Latar Belakang
Latar Belakang
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Perenialisme, Esensialisme, Rekonstruksionisme ?
2. Bagaimana implikasi aliran essensialisme, Rekonstruksionisme dalam
dunia pendidikan ?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari aliran Esensialisme ?
PEMBAHASAN
D. Implikasi Aliran Essentialisme Terhadap Pendidikan
1. Pandangan ontologi essensialisme
Sifat khas dari ontologi esensialisme adalah suatu konsepsinbahwa dunia ini di
kuasai oleh tatanan yang cela, yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela
pula. Ini berarti bahwa bagaimanpun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusia
haruslah disesuaikan dengan tatanan tersebut. Secara filosofis esensialisme
dilandasi oleh prisip-prinsip klasik dari filsafat realisme dan idialisme moderen.
Ontologinya dapat disebut realisme objektif, yang berpendapat bahwa kenyataan
adalah sebuah pokok (subtansi) mater atau idialisme objektif yang berpandangan
bahwa kenyataan itu pada pokoknya bersifat rohaniah.
2. Pandangan epistemologi essensialisme
Epistemologi essensialisme pada tingkat tertinggi merupakan teori persesuaian
pengetahuan, yang meyakini bahwa kebenaran tampil mewakili atau sesuia dengan
fakta objektif. Realisme memperhatikan pandangan tiga aliran psikologi yaitu
assosianesmi, behavorisme, dan koneksionisme. Lazimnya metosde yang
digunakan dalam aliran psikologi ini adalah menerapkan metode ilmu alam.
3. Pandangan mengenai Pendidikan
Essensialisme timbul karena adanya pandangan kaum progesif mengenai
pendidikan yang fleksibel. Oleh karena adanya saingan dari progresibvisme, maka
pada sekitar tahun 1930 muncul organisasi. Dengan munculnya komite ini
pandangan-pandangan essensilaisme menurut tafsiran abad XX mulai
diketengahkan dalam dunia pendidikan.
.
4. Pandangan mengenai belajar
Essensialisme yang didukung oleh pandangan idealisme berpendapat bahwa bila
seseorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami akunya sendiri, terus
bergerak keluar untuk memahami dunia objektif. Akal budi manusia membentuk,
mengatur, mengelompokkannya dalam ruang dan waktu. Dengan prinsip itu dapat
dikatakan bahwa belajar pada seseorang sebenarnya adalah mengembangkan jiwa
pada dirinya sendiri sebagai substansi spritual. Jiwa membina dan menciptakan
dirinya sendiri. Jadi belajar adalah menerima dan mengenal dengan sungguh-
sungguh nilai-nilai sosial oleh angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan
dikurangi serta diteruskan kepada angkatan berikutnya (Barnadib:1996:56). Belajar
adalah cerminan dari jiwa yang aktif.
Peremialisme memandang bahwa realitas itu bersifat universal dan ada dimana
saja, juga sama disetiap waktu. Inilah jaminan yang dapat dipenuhi dengan jalan
mengerti wujud harmoni bentuk-bentuk realita, meskipun tersembunyi dalam satu
wujut materi atau pristiwa-pristiwa yang berubah, atau pun didalam ide-de yang
bereang.
Pendidikan
Bagi perenialist bahwa nilai-nilai kebenaran bersifat universal dan abadi, inilah
yang harus menjadi tujuan pendidikan yang sejati. Sebab itu, tujuan
pendidikannya adalah membantu peserta didik menyingkapkan dan
menginternalisasikan nila-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan
dan kebaikan dalam hidup.
Sekolah
Kurikulum
Kurikulum pada aliran ini berpusat pada mata pelajaran, dan cenderung
menitikberatkan pada: sastra, matematika, bahasa, dan humaniora, termasuk
sejarah. Kurikulum adalah pendidikan liberal.
Metode
Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh perenialist
adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendikusikan karya-karya besar
yang tertuang dalam the great books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.
Peran guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan
guru juga sebagai “mirid” yang mengalami proses belajar serta mengajar. Guru
mengembangkan potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan moral
authority (otoritas moral) atas murid-muridnya karena ia seorang propesional
yang qualifietdan superior dibandingkan muridnya. Guru harus mempunyai
aktualitas yang lebih, danperfect knowladge.