MAKALAH
oleh
Kelompok 5
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1A (IDK 1A)
Diajukan guna untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan 1A dengan dosen pembimbing Ns. Rismawan A.Y., M.Kep.
oleh
Kelompok 5
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ii
PRAKATA
Segala Puji dan rasa syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi Darah dan
Kekebalan Tubuh” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang Anatomi dan Fisologi pada darah dan
sistem kekebalan tubuh. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Jember, 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
5
penolakan jaringan. Sistem imun adalah system pertahanan manusia sebagai
perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan
dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yg terjadi pada
autoimunitas dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
1.2.2 Manfaat
1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan hematologi.
2. Dapat mengetahui anatomi hematologi.
3. Dapat mengetahui fisiologi hematologi.
4. Dapat mengetahui sistem imunologi
5. Dapat mengetahui fungsi sistem imun.
6
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Darah
A. Pengertian Darah dan Fisiologisnya
Darah manusia merupakan cairan dari jaringan tubuh. Darah merupakan
transport dalam tubuh untuk berbagai bahan antar sel dan sel itu sendiri. Darah
manusia berwarna merah terang ketika terikat pada oksigen. Warna merah pada
darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul
– molekul oksigen. Dan ketika oksigen dilepas maka warna eritrosit akan
berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru – biruan pada
pembuluh darah dan kulit. Dengan adanya perubahan warna darah ini bisa
dimanfaatkan untuk mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial
Fungsi utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel
– sel di seluruh tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai darah sebagai
penyuplai nutrisi ke tubuh, mengangkut zat – zat sisa metabolisme dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
B. Komposisi Darah
Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Korpuskula : 45%
Didalam korpuskula terdapat :
Eritrosit ( sel darah merah ) yang memiliki kandungan 90%
4,5 – 6,3 juta/ml ( pria dewasa)
4,2 – 5,5 juta/ml (wanita dewasa)
Fungsi : mengandung hemoglobin untuk mengangkut oksigen
dalam darah seluruh tubuh.
Trombosit ( keping – keping darah) yang memiliki kandungan 0,6
– 1,0 %
Berada dalam sirkulasi 9 – 12 hari
7
Berjumlah 350.000/µl, tempatnya di 1/3 limpa.
Fungsi : membantu proses pembekuan darah. Trombosit penting
dalam homeostatis, penghentian darah dari pembuluh darah yang
cidera. Jika darah mengalami gangguan, segala metabolisme tubuh
akan terganggu.
Leukosit ( sel darah putih ) yang memiliki kandungan 0,25 %
Dibagi menjadi :
a. Granulosit ( Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil)
b. Agranulosit ( Monosit dan Limfosit)
Fungsi: menjaga kekebalan tubuh, membunuh bakteri atau virus
yang mesuk ke dalam tubuh.
2. Plasma darah : 55%
Plasma darah merupakan larutan air yang mengandung:
Albumin
Globulin
Fibrinogen
Hormon peptida ( PRL, TSH, FSH, LH)
C. Hemostasis
Hemostasis terdiri dari 3 fase :
a. Fase Vaskular
b. Fase Platelet
c. Fase Pembekuan
2.2 Imun
A. Komponen Sistem Imun
8
1. kelenjar timus
2. kelenjar limfe
3. limfa
4. tonsil
5. berbagai jenis sel serta jaringan diluar organ limfoid, seperti :
a. peyer,s patches yang terdapat pada dinding usus
b. jaringan limfoid yang membatasi saluran nafas dan saluran urogenital
c. jaringan limfoid dalam sumsum tulang dan dalam darah
9
opsonisasi terlebih dahulu. Ini berarti bahwa bakteri terlebih dahulu dilapisi oleh
immunoglobulin atau komplemen (C3b), supaya lebih mudah ditangkap oleh
fagosit. Selanjutnya partikel bakteri masuk kedalam sel dengan cara endositosis
dan oleh proses pembentukan fagosum, ia terperangkap dalam kantong fagosum,
seolah-olah ditelan dan kemudian dihancurkan baik dengan proses oksidasi-
reduksi maupun oleh derajat keasaman yang ada dalam fagosit atau penghancuran
oleh lisozim dan gangguan metabolisme bakteri (Bellanti, 1985; Subowo, 1993
dalam Suardana, 2017).
Merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat dari
rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar sebelumnya.
Respons imun spesifik dimulai dengan adanya aktifitas makrofag atau antigen
precenting cell (APC) yang memproses antigen sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan interaksi dengan sel-sel imun. Dengan rangsangan antigen yang
telah diproses tadi, sel-sel system imun berploriferasi dan berdiferensiasi sehingga
menjadi sel yang memiliki kompetensi imunologik dan mampu bereaksi dengan
antigen (Bellanti, 1985; Roitt,1993; Kresno, 1991 dalam Suardana, 2017).
10
respons imun primer tersebut sempat mengakibatkan terbentuknya klon atau
kelompok sel yang disebut dengan memory cells yang dapat mengenali antigen
bersangkutan. Apabila dikemudian hari antigen yang sama masuk kedalam tubuh,
maka klon tersebut akan berproliferasi dan menimbulkan respons sekunder
spesifik yang berlangsung lebih cepat dan lebih intensif dibandingkan dengan
respons imun primer.
11
Sistem Imum
12
BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14