubahan menstruasi yang pengguna kontrasepsi suntik pada peserta KB
tidak teratur, mual muntah, dan berat badan aktif tahun 2011 sebanyak 4.657 (66,86). Di Desa
naik(susilowati & prasetyo, 2015). Jati Kulon, memiliki PUS 1.418. Peserta KB aktif
Menurut World Health Organization (WHO), sebesar 1.128 (79.5%) dengan akseptor suntik
kontrasepsi hormonal sebagai salah satu alat sebanyak 622 (55,14%). Berdasarkan data Desa
kontrasepsi yang meningkat tajam. Cakupan Pasuruhan Lor yaitu merupakan salah satu desa di
pasangan usia subur hampir 380 juta pasangan Kabupaten Kudus dengan jumlah peserta KB aktif
menjalankan Keluarga Berencana dan 65-75 juta 2.351 pasangan usia subur (79,16%) yang terdiri
diantaranya terutama di Negara berkembang dari akseptor KB Suntik sebanyak 1.432 pasangan
menggunkan kontrasepsi hormonal seperti pil, usia subur (59%), IUD sebanyak 798 pasangan
suntik dan implant. Kontrasepsi hormonal yang usia subur (14,2%), pil sebanyak 680 pasangan
digunakan dapat memiliki pengaruh positif dan usia subur (13,8%), implant sebanyak 543
negatif terhadap berbagai organ wanita. pasangan usia subur (6,7%).
Pemakaian kontrasepsi hormonal terbanyak Efek samping suatu metode kontrasepsi
adalah kontrasepsi suntik sebesar 38,3% dan pil merupakan sutau faktor yang perlu
sebanyak 27,7% (WHO,2009). Metode dipertimbangkan dalam menentukan keputusan
kontrasepsi mengalami perkembangan dengan terhadap kelangsungan pemakaian metode
segala keuntungan dan kerugian masing-masing kontrasepsi.Metode kontrasepsi suntik memiliki
metode. Metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi efek samping yang dapat mempengaruhi akseptor
dua yaitu metode kontrasepsi jangka panjang dalam menentukan kelangsungan keinginan
(Longtern Contraceptive Method), yang termasuk pemakaian.Penerimaan dan kontinuitas dapat
metode ini adalah IUD (Intra Uterine Device) menimbulkan ketidakpuasan pada metode
atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), kontrasepsi suntik.Ketidakpuasan dengan
Implant, Vasektomi dan Tubektomi.Sedangkan kontrasepsi suntik berasal dari gangguan pola haid
metode bukan jangka panjang (Non-Long yang ditimbulkannya.Amenore yang lama dan
Contraceptive Method), yang termasuk metode ini perdarahan yang lama merupakan sebab utama
adalah suntik, pil, kontrasepsi vagina, dan dari ketidakpuasan akseptor.Perdarahan ireguler
kondom. Selain itu juga metode KB alami yang menyebabkan 20-25% akseptor menghentikan
mengikuti siklus kehamilan (Anggraeni,2009). suntikannya (Anggraeni, 2009). Siklus menstruasi
Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah keturunan ginetik, infeksi indung telur, gangguan
Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. hipofisis talamus, anoreksia nervosa, kekurangan
Peserta KB baru sebesar 7.761.961 (16,15%) gizi, latihan fisik yang berat, stress dan menstruasi.
meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil Menstruasi tidak teratur dalam istilah medisnya
KB sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom dikenal dengan amenorhea.Beberapa hal yang
sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak menyebabkan amenorhea diantaranya stress, obat-
826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device) obatan jenis tertentu, diet, obesitas, olahraga
sebanyak 555.241 (7,15%), Metode Operasi berlebihan dan sakit kronis (Puji, 2009). Sebagai
Wanita (MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik mempunyai
Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 keuntungan dan efek samping.Efek samping
(0,2%). Sedangkan peserta KB aktif sebanyak tersebut diantaranya perubahan pola
35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 menstruasi.Keuntungan penggunaan kontrasepsi
(11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), cyclofem tidak terjadinya perubahan pola
MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implant menstruasi.Pada akseptor kontrasepsi DMPA
sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak terdapat gangguan menstruasi seperti tidak datang
1.110.341 (3,15%), suntikan sebanyak 16.734.917 menstruasi (amenorhea) pada setiap bulan selama
(47,54%), dan pil KB sebanyak 8.300.362 menjadi akseptor KB suntik tiga bulan berturut-
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 179
turut.Bercak – bercak perdarahan (spooting) peluruhan dinding rahim
diluar haid yang terjadi selama akseptor (endometrium).Darah menstruasi tersebut
mengikuti KB suntik.Perdarahan yang berlebihan mengalir dari rahim menuju leher rahim,
(metroragia)diluar masa menstruasi. Datangnya untuk kemudian keluar melalui vagina.
darah menstruasi yang berlebihan (menoragia) Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar
(Sulistyawati, 2012). Pengobatan Zarchi melalui
2 sampai 8 hari. Darah yang keluar
penelitiannya yang dilakukan di Iran
menyimpulkan bahwa dari ke lima metode umumnya sebanyak 10 hingga 80 ML per
pengobatan konservatif yang terdiri dari hari.Adapun siklus menstruasi yang
Medroxyprogesterone acetat, megestrol, GnRh normal yakni rata-rata selama 21-35
agonist (Triptorelin embonate), Levonorgestrol hari.(Laila, 2011)
IUD and endometrial ablation dengan 89 2) Fisiologi haid
responden usia 25-50 tahun menyimpulkan dari
ke lima metode tersebut medroxyprogesterone
Secara umum, proses terjadinya
acetat cukup baik untuk mengobati menorhagia menstruasi berlangsung setiap
(Zarchi, Zeidabadinezhad, Bonyadpour, Ashkezar, bulan.Setelah hari ke-5 dari siklus
& Abhaji, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh menstruasi, endometrium mulai tumbuh
Setyaningrum.Penggunaan Depo dan menebal sebagai persiapan terhadap
Medroksiprogesteron asetat (DMPA) dapat kemungkinan terjadinya
memberikan efek samping terhadap perubahan kehamilan.Endometrium merupakan
pola menstruasi.Perubahan dapat berupa siklus lapisan sel darah merah yang membentuk
menstruasi berubah, periode menstruasi bantalan.Pada sekitar hari ke-14 terjadi
berkepanjangan, dan bercak.Efek pola menstruasi pelepasan telur dari ovarium (disebut
tergantung pada berapa lama kita menggunakan ovulasi).Sel telur ini masuk ke salah
DMPA.Pada injeksi awal (trimester pertama atau
satutuba falopii.Di dalam tuba falopii
3 bulan 1), 54 akseptor DMPA mengalami siklus
prolonged- dari olygomenorrea 4 orang, dan lebih dapat terjadi pembuahan oleh sperma.
dari 3 bulan sesudahnya 3 orang mengalami Jika terjadi pembuahan, sel telur akan
amenorrea sementara 20 dari mereka tidak masuk ke rahim dan mulai tumbuh
mengalami menstruasi sama sekali. Berdasarkan menjadi janin yang nantinya akan
studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan diletakkan di atas lapisan bantalan
wawancara pada 15 responden. Ada 11 responden tersebut. Kemudian, janin tersebut
KB suntik 3 bulan mengalami gangguan berkembang dan terjadilah kehamilan.
menstruasi, dan 4 responden KB suntik 3 bulan Kemudian, pada hari ke-28, jika tidak
tidak mengalami gangguan menstruasi. 6 terjadi pembuahan maka endometrium
responden setelah melakukan suntik 3 tahun, 5
(bantalan sel darah merah) akan luruh
responden setelah melakukan suntik 2 tahun, dari
dan terjadilah perdarahan atau disebut
11 responden yang mengalami gangguan
menstruasi tersebut 5 orang, sedangkan 4 orang sebagai menstruasi. Menstruasi dapat
yang tidak mengalami gangguan menstruasi berlangsung selama 2-5 hari, dan
setelah melakukan suntik 2 tahun. Berdasarkan terkadang sampai 7 hari. Proses
data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan pertumbuhan dan penebalan
penelitian tentang periode penggunaan alat endometrium kembali dimulai lagi pada
kontrasepsi suntik dengan siklus menstruasi. siklus berikutnya. (Laila, 2011)
LANDASAN TEORI 3) Gangguan haid
a) Kelainan dalam banyaknya darah dan
Konsep Dasar Menstruasi
lamanya perdarahan pada haid
1) Definisi menstruasi Hipermenorea atau menoragia.
Menstruasi adalah masa perdarahan Hipermenorea adalah perdarahan haid
yang terjadi pada perempuan secara rutin yang lebih banyak atau lebih lama dari
setiap bulan selama masa suburnya normal (lebih dari 8 hari).Sebab
kecuali apabila terjadi kehamilan.Masa kelainan ini terletak pada kondisi
menstruasi biasa juga disebut dengan dalam rahim, misalnya adanya mioma
mens, menstruasi, atau datang bulan.Pada uteri dengan permukaan endometrium
saat menstruasi, darah yang keluar yang lebih luas dari biasanya sehingga
sebenarnya merupakan darah akibat permukaan endometrium jumlah atau
180 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
waktu perdarahan yang terjadi karena Dikatakan amenorea primer apabila
pengelupasan endometrium itu pun seorang wanita berumur 18 tahun ke
lebih banyak atau lebih lama. atas tidak pernah mendapat haid,
Pengobatan Zarchi melalui sedang pada amenorea sekunder,
penelitiannya yang dilakukan di Iran penderita pernah mengalami
menyimpulkan bahwa dari ke lima haid.Amenorea primer umunya
metode pengobatan konservatif yang mempunyai sebab-sebab yang lebih
terdiri dari Medroxyprogesterone berat dan lebih sulit untuk diketahui,
acetat, megestrol, GnRh agonist seperti kelainan-kelainan bawaan dan
(Triptorelin embonate), kelaianan-kelainan genetik.
Levonorgestrol IUD and endometrial Pada amenorea sekunder
ablation dengan 89 responden usia 25- penyebabnya bisa karena gangguan
50 tahun menyimpulkan dari ke lima gizi, gangguan metabolism, tumor,
metode tersebut medroxyprogesterone penyakit infeksi.
acetat cukup baik untuk mengobati c) Perdarahan di luar haid
menorhagia (Zarchi, Zeidabadinezhad, Perdarahan di luar haid adalah
Bonyadpour, Ashkezar, & Abhaji, perdarahan yang yang terjadi dalam
2016). masa antara 2 haid.Perdarahan ini
Hipomenorea . Hipomenorea tampak terpisah dan dapat dibedakan
adalah perdarahan haid yang lebih dari haid.Dinamakan metroragia dan
pendek dan atau lebih sedikit dari menometroragia Metroragia dan
biasanya. Sebab-sebanya antara lain menometroragia dapat disebabkan oleh
karena gangguan endokrin, atau kelainan organik pada alat genital atau
karena pengangkatan mioma dalam oleh kelainan fungsional
uterus. d) Gangguan lain yang ada hubungannya
b) Kelainan siklus dengan haid
Polimenorea. Pada polimenorea Premenstrual tension (ketegangan
siklus haid lebih pendek dari biasa haid). Premenstrual tension
(kurang dari 21 hari). Perdarahan merupakan keluhan-keluhan yang
kurang lebih sama atau lebih banyak biasanya mulai satu minggu sampai
dari biasa. Hal yang terakhir ini diberi beberapa hari sebelum datangnya haid,
namapolimenoragia atau dan menghilang sesudah haid datang,
epimenoragia. Polimenorea dapat walaupun kadang-kadang berlangsung
disebabkan oleh gangguan hormonal terus sampai haid berhenti.Keluhan-
yang mengakibatkan gangguan keluhan terdiri atas gangguan
ovulasi. Sebab yang lain adalah emosional berupa rasa malas, gelisah,
karena terjadinya sumbatan pada sulit tidur, nyeri kepala, perut
ovarium (karena peradangan, radang kembung, mual, pembesaran dan rasa
pada endometrium) nyeri pada payudara.
Oligomenorea. Pada oligomenorea Faktor penyebabnya adalah
siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 ketidakseimbangan antara hormon
hari.Apabila panjangnya siklus lebih esterogen dan
dari 3 bulan, hal itu sudah mulai progesterone.Ketidakseimbangan
dinamakan amenorea. Perdarahan kedua hormon ini mengakibatkan
pada oligomenorea basanya berkurang penimbunan cairan dan zat natrium
Amenorea. Amenorea adalah dalam tubuh.Itulah kenapa pada saat
keadaan tidak adanya haid untuk menjelang atau saat haid wanita
sedikitnya 3 bulan berturut- terkadang mengalami peningkatan
turut.Amenorea dibedakan menjadi berat badan dan juga bengkak-
amenorea primer dan amenorea bengkak (edema).
skunder. Mastalgia. Gejala mastalgia adalah
rasa nyeri dan pembesaran payudara
sebelum haid. Penyebabnya adalah
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 181
terjadi penumpukan cairan karena endometrium akan dilepaskan dan
pengaruh dari peningkatan kadar terjadilah pendarahan (siklus
hormon. menstruasi). Siklus bisa berlangsung
Mittelschmerz (rasa nyeri pada selama 3-5 hari, dan terkadang sampai
ovulasi). Mittelschmerzatau nyeri 7 hari. Proses pertumbuhan dan
antar haid terjadi kira-kira sekitar penebalan endometrium akan dimulai
pertengahan siklus haid, pada saat kembali pada siklus berikutnya.
ovulasi.Rasa nyeri yang terjadi (Manan, 2011)
mungkin ringan, tetapi mungkin juga e) Fase-fase siklus menstruasi
berat.Lamanya mungkin hanya Fase folikuler. Fase folikuler
beberapa jam, tapi untuk beberapa dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat
kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri sebelum kadar LH meningkat dan
dapat disertai atau tidak disertai terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).
dengan pendarahan, yang kadang- Dinamakan fase folikuler karena pada
kadang sangat sedikit berupa getah saat ini terjadi pertumbuhan folikel di
berwarna coklat, sedang dalam kasus dalam ovarium. Pada pertengahan fase
lain dapat merupakan perdarahan folikuler, kadar FSH sedikit
seperti haid biasa. meningkat, sehingga merangsang
Siklus menstruasi. Hari pertama pertumbuhan sekitar 3-30 folikel,
terjadinya pendarahan dihitung yang masing-masing mengandung 1
sebagai awal setiap siklus menstruasi sel telur. Namun, hanya 1 folikel yang
(hari ke-1).Siklus menstruasi berkisar terus tumbuh, sedangkan yang lainnya
21-40 hari.Dan, hanya 10-15% wanita hancur.
yang memiliki siklus 28 hari.Pada Pada suatu siklus, sebagian
umumnya, jarak antara siklus yang endometrium dilepaskan sebagai
paling panjang terjadi sesaat setelah respon terhadap penurunankadar
menarke, serta sesaat sebelum hormon estrogen dan
menopause. progestero.Endometrium terdiri dari
Pada awalnya, siklus mungkin tiga lapisan.Lapisan paling atas dan
tidak teratur.Jarak antara dua siklus lapisan tengah dilepaskan, sedangkan
bisa berlangsung selama 2 bulan.Atau, lapisan dasarnya tetap dipertahankan
dalam 1 bulan mungkin terjadi dua guna menghasilkan sel-sel baru untuk
siklus.Hal ini dianggap normal. Sebab, kembali membentuk kedua lapisan
setelah beberapa lama, siklus akan yang telah dilepaskan.Pendarahan
menjadi lebih teratur. Siklus dan menstruasi berlangsung selama 3-7
lamanya menstruasi dapat diketahui hari, dan rata-rata terjadi selama 5
dengan membuat catatan pada hari.Darah yang hilang sebanyak 28-
kalender. 283 gram.Biasanya, darah menstruasi
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari tidak membeku, kecuali jika
siklus menstruasi, endometrium mulai pendarahannya sangat hebat.
tumbuh dan menebal sebagai Fase ovulatoir. Fase ovulatoir
persiapan terhadap kemungkinan dimulai ketika kadar LH meningkat,
terjadinya kehamilan.Sekitar hari ke dan pada fase ini dilepaskan sel telur.
14, terjadi pelepasan telur dari Pada umumnya, sel telur dilepaskan
ovarium (ovulasi).Sel telur ini masuk dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi
ke dalam salah satu tuba falopi.Di peningkatan kadar LH. Folikel yang
dalam tuba bisa terjadi pembuahan matang akan menonjol dari
oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, permukaan ovarium, yang akhirnya
sel telur akan masuk ke dalam rahim pecah dan melepaskan sel telur.
dan mulai tumbuh menjadi janin. Sewaktu ovulasi, beberapa wanita
Pada sekitar hari ke-28, bila tidak merasakan nyeri tumpul pada perut
terjadi pembuahan, maka bagian bawahnya.Dan, rasa nyeri itu
182 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
dikenal sebagai mittelschmerz, yang sedangkan konsepsi adalah pertemuan
berlangsung selama beberapa menit antara sel telur yang matang dan sel
sampai beberapa jam. sperma yang mengakibatkan
Fase luteal. Fase luteal terjadi kehamilan.Maksud dari kontrasepsi
setelah ovulasi dan berlangsung adalah menghindari/mencegah terjadinya
sekitar 14 hari.Setelah melepaskan sel kehamilan sebagai akibat pertemuan
telurnya, folikel yang pecah kembali antara sel telur matang dengan sel sperma
menutup dan membentuk korpus tersebut (BKKBN, 2011).
luteum yang menghasilkan sejumlah 2) Tujuan kontrasepsi
besar progesteron.Progesteron
Dalam menggunakan kontrasepsi,
menyebabkan suhu tubuh sedikit keluarga pada umumnya mempunyai
meningkat selama fase luteal, serta
perencanaan atau tujuan yang ingin
tetap tinggi sampai siklus yang baru
dicapai. Tujuan tersebut dklasifikasikan
dimulai.Peningkatan suhu ini bisa dalam tiga kategori, yaitu menunda /
dipergunakan untuk memperkirakan
mencegah kehamilan, menjarangkan
terjadinya ovulasi.
kehamilan, serta menghentikan /
Setelah 14 hari, korpus luteum mengakhiri kehamilan atau kesuburan
akan hancur, dan siklus yang baru pun
(Saifuddin, 2006)
akan dimulai, kecuali jika terjadi
pembuahan. Apabila sel telur dibuahi, 3) Periode Penggunaan Alat Kontrasepsi
korpus luteum mulai menghasilkan Periode adalah suatu kejadian yang
HCG (human choirionic dialami seseorang / kelompok. Periode
gonadotropin).Hormon ini menjaga biasanya untuk menyatakan selang waktu
korpus luteum yang menghasilkan pada suatu kejadian
progesteron sampai janin mampu Periode penggunaan adalah periode
menghasilkan hormonnya waktu yang menunjukkan bahwa berapa
sendiri.Perlu diketahui bahwa tes lama seseorang memakai alat kontrasepsi.
kehamilan didasarkan pada adanya (Syahputri, 2010)
peningkatan HCG.(Manan, 2011) 4) Macam-macam kontrasepsi
f) Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus Terdapat beberapa macam alat
menstruasi kontrasepsi yang dapat digunakan antara
Menurut Kusmiran (2012) salah lain :
satu faktor yang mempengaruhi a) Kontrasepsi oral (Pil KB)
menstruasi adalah faktor hormon. Pil KB merupakan jenis
Hormon yang mempengaruhi kontrasepsi oral yang harus diminum
terjadinya haid pada seorang wanita setiap hari, pil KB mengandung hormon,
yaitu Follicle Stimulating Hormone baik dalam bentuk kombinasi progestin
(FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis, dengan estrogen atau progestin saja. Pil
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, KB mencegah kehamilan dengan cara
Luteinnizing Hormone (LH) yang menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur
dihasilkan oleh hipofisis, serta oleh ovarium) dan menjaga kekentalan
lendir servikal, sehingga tidak dapat
progresteron yang dihasilkan oleh
dilalui oleh sperma.
ovarium. b) Kontrasepsi penghalang
Konsep Dasar Kontrasepsi Secara fisik, kontrasepsi
penghalang dapat menghalangi jalan
1) Definisi kontrasepsi masuk sperma ke dalam rahim wanita,
Kontrasepsi adalah pencegahan sebenarnya, yang termasuk kontrasepsi
terbuahinya sel telur oleh sel sperma penghalang adalah sebagai berikut:
(konsepsi), atau pencegahan Kondom. Kondom wanita merupakan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi alat kontrasepsi penghalang baru yang
pada dinding rahim(Manan, 2011). dipasang di vagina dengan sebuah
Kontrasepsi berasal dari kata kontra cincin.Kondom wanita menyerupai
yang berarti mencegah atau melawan,
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 183
kondom pria, tetapi lebih lebar dan terjadi akibat hubungan seksual yang
memiliki angka kegagalan yang tinggi. dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.
Diafragma. Diafragma merupakan Berbagai metode ritmik adalah sebagai
plastik berbentuk kubah dengan sabuk berikut:
lentur, yang dipasang pada Metode ritmik kalender. Metode
serviks.Diafragma berfungsi menjaga ritmik kalender merupakan metode
agar sperma tidak masuk ke dalam yang paling tidak efektif, bahkan
rahim.Ukuran diafragma bervariasi dan wanita yang memiliki siklus
harus dicocokkan oleh dokter atau menstruasi yang teratur.Sebaiknya,
perawat.
wanita mencatat siklus menstruasinya
Penutup serviks (leher rahim). Penutup
serviks (cervical cap) hampir menyerupai dalam 12 bulan terakhir. Untuk
diafragma.Ukurannya lebih kecil dan mengetahui waktu yang tidak
lebih kaku, yang dipasang pada diperbolehkannya melakukan
serviks.Ukurannya bervariasi dan harus hubungan seksual, perlu dilakukan
dicocokkan oleh dokter atau perhitungan berikut:
perawat.Pemakaian penutup serviks harus (siklus terpendek-18) dan (siklus
selalu bersamaan dengan krim atau jeli. terpanjang -11) contohnya, jika siklus
Penutup serviks dipasang sebelum seorang wanita dalam waktu 12 bulan
melakukan hubungan seksual dan tetap terakhir berkisar 26-29 hari, maka 26-
terpasang minimal 8 jam dan maksimal 18=8 dan 29-11=18. Artinya,
48 jam sesudah melakukan hubungan
hubungan seksual tidak boleh
seksual.
Spermisida. Sediaan untuk dilakukan pada hari ke-8 sampai hari
menghentikan atau membunuh sperma ke-18 setelah menstruasi.
disebut spermisida (dalam bentuk busa, Metode temperature. Pada metode
krim, gel, dan supposisitoria, yang temperature, dilakukan pengukuran
dimasukkan ke dalam vagina sebelum suhu basal (suhu ketika bangun tidur
melakukan hubungan seksual).Selain sebelum beranjak dari tempat tidur).
mengandung spermisida, bahan tersebut Suhu basal akan menurun sebelum
juga sebagai penghalang fisik sebagai ovulasi dan agak meningkat (kurang
sperma. dari 1o C) setelah ovulasi. Sebaiknya,
c) Penarikan penis sebelum terjadinya hubungan seksual tidak dilakukan
ejakulasi
sejak menstruasi hari pertama sampai
Penarikan penis sebelum
terjadinya ejakulasi dinamakan coitus suhu basalnya meningkat.
interruptus.Pada metode ini, pria Metode lendir. Masa subur wanita
mengeluarkan/menarik penisnya dari bisa diketahui dengan cara mengamati
vagina sebelum terjadinya ejakulasi jumlah lendir servikal. Lendir ini
(pelepasan sperma ketika mengalami biasa dikeluarkan dalam jumlah yang
orgasme).Metode tersebut kurang bisa lebih banyak dan lebih encer sesaat
diandalkan.Sebab, sperma dapat keluar sebelum ovulasi.Hubungan seksual
sebelum orgasme, memerlukan tidak boleh dilakukan saat terjadi
pengendalian diri yang tinggi, serta peningkatan jumlah lendir servikal
membutuhkan penentuan waktu yang sampai 4 hari sesudahnya.
tepat.
Metode simptotermal. Metode
d) Metode ritmik
Pada metode ritmik, pasangan simptotermal terdiri dari pengamatan
suami istri tidak melakukan hubungan perubahan lendir servikal dan suhu
seksual selama masa subur basal tubuh, serta gejala lainnya yang
wanita.Ovulasi (pelepasan sel telur dari berhubungan dengan ovulasi.Misalnya,
ovarium) terjadi 14 hari sebelum rasa nyeri kram ringan pada bagian
menstruasi.Sel telur yang telah dilepaskan bawah.Metode ini merupakan metode
hanya bertahan hidup selama 24 yang paling dapat diandalkan.
jam.Tetapi, sperma bisa bertahan selama e) Kontrasepsi implan
3-4 hari setelah melakukan hubungan Kontrasepsi implan adalah kapsul
seksual.Oleh karena itu, pembuahan dapat plastik yang mengandung progestin,
184 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
yang bekerja dengan cara mencegah panjang, amenorrhea pada 12 bulan
ovulasi dan menghalangi masuknya penggunaan.
sperma melalui lendir serviks yang b) Jenis kontrasepsi suntik
kental. Pada kontrasepsi ini, enam Tersedia 2 jenis kontrasepsi
kapsul dimasukkan ke bawah kulit suntikan yang mengandung progestin,
lengan atas. yaitu :
f) Kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progestin Asetat
Medroksiprogesteron (sejenis (DMPA), mengandung 150 mg DMPA,
progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulan yang diberikan setiap 3 bulan dengan
ke dalam otot pantat atau lengan cara disuntikkan intramuskuler (di
atas.Suntikan ini sangat efektif, tetapi daerah bokong atau lengan atas)
bisa mengganggu siklus menstruasi. Depo Noretisteron Enatat (Depo
Diperkirakan bahwa sepertiga pemakai Noristerat), yang mengandung 200 mg
KB suntik tidak mengalami menstruasi Noretdron Enatat, diberikan setiap 2
pada 3 bulan setelah suntikan pertama, bulan dengan cara di suntik
sedangkan sepertiga lainnya intramuskuler (di daerah bokong atau
mengalami perdarahan tidak teratur lengan atas). (sulistyawati, 2011)
dan spooting (bercak pendarahan) c) Cara kerja kontrasepsi suntik
selama lebih dari 11 hari setiap bulan. 1. Mencegah ovulasi
g) IUD (intra uterine device) 2. Mengentalkan lendir serviks
Ada dua macam IUD.Pertama, sehingga menurunkan kemampuan
melepaskan progesterone (harus penetrasi sperma
diganti setiap tahun).Kedua, 3. Menjadikan selaput lendir rahim
melepaskan tembaga (efektif selama tipis dan strofi
10 tahun).IUD dipasang saat 4. Menghambat transportasi gamet
menstruasi, jika kemungkinan terjadi oleh tuba falopi.
infeksi serviks, hendaknya masa masa 5. (sulistyawati, 2011)
pemasangan IUD ditunda sampai d) Efektifitas
infeksi mereda. Cara kerja IUD adalah Kedua jenis kontrasepsi suntik
dengan menyebabkan reaksi tersebut memiliki efektifitas yang
peradangan di dalam rahim yang akan tinggi, dengan 30% kehamilan per 100
menarik datangnya sel-sel darah putih. perempuan per tahun, asal
Zat yang dihasilkan oleh sel darah penyuntikannya dilakukan teratur
putih ini merupakan racun bagi sperma, sesuai jadwal yang ditentukan
sehingga tidak terjadi pembuahan sel (sulistyawati, 2011).
telur. Melepaskan IUD akan e) Yang dapat menggunakan kontrasepsi
menyebabkan terhentinya proses suntik
peradangan (Manan, 2011). 1) Usia reproduktif
2) Telah memiliki anak
5) Kontrasepsi suntik 3 bulan 3) Menghendaki kontrasepsi jangka
a) Definisi kontrasepsi suntik panjang dan yang memiliki
Kontrasepsi suntik adalah salah satu efektifitas tinggi
kontrasepsi hormonal yang dibuat 4) Menyusui dan membutuhkan
untuk membatasi fungsi ovarium kontrasepsi yang sesuai
sehingga mencegah proses ovulasi, 5) Setelah melahirkan dan tidak
tidak terjadi kehamilan dan tidak ada menyusui
siklus menstruasi. Seperti yang 6) Setelah abortus atau keguguran
7) Telah memiliki banyak anak, tetapi
dipaparkan oleh Kusmiran (2012) belum menghendaki tubektomi
kontrasepsi suntik berisi progestin 8) Perokok
yang membatasi pola perdarahan, 9) Tekanan darah < 180/110 mmHg
berhubungan dengan tidak teraturnya dengan masalah gangguan
menstruasi, episode peradarahan yang pembekuan darah atau dengan
anemia bulan sabit
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 185
10) Tidak dapat menggunakan pemberiannya tidak perlu menunggu
kontrasepsi yang mengandung haid berikutnya datang. Apabila
esterogen disuntik setelah hari ke-7 haid, maka
11) Sering lupa menggunakan pil selama tujuh hari setelah disuntik tidak
kontrasepsi boleh melakukan hubungan seksual
12) Anemia defisiensi besi 7) Ingin mengganti AKDR denga
13) Mendekati usia menopause yang kontrasepsi hormonal. Suntikan
tidak mau atau tidak boleh pertama dapat diberikan pada hari
menggunakan pil kontrasepsi pertama sampai hari ke-7 siklus haid,
kombinasi. atau dapat diberikan setiap saat setelah
f) Yang tidak boleh menggunakan hari ke-7 siklus haid, dengan syarat
kontrasepsi suntik yakin tidak hamil.
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko 8) Tidak haid atau dengan perdarahan
cacat pada 7 janin per 100.000 tidak teratur. Suntikan pertama dapat
kelahiran) diberikan setiap saat, dengan syarat
2) Memiliki riwayat perdarahan tidak hamil, dan selam tujuh hari
pervaginam yang belum jelas setelah suntikan tidak boleh
penyebabnya melakukan hubungan seksual.
3) Tidak dapat menerima terjadinya h) Informasi lain yang perlu disampaikan
gangguan haid, terutama amenore Pemberian kontrasepsi suntik sering
4) Menderita kanker peyudara atau menimbulkan gangguan haid
riwayat kanker payudara (amenore). Gangguan haid ini
5) Menderita diabetes melitus disertai biasanya bersifat sementara dan sedikit
komplikasi. sekali mengganggu kesehatan
Dapat terjadi efek samping seperti
g) Kapan kontrasepsi suntik diberikan
1) Setiap saat selama siklus haid peningkatan berat badan, sakit kepala,
2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 dan nyeri payudara. Efek-efek
siklus haid samping ini jarang, tidak berbahaya,
3) Pada perempuan yang tidak haid, dan cepat hilang
injeksi pertama dapat diberikan setiap Karena dapat berakibat terlambat
saat, dengan syarat tidak hamil. kesuburan, penjelasan perlu diberikan
Selama tujuh hari suntikan tidak boleh pada perempuan usia muda yang ingin
melakukan hubungan seksual menunda kehamilan atau bagi
4) Perempuan yang menggunakan perempuan yang merencanakan
kontrasepsi hormonal lain dan ingin kehamilan berikutnya dalam waktu
mengganti dengan kontrasepsi suntik.
dekat
Apabila telah menggunakan
kontrasepsi hormonal sebelumnya Setelah suntikan dihentikan, haid
secara benar dan tidak hamil, suntikan tidak segera datang. Haid baru datang
pertama dapat diberikan tanpa perlu kembali pada umunya setelah enam
menunggu sampai haid berikutnya bulan. Selama tidak haid tersebut
datang dapat saja terjadi kehamilan. Apabila
5) Apabila sedang menggunakan satun setelah 3-6 bulan tidak haid, klien
jenis kontrasepsi suntik dan ingin harus kembali ke dokter atau tempat
menggantinya dengan jenis pelayanan kesehatan untuk mencari
kontrasepsi suntik jenis lain, penyebabnya.
kontrasepsi suntik yang akan diberikan i) Peringatan bagi pemakai kontrasepsi
dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntik
suntikan yang sebelumnya 1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan
6) Perempuan yang menggunakan adanya kemungkinan kehamilan.
kontrasepsi nonhormonal dan ingin 2) Nyeri abdomen bawah yang berat
menggantinya dengan jenis kemungkinan gejala kehamilan
kontrasepsi hormonal. Suntikan ektopik terganggu
pertama kontrasepsi hormonal yang 3) Timbul abses atau perdarahan ditempat
akan diberikan dpat segera diberikan, injeksi
dengan syarat tidak hamil dan
186 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
4) Sakit kepala, migran, sakit kepala menyebabkan peningkatan kadar
berulang yang berat, atau kaburnya lemak.
penglihatan Menoragia (perdarahan lebih
5) Perdarahan berat dua kali lebih banyak/lebih sedikit). Gangguan ini
panjang dari masa haid atau 2 kali ditanggulangi dengan pemberian tablet
lebih banyak dalam satu periode
sulfas ferogus, 3x1 tablet (5-7 hari)
6) Apabila terjadi hal-hal yang
disebutkan, hubungi segera tenaga sampai keadaan membaik.
kesehatan atau klinik. Rambut rontok. Gejala ini bisa
(sulistyawati, 2011) didapatkan sesudah pemakaian/setelah
j) Efek samping dan penatalaksanaannya pemakaian. Penanggulangan diberikan
Amenore. Penyebabnya amenorea penjelasan bahwa hal itu merupakan
karena kontrasepsi progestin efek samping dari kontrasepsi suntik
menimbulkan perubahan histologi dan gejala itu akan hilang dan kembali
pada endometrium sampai pada atrofi normal tanpa pengobatan setelah
endometrium.Penanganannya tidak penghentian suntikan.
perlu dilakukan tindakan apapun k) Keuntungan kontrasepsi suntik
cukup konseling pada bidan. Ada beberapa keuntungan memakai
Perdarahan . Gangguan ini sering KB suntik adalah sebagai berikut :
terjadi ditanggulangi dngan pemberian 1. Cocok untuk mencegah kehamilan
preparat/progesteron/pil kombinasi, atau menjarangkan kehamilan dalam
diberikan juga reborandia dan motivasi jangka panjang, dan kesuburan dapat
pulih kembali
untuk perbaikan gizi, bila tidak
2. Tidak terpengaruh “factor lupa” dari
berhenti juga setelah pengobatan pemakai (tidak seperti mengonsumsi
sebaiknya akseptor dianjurkan untuk pil KB)
ganti cara. 3. Tidak mengganggu hubungan suami
Berat badan yang bertambah. istri
Umunya berat badan tidak terlalu 4. Dapat dipakai segala umur pada masa
besar, bervariasi antar kurang dari 1 kg reproduktif
sampai 5 kg dalam tahun pertama, 5. Tidak mengganggu laktasi
penyebab berat badan tidak jelas. (menyusui), baik dari segi kuantitas
Tampaknya terjadi karena maupun kualitas
bertambahnya lemak tubuh dan bula 6. Dapat dipakai segera setelah masa
nifas
karena retensi tubuh.DMPA
7. Meningkatkan kenyamanan hubungan
merangsang pusat pengendali nafsu suami istri, karena rasa aman
makan di hipotalamus yang terhadap risiko kehamilan
menyebabkan akseptor makan lebih 8. Dapat dipakai segera setelah
banyakdari pada keguguran
biasanya.Penaggulangan : jumlah porsi 9. Membantu mencegah terjadinya
makan di kurangi dengan diet bila cara kehamilan di luar kandungan
tidak menolong dan badan terus 10. Membantu mencegah kanker
bertambah akseptor dianjurkan ganti endometrium (rahim)
kontrasepsi. 11. Membantu mencegah kejadian mioma
Sakit kepala. Penyebabnya karena uteri (tumor jinak rahim)
12. Diduga dapat mencegah kanker
reaksi tubuh terhadap
indung telur (ovarium)
progesterone.Penanggulangan : 13. Mengurangi kejadian anemia karena
dijelaskan bahwa keluhan tersebut kekurangan zat besi
bersifat sementara dan akan hilang 14. Mengurangi kejadian kejang pada
dalam 3 bulanan setelah penyuntikan. penderita epilepsi.
Acne dan jerawat. Jerawat yang l) Kekurangan kontrasepsi suntik
paling muncul didaerah wajah. Kekurangan KB suntik akan
Penyebabnya adalah progestin menimbulkan efek samping terhadap
terutama 19 morprogestin siklus haid (menstruasi) yang sering kali
“tidak menyenangkan”. Namun, hal itu
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 187
tidak berbahaya dan bukan tanda dan strategi penelitian yang disusun agar
kelainan/penyakit. Biasanya, perubahan dapat memperoleh jawaban mengenai
pola haid pada tahun pertama pemakaian permasalahan penelitian (Mahfoedz,
adalah sebagai berikut : 2009).Jenis penelitian yang digunakan
1. Pendarahan berupa bercak yang lama adalah studi korelasi.Studi korelasi adalah
2. Jarang terjadi pendarahan yang penelitian atau penelahaan hubungan
banyak antara dua variabel pada suatu situasi atau
3. Tidak dapat haid (yang sering kali objek (Notoatmodjo, 2010).Dalam
setelah pemakaian berulang kali) penelitian ini peneliti ingin mengetahui
4. Sering menaikkan berat badan hubungan periode penggunaan alat
5. Dapat menyebabkan (tidak pada kontrasepsi suntik 3 bulan dengan siklus
semua akseptor) sakit kepala, nyeri menstruasi di Desa Pasuruhan Lor
payudara, “moodnies”, jerawat, Kabupaten Kudus.
kurangnya libido seksual, dan rambut 2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
rontok Metode penelitian yang digunakan
6. Perlu suntikan berulang yang teratur adalah penelitian dengan pendekatan
7. Perlu follow up (kontrol/kunjungan cross sectional. Pendekatan cross
berkala) untuk evaluasi sectional yaitu metode penelitian yang
pengukurannya atau pengamatannya
METODE PENELITIAN dilakukan secara simultan pada satu
Hipotesis Penelitian saat/sekali waktu (Hidayat, 2010). Dalam
Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban penelitian ini peneliti mengumpulkan data
yang bersifat sementara terhadap penelitian di Desa Pasuruhan Lor
Kabupaten Kudus.Antara variabel
permasalahan penelitian, sampai terbukti
independen dan dependen diambil dalam
melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010). waktu yang bersamaan dan dilakukan
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan hanya sekali saja.
dalam penelitian : 3. Metode Pengumpulan Data
1. Hipotesis Kerja (hipotesis altenative) Dalam penelitian, akuratnya data
disingkat Ha penelitian yang dikumpulkan sangat
Hipotesis kerja menyatakan adanya mempengaruhi hasil penelitian.Agar data
hubungan antara variabel X dan Y, atau yang dikumpulkan tersebut akurat
adanya perbedaan antara dua kelompok (Saryono, 2010). Jenis data ada dua yaitu:
(Arikunto, 2010). a. Data primer atau data tangan pertama
Hipotesis Kerja dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
adalah : dari subjek penelitian dengan
Ha : Terdapat hubungan periode menggunakan alat pengukuran atau
penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 alat pengambilan data langsung pada
bulan dengan siklus menstruasi di Desa subjek sebagai sumber informasi
Pasuruan Lor Kabupaten Kudus. yang dicari (Saryono S. , 2010). Data
2. Hipotesis Nol (Null Hypothese) disingkat primer dalam penelitian ini diperoleh
Ho dari hasil wawancara langsung
Hipotesis nol menyatakan tdak adanya terhadap responden dengan
perbedaan antara dua variabel, atau tidaka menggunakan kuisoner sebagai alat
adanya pegaruh variabel X dan Y pengumpulan data.
(Arikunto, 2010). b. Data sekunder atau data tangan kedua
Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh lewat
adalah : penelitian dari subjek penelitiannya.
Ho : Tidak terdapat hubungan periode Keuntungan data sekunder adalah
penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 efisien tinggi, dengan kelemahan
bulan dengan siklus menstruasi di Desa kurang akurat (Saryono S. , 2010).
Pasuruan Lor Kabupaten Kudus Tahun Data sekunder dalam penelitian ini
2017. diperoleh dari Desa Pasuruhan Lor
Rancangan Konsep Penelitian Kabupaten Kudus.
1. Jenis Penelitian 4. Populasi penelitian
Rancangan atau jenis penelitian Populasi adalah wilayah
merupakan suatu rencana atau struktur generalisasi yang terdiri atas objek atau
188 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
subjek yang mempunyai kuantitas dan juga bermanfaat untuk mengarahkan
karakteristik tertentu yang telah kepada pengukuran atau pengalaman
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari terhadap variabel-variabel yang
dan kemudian ditarik kesimpulannya bersangkutan serta perkembangan
(Saryono S. , 2010). Dalam penelitian ini instrument (alat ukur) (Saryono S. , 2010).
adalah semua akseptor KB suntik 3 bulan
sebanyak 85 orang di bulan Desember HASIL DAN PEMBAHASAN
2017 di Desa Pasuruan Lor dengan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
jumlah Rt 30 Rw 12. Responden Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian Dengan Siklus Menstruasi Di Desa Pasuruhan Lor
a. Prosedur Penelitian Kabupaten Kudus Tahun 2017 (N=46)
Sampel penelitian adalah No. Identitas F Presentase Total
bagian dari jumlah karakteristik yang Responden (%) N %
dimiliki oleh populasi yang akan Umur
diteliti atau sebagai jumlah 21-34 22 47,8 46
karakteristik yang dimiliki oleh 1
populasi (Sugiono, 2010). 35-46 24 52,1 00
b. Sampel Penelitian Pendidikan
Sampel penelitian adalah SMA 18 39,1
sebagai wakil dari populasi yang Perguruan 5 10,9 46
diteliti (Arikunto, 2010). Sampel Tinggi 1
merupakan bagian populasi yang 00
akan diteliti atau sebagian jumlah Pekerjaan
karakteristik yang dimiliki oleh Bekerja 29 63,3 46
populasi (Hidayat, 2010). Sampel 1
yang akan diambil dalam penelitian Tidak 17 37,0
00
ini dalah semua akseptor KB suntik 3 Bekerja
bulan di Desa Pasuruan Lor Status
berjumlah 85 orang. Ekonomi 46
Besarnya sampel di tentukan Tinggi 20 43,5 1
dengan menggunakan rumus estimasi 00
sebagai berikut : Rendah 26 56,5
Dengan menggunakan rumus Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan
slovin (Notoatmodjo, 2010) sebagai
bahwa sebagian besar umur Ibu yang
berikut :
memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulan 35-
= 46 tahun sebesar 24 (52,1%) responden. Dan
1 + ( )²
Keterangan : yang paling sedikit adalah umur 21-34 tahun
n : Jumlah sampel sebesar 22 (47,8%) responden. Untuk
N : Jumlah populasi pendidikan sebagian besar responden
d : Tingkat signifikansi (p) berpendidikan terahir SMA sebanyak 18
Maka besarnya sampel dapat dihitung (39,1%) dan paling sedikit responden
berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi
=
1+ ( )² sebanyak (10,9%) responden. Dan pekerjaan
85 sebagian besar responden bekerja sebesar 29
=
1 + 85 (0,1)² (63,3%) dan yang tidak bekerja sebesar 17
85 85 (37,0%) responden. Sedangkan status
= = = 46
1 + 0,85 1,85 ekonomi sebagian besar responden status
Besar sampel yang ekonomi rendah sebesar 26 (56,5%) dan yang
dibutuhkan dari hasil penghitungan status ekonomi tinggi sebesar 20 (43,5%)
sejumlah 46 sampel (responden). responden.
6. Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel adalah
batasan yang digunakan untuk membatasi
ruang lingkup atau variabel-variabel yang
diamati atau teliti.Definisi operasional ini
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 189
Hasil Penelitian Karakteris Siklus Total P
tik Menstruasi Val
1) Analisa Univariat Responde ue
Teratu Tidak
a) Periode Penggunaan Alat Kontrasepsi KB n r teratur
Suntik 3 Bulan
N % N % N %
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Periode Penggunaan Umur
Alat Kontrasepsi 3 Bulan Responden di Desa 21-34 1 76, 1 44, 2 10 0,00
Pasuruahan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus 3 5 3 5 9 0 9
Tahun 2017
35-46 1 23, 1 55 1 10
Periode Frekuensi Presentase (%) 6 6 7 0
Jangka Pendek 19 41,3 Pendidikan
Jangka SMA 7 41, 1 37, 1 10 0,81
27 58,7
Panjang 2 1 9 7 0 8
Total 46 100.0 Perguruan 2 11, 3 10, 2 10
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa Tinggi 8 3 9 0
sebagian besar responden yang memakai Pekerjaan
kontrasepsi jangka pendek sebesar 19 Bekerja 1 58, 1 65, 2 10
(41,3%) dan yang memakai kontrasepsi 0 8 9 5 9 0 0,65
jangka panjang sebesar 27 (58,7%) responden. Tidak 7 41, 1 34, 1 10 2
b) Siklus Menstruasi Bekerja 2 0 5 7 0
Status
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi
Responden di Desa Pasuruahan Lor Kecamatan Jati
Ekonomi
Kabupaten Kudus Tahun 2017 Tinggi 6 35, 1 48, 2 10 0.38
3 4 3 0 0 3
Siklus Frekuensi Presentase (%) Rendah 1 64, 1 51, 2 10
Siklus 1 7 5 7 6 0
20 43,5
Teratur Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa
Siklus Tidak
26 56,5 diperoleh umur dengan nilai pvalue sebesar
Teratur
0,009, pendidikan didapatkan dengan nilai p
Total 46 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa value sebesar 0,818, dan pekerjaan dengan
sebagian besar responden siklus teratur nilai p value sebesar 0,652, sedangkan status
sebesar 20 (43,5%) dan yang siklus tidak ekonomi diperoleh dengan nilai p
teratur sebesar 26 (56,5%) responden. valuesebesar 0,383. Dengan demikian hasil
uji statistik menggunakan spearman rho
2) Analisa Bivariat diperoleh umur responden dengan nilai p
a) Hubungan Karakteristik Responden value sebesar 0.009 (< 0.05), sedangkan
Dengan Siklus Menstruasi pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Karakteristik tidak terdapat hubungan. Maka umur
Responden Dengan Siklus Menstruasi di Desa responden terdapat hubungan yang signifikan.
Pasuruhan Lor Kabupaten Kudus Tahun 2017
b) Hubungan Periode Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Siklus Menstruasi
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Periode Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Siklus
Menstruasi Responden di Desa Pasuruahan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Tahun 2017
Siklus Menstruasi Total P Value
Periode
Teratur Tidak Teratur
Penggunaan
N % N % N %
Jangka Pendek 16 84,2 3 15,8 19 100 0,000
Jangka Panjang 1 3,7 26 96,3 27 100
Jumlah 17 37,0 29 63,0 46 100

Sumber : Data Primer 2017


Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa suntik 3 bulan yang siklus menstruasi tidak
29 akseptor teratur (63,0%) 3 akseptor yang memakai
kontrasepsi suntik 3 bulan jangka pendek dan
190 | Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191
26 akseptor jangka panjang (96,3%). 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46
Sedangkan yang siklus menstruasinya teratur responden siklus menstruasi teratur yaitu
ada 17 akseptor (37,0%). 20 orang (43,5%) dan sebagian besar
Uji spearman rho yang dipilih dengan responden yang siklus menstruasinya
alasan bahwa pada penelitian ini sesuai judul tidak teratur sebanyak 26 orang (56,5%).
yaitu menggunakan uji korelasi, lalu di 3. Ada hubungan periode penggunaan alat
Devinisi Operasional Variabel terdapat skala kontrasepsi suntik 3 bulan dengan siklus
ordinal dan ordinal, dan pada penelitian ini menstruasi dengan p value sebesar 0.000
data yang digunakan adalah non parametic. (< 0.05)
Hasil uji statistik menggunakan spearman rho
DAFTAR PUSTAKA
diperoleh nilai p value sebesar 0.000 (< 0.05),
Anggraeni, M. H. (2009). Analisis Faktor
maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan
yang Berhubungan Terhadap Perubahan
yang signifikan antara Periode Penggunaan
Pola Menstruasi Pada Akseptor KB
Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan
Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas
Siklus Menstruasi di Desa Pasuruan Lor
Sokaraja I Purwokerto. Jurusan
Kabupaten Kudus Tahun 2017.
Keperawatan FKIK Universitas Jenderal
c) Faktor Yang Paling Dominan Antara
Umur Responden dan Jangka panjang Soedirman Purwokerto,
Tabel 4.6 Faktor Yang Paling Dominan Antara Umur Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Responden dan Jangka Panjang Kesehatan . Jakarta: Rinekee Cipta.
Variabel P Value Dyah, & Noviawati. (2009). Panduan
Umur Lengkap Pelayanan KB Terkini.
35-46 0.032 Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Kontrasepsi
Jangka Panjang 0,000 Hidayat. (2010). Metode Penelitian
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa Kebidanan & Teknik Analisa Data.
diperoleh umur dengan nilai pvaluesebesar Jakarta: Salemba Medika.
0,032 dan kontrasepsi jangka panjang Laila, N. N. (2011). Buku Pintar Menstruasi.
diperoleh nilai p value sebesar 0,000 Yogyakarta: Buku Biru.
Hasil uji regresi linear dengan menentukan
faktor yang paling dominan antara umur 35- Mahfoedz. (2009). Metodologi Penelitian
46 dan kontrasepsi jangka panjang. Diantara Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
umur, pendidikan, pekerjaan, dan status Fitramaya.
Ekonomi yang paling dominan adalah Manan, E. (2011). Kamus Pintar Kesehatan
kontrasepsi jangka panjang dengan diperoleh Wanita. Yogyakarta: BukuBiru.
nilai p value sebesar 0,000 (< 0.05) yang
berarti kontrasepsi jangka panjang terdapat Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian
hubungan yang signifikan. Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
SIMPULAN
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Kesimpulan Jakarta: Salemba Medika.
Berdasarkan peneliti yang dilakukan oleh
Puji. (2009). Katalog Karya Tulis Ilmiah. 1.
peneliti dengan judul Hubungan Periode
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Rianto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
dengan Siklus Mentruasi di Desa Pasuruhan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Tahun Medika.
2017, maka dapat diambil kesimpulan : Saifuddin, A. B. (2006). Buku Panduan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46 Praktis Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta:
responden Akseptor KB suntik 3 bulan YBPSP.
dengan jangka pendek (1-3 tahun) sebesar
19 (41,3%) dan yang jangka panjang ( ≥ 3 Saryono. (2010).
tahun) sebesar 27 (58,7%) responden.
Diah Andriani Kusumastuti, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 177-191 | 191
Saryono, S. (2010). Metodologi Penelitian susilowati, e., & prasetyo, e. (2015). faktor
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. faktor yang berhubungan dengan siklus
menstruasi peserta KB aktif. jurnal ilmu
Sugiono. (2010). Metodologi Penelitian
keperawatan dan kebidanan, 81-96.
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV.Alfa Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian
Beta. Kesehatan. Yogyakarta: CV.ANDI
OFSET.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: CV. Alfabeta. Zarchi, M. K., Zeidabadinezhad, M.,
Bonyadpour, B., Ashkezar, S. K., &
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta. Abhaji, A. M. (2016). Mengevaluasi
Efektifitas Konservatif Pengobatan untuk
sulistyawati, a. (2011). Pelayanan Keluarga Menorrhagia Pada Wanita di Rumah
Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Sakit Shahid Sadogi Yard-Iran 2014-105.
Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga International Journal Biomedical Science,
Berencana. Yogyakarta: Salemba Medika. 3.

Anda mungkin juga menyukai